KEBIJAKAN
SERTIFIKASI PRODUKSI PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGG A
Aris Wijayanto, SKM, MKM Dinas Kesehatan Kab. Banyuasin
INDUSTRI RUMAH TANGGA PANGAN
Adalah perusahaan pangan yang memiliki tempat usaha di tempat tinggal dengan peralatan pengolahan pangan manual hingga semi otomatis
Masalah Utama Pengembangan IRTP
• Kualitas produk yang belum beragam
• Belum diterapkannya CPPB-IRT khususnya sanitasi dan higiene dengan baik
• Terbatasnya sumber pendanaan (modal usaha) serta cara mendapatkannya
• Pemasaran yang masih sulit
Beberapa Kebijakan
• Mengembangkan program keamanan pangan
• Peningkatan kemampuan SDM IRTP khususnya mengenai keamanan pangan
• Mengembangkan sistem jaminan mutu pangan di IRTP
Latar Belakang SPP-IRT
• Meningkatkan kualitas IRTP
• Telah menyumbang ekspor bagi IKM
• Meletakkan IRTP dalam posisi strategis dan sehat
• Menciptakan iklim usaha yang optimal untuk IRTP
KEWENANGAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
• Menerbitkan sertifikasi produk pangan IRT
• Melakukan penyuluhan dan pembinaan IRTP secara berkala
• Melakukan pemeriksaan sarana produksi dan distribusi IRTP ( Balai POM dapat melakukan pengawasan sarana produksi dan distribusi IRTP di wilayah kewenangannya kapan saja secara acak)
Wewenang Kabupaten/Kota
• Melakukan pengamanan produk IRTP di sarana setempat
• Melakukan pelaporan kejadian pelanggaran ke Balai POM setempat
• Verifikasi oleh Balai POM
• Tindak lanjut setelah mendapat verifikasi dari Balai POM oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
3 Pedoman dasar pemberdayaan dan pengembangan IRTP
• Pedoman CPPB-IRT
• Pedoman pemeriksaan sarana produksi pangan IRT
• Pedoman tata cara penyelenggaraan sertifikasi produk pangan IRT
TATA CARA PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PRODUKSI PANGAN IRT
• Pengajuan Permohonan SPP-IRT
Ditujukan kepada Pemerintah Daerah c.q Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
• Pemohon diwajibkan mengikuti Penyuluhan Keamanan Pangan
Permohonan tidak dapat dipenuhi apabila pangan yang diproduksi berupa :
- Susu dan hasil olahannya
- Daging, ikan, unggas dan hasil olahannya yang memerlukan proses atau penyimpanan beku
- Pangan kaleng berasam rendah (pH>4,5) - Pangan bayi
- Minuman beralkohol
- AMDK (Air Minum Dalam Kemasan) - Pangan lain yang wajib memenuhi persyaratan SNI
- Pangan lain yang ditetapkan oleh Badan POM
PENYELENGGARAAN & PELAKSANAAN PENYULUHAN KEAMANAN PANGAN
• Penyelenggaran penyuluhan adalah Pemerintah Kabupaten c.q Dinas Kesehatan
• Tenaga penyuluh keamanan pangan
- Petugas yang telah memiliki sertifikat penyuluh pangan yang dikeluarkan oleh Balai POM
- Sertifikat tersebut diperoleh melalui pelatihan penyuluh pangan yang dikeluarkan oleh Balai POM
Peserta Penyuluhan Keamanan Pangan
• Pemilik atau Penanggungjawab PP-IRT
• Peserta yang lulus diberikan sertifikat penyuluhan keamanan pangan
• Setelah menerima sertifikat penyuluhan petugas Dinkes melakukan ke sarana produksi PP-IRT
• Petugas adalah yang telah bersertifikat sebagai
inspektur pangan yang dikeluarkan oleh Balai POM
Pemeriksaan Sarana Produksi
• Harus mengikuti SK Kepala Badan POM R.I. No.
HK.00.05.5.1641 tanggal 30 April 2003 tentang Pedoman Pemeriksaan Sarana Produksi PP-IRT
• Syarat utama mendapatkan SPP-IRT adalah lulus dengan nilai minimal cukup
SERTIFIKAT PENYULUHAN
1. Sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan
- Diberikan kepada peserta yang telah lulus mengikuti Penyuluhan Keamanan Pangan
- Semua PP-IRT harus mempunyai minimal 1 (satu) orang tenaga yang memiliki sertifikat penyuluhan keamanan pangan
2. Sertifikat Produksi Pangan – IRT
- Diberikan kepada PP-IRT yang mempunyai tenaga yang lulus Penyuluhan Keamanan Pangan dan telah diperiksa sarana
produksinya dengan hasil minimal cukup - Sertifikat diterbitkan untuk 1 (satu) jenis produk
PEMBERIAN SERTIFIKAT
1. Sertifikat Penyuluhan Kemanan Pangan IRT - Telah mengikuti PKP dengan baik
- Hasil evaluasi menunjukkan hasil minimal cukup
2. Sertifgikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT)
- Ada tenaga yang telah mempunyai sertifikat PKP
- Hasil pemeriksaan dengan minimal nilai cukup
PENCABUTAN & PEMBATALAN SPP-IRT
• Pemilik/Penanggungjawab melakukan pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku di bidang pangan
• Pemilik perusahaan tidak sesuai dengan nama yang tertera pada SPP-IRT
• Produk pangan terbukti merugikan atau membahayakan kesehatan atau jiwa
TATA CARA PENGAJUAN SPP-IRT
1. Mengajukan surat permohonan diajukan kepada Pemda c.q Kepala Dinas Kesehatan
2. Pas foto ukuran 4x6 sebanyak 3 lembar 3. Contoh label
4. Print out NIB ( Nomor Induk Berusaha) aplikasi OSS ( Online Single Submission) DPM PTSP Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
MASA BERLAKU SPP - IRT
• Masa berlaku SPP-IRT paling lama 5 Tahun terhitung sejak diterbitkan dan dapat diperpanjang melalui permohonan SPP-IRT.
• Permohonan perpanjang SPP-IRT paling lambat 6 bulan sebelum masa berlaku SPP-IRT berakhir.
• Apabila masa berlaku SPP-IRT telah berakhir maka pangan produksi IRTP dilarang untuk diedarkan.