• Tidak ada hasil yang ditemukan

kebijakan pemerintah dalam pengelolaan dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "kebijakan pemerintah dalam pengelolaan dan"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Berupa pelaksanaan kegiatan kebijakan publik di bidang pengelolaan dan konservasi hutan lindung di Kec. Saya sangat mendukung implementasi kebijakan pemerintah dalam pengelolaan dan konservasi hutan lindung di kabupaten tersebut.

Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pengawasan

Pemantauan adalah proses menetapkan ukuran kinerja dan mengambil tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan. Pengawasan merupakan suatu proses untuk menjamin agar seluruh kegiatan dilaksanakan sesuai dengan apa yang direncanakan.

Konsep Dampak Kebijakan

Tujuan dari penilaian dampak kebijakan adalah untuk mengukur dampak suatu kebijakan, baik dampak positif maupun dampak negatif (Subarsono, 2008:121). Menurut beberapa ahli (Dye, 1981; Anderson, 1984), ada beberapa dampak kebijakan yang perlu diperhatikan dalam evaluasi kebijakan, yaitu: 1) Dampak kebijakan terhadap situasi atau kelompok sasaran.

Konsep Kehutanan

Pengertian hutan dalam Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 juncto Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Negara Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan dalam Undang-undang tersebut disebutkan bahwa suatu kesatuan ekosistem berupa suatu lahan yang luas dengan sumber daya alam hayati yang didominasi oleh pepohonan dalam lingkungan alamnya, yang satu dengan yang lain dapat dipisahkan. Sedangkan kehutanan merupakan suatu sistem pengelolaan yang berkaitan dengan hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan yang dikelola secara terpadu. Tujuan pengelolaan hutan yang ada adalah untuk mencapai manfaat sebesar-besarnya, namun juga serbaguna dan lestari untuk kemakmuran rakyat.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk melestarikan sumber daya hutan dalam mempertahankan fungsi dasar hutan, antara lain: hutan konservasi, hutan lindung; dan hutan produksi. Pengelolaan hutan secara terpadu dan lestari masih menjadi obsesi yang sulit diwujudkan, hal ini disebabkan rendahnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam melakukan konservasi serta kurang optimalnya penanganan permasalahan sumber daya hutan oleh pemerintah sehingga mengakibatkan tidak adanya pengelolaan hutan yang baik. Ke depan, pemerintah harus mensosialisasikan kelemahan-kelemahan pengelolaan hutan untuk menciptakan hutan yang lestari dan lestari.

Konsep Pelestarian Hutan

Hutan yang dipertahankan terdiri dari hutan lindung, hutan cagar alam, hutan wisata, hutan konservasi, hutan produksi terbatas, dan hutan produksi. Hutan lindung adalah hutan yang wajib dikembangkan dan dipelihara dengan tutupan tanaman tetap untuk keperluan hidrologi, yaitu mengatur pengelolaan air, mencegah banjir dan erosi, menjaga kestabilan dan kesuburan tanah baik di kawasan hutan yang bersangkutan maupun di kawasan yang disentuhnya. . Hutan cagar alam adalah hutan yang harus dipelihara dan dikembangkan oleh keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, jenis ekosistem, fenomena alam dan keunikannya untuk kepentingan mikroba dan pengetahuan, pariwisata dan lingkungan hidup.

Hutan konservasi adalah hutan yang terpelihara karena adanya keanekaragaman jenis plasma nutfah dan tempat hidup dan hidup satwa tertentu. Hutan produksi terbatas adalah kawasan hutan dimana dapat dihasilkan kayu hutan yang hanya dapat dimanfaatkan secara terbatas melalui penebangan selektif. Hutan produksi adalah kawasan hutan yang diperuntukkan bagi keperluan perluasan, pembangunan wilayah, misalnya transmigrasi pertanian dan perkebunan, kawasan industri dan pemukiman, dan sebagainya.

Air hujan yang tidak meresap ke dalam tanah akan mengalir ke permukaan tanah. Aliran air ini pun mempunyai energi tertentu. Semakin besar dan besar kemiringan tempat air mengalir, maka semakin besar pula energinya, yaitu energi yang ada pada aliran permukaan tersebut. Jika ada hutan maka tetesan air hujan akan jatuh pada tajuk tanaman yang ada di dalam hutan, apalagi jika tajuk tersebut berlapis maka sebagian air hujan akan menguap kembali ke udara dan sebagian lagi jatuh ke tanah melalui pucuk-pucuk tanaman. dari atas ke bawah tajuk tanaman, akibatnya energi kinetik air hujan tersebut dihamburkan atau dikurangi kekuatannya oleh tajuk tanaman yang bertingkat-tingkat, hingga akhirnya air hujan yang jatuh ke tanah dari tajuk bawah hanya mempunyai energi yang kecil sehingga berdampak Kekuatan air Curah hujan di permukaan bumi tidak besar, sehingga erosi yang terjadi hanya kecil.

Konsep Pemberdayaan Masyarakat

Maka dapat kita simpulkan bahwa pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan kekuatan atau kekuasaan masyarakat dengan cara memberikan dorongan, kesempatan, peluang dan perlindungan tanpa mengatur dan mengendalikan kegiatan masyarakat yang diberdayakan untuk mengembangkan potensinya sehingga masyarakat dapat meningkatkan kemampuannya. dan mengaktualisasikan diri atau berpartisipasi melalui berbagai kegiatan. Sedangkan pemberdayaan di bidang politik merupakan upaya penguatan masyarakat awam dalam proses pengambilan keputusan, yang terutama menyangkut kehidupan berbangsa dan bernegara, atau kehidupannya sendiri. Konsep pemberdayaan masyarakat dalam bidang sosial budaya merupakan upaya penguatan masyarakat kecil dengan cara meningkatkan, memperkuat dan menegakkan nilai-nilai, gagasan dan norma serta mendorongnya.

Untuk melaksanakan pemberdayaan masyarakat secara umum, hal ini dapat diwujudkan dengan menerapkan prinsip-prinsip dasar pendampingan masyarakat sebagai berikut. Prinsip yang paling mendasar adalah prinsip bahwa pemberdayaan masyarakat berasal dari, oleh dan untuk masyarakat. Artinya didasarkan pada pengakuan dan keyakinan terhadap nilai dan pentingnya pengetahuan tradisional masyarakat serta kemampuan masyarakat dalam menyelesaikan permasalahannya sendiri.

Saling bertukar pengalaman, salah satu prinsip dasar pendampingan pemberdayaan masyarakat, adalah pengakuan atas pengalaman masyarakat dan pengetahuan tradisional. Hal ini tidak berarti bahwa masyarakat selalu benar dan tidak boleh dibiarkan tidak berubah. Realitas obyektif membuktikan bahwa dalam banyak kasus perkembangan pengalaman sosial dan pengetahuan tradisional belum mampu mengejar perubahan yang terjadi dan sudah tidak mampu lagi. Namun sebaliknya, pengetahuan modern dan inovasi eksternal yang diperkenalkan pihak luar juga terbukti tidak menyelesaikan permasalahan mereka.

Kerangka Pikir

Ketiga pengertian peraturan perundang-undangan di atas menunjukkan bahwa hutan kecamatan merupakan suatu bentuk pengelolaan hutan yang memenuhi kepentingan dan partisipasi masyarakat luas dalam pengelolaan hutan. Untuk menjamin simbiosis yang saling menguntungkan, pengelolaan hutan desa harus dilakukan dengan setidaknya tiga prinsip, yaitu: (1) partisipasi, (2) tanggung jawab, dan (3) keadilan. Partisipasi mengacu pada prinsip bahwa keputusan yang diambil dalam pengelolaan hutan desa harus mencerminkan masyarakat dan mendapat persetujuan.

Tidak ada keputusan yang boleh diambil secara sepihak atau tidak ada keputusan yang boleh diambil tanpa partisipasi;. Akuntabilitas merupakan prinsip yang mengharuskan lembaga pengelola hutan kecamatan untuk memberikan laporan yang jujur ​​atas apa yang telah dilakukan. Hal ini harus dilaksanakan agar tidak terjadi tindakan-tindakan yang bersifat subyektifitas yang pada akhirnya merugikan masyarakat;

Keadilan mengacu pada perlunya tidak adanya diskriminasi, diferensiasi dan kecurangan dalam proses pelaksanaan pengelolaan hutan desa.

Fokus Penelitian

  • Definisi Fokus Penelitian

Dalam karya penelitian ilmiah ini, penulis menggunakan pendekatan target untuk mengukur keberhasilan pemerintah dalam mengelola dan melestarikan hutan lindung di kabupaten tersebut. Pendekatan proses sendiri bertujuan untuk melihat sejauh mana dampak yang dirasakan masyarakat terhadap kebijakan pemerintah mengenai perencanaan, pelaksanaan, pengawasan pengelolaan dan konservasi hutan lindung. Kehutanan adalah kegiatan yang meliputi pengelolaan hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan, pemanfaatan hutan, pemanfaatan kawasan hutan, rehabilitasi dan reklamasi hutan, perlindungan hutan, pelestarian alam.

Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan konservasi hutan dapat mencakup berbagai kegiatan antara lain; pertama, Kehutanan Partisipatif, yaitu kegiatan pengelolaan hutan yang direncanakan oleh para ahli kehutanan dalam upaya mendorong partisipasi masyarakat dalam pengelolaan hutan. Kedua, Hutan Desa, yaitu kegiatan pengelolaan sumber daya hutan dan kayu yang dilakukan dalam skala kecil oleh masyarakat tanpa pelatihan keterampilan kehutanan, baik di Hutan Negara maupun di darat. Ketiga, Hutan Kemasyarakatan atau Community Forestry adalah salah satu bentuk hutan desa yang kegiatan pengelolaan hutannya dilakukan secara berkelompok. Dampak yang diharapkan berkaitan dengan pengelolaan dan konservasi hutan lindung bagi masyarakat, sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur pengelolaan air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan menjaga kesuburan tanah, serta mendukung peningkatan perekonomian masyarakat.

Akibat yang tidak terduga antara lain terjadinya kebakaran hutan, konflik antara masyarakat dan pemerintah, meluasnya penggundulan hutan dan kurangnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan dan konservasi hutan lindung. Hasil dari pencapaian tujuan kebijakan tersebut adalah tercapainya tujuan pengelolaan dan pelestarian hutan lindung sehingga dapat dirasakan pertumbuhan ekonomi yang baik bagi masyarakat Kabupaten Bone.

METODE PENELITIAN

  • Tipe dan Jenis Penelitian
  • Informan
  • Jenis dan Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data
  • Keabsahan Data

Berdasarkan pernyataan masyarakat yang peneliti wawancarai, pelaksanaan kegiatan kebijakan pemerintah dalam pengelolaan dan konservasi hutan lindung di Kec. Membahas rencana terkait kegiatan kebijakan pemerintah dalam pengelolaan dan konservasi hutan lindung di kabupaten. Pemerintah Bone dan daerah harus fokus pada pemberdayaan masyarakat melalui pengelolaan hutan lindung dan kegiatan konservasi.

Dengan berhasil mencapai hasil yang diinginkan, maka keberhasilan kegiatan pengelolaan dan konservasi hutan lindung yang dilakukan pemerintah dapat diukur. Menurut saya hasil pencapaian tujuan kebijakan pemerintah dalam pengelolaan dan konservasi hutan lindung sudah cukup baik” (Hasil Wawancara SM, 09 Mei 2016). Menurut saya, hasil pencapaian tujuan kebijakan pengelolaan dan konservasi hutan lindung sangat efektif” (Hasil Wawancara AM, 15 Mei 2016).

Perlu adanya penguatan kerjasama antara negara dan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan dan konservasi hutan lindung. Diperlukan komitmen pemerintah yang kuat dalam hal pengelolaan dan konservasi hutan lindung yang efektif.

Tabel 1 :Keadaan jumlah penduduk menurut Dusun di Kec. Tonra
Tabel 1 :Keadaan jumlah penduduk menurut Dusun di Kec. Tonra

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kebijakan Pemerintah dalam Pengelolaan dan Pelestarian Hutan

Apa yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Bone dalam pelaksanaan perencanaan kegiatan kebijakan pengelolaan dan konservasi hutan lindung di desa-desa Kecamatan Bulu-Bulu. Berdasarkan hasil wawancara masyarakat menyatakan bahwa dalam kaitannya dengan pelaksanaan kegiatan pengelolaan hutan lindung dan konservasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten, masyarakat mendukung program yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten. Manfaat yang dirasakan masyarakat terkait dengan pengelolaan hutan lindung dan kegiatan kebijakan konservasi yang dilakukan pemerintah Kabupaten Bone, sehingga pemerintah memperoleh citra positif di mata semua kalangan.

Lain halnya dengan pernyataan masyarakat setempat yang memperdebatkan bentuk implementasi kebijakan pengelolaan dan konservasi hutan lindung yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Dengan adanya pengawasan terhadap kegiatan pengelolaan dan konservasi hutan lindung yang dilakukan oleh pemerintah, maka segala bentuk program kegiatan yang direncanakan akan mencapai hasil yang diinginkan secara bersama-sama. Berdasarkan pernyataan yang disampaikan masyarakat mengenai pengawasan suatu kegiatan pengelolaan dan konservasi hutan lindung, mereka tidak dilibatkan di dalamnya, mereka hanya dilibatkan untuk mengalami kegiatan tersebut.

Kami sangat merasakan dampak dari kegiatan pengelolaan hutan lindung dan kebijakan konservasi yang diterapkan pemerintah karena memberikan dampak positif bagi masyarakat di kabupaten tersebut. Dari pernyataan di atas terlihat bahwa masyarakat merasakan manfaat dari dampak kebijakan pengelolaan dan konservasi hutan lindung di desanya sehingga dapat meringankan beban mereka. Dampak dari kebijakan pengelolaan dan konservasi hutan lindung di kabupaten Tonra yang dirasakan pemerintah adalah: (1) Meningkatkan nilai kawasan.

Pemerintah tidak boleh berhenti melakukan kegiatan pengelolaan dan pelestarian hutan lindung karena memberikan dampak yang sangat positif bagi masyarakat dan pemerintah itu sendiri.

Dampak Kebijakan Pengelolaan dan Pelestarian Hutan Lindung

Gambar

Tabel 1 :Keadaan jumlah penduduk menurut Dusun di Kec. Tonra
Tabel 2: Keadaan penduduk menurut tingkat pendidikan
Tabel 3: Pencaharian penduduk menurut mata pencaharian
Tabel 4: Kelengkapan sarana dan prasarana menurut sarana dan  prasaran desa

Referensi

Dokumen terkait

Ke- dua, Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Retribusi Tempat Pendaratan Kapal, landasan filosofis penetapannya seperti yang tercantum di

Interoperabilitas berarti kemampuan sistem informasi kesehatan untuk bekerja sama dalam dan lintas batas organisasi untuk memajukan penyampaian layanan kesehatan yang efektif

Maka dari itu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bekerja sama dengan Pemerintah Kota Bekasi bekerja sama untuk pengelolaan sampah, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membeli lahan di

Kebijakan pemerintah Kabupaten Sukoharjo dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di Kabupaten Sukoharjo yakni dilakukan dengan cara menyusun dan

Kepemimpinan adalah kemampuan meyakinkan dan menggerakan orang lain agar mau bekerja sama di bawah kepemimpinannya sebagai suatu tim untuk mencapai suatu tujuan tertentu

seperti orang-orang di usia produktif. Banyak juga lansia Jepang yang masih tetap bekerja di tempat yang sama seperti sebelum pensiun. Pengkaryaan kembali pekerja lansia

Mengambil hasil pohon yang ditandai seperti ini sama artinya dengan mengganggu anak gadis orang lain yang merupakan pelanggaran hukum adat yang serius

Apabila suatu sengketa kepemilikan tanah tidak dapat diselesaikan dengan bantuan pemerintah dalam hal ini Direktorat Agraria melalui jalur mediasi, maka upaya lembaga Pengadikan Umum