• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebijakan Penanggulangan Bencana di Indonesia: Tinjauan dan Implementasi

N/A
N/A
Topikon Nurlaila

Academic year: 2025

Membagikan "Kebijakan Penanggulangan Bencana di Indonesia: Tinjauan dan Implementasi"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN BENCANA

NAMA : Chrisye Indriani Fistin Takahindangeng

NIM : 711345323009

KELAS : 2B

MATA KULIAH: TANGGAP DARURAT BENCANA

POLTEKES KEMENEKES MANADO T.A 2025/2026

(2)

A. Pendahuluan

Penanggulangan bencana tidak hanya bersifat reaktif: baru melakukan setelah terjadi bencana. Tetapi penanggulangan bencana juga bisa bersifat antisipatif, melakukan pengkajian dan tindakan pencegahan untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya bencana. Bencana menimbulkan berbagai kerusakan dan kehilangan. Hal ini akan menyebabkan angka kemiskinan di suatu wilayah yang terkena bencana akan meningkat. Hal inilah yang coba diantisipasi. Di dalam makalah ini penulis akan membahas bagaimana pemerintah Indonesia membuat kebijakan terkait penanggulangan bencana. Apakah sesuai dengan penanggulangan bencana yang seharusnya atau tidak.

B. Kebijakan Penanggulangan Bencana

Bencana alam merupakan tantangan serius yang dihadapi oleh banyak negara, termasuk Indonesia. Pemerintah telah menerapkan berbagai kebijakan untuk menanggulangi dampak bencana alam guna melindungi warga negara dan mengurangi kerugian yang ditimbulkan. Dalam Undang-Undang No. 24/2007 bencana didefinisikan sebagai “peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis“.

(3)

Secara garis besar, Undang-Undang No. 24/2007 membahas mengenai penyelenggaraan penanggulangan bencana dari landasan nilai, kelembagaan, distribusi kewenangan dan aturan hukum.

BNPB dan BPBD adalah merumuskan dan menetapkan kebijakan Kebijakan penanggulangan bencana meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi.

Penanggulangan bencana merupakan satu set doktrin untuk menyiapkan masyarakat untuk menghadapi bencana alam atau buatan-manusia. Di Indonesia, lembaga pemerintah yang secara khusus melakukan upaya penanggulangan bencana adalah BNPB dan BPBD. Fungsi penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi dengan bertindak secara cepat dan tepat serta efektif dan efisien. Berikut adalah beberapa kebijakan utama:

1. Peningkatan Kesiapsiagaan dan Mitigasi

Pemerintah melakukan berbagai langkah mitigasi untuk mengurangi risiko bencana, seperti pembangunan infrastruktur tahan bencana, penguatan sistem peringatan dini, serta pelatihan kesiapsiagaan bagi masyarakat. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berperan penting dalam mengoordinasikan strategi mitigasi di seluruh wilayah.

(4)

2. Pengembangan Sistem Peringatan Dini

Pemerintah mengembangkan sistem peringatan dini berbasis teknologi, seperti deteksi gempa dan tsunami, serta aplikasi mobile yang memberikan informasi real- time kepada masyarakat. Sistem ini bertujuan untuk memberikan peringatan dini yang dapat menyelamatkan nyawa dan mengurangi dampak bencana.

3. Respon Cepat dan Koordinasi Bantuan

Kebijakan penanggulangan bencana mencakup koordinasi bantuan darurat secara cepat dan efektif. Pemerintah bekerja sama dengan lembaga internasional, LSM, dan masyarakat setempat untuk menyediakan bantuan logistik, medis, dan evakuasi. Dana kontingensi dan mekanisme tanggap darurat juga disiapkan untuk mempercepat respons.

4. Rehabilitasi dan Rekonstruksi

Setelah bencana, pemerintah fokus pada tahap rehabilitasi dan rekonstruksi untuk memulihkan kondisi sosial, ekonomi, dan infrastruktur yang terdampak. Kebijakan ini melibatkan pembangunan kembali rumah, jalan, fasilitas umum, serta dukungan untuk pemulihan ekonomi lokal, seperti pemberian bantuan bagi usaha kecil yang terdampak.

(5)

5. Edukasi dan Peningkatan Kesadaran Masyarakat

Pemerintah menggalakkan kampanye edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap risiko bencana dan pentingnya kesiapsiagaan. Program pendidikan bencana diterapkan di sekolah-sekolah, komunitas, dan melalui media massa untuk mengajarkan tindakan yang harus diambil sebelum, saat, dan setelah bencana terjadi.

6. Pemanfaatan Teknologi dan Data untuk Manajemen Bencana

Pemanfaatan teknologi modern seperti sistem pemetaan berbasis satelit, drone untuk pemantauan daerah bencana, serta penggunaan data dan kecerdasan buatan (AI) untuk memprediksi dan merespon bencana dengan lebih efektif. Inovasi ini membantu mempercepat proses pengambilan keputusan dan meningkatkan ketepatan respons terhadap bencana.

Kebijakan pemerintah dalam menanggulangi bencana alam meliputi mitigasi, sistem peringatan dini, respons cepat, rehabilitasi, edukasi, dan pemanfaatan teknologi.

Dengan pendekatan yang komprehensif dan terkoordinasi, pemerintah berupaya meminimalkan dampak bencana alam dan meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap risiko bencana di masa depan.

Landasan Penanggulangan Bencana. Dalam menjalankan segala kegiatan serta pengambilan keputusan atas segala hal yang berkaitan dengan penanggulangan

(6)

terhadap bencana yang terjadi di wilayah Indonesia, pemerintah melakukannya dengan berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Asas Penanggulangan Bencana. Penanggulangan terhadap bencana yang terjadi, dilakukan dengan berasaskan :

1. Asas kemanusiaan, merupakan suatu asas yang termanifestasikan dalam penanggulangan bencana yang memberikan perlindungan dan penghormatan kepada hak-hak asasi manusia, harkat dan martabat setiap warga negara dan penduduk Indonesia secara proporsional.

2. Asas keadilan, maksudnya adalah bahwa setiap materi muatan ketentuan dalam penanggulangan bencana harus mencerminkan keadilan secara proporsional bagi setiap warga negara tanpa kecuali.

3. Asas kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan, maksudnya adalah bahwa materi muatan ketentuan dalam penanggulangan bencana tidak boleh berisikan hal-hal yang membedakan latar belakang agama, suku, ras, golongan, gender, status sosial, dan lain-lain.

4. Asas keseimbangan, maksudnya adalah bahwa materi muatan ketentuan dalam penanggulangan bencana mencerminkan keseimbangan kehidupan sosial dan lingkungan.

5. Asas keselarasan, maksudnya adalah bahwa materi muatan ketentuan dalam

(7)

6. Asas keserasian, maksudnya adalah bahwa materi muatan ketentuan dalam penanggulangan bencana mencerminkan keserasian lingkungan dan kehidupan sosial masyarakat. 

7. Asas ketertiban dan kepastian hukum, maksudnya adalah bahwa materi muatan ketentuan dalam penanggulangan bencana harus dapat menimbulkan ketertiban dalam masyarakat melalui jaminan adanya kepastian hukum.

8. Asas kebersamaan, maksudnya adalah bahwa penanggulangan bencana pada dasarnya menjadi tugas dan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat yang dilakukan secara gotong royong.

9. Asas kelestarian lingkungan hidup, maksudnya adalah bahwa materi muatan ketentuan dalam penanggulangan bencana mencerminkan kelestarian lingkungan untuk generasi sekarang dan untuk generasi yang akan datang demi kepentingan bangsa dan negara.

10. Asas ilmu pengetahuan dan teknologi, maksudnya adalah bahwa dalam penanggulangan bencana harus harus memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi secara optimal sehingga mempermudah dan mempercepat proses penanggulangan bencana, baik pada tahap pencegahan, pada saat terjadinya bencana, maupun pada tahap pasca bencana.

1. prinsip pemberdayaan, adalah bahwa dalam penanggulangan bencana akan mengerahkan segala kemampuan, sarana, dan prasarana yang ada

(8)

2. prinsip non diskriminatif, adalah bahwa negara dalam penanggulangan bencana tidak memberikan perlakuan yang berbeda terhadap jenis gender, suku, agama, ras, dan aliran politik apapun.

3. prinsip non proletisi, adalah bahwa dilarang menyebarkan agama atau keyakinan pada saat keadaan darurat bencana, terutama melalui pemberian bantuan dan pelayanan darurat bencana.

Tujuan Penanggulangan Bencana. Dalam Undang-Undang Nomor : 24 Tahun 2007 disebutkan bahwa penanggulangan bencana bertujuan untuk :

1. memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana

2. menyelaraskan peraturan perundang-undangan yang sudah ada.

3. menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh.

4. menghargai budaya lokal.

5. membangun partisipasi  dan kemitraan publik serta swasta.

6. mendorong semangat gotong royong, kesetiakawanan, dan kedermawanan.

7. menciptakan perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Penanggulangan Bencana Nasional; 2016.UU No.24/2007 tentang Penanggulangan Bencana

Khambali I. Manajemen Penanggulangan bencana. Edisi I. Yogyakarta: CV. ANDI OFSET; 2017.

Muhammad Nursa’ban, dkk (2013). Arahan Penanggulangan Bencana Alam Melalui Analisis Multibahaya dan Multirisiko di Kabupaten Kulonprogo Yogyakarta.

UNY: Laporan Penelitian.

Yunus R, editor. Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Bencana; 2020

Referensi

Dokumen terkait

Penanggulangan bencana adalah segala upaya kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan pencegahan, penjinakan (mitigasi), penyelamatan, rehabilitasi dan rekonstruksi,

Komunikasi merupakan aspek yang sangat berkaitan erat dengan implementasi kebijakan penanggulangan bencana, komunikasi dalam bentuk kordinasi yang dibangun BPBD membantu

Meningkatnya mitigasi dan pengendalian bencana secara terpadu 1.1 Terwujudnya penanggulangan bencana alam 1.1.1 Terpenuhinya kebutuhan logistik dan peralatan masyarakat

Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini agar dapat mengetahui dan menambah pengetahuan masyarakat mengenai strategi mitigasi banjir yang dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD

3.4 Diskusi Temuan Utama Penelitian Peran Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Ambon dalam mitigasi bencana tanah longsor memberikan dampak positif kepada masyarakat di daerah

Diperlukan regulasi jelas tentang peran dan tanggung jawab mitigasi

Mitigasi bencana adalah upaya yang dilakukan untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui bangunan fisik maupun peningkatan kesadaran