• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebijakan Penanggulangan Bencana di Indonesia

N/A
N/A
Topikon Nurlaila

Academic year: 2025

Membagikan "Kebijakan Penanggulangan Bencana di Indonesia"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN BENCANA

NAMA : Novita Sofia Sahabir

NIM : 711345323019

KELAS : 2B

MATA KULIAH: TANGGAP DARURAT BENCANA

POLTEKES KEMENEKES MANADO T.A 2025/2026

(2)

A. Pendahuluan

Indonesia yang terdiri dari gugusan kepulauan mempunyai potensibencana yang sangat tinggi dan juga sangat bervariasi dari aspek jenisbencana. Kondisi alam terseut serta adanya keanekaragamanpenduduk dan budaya di Indonesia menyebabkan timbulnya risikoterjadinya bencana alam, bencana ulah manusia dan kedaruratankompleks, meskipun disisi lain juga kaya akan sumberdaya alam.Pada umumnya risiko bencana alam meliputi bencana akibat faktorgeologi (gempabumi, tsunami dan letusan gunung api), bencana akibat hydrometeorologi (banjir, tanah longsor, kekeringan, angintopan), bencana akibat faktor biologi (wabah penyakit manusia,penyakit tanaman/ternak, hama tanaman) serta kegagalan teknologi(kecelakan industri, kecelakaan transportasi, radiasi nuklir,pencemaran bahan kimia). Bencana akibat ulah manusia terkaitdengan konflik antar manusia akibat perebutan sumberdaya yangterbatas, alasan ideologi, religius serta politik.

Sedangkan kedaruratankompleks merupakan kombinasi dari situasi bencana pada suatu daerah konflik. (Sopaheulawan, Jan. 2006)

Kompleksitas dari permasalahan bencana tersebut memerlukan suatu penataan atau perencanaan yang matang dalam penanggulangannya, sehingga dapat dilaksanakan secara terarah dan terpadu.

Penanggulangan yang dilakukan selama ini belum didasarkan padalangkah- langkah yang sistematis dan terencana, sehingga seringkaliterjadi tumpang tindih dan bahkan terdapat langkah upaya yang penting tidak tertangani.

(3)

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang PenanggulanganBencana mengamanatkan pada pasal 35 dan 36 agar setiap daerahdalam upaya penanggulangan bencana, mempunyai perencanaanpenanggulangan bencana. Secara lebih rinci disebutkan di dalamPeraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana.

B. Kebijakan Penanggulangan Bencana Kebijakan penanggulangan bencana meliputi:

1. Penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana

2. Kegiatan pencegahan bencana

3. Tanggap darurat

4. Rehabilitasi

5. Pengurangan resiko bencana dan pemaduan pengurangan resiko bencana dengan program pembangunan

6. Perlindungan masyarakat dari dampak bencana

7. Penjaminan pemenuhan hak masyarakat dan pengungsi yang terkena bencana secara adil dan sesuai dengan standar pelayanan minimum

8. Pemulihan kondisi dari dampak bencana

(4)

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun manusia, sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa, manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis (pasal 1 ayat 1 Uu No 24 2007) risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada satu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit, juwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta benda, dan gangguan kegiatan masyarakat. (pasal 1 ayat 17 Uu No 24 2007.

RENCANA NASIONAL PB 2020-2024

Kebijakan dan Strategi Pencapaian Sasaran Nasional Penanggulangan Bencana dilaksanakan dengan menerapkan Kebijakan Nasional penanggulangan bencana yang terdiri dari:

1. Penguatan dan Harmonisasi Sistem, Regulasi serta Tata Kelola PB yang efektif dan efisien, dengan strategi : a. Penguatan dan harmonisasi peraturan perundang-undangan penanggulangan bencana b. Penguatan tata kelola penanggulangan bencana yang semakin profesional, transparan, dan akuntabel 2. Peningkatan sinergi antar kementerian/lembaga dan pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana, dengan strategi: Penerapan riset inovasi dan teknologi kebencanaan melalui integrasi kolaboratif multi pihak

(5)

3. Penguatan investasi pengelolaan risiko bencana sesuai dengan proyeksi peningkatan risiko bencana, dengan strategi: a. Peningkatan Sarana Prasarana Mitigasi dan Pengurangan Risiko Bencana; b. Penguatan Sistem Kesiapsiagaan Bencana; c. Pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan bencana dengan pendekatan rekayasa sosial yang kolaboratif (collaborative social engineering); d. Peningkatan perlindungan terhadap kerentanan lingkungan di daerah rawan bencana.

4. Peningkatan kapasitas dan kapabilitas penanganan kedaruratan bencana yang cepat dan andal, dengan strategi Penguatan Sistem dan Operasionalisasi Penanganan Darurat Bencana;

5. Percepatan pemulihan daerah dan masyarakat terdampak bencana untuk membangun kehidupan yang lebih baik, dengan strategi Percepatan Penyelenggaraan Rehabilitasi dan Rekonstruksi di daerah terdampak bencana.

PENGARUSUTAMAAN DALAM RENACANA NASIONAL

PENANGGULANGAN BENCANA 2020-2024

1. Regulasi, berupa aturan hukum yang mampu menjembatani kebijakan lintas sektor dan lintas institusi.

2. Anggaran, berupa kebijakan alokasi anggaran dalam implementasi RENAS PB.

3. Substansi, berupa kesesuaian RENAS PB dengan Tupoksi lembaga terkait. •

(6)

dilaksanakan dalam perspektif pengakuan eksistensi entitas Non Pemerintah dalam upaya pencapaian sasaran RENAS PB. • Khusus untuk lembaga dunia usaha, kerangka pengarusutamaan dilaksanakan dengan pendekatan Corporate Citizenship yang menginternalisasikan kontribusi dunia usaha dengan pola business process-nya masing-masing

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana [BAKORNAS PB], 2007, Pedoman Penanggulangan Bencana Banjir, Bakornas Pb, Pelaksana Harian BAKORNAS PB, Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007, 2007, UndangUndang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, Jakarta.

Sopaheulawan, Jan. 2006. Kajian Kesiapsiagaan Masyarakat dalam Mengantisipasi Bencana Gempabumi dan Tsunami. Jakarta: LIPIUNESCO/ISDR

Kemenkes RI, 2016, ‘Sudah Siapkah Kita Menghadapi Banjir?’, Buku Penanggulangan Pusat Krisis Kesehatan, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Penanggulangan bencana adalah segala upaya kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan pencegahan, penjinakan (mitigasi), penyelamatan, rehabilitasi dan rekonstruksi,

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dideskripsikan sebelumnya oleh peneliti mengenai Implementasi Kebijakan Penanggulangan Bencana Daerah yang mengacu pada teori

Sistem Pengelolaan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tana Tidung fokus pada penerapan perbaikan khususnya pada kebijakan yang mempertimbangkan berbagai

kebijakan dibidang penanggulangan bencana pada pasca bencana. Untuk melaksanakan tugas yang dimaksud bidang rehabilitasi dan. rekonstruksi mempunyai

Temuan penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan kebijakan penanggulangan bencana banjir di DKI Jakarta oleh Tagana yaitu: (1) Tagana dalam pelaksanaan kebijakan

Adapun strategi yang diterapkan guna mengurangi resiko bencana di Kabupaen Bima yaitu dengan memperkuat aturan dan kapasitas kelembagaan, perencanaan penanggulangan bencana terpadu,

Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini agar dapat mengetahui dan menambah pengetahuan masyarakat mengenai strategi mitigasi banjir yang dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD

Dokumen ini merupakan panduan untuk penilaian risiko bencana dan pemilihan tindakan penanggulangan bencana di suatu