MANAJEMEN RUMAH SAKIT LAPANGAN
Emergency and Disaster Relieve Medicine
Susan Fitriyana, dr., MMRS
DEFINISI BENCANA
Bencana adalah peristiwa/kejadian pada suatu daerah yang mengakibatkan kerusakan ekologi, kerugian kehidupan manusia serta memburuknya kesehatan dan
pelayanan kesehatan yang bermakna sehingga memerlukan bantuan luar biasa dari pihak luar
- Departemen Kesehatan Republik Indonesia
DEFINISI BENCANA
Bencana (disaster) adalah setiap kejadian yang menyebabkan kerusakan, gangguan ekologis,
Jenis bencana meliputi banjir, tanah longsor, letusan gunung berapi, badai, tsunami, konflik sosial dan terorisme. Hilangnya
nyawa manusia atau memburuknya derajat kesehatan atau pelayanan kesehatan pada skala tertentu yang memerlukan
respon dari luar masyarakat atau wilayah yang terkena.
World Health Organization (WHO)
BANJIR
KEBAKARAN LETUSAN
GUNUNG BERAPI
KECELAKAAN TRANSPORTASI UDARA, DARAT
& LAUT
KECELAKAAN INDUSTRI
KERUSUHAN/
BENTROKAN PENDUKUNG
BENCANA DI INDONESIA
GEMPA BUMI
BENCANA ALAM BENCANA AKIBAT ULAH MANUSIA
LEDAKAN BOM
korban akibat kejadian dengan jumlah relatif banyak oleh karena sebab yang sama dan perlu mendapatkan
pertolongan kesehatan segera dengan menggunakan sarana, fasilitas dan tenaga yang lebih dari yang tersedia
sehari-hari.
B E N C A N A
KORBAN MASSAL
MANAJEMEN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN
Definisi
• Pengelolaan penggunaan sumber daya yang ada untuk menghadapi ancaman bencana dengan melakukan perencanaan, penyiapan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi di setiap tahap penanggulangan bencana yaitu pra, saat dan pasca bencana.
MANAJEMEN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN
Tahap Pra Bencana
•
Situasi tidak terjadi bencana
→pencegahan dan mitigasi
Tahap saat bencana
•
Tanggap darurat dan pemulihan darurat
Tahap pasca bencana
•
Rehabilitasi dan rekonstruksi
KEBIJAKAN PENANGANAN KRISIS KESEHATAN
• setiap korban akibat bencana mendapatkan pelayanan kesehatan sesegera mungkin secara maksimal dan manusiawi;
• prioritas selama masa tanggap darurat adalah penanganan gawat darurat medik terhadap korban luka dan identifikasi korban mati di sarana kesehatan;
• Pelayanan kesehatan yang bersifat rutin di fasilitas‐fasilitas kesehatan pada masa tanggap darurat harus tetap terlaksana secara optimal;
• Pelaksanaan penanganan krisis kesehatan dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat dan dapat dibantu oleh masyarakat nasional dan internasional, lembaga donor, maupun bantuan negara sahabat;
KEBIJAKAN PENANGANAN KRISIS KESEHATAN
• Bantuan kesehatan dari dalam maupun luar negeri mengikuti ketentuan yang berlaku yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan dan Kementerian atau lembaga terkait;
• Penyediaan informasi yang berkaitan dengan penanggulangan kesehatan pada bencana dilaksanakan oleh dinas kesehatan setempat selaku anggota BPBD;
• Monitoring dan evaluasi berkala pelaksanaan penanggulangan krisis kesehatan dilakukan dan diikuti oleh semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan penanggulangan kesehatan.
PELAYANAN KESEHATAN SAAT BENCANA
Pelayanan kesehatan korban
Pelayanan Kesehatan Pengungsi
• Pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan
• Air bersih dan sanitasi
• Pelayanan kesehatan gizi
• Pengelolaan obat bencana
• Kesehatan reproduksi
• Penanganan kesehatan jiwa
PELAYANAN KESEHATAN KORBAN
Tujuan
•
Menyelamatkan nyawa, mencegah atau mengurangi kecacatan dengan memberikan pelayanan yang terbaik bagi kepentingan korban
Tahap Pelaksanaan
•
tahap penyiagaan
•
upaya awal
•
perencanaan operasi,
•
operasi tanggap darurat dan
•
pemulihan darurat serta tahap pengakhiran misi
Pelaksana
•Pusat Pengendali Kesehatan
(Pusdalkel) dinas kesehatan setempat
PUSAT PENGENDALI
KESEHATAN (PUSDALKEL)
Ketua
Bidang
Operasi Bidang
Perencanaan
Bidang Logistik dan Perencanaan
Bidang Administrasi
Keuangan
PUSAT PENGENDALI
KESEHATAN (PUSDALKEL)
Ketua
• mengaktifkan pusat pengendalian kesehatan (pusdalkes);
• membentuk pos pengendali kesehatan di lokasi bencana;
• membuat rencana strategis dan taktis,
mengorganisasikan, melaksanakan dan mengendalikan operasi kesehatan saat tanggap darurat bencana;
• Melaksanakan komando dan pengendalian untuk
pengerahan sumber daya manusia kesehatan, peralatan dan logistik kesehatan serta berwenang memerintahkan para pejabat yang mewakili instansi/lembaga/organisasi yang terkait dalam memfasilitasi aksesibilitas
penanganan tanggap darurat bencana.
Bidang Operasi
• Penilaian cepat masalah kesehatan
• Pelayanan kesehatan pra rumah sakit dan rumah sakit
• Evakuasi medis
• Perlindungan kesehatan pengungsi
• Pemulihan sarana dan prasarana kesehatan
PUSAT PENGENDALI
KESEHATAN (PUSDALKEL)
Bidang Perencanaan
• Pengumpulan dan analisis data dan informasi yang berhubungan dengan masalah kesehatan saat tanggap darurat bencana
Bidang Logistik Perencanaandan
• Menyediakan fasilitas, jasa, dan bahan‐bahan serta perlengkapan untuk pelayanan
kesehatan saat masa tanggap darurat;
• Melaksanakan koordinasi, penerimaan,
penyimpanan, pendistribusian dan transportasi bantuan logistik dan peralatan kesehatan;
• melaksanakan penyelenggaraan dukungan, air bersih dan sanitasi umum;
Bidang Administrasi Keuangan
• Administrasi keuangan
• Menganalisa kebutuhan dana
• Mendukung keuangan yang dibutuhkan
Pos medis lapangan
• Tempat pertolongan pertama di lokasi bencana,
• dapat berupa tenda perawatan dan puskesmas.
• Pemilahan korban (triase) dilakukan di pos medis lapangan dan dikelompokkan sesuai tag (warna) tingkat kegawatdaruratan.
Pos medis depan
• fasilitas kesehatan terdekat dengan lokasi bencana,
• Dapat berupa rumah sakit atau puskesmas rawat inap.
• Korban yang membutuhkan stabilisasi segera dan pengawasan intensif dapat dirawat di pos medis depan sebelum di rujuk ke pos medis belakang.
• Apabila pos medis depan adalah rumah sakit yang memiliki fasilitas lengkap maka pos medis belakang menjadi rujukan sekunder jika jumlah korban melampaui kapasitas pos medis depan.
Pos Medis Belakang
• Upaya untuk menurunkan jumlah kematian dengan memberikan perawatan efektif
(stabilisasi) terhadap korban secepat mungkin.
POS MEDIS LAPANGAN
koordinator
triage evacuation Medical Security
and logistic
ALUR EVAKUASI KORBAN
TAHAP OPERASI TANGGAP DARURAT DAN PEMULIHAN
DARURAT
Perawatan di RS
• Jika dijumpai keterbatasan sumber daya, utamanya
keterbatasan daya tamping dan kemampuan perawatan
→ pemindahan korban ke rumah sakit dapat ditunda sementara
• Fasilitas Kesehatan Lapangan (rumah sakit lapangan)
• Lokasi perawatan di rumah sakit → tempat penerimaan rumah sakit adalah tempat di mana triase dilakukan
• Hubungan dengan perawatan di lapangan → petugas triase di RS akan memeriksa setiap korban untuk
konfirmasi triase yang telah dilakukan sebelumnya, atau untuk melakukan kategorisasi ulang status penderita
TRIASE DI RUMAH
SAKIT
Tempat Perawatan Merah Tempat khusus dengan korban status merah.Dikelolal oleh anestesi atau dokter ahli yang
berpengalaman. Tempat dilengkapi dengan peralatan memadai
Tempat Perawatan Kuning Secara terus menerus
dilakukan monitoring an pemeriksaan ulang kondisi korban dan segala usaha untuk mempertahankan kestabilannya
Jika kondisi memburuk→ pindah ke tempat merah
Tempat Korban Meninggal
Harus disiapkam suatu ruang yang dapat menampung sedikitnya sepuluh korban yang telah meninggal dunia.
Proses identifikasi jenazah dilakukan oleh Tim Disaster Victim Identification (DVI)
Tempat perawatan Hijau
Sebaiknya tidak dibawa ke rumah sakit, tapi cukup ke
puskesmas atau pos kesehatan Tempat
perawatan Hijau Sebaiknya tidak dibawa ke rumah sakit, tapi cukup ke puskesmas atau pos kesehatan
RUMAH SAKIT LAPANGAN
MERUPAKAN UNIT PELAYANAN YANG DICIPTAKAN UNTUK MEMBANTU FUNGSI PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN (RAWAT JALAN, RAWAT INAP, UGD, KAMAR OPERASI, LABORATORIUM) YANG
DILAKSANAKAN DALAM KONDISI DARURAT
1. Rumah sakit yang ada tidak dapat menampung semua korban
2. Rumah sakit yang ada tidak berfungsi secara optimal
3. Rumah sakit yang ada sulit dijangkau dari lokasi
bencana
PENDIRIAN RUMAH SAKIT LAPANGAN
Keamanan.
• Lokasi pendirian RS lapangan harus berada di wilayah yang aman dari bencana susulan,
• Jika bencana berkaitan dengan konflik maka lokasi RS
lapangan harus berada di wilayah yang netral dan mendapat jaminan keamanan dari kedua pihak yang bertikai.
Akses. • Kemudahan akses bagi petugas dan pasien, juga untuk mobilisasi logistik.
Infrastruktur.
• Apakah terdapat bangunan yang masih layak dan aman dipergunakan sebagai bagian dari RS lapangan.
• Apakah ada lahan dengan permukaan datar dan keras yang dapat digunakan untuk pendirian RS lapangan.
• Apakah tersedia prasarana seperti sumber air bersih dan listrik yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan operasional RS lapangan.
• ketersediaan bahan bakar untuk menghidupkan genset dan kebutuhan operasional lain.
Sistem komunikasi. • Apakah tersedia sistem komunikasi di lokasi pendirian RS lapangan atau apakah diperlukan sistem komunikasi yang independen bagi RS lapangan.
STRUKTUR
ORGANISASI
RS LAPANGAN
RUMAH SAKIT
LAPANGAN
HOSPITAL DISASTER
PLAN
Perencanaan rumah sakit untuk menghadapi bencana
B E N C A N A
KORBAN MASSAL
HOSPITAL DISASTER PLAN
Tiap rumah sakit harus mempunyai “Disaster Plan”
agar bila terjadi bencana dapat melakukan tindakan pertolongan secara cepat dan tepat dengan
kebutuhan.
“Disaster Plan” tersebut hendaknya disesuaikan dengan kondisi Rumah Sakit masing- masing.
HOSPITAL DISASTER PLAN
DASAR HUKUM
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945
UU Kesehatan No.23 tahun 1992
UU Praktek Kedokteran No.29 tahun 2004 tentang praktek kedokteran
UU Rumah Sakit No.44 tahun 2009 tentang rumah sakit UU Republik Indonesia No.24 tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana
DASAR HUKUM
Keputusan Menkes RI No. 448/ Menkes/ SK/ VI/ 1993 tentang pembentukan tim kesehatan penanggulangan korban bencana
di setiap rumah sakit.
Keputusan Menkes RI No.28/ Menkes/ SK/ I/ 1995 tentang petunjuk pelaksanaan umum penanggulangan medik korban
bencana.
Keputusan Menkes RI No. 205/ Menkes/ SK/ III/ 1999 tentan petunjuk pelaksanaan permintaan dan pengiriman bantuan
medik dari rumah sakit rujukan saat bencana.
Keputusan Menkes RI No.876/ Menkes/ SK/ XI/ 2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Penanganan Krisis dan
Masalah Kesehatan Lain.
Tujuan Umum
•
Tersusunnya pedoman penatalaksanaan korban
bencana yang ditujukan untuk seluruh petugas rumah sakit dalam menanggulangi korban massal akibat
bencana internal dan eksternal rumah sakit agar dapat tertangani secara cepat, tepat dan cermat.
HOSPITAL DISASTER PLAN
Tujuan Khusus
• Pengorganisasian tim penanggulangan bencana yang disertai dengan uraian tugas,fungsi dan tanggung jawab yang jelas baik di dalam maupun diluar Rumah Sakit
• Sistem aktivasi rumah sakit dalam memobilisasi tenaga
dokter, perawat dan tenaga lain serta sarana, prasarana yang diperlukan.
• Sistem komunikasi dan koordinasi intra rumah sakit maupun antar rumah sakit.
• Sistem evakuasi dan transportasi
• Penyiapan ruang cadangan dalam rumah sakit untuk penerimaan korban, tindakan dan ruang perawatan.
HOSPITAL DISASTER PLAN
Tujuan Khusus
• Penyiapan logistik yang termasuk di dalamnya sumber
cadangan logistik medik dalam hal persediaan intra rumah sakit bila tidak mencukupi.
• Sistem informasi data korban dan informasi pada keluarga.
• Tatakerja operasional
• Alternatif cara pelayanan bila terjadi gangguan/ kerusakan bangunan rumah sakit setempat akibat bencana, baik
bencana alam maupun bencana akibat ulah manusia (kebakaran gedung rumah sakit dan sebagainya).
HOSPITAL DISASTER PLAN
HOSPITAL DISASTER PLAN
a Kejelasan tempat masuk bencana ke Rumah Sakit.
b
• Sistem aktivasi Rumah Sakit dalam memobilisasi tenaga dokter, perawat dan tenaga lain serta sarana ,prasarana yang diperlukan.
c Sistem koordinasi dan pengendalian intra Rumah Sakit.
d
Penyiapan ruang cadangan dalam rumah sakit untuk penerimaan korban, tindakan dan ruang perawatan.
e. Kordinasi antar rumah sakit
HOSPITAL DISASTER PLAN
f.
• Sistem Informasi data korban dan informasi pada keluarga.
g.
• Sumber cadangan logistik medik dalam hal persediaan intra Rumah Sakit bila tidak mencukupi.
h
Alternatif cara pelayanan bila terjadi gangguan/ kerusakan bangunan Rumah Sakit setempat akibat bencana alam baik bencana alam maupun bencana ulah manusia (kebakaran gedung rumah sakit dan sebagainya).
HOSPITAL DISASTER PLAN
Bencana yang terjadi di luar rumah sakit seperti gempa bumi, banjir, kerusuhan massal, kecelakaan kereta api, letusan vulkanik dan
sebagainya yang tidak mengenai rumah sakit itu sendiri / berbeda wilayah.
Korban musibah ditangani di lokasi
kejadian dan sebagian (khususnya yang gawat darurat) dikirim ke
rumah sakit.
Berbagai kejadian
dapat terjadi di dalam rumah sakit seperti kebakaran, ancaman bom, kecelakaan
radiasi, kebocoran gas, putusnya aliran listrik dan lain-lain yang menyebabkan harus dilakukannya evakuasi pasien/ penunggu
pasien/ petugas ke RS lain atau menjauhi
lokasi kejadian
EXTERN AL DIS ASTER PLAN INTERN AL DIS ASTER PLAN
HOSPITAL DISASTER PLAN
KOMPONEN PADA PENANGANAN BENCANA
ORGANISASI Organisasi struktural Organisasi tugas
FASILITAS Sarana, prasarana (ruang, ambulans).
Logistik (alat kesehatan , alat non kesehatan, obat dll)
KOMUNIKASI Jaring komunikasi, alat komunikasi, prosedur/ cara berkomunikasi
DOKUMENTASI
/ DATA Data SDM, data fasilitas, data komunikasi, data operasional
PELAYANAN
MEDIS Pelayanan di lokasi kejadian, Transportasi/ evakuasi,
Pelayanan di RS (ALUR INFORMASI dan TEMPAT EVAKUASI)
ORGANISASI
ORGANISASI PENANGGULANGAN BENCANA DI INDONESIA
TINGKAT
ORGANISASI KOORDINASI STRUKTURAL
ORGANISASI FUNGSIONAL
PELAYANAN MEDIS ORGANISASI PELAKSANAAN TUGAS`PADA SAAT BENCANA
PUSAT
BAKORNAS PBP
Ketua : Wakil Presiden
Anggota : Menteri –menteri Kabinet
DEPARTEMEN KESEHATAN
Ketua PPMK : SekJen Wk. Ketua : Dirjen Yanmed Anggota : Dirjen PPM & 2LP
Dirjen BinKesMas Dirjen POM
Ka. Badan Litbang
TK. I
SATKORLAK PBP
Ketua : Gubernur
Waka I : Pangdam/Danrem Waka II : Kapolda/Kapolwil Lakhar : Wagub/Sekwilda Sekretaris : Kanwil Hansip DT. I Anggota : Instansi Vertikal
Dinas DT I
Komando teritorial Organisasi masyarakat
DINAS KESEHATAN PROPINSI RS KOORDINATOR RS Rujukan Wilayah (Pos Pengendali & Pos
Medis Belakang)
TK. II
SATLAK PBP
Ketua : Bupati/Walikota KDH Tk. II Waka I : Dandim
Waka II : Kapolres
Lakhar : Kanwil Hansip DT II Sekretaris : Ass. Sekretaris TK. II Anggota : Instansi Vertikal
Dinas DT II
Komando teritorial Organisasi masyarakat
DINAS KESEHATAN KOTA/KAB
Pos Medis Lapangan
Pos Medis Depan
Pos Medis Cadangan Pos Medis Belakang
ORGANISASI STRUKTURAL
PENANGANAN BENCANA DI RUMAH SAKIT
Pelaksana Penangung
Jawab
Direktur/ Wakil Direktur
Pelayanan Medis
Seluruh Bidang
Terkait
ORGANISASI TUGAS
PUSAT KOMANDO PENGENDALIAN MEDIS (PUSKODALMED)
Ketua/Koordinator
Pendataan dan Pelayanan
Informasi (Humas) Pengendali
Administrasi Keungan Pengendali
Fasilitas dan Logistik
Pengendali Komunikasi Pengendali Unit
Medis Lapangan
FASILITAS
RUANG TINDAKAN PELAYANAN AMBULANCE
RUANG RESUSITASI
FASILITAS UGD RS
LABORATORIUM
RADIOLOGI
RUANG TUNGGU RUANG TUNGGU
APOTEK
FASILITAS UGD
RUANG BRIEFING
TROLEY OBAT2 AN
KOMUNIKASI
JARING KOMUNIKASI DI UGD RS
•Komunikasi penyampaian informasi
•telp 022-XXXXXX
•radio VHF 147500 MHz
•Komunikasi koordinasi & administrasi- logistik
•telp 022-XXXXXX
•radio VHF/ HF (amatir band),
•Komunikasi pengendalian operasi
•VHF 147500 MHz
•Mobile phone/HP,
HF
VHF
SDM KOMUNIKASI RADIO
Tenaga Operator
Pada keadaan sehari-hari :
• penanggung jawab sistem komunikasi-informasi perawat/staf dari Unit Khusus UGD
Pada keadaan bencana,
• dilaksanakan oleh anggota ORARI /dokter
• dibantu petugas yang tersebut di atas.
TENAGA PENCATAT INFORMASI DARI RADIO KOMUNIKASI DAN TELEPON
Radio komunikasi
• Pencatat berita masuk adalah tenaga operator komunikasi yang bertugas
• Berita dicatat pada buku yang disediakan di ruang radio
komunikasi.
• Berita telpon
• Untuk berita yang diterima dan
dikirim lewat telepon, dicatat di buku berita yang disediakan(petugas di nurse station)
Keadaan Pada Sehari-hari
• Petugas pencatat adalah penanggung jawab Sistem Komunikasi-Informasi / dokter yang ditugaskan.
Pada keadaan
bencana
FASILITAS KOMUNIKASI INFORMASI
Radio Komunikasi Telepon ( telkom )
Telepon extension Papan data info
Papan data pasien Buku pencatatan berita radio-
komunikasi Buku pencatatan
berita telkom
masuk dan keluar
Unsur–unsur Pelaksana PUSKODALMED
INSTANSI 1.Catat identitas pelapor
(No. telp,nama,instansi/alamat) 2.Catat waktu penerimaan berita
(Tgl,hari.jam) 3.Catat isi berita
Telepon ditutup
Cek Kebenaran Berita
Teruskan kepada
atasan Dicari data
yang lain
1.Sebut identitas pengirim berita 2.Sebut sumber berita yang didapat
3.Sebut isi berita yang akan diteruskan
4.Jelaskan bahwa isi berita sudah dicek kebenaran
1.Sebut identitas pengirim berita 2.Catat waktu pengiriman berita 3.Isi berita :
- Jenis Kejadian -Waktu Kejadian -Lokasi Kejadian -Jumlah korban
-Yang telah dilakukan
ALUR KOMUNIKASI
Masyarakat/
Instansi
ALUR PENYAMPAIAN INFORMASI BENCANA
TEMPAT BENCANA MASAL
Pengawas Perawatan Sore/Malam Ext:
428 or 208
Ka. Bid. Keperawatan Ph. 6612804 Hp. 0818941248
Ka. UGD Tlp. 6654516 Hp. 0816945297
DIREKTUR UTAMA Ph. 7303283 Hp. 081 XXX
DIR. YAN & KPRWTN Ph. 7503226 Hp. 081 XXX
Ka. Sie Keperawatan (See on call roster) 1. Ka. Sie Askep
Hp. 0818428472 2. Ka. Sie. Profesi
Hp. 08122177753 3. Ka. Sie. Logistik Hp. 08122172305
Pengawas Perawatan Ph. See on call roster
Ka. Ruangan Ph. See on call roster
Staff Perawat Ph. See on call roster
Kepala Instalasi 1. Farmasi 4233263
Hp. 0812450234 2. Binatu 5406447 Hp. 0811231630 3. CSSD 2507295
Hp. 08122153549 4. Bedah Sentral 5. Kamar Jenazah
KA. BID/BAG LAIN 1. Pelayanan Medis
Hp. 0811221049 2. Sekretariat
Hp. 08122399326 3. Keuangan
Hp. 08122102914 4. Akuntansi
Hp. 08122052716 5. Penunjang
Hp. 0816600856 6. Diklit
Hp. 08122412750 7. Perenc. & Infor.
Hp. 08121474072 UGD
Ph. 2037066 Ext. (75) 2516
Ka. Sub Bag. Humas Ph. 2500807 Hp. 0818222560
DIR. SDM & DIK Ph. 7310566 Hp. 081 XXX
DIR. UMUM & OPS Ph. 7310554 Hp. 081XXX
DIR. KEU
Ph. 5200670 Hp. 081XXX
Staff UGD on call For phones see on call roster
DATA
Data SDM
• Tenaga medis (dokter umum, dokter spesialis, dokter subspesialis yang stand by)
• Tenaga paramedis (perawat, bidan)
• Penunjang (satpam, CS)
Data Prasarana
• Ambulans (jumlah, jenis, kelayakan)
• Alat komunikasi (jumlah, jenis dan kelayakan)
• Sistem komunikasi informasi
• Peralatan canggih
Data Sarana Rumah Sakit
• Kamar bedah 24 jam bekerja sama dgn Unit bedah sentral
• Ruang Pemeriksaan radiologi 24 jam bekerja sama dgn inst radiologi
• Laboratorium 24 jam bekerja sama dgn inst path klin
• Apotek /Depo obat 24 jam bekerjasama dgn ins farmasi
• ICU
• Ruang Rawat Inap
• Kamar Jenazah
Data Fasilitas IGD
• Kapasitas tempat tidur
• Jumlah brankart
Data Isi Lemari Khusus Bencana
DATA FASILITAS UGD &
ISI LEMARI KHUSUS BENCANA
PERALATAN JUMLAH PERALATAN JUMLAH
Lemari bencana 1 buah Spalk 200 buah
Rompi
●Putih
●Merah
●Hijau
●Coklat
29 10 5 5
Alat tenun:
●Selimut garis
●Laken kecil
●Laken besar
50 buah 36 buah 44 buah
Oksigen tabung 15 buah Collar Neck/Splint 20 buah Manometer
Oksigen
14 buah Laringoskop 2 buah
Emergency Trolley
(No. 11, 12, 13, 14) 4 buah Bag Valve Mask Dewasa 1 buah
Brankar 27 buah Bag Valve Mask Anak 1 buah
Kursi roda 15 buah Scoop Stretcher 1 buah
Tandu biasa 2 buah Long Spine Board 1 buah
Tandu bambu 5 pasang Emergency Mobil Unit 3 buah
INTERNAL
DISASTER PLAN
TATA KERJA PENANGANAN BENCANA INTERNAL DISASTER PLAN
1
1.Sistem Alarm/ kesiagaan2
• Sistem Aktivasi & Mobilisasi ( SDM, Fasilitas, Komunikasi)
3
• Koordinasi Setiap Unit Kerja & Pengaturan Alur Penanganan, Pendanaan, Pemberitaan, dll.
4
• Sistem Pendataan & Pelaporan.SISTEM ALARM/ KESIAGAAN
PADA INTERNAL DISASTER
Bila terjadi bencana digunakan pemberitahuan dengan kode
warna/khusus yang diketahui seluruh petugas rumah sakit (dalam proses penetapan)
• A P I /ASAP
KODE M E R A H
• MEDICAL EMERGENCY
KODE B I R U
• ANCAMAN BOM
KODE UNGU
• INTERNAL EMERGENCY
KODE KUNING
• ANCAMAN PERSEORANGAN
KODE HITAM
• EXTERNAL EMERGENCY
KODE COKLAT
• EVAKUASI
KODE ORANGE
UGD RSHS
KORBAN MASAL
PENGGUNAAN POLIKLINIK SPESIALIS UTK
RUANG OBSERVASI/ INTERMEDIATE
Tempat Evakuasi
Alur evakuasi dari luar RSHS ke UGD
ALUR EVAKUASI INTERNAL DISASTER
(KEJADIAN DI BAGIAN UTARA)
ALUR EVAKUASI INTERNAL
(KEJADIAN DI BAGIAN TIMUR)
ALUR EVAKUASI INTERNAL
(KEJADIAN DIBAGIAN BARAT)
ALUR EVAKUASI INTERNAL
(KEJADIAN DIBAGIAN SELATAN)
REFERENSI
• UU Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
• UU Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan
• Pedoman Teknis Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana, 2011