• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Rumah Sakit Lapangan dalam Penanganan Bencana

N/A
N/A
Fajar Handika

Academic year: 2025

Membagikan "Manajemen Rumah Sakit Lapangan dalam Penanganan Bencana"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN RUMAH SAKIT LAPANGAN

Emergency and Disaster Relieve Medicine

Susan Fitriyana, dr., MMRS

(2)

DEFINISI BENCANA

Bencana adalah peristiwa/kejadian pada suatu daerah yang mengakibatkan kerusakan ekologi, kerugian kehidupan manusia serta memburuknya kesehatan dan

pelayanan kesehatan yang bermakna sehingga memerlukan bantuan luar biasa dari pihak luar

- Departemen Kesehatan Republik Indonesia

(3)

DEFINISI BENCANA

Bencana (disaster) adalah setiap kejadian yang menyebabkan kerusakan, gangguan ekologis,

Jenis bencana meliputi banjir, tanah longsor, letusan gunung berapi, badai, tsunami, konflik sosial dan terorisme. Hilangnya

nyawa manusia atau memburuknya derajat kesehatan atau pelayanan kesehatan pada skala tertentu yang memerlukan

respon dari luar masyarakat atau wilayah yang terkena.

World Health Organization (WHO)

(4)

BANJIR

KEBAKARAN LETUSAN

GUNUNG BERAPI

KECELAKAAN TRANSPORTASI UDARA, DARAT

& LAUT

KECELAKAAN INDUSTRI

KERUSUHAN/

BENTROKAN PENDUKUNG

BENCANA DI INDONESIA

GEMPA BUMI

BENCANA ALAM BENCANA AKIBAT ULAH MANUSIA

LEDAKAN BOM

(5)

korban akibat kejadian dengan jumlah relatif banyak oleh karena sebab yang sama dan perlu mendapatkan

pertolongan kesehatan segera dengan menggunakan sarana, fasilitas dan tenaga yang lebih dari yang tersedia

sehari-hari.

B E N C A N A

KORBAN MASSAL

(6)

MANAJEMEN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN

Definisi

• Pengelolaan penggunaan sumber daya yang ada untuk menghadapi ancaman bencana dengan melakukan perencanaan, penyiapan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi di setiap tahap penanggulangan bencana yaitu pra, saat dan pasca bencana.

(7)

MANAJEMEN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN

Tahap Pra Bencana

Situasi tidak terjadi bencana

pencegahan dan mitigasi

Tahap saat bencana

Tanggap darurat dan pemulihan darurat

Tahap pasca bencana

Rehabilitasi dan rekonstruksi

(8)

KEBIJAKAN PENANGANAN KRISIS KESEHATAN

setiap korban akibat bencana mendapatkan pelayanan kesehatan sesegera mungkin secara maksimal dan manusiawi;

prioritas selama masa tanggap darurat adalah penanganan gawat darurat medik terhadap korban luka dan identifikasi korban mati di sarana kesehatan;

Pelayanan kesehatan yang bersifat rutin di fasilitas‐fasilitas kesehatan pada masa tanggap darurat harus tetap terlaksana secara optimal;

Pelaksanaan penanganan krisis kesehatan dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat dan dapat dibantu oleh masyarakat nasional dan internasional, lembaga donor, maupun bantuan negara sahabat;

(9)

KEBIJAKAN PENANGANAN KRISIS KESEHATAN

• Bantuan kesehatan dari dalam maupun luar negeri mengikuti ketentuan yang berlaku yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan dan Kementerian atau lembaga terkait;

• Penyediaan informasi yang berkaitan dengan penanggulangan kesehatan pada bencana dilaksanakan oleh dinas kesehatan setempat selaku anggota BPBD;

• Monitoring dan evaluasi berkala pelaksanaan penanggulangan krisis kesehatan dilakukan dan diikuti oleh semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan penanggulangan kesehatan.

(10)
(11)

PELAYANAN KESEHATAN SAAT BENCANA

Pelayanan kesehatan korban

Pelayanan Kesehatan Pengungsi

Pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan

Air bersih dan sanitasi

Pelayanan kesehatan gizi

Pengelolaan obat bencana

Kesehatan reproduksi

Penanganan kesehatan jiwa

(12)

PELAYANAN KESEHATAN KORBAN

Tujuan

Menyelamatkan nyawa, mencegah atau mengurangi kecacatan dengan memberikan pelayanan yang terbaik bagi kepentingan korban

Tahap Pelaksanaan

tahap penyiagaan

upaya awal

perencanaan operasi,

operasi tanggap darurat dan

pemulihan darurat serta tahap pengakhiran misi

Pelaksana

Pusat Pengendali Kesehatan

(Pusdalkel) dinas kesehatan setempat

(13)

PUSAT PENGENDALI

KESEHATAN (PUSDALKEL)

Ketua

Bidang

Operasi Bidang

Perencanaan

Bidang Logistik dan Perencanaan

Bidang Administrasi

Keuangan

(14)

PUSAT PENGENDALI

KESEHATAN (PUSDALKEL)

Ketua

mengaktifkan pusat pengendalian kesehatan (pusdalkes);

membentuk pos pengendali kesehatan di lokasi bencana;

membuat rencana strategis dan taktis,

mengorganisasikan, melaksanakan dan mengendalikan operasi kesehatan saat tanggap darurat bencana;

Melaksanakan komando dan pengendalian untuk

pengerahan sumber daya manusia kesehatan, peralatan dan logistik kesehatan serta berwenang memerintahkan para pejabat yang mewakili instansi/lembaga/organisasi yang terkait dalam memfasilitasi aksesibilitas

penanganan tanggap darurat bencana.

Bidang Operasi

Penilaian cepat masalah kesehatan

Pelayanan kesehatan pra rumah sakit dan rumah sakit

Evakuasi medis

Perlindungan kesehatan pengungsi

Pemulihan sarana dan prasarana kesehatan

(15)

PUSAT PENGENDALI

KESEHATAN (PUSDALKEL)

Bidang Perencanaan

Pengumpulan dan analisis data dan informasi yang berhubungan dengan masalah kesehatan saat tanggap darurat bencana

Bidang Logistik Perencanaandan

Menyediakan fasilitas, jasa, dan bahan‐bahan serta perlengkapan untuk pelayanan

kesehatan saat masa tanggap darurat;

Melaksanakan koordinasi, penerimaan,

penyimpanan, pendistribusian dan transportasi bantuan logistik dan peralatan kesehatan;

melaksanakan penyelenggaraan dukungan, air bersih dan sanitasi umum;

Bidang Administrasi Keuangan

Administrasi keuangan

Menganalisa kebutuhan dana

Mendukung keuangan yang dibutuhkan

(16)
(17)

Pos medis lapangan

Tempat pertolongan pertama di lokasi bencana,

dapat berupa tenda perawatan dan puskesmas.

Pemilahan korban (triase) dilakukan di pos medis lapangan dan dikelompokkan sesuai tag (warna) tingkat kegawatdaruratan.

Pos medis depan

fasilitas kesehatan terdekat dengan lokasi bencana,

Dapat berupa rumah sakit atau puskesmas rawat inap.

Korban yang membutuhkan stabilisasi segera dan pengawasan intensif dapat dirawat di pos medis depan sebelum di rujuk ke pos medis belakang.

Apabila pos medis depan adalah rumah sakit yang memiliki fasilitas lengkap maka pos medis belakang menjadi rujukan sekunder jika jumlah korban melampaui kapasitas pos medis depan.

Pos Medis Belakang

Upaya untuk menurunkan jumlah kematian dengan memberikan perawatan efektif

(stabilisasi) terhadap korban secepat mungkin.

(18)

POS MEDIS LAPANGAN

koordinator

triage evacuation Medical Security

and logistic

(19)

ALUR EVAKUASI KORBAN

(20)

TAHAP OPERASI TANGGAP DARURAT DAN PEMULIHAN

DARURAT

Perawatan di RS

• Jika dijumpai keterbatasan sumber daya, utamanya

keterbatasan daya tamping dan kemampuan perawatan

→ pemindahan korban ke rumah sakit dapat ditunda sementara

• Fasilitas Kesehatan Lapangan (rumah sakit lapangan)

• Lokasi perawatan di rumah sakit → tempat penerimaan rumah sakit adalah tempat di mana triase dilakukan

• Hubungan dengan perawatan di lapangan → petugas triase di RS akan memeriksa setiap korban untuk

konfirmasi triase yang telah dilakukan sebelumnya, atau untuk melakukan kategorisasi ulang status penderita

(21)

TRIASE DI RUMAH

SAKIT

Tempat Perawatan Merah Tempat khusus dengan korban status merah.

Dikelolal oleh anestesi atau dokter ahli yang

berpengalaman. Tempat dilengkapi dengan peralatan memadai

Tempat Perawatan Kuning Secara terus menerus

dilakukan monitoring an pemeriksaan ulang kondisi korban dan segala usaha untuk mempertahankan kestabilannya

Jika kondisi memburuk pindah ke tempat merah

Tempat Korban Meninggal

Harus disiapkam suatu ruang yang dapat menampung sedikitnya sepuluh korban yang telah meninggal dunia.

Proses identifikasi jenazah dilakukan oleh Tim Disaster Victim Identification (DVI)

Tempat perawatan Hijau

Sebaiknya tidak dibawa ke rumah sakit, tapi cukup ke

puskesmas atau pos kesehatan Tempat

perawatan Hijau Sebaiknya tidak dibawa ke rumah sakit, tapi cukup ke puskesmas atau pos kesehatan

(22)
(23)

RUMAH SAKIT LAPANGAN

MERUPAKAN UNIT PELAYANAN YANG DICIPTAKAN UNTUK MEMBANTU FUNGSI PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN (RAWAT JALAN, RAWAT INAP, UGD, KAMAR OPERASI, LABORATORIUM) YANG

DILAKSANAKAN DALAM KONDISI DARURAT

1. Rumah sakit yang ada tidak dapat menampung semua korban

2. Rumah sakit yang ada tidak berfungsi secara optimal

3. Rumah sakit yang ada sulit dijangkau dari lokasi

bencana

(24)

PENDIRIAN RUMAH SAKIT LAPANGAN

Keamanan.

Lokasi pendirian RS lapangan harus berada di wilayah yang aman dari bencana susulan,

Jika bencana berkaitan dengan konflik maka lokasi RS

lapangan harus berada di wilayah yang netral dan mendapat jaminan keamanan dari kedua pihak yang bertikai.

Akses. Kemudahan akses bagi petugas dan pasien, juga untuk mobilisasi logistik.

Infrastruktur.

Apakah terdapat bangunan yang masih layak dan aman dipergunakan sebagai bagian dari RS lapangan.

Apakah ada lahan dengan permukaan datar dan keras yang dapat digunakan untuk pendirian RS lapangan.

Apakah tersedia prasarana seperti sumber air bersih dan listrik yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan operasional RS lapangan.

ketersediaan bahan bakar untuk menghidupkan genset dan kebutuhan operasional lain.

Sistem komunikasi. Apakah tersedia sistem komunikasi di lokasi pendirian RS lapangan atau apakah diperlukan sistem komunikasi yang independen bagi RS lapangan.

(25)

STRUKTUR

ORGANISASI

RS LAPANGAN

(26)

RUMAH SAKIT

LAPANGAN

(27)

HOSPITAL DISASTER

PLAN

(28)

Perencanaan rumah sakit untuk menghadapi bencana

B E N C A N A

KORBAN MASSAL

HOSPITAL DISASTER PLAN

(29)

Tiap rumah sakit harus mempunyai “Disaster Plan”

agar bila terjadi bencana dapat melakukan tindakan pertolongan secara cepat dan tepat dengan

kebutuhan.

“Disaster Plan” tersebut hendaknya disesuaikan dengan kondisi Rumah Sakit masing- masing.

HOSPITAL DISASTER PLAN

(30)

DASAR HUKUM

Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

UU Kesehatan No.23 tahun 1992

UU Praktek Kedokteran No.29 tahun 2004 tentang praktek kedokteran

UU Rumah Sakit No.44 tahun 2009 tentang rumah sakit UU Republik Indonesia No.24 tahun 2007 tentang

Penanggulangan Bencana

(31)

DASAR HUKUM

Keputusan Menkes RI No. 448/ Menkes/ SK/ VI/ 1993 tentang pembentukan tim kesehatan penanggulangan korban bencana

di setiap rumah sakit.

Keputusan Menkes RI No.28/ Menkes/ SK/ I/ 1995 tentang petunjuk pelaksanaan umum penanggulangan medik korban

bencana.

Keputusan Menkes RI No. 205/ Menkes/ SK/ III/ 1999 tentan petunjuk pelaksanaan permintaan dan pengiriman bantuan

medik dari rumah sakit rujukan saat bencana.

Keputusan Menkes RI No.876/ Menkes/ SK/ XI/ 2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Penanganan Krisis dan

Masalah Kesehatan Lain.

(32)

Tujuan Umum

Tersusunnya pedoman penatalaksanaan korban

bencana yang ditujukan untuk seluruh petugas rumah sakit dalam menanggulangi korban massal akibat

bencana internal dan eksternal rumah sakit agar dapat tertangani secara cepat, tepat dan cermat.

HOSPITAL DISASTER PLAN

(33)

Tujuan Khusus

• Pengorganisasian tim penanggulangan bencana yang disertai dengan uraian tugas,fungsi dan tanggung jawab yang jelas baik di dalam maupun diluar Rumah Sakit

• Sistem aktivasi rumah sakit dalam memobilisasi tenaga

dokter, perawat dan tenaga lain serta sarana, prasarana yang diperlukan.

• Sistem komunikasi dan koordinasi intra rumah sakit maupun antar rumah sakit.

• Sistem evakuasi dan transportasi

• Penyiapan ruang cadangan dalam rumah sakit untuk penerimaan korban, tindakan dan ruang perawatan.

HOSPITAL DISASTER PLAN

(34)

Tujuan Khusus

• Penyiapan logistik yang termasuk di dalamnya sumber

cadangan logistik medik dalam hal persediaan intra rumah sakit bila tidak mencukupi.

• Sistem informasi data korban dan informasi pada keluarga.

• Tatakerja operasional

• Alternatif cara pelayanan bila terjadi gangguan/ kerusakan bangunan rumah sakit setempat akibat bencana, baik

bencana alam maupun bencana akibat ulah manusia (kebakaran gedung rumah sakit dan sebagainya).

HOSPITAL DISASTER PLAN

(35)

HOSPITAL DISASTER PLAN

a Kejelasan tempat masuk bencana ke Rumah Sakit.

b

Sistem aktivasi Rumah Sakit dalam memobilisasi tenaga dokter, perawat dan tenaga lain serta sarana ,prasarana yang diperlukan.

c Sistem koordinasi dan pengendalian intra Rumah Sakit.

d

Penyiapan ruang cadangan dalam rumah sakit untuk penerimaan korban, tindakan dan ruang perawatan.

e. Kordinasi antar rumah sakit

(36)

HOSPITAL DISASTER PLAN

f.

Sistem Informasi data korban dan informasi pada keluarga.

g.

Sumber cadangan logistik medik dalam hal persediaan intra Rumah Sakit bila tidak mencukupi.

h

Alternatif cara pelayanan bila terjadi gangguan/ kerusakan bangunan Rumah Sakit setempat akibat bencana alam baik bencana alam maupun bencana ulah manusia (kebakaran gedung rumah sakit dan sebagainya).

(37)

HOSPITAL DISASTER PLAN

Bencana yang terjadi di luar rumah sakit seperti gempa bumi, banjir, kerusuhan massal, kecelakaan kereta api, letusan vulkanik dan

sebagainya yang tidak mengenai rumah sakit itu sendiri / berbeda wilayah.

Korban musibah ditangani di lokasi

kejadian dan sebagian (khususnya yang gawat darurat) dikirim ke

rumah sakit.

Berbagai kejadian

dapat terjadi di dalam rumah sakit seperti kebakaran, ancaman bom, kecelakaan

radiasi, kebocoran gas, putusnya aliran listrik dan lain-lain yang menyebabkan harus dilakukannya evakuasi pasien/ penunggu

pasien/ petugas ke RS lain atau menjauhi

lokasi kejadian

EXTERN AL DIS ASTER PLAN INTERN AL DIS ASTER PLAN

HOSPITAL DISASTER PLAN

(38)

KOMPONEN PADA PENANGANAN BENCANA

ORGANISASI Organisasi struktural Organisasi tugas

FASILITAS Sarana, prasarana (ruang, ambulans).

Logistik (alat kesehatan , alat non kesehatan, obat dll)

KOMUNIKASI Jaring komunikasi, alat komunikasi, prosedur/ cara berkomunikasi

DOKUMENTASI

/ DATA Data SDM, data fasilitas, data komunikasi, data operasional

PELAYANAN

MEDIS Pelayanan di lokasi kejadian, Transportasi/ evakuasi,

Pelayanan di RS (ALUR INFORMASI dan TEMPAT EVAKUASI)

(39)

ORGANISASI

(40)

ORGANISASI PENANGGULANGAN BENCANA DI INDONESIA

TINGKAT

ORGANISASI KOORDINASI STRUKTURAL

ORGANISASI FUNGSIONAL

PELAYANAN MEDIS ORGANISASI PELAKSANAAN TUGAS`PADA SAAT BENCANA

PUSAT

BAKORNAS PBP

Ketua : Wakil Presiden

Anggota : Menteri –menteri Kabinet

DEPARTEMEN KESEHATAN

Ketua PPMK : SekJen Wk. Ketua : Dirjen Yanmed Anggota : Dirjen PPM & 2LP

Dirjen BinKesMas Dirjen POM

Ka. Badan Litbang

TK. I

SATKORLAK PBP

Ketua : Gubernur

Waka I : Pangdam/Danrem Waka II : Kapolda/Kapolwil Lakhar : Wagub/Sekwilda Sekretaris : Kanwil Hansip DT. I Anggota : Instansi Vertikal

Dinas DT I

Komando teritorial Organisasi masyarakat

DINAS KESEHATAN PROPINSI RS KOORDINATOR RS Rujukan Wilayah (Pos Pengendali & Pos

Medis Belakang)

TK. II

SATLAK PBP

Ketua : Bupati/Walikota KDH Tk. II Waka I : Dandim

Waka II : Kapolres

Lakhar : Kanwil Hansip DT II Sekretaris : Ass. Sekretaris TK. II Anggota : Instansi Vertikal

Dinas DT II

Komando teritorial Organisasi masyarakat

DINAS KESEHATAN KOTA/KAB

Pos Medis Lapangan

Pos Medis Depan

Pos Medis Cadangan Pos Medis Belakang

(41)

ORGANISASI STRUKTURAL

PENANGANAN BENCANA DI RUMAH SAKIT

Pelaksana Penangung

Jawab

Direktur/ Wakil Direktur

Pelayanan Medis

Seluruh Bidang

Terkait

(42)

ORGANISASI TUGAS

PUSAT KOMANDO PENGENDALIAN MEDIS (PUSKODALMED)

Ketua/Koordinator

Pendataan dan Pelayanan

Informasi (Humas) Pengendali

Administrasi Keungan Pengendali

Fasilitas dan Logistik

Pengendali Komunikasi Pengendali Unit

Medis Lapangan

(43)

FASILITAS

(44)

RUANG TINDAKAN PELAYANAN AMBULANCE

RUANG RESUSITASI

FASILITAS UGD RS

(45)

LABORATORIUM

RADIOLOGI

RUANG TUNGGU RUANG TUNGGU

APOTEK

FASILITAS UGD

(46)

RUANG BRIEFING

TROLEY OBAT2 AN

(47)

KOMUNIKASI

(48)

JARING KOMUNIKASI DI UGD RS

•Komunikasi penyampaian informasi

•telp 022-XXXXXX

•radio VHF 147500 MHz

•Komunikasi koordinasi & administrasi- logistik

•telp 022-XXXXXX

•radio VHF/ HF (amatir band),

•email

•Komunikasi pengendalian operasi

•VHF 147500 MHz

•Mobile phone/HP,

HF

VHF

(49)

SDM KOMUNIKASI RADIO

Tenaga Operator

Pada keadaan sehari-hari :

• penanggung jawab sistem komunikasi-informasi perawat/staf dari Unit Khusus UGD

Pada keadaan bencana,

• dilaksanakan oleh anggota ORARI /dokter

• dibantu petugas yang tersebut di atas.

(50)

TENAGA PENCATAT INFORMASI DARI RADIO KOMUNIKASI DAN TELEPON

Radio komunikasi

• Pencatat berita masuk adalah tenaga operator komunikasi yang bertugas

• Berita dicatat pada buku yang disediakan di ruang radio

komunikasi.

• Berita telpon

• Untuk berita yang diterima dan

dikirim lewat telepon, dicatat di buku berita yang disediakan(petugas di nurse station)

Keadaan Pada Sehari-hari

• Petugas pencatat adalah penanggung jawab Sistem Komunikasi-Informasi / dokter yang ditugaskan.

Pada keadaan

bencana

(51)

FASILITAS KOMUNIKASI INFORMASI

Radio Komunikasi Telepon ( telkom )

Telepon extension Papan data info

Papan data pasien Buku pencatatan berita radio-

komunikasi Buku pencatatan

berita telkom

masuk dan keluar

(52)

Unsurunsur Pelaksana PUSKODALMED

INSTANSI 1.Catat identitas pelapor

(No. telp,nama,instansi/alamat) 2.Catat waktu penerimaan berita

(Tgl,hari.jam) 3.Catat isi berita

Telepon ditutup

Cek Kebenaran Berita

Teruskan kepada

atasan Dicari data

yang lain

1.Sebut identitas pengirim berita 2.Sebut sumber berita yang didapat

3.Sebut isi berita yang akan diteruskan

4.Jelaskan bahwa isi berita sudah dicek kebenaran

1.Sebut identitas pengirim berita 2.Catat waktu pengiriman berita 3.Isi berita :

- Jenis Kejadian -Waktu Kejadian -Lokasi Kejadian -Jumlah korban

-Yang telah dilakukan

ALUR KOMUNIKASI

Masyarakat/

Instansi

(53)

ALUR PENYAMPAIAN INFORMASI BENCANA

TEMPAT BENCANA MASAL

Pengawas Perawatan Sore/Malam Ext:

428 or 208

Ka. Bid. Keperawatan Ph. 6612804 Hp. 0818941248

Ka. UGD Tlp. 6654516 Hp. 0816945297

DIREKTUR UTAMA Ph. 7303283 Hp. 081 XXX

DIR. YAN & KPRWTN Ph. 7503226 Hp. 081 XXX

Ka. Sie Keperawatan (See on call roster) 1. Ka. Sie Askep

Hp. 0818428472 2. Ka. Sie. Profesi

Hp. 08122177753 3. Ka. Sie. Logistik Hp. 08122172305

Pengawas Perawatan Ph. See on call roster

Ka. Ruangan Ph. See on call roster

Staff Perawat Ph. See on call roster

Kepala Instalasi 1. Farmasi 4233263

Hp. 0812450234 2. Binatu 5406447 Hp. 0811231630 3. CSSD 2507295

Hp. 08122153549 4. Bedah Sentral 5. Kamar Jenazah

KA. BID/BAG LAIN 1. Pelayanan Medis

Hp. 0811221049 2. Sekretariat

Hp. 08122399326 3. Keuangan

Hp. 08122102914 4. Akuntansi

Hp. 08122052716 5. Penunjang

Hp. 0816600856 6. Diklit

Hp. 08122412750 7. Perenc. & Infor.

Hp. 08121474072 UGD

Ph. 2037066 Ext. (75) 2516

Ka. Sub Bag. Humas Ph. 2500807 Hp. 0818222560

DIR. SDM & DIK Ph. 7310566 Hp. 081 XXX

DIR. UMUM & OPS Ph. 7310554 Hp. 081XXX

DIR. KEU

Ph. 5200670 Hp. 081XXX

Staff UGD on call For phones see on call roster

(54)

DATA

(55)

Data SDM

Tenaga medis (dokter umum, dokter spesialis, dokter subspesialis yang stand by)

Tenaga paramedis (perawat, bidan)

Penunjang (satpam, CS)

Data Prasarana

Ambulans (jumlah, jenis, kelayakan)

Alat komunikasi (jumlah, jenis dan kelayakan)

Sistem komunikasi informasi

Peralatan canggih

Data Sarana Rumah Sakit

Kamar bedah 24 jam bekerja sama dgn Unit bedah sentral

Ruang Pemeriksaan radiologi 24 jam bekerja sama dgn inst radiologi

Laboratorium 24 jam bekerja sama dgn inst path klin

Apotek /Depo obat 24 jam bekerjasama dgn ins farmasi

ICU

Ruang Rawat Inap

Kamar Jenazah

Data Fasilitas IGD

Kapasitas tempat tidur

Jumlah brankart

Data Isi Lemari Khusus Bencana

(56)

DATA FASILITAS UGD &

ISI LEMARI KHUSUS BENCANA

PERALATAN JUMLAH PERALATAN JUMLAH

Lemari bencana 1 buah Spalk 200 buah

Rompi

●Putih

●Merah

●Hijau

●Coklat

29 10 5 5

Alat tenun:

●Selimut garis

●Laken kecil

●Laken besar

50 buah 36 buah 44 buah

Oksigen tabung 15 buah Collar Neck/Splint 20 buah Manometer

Oksigen

14 buah Laringoskop 2 buah

Emergency Trolley

(No. 11, 12, 13, 14) 4 buah Bag Valve Mask Dewasa 1 buah

Brankar 27 buah Bag Valve Mask Anak 1 buah

Kursi roda 15 buah Scoop Stretcher 1 buah

Tandu biasa 2 buah Long Spine Board 1 buah

Tandu bambu 5 pasang Emergency Mobil Unit 3 buah

(57)

INTERNAL

DISASTER PLAN

(58)

TATA KERJA PENANGANAN BENCANA INTERNAL DISASTER PLAN

1

1.Sistem Alarm/ kesiagaan

2

Sistem Aktivasi & Mobilisasi ( SDM, Fasilitas, Komunikasi)

3

Koordinasi Setiap Unit Kerja & Pengaturan Alur Penanganan, Pendanaan, Pemberitaan, dll.

4

Sistem Pendataan & Pelaporan.
(59)

SISTEM ALARM/ KESIAGAAN

PADA INTERNAL DISASTER

Bila terjadi bencana digunakan pemberitahuan dengan kode

warna/khusus yang diketahui seluruh petugas rumah sakit (dalam proses penetapan)

A P I /ASAP

KODE M E R A H

MEDICAL EMERGENCY

KODE B I R U

ANCAMAN BOM

KODE UNGU

INTERNAL EMERGENCY

KODE KUNING

ANCAMAN PERSEORANGAN

KODE HITAM

EXTERNAL EMERGENCY

KODE COKLAT

EVAKUASI

KODE ORANGE

(60)

UGD RSHS

(61)

KORBAN MASAL

PENGGUNAAN POLIKLINIK SPESIALIS UTK

RUANG OBSERVASI/ INTERMEDIATE

(62)

Tempat Evakuasi

Alur evakuasi dari luar RSHS ke UGD

(63)

ALUR EVAKUASI INTERNAL DISASTER

(KEJADIAN DI BAGIAN UTARA)

(64)

ALUR EVAKUASI INTERNAL

(KEJADIAN DI BAGIAN TIMUR)

(65)

ALUR EVAKUASI INTERNAL

(KEJADIAN DIBAGIAN BARAT)

(66)

ALUR EVAKUASI INTERNAL

(KEJADIAN DIBAGIAN SELATAN)

(67)

REFERENSI

• UU Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana

• UU Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan

• Pedoman Teknis Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana, 2011

(68)

Referensi

Dokumen terkait

Rahmati : Analisi SWOT Terhadap Manajemen Rumah Sakit, 2006... Rahmati : Analisi SWOT Terhadap Manajemen Rumah

MANAJEMEN LOGISTIK

Pada keadaan bencana baik internal maupun eksternal, setelah penanganan emergency korban di triage –IRD maka ruang perawatan untuk melokalisasi korban yang

Dengan adanya program penanggulangan bencana baik yang berasal dari luar Rumah Sakit Siti Khodijah maupun yang berasal dari dalam Rumah Sakit Siti Khodijah

Penulisan ini yang berjudul Sistem Informasi Manajemen Rumah Saki Welasasih Ambrawa ini membahas mengenai manajemen data pasien pada Rumah Sakit Welasasih dengan menggunakan

Prosedur penanganan pasien terlantar yang memerlukan perawatan medis di rumah

Makalah ini membahas tentang sakit, bencana, dan trauma yang disebabkan oleh

Dokumen ini membahas definisi, tugas, dan fungsi rumah sakit menurut berbagai organisasi dan undang-undang di