• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebijakan Pendidikan Islam 1

N/A
N/A
Cahya Parhani Hidayat

Academic year: 2024

Membagikan " Kebijakan Pendidikan Islam 1"

Copied!
270
0
0

Teks penuh

KONSEP-KONSEP DASAR DAN SIGNIFIKANSI

Pendahuluan

Namun perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, baik sosial maupun budaya, mempunyai implikasi terhadap dunia pendidikan Islam di Indonesia. Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam: Dari Paradigma Kelembagaan, Manajemen Kelembagaan, Kurikulum, Hingga Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009), hal.

Hakikat Kebijakan Pendidikan Islam

Oleh karena itu, dalam pembahasan kali ini penulis akan membahas beberapa hal terkait kebijakan tersebut, baik konsep, latar belakang dan ruang lingkup dalam menentukan kebijakan pendidikan Islam itu sendiri. Kebijakan pendidikan harus mempunyai tujuan, lebih khusus lagi harus mempunyai tujuan pendidikan yang jelas dan terfokus agar dapat memberikan kontribusi terhadap pendidikan.

Urgensi Kebijakan Pendidikan Islam

Penyebabnya adalah visi dan misi pendidikan yang mengarah pada terbentuknya manusia beradab terabaikan dalam tujuan lembaga pendidikan. Meskipun sistem pendidikan seperti ini akan menghasilkan peserta didik dengan status pendidikan yang tinggi, namun status tersebut tidak akan menjadikan mereka individu yang beradab.

Proses Kebijakan Pendidikan Islam

Berdasarkan berbagai permasalahan yang ada, ditentukan permasalahan mana yang benar-benar layak dijadikan fokus pembahasan. Permasalahan yang dijadikan fokus pembahasan memperoleh solusi berupa kebijakan yang nantinya akan dilaksanakan.

Lingkup Kebijakan Pendidikan Islam

Beragamnya jenis keputusan yang diambil oleh para pengambil keputusan sangat dipengaruhi oleh karakteristik pribadinya, karena dalam proses rekrutmen atau pengangkatan pegawai baru, seringkali karakteristik pribadi pengambil keputusan memegang peranan yang sangat besar. Lingkungan sosial pengambil keputusan juga sangat berpengaruh dan keputusan seringkali diambil dengan mempertimbangkan pengalaman orang lain yang sebelumnya berada di luar proses perumusan kebijakan.

Problematika Pengambilan Kebijakan

Sementara itu, melimpahnya informasi membuat pengambil kebijakan pendidikan menghadapi kesulitan dalam mensintesis permasalahan dan alternatif pemecahannya. Hasbullah, Kebijakan Pendidikan: Dalam Perspektif Teori, Implementasi dan Kondisi Objektif Pendidikan di Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2015), hal.

Penutup

ISU-ISU KONTEMPORER KEBIJAKAN

Hakikat Isu Kebijakan Pendidikan Islam

Mohammad Emnis Anwar, “Menelusuri Kebijakan Pendidikan Islam di Indonesia”, Jurnal Pendidikan Islam Pendidikan Islam, Vol. Hasbullah, Kebijakan Pendidikan (Dalam Perspektif Teori, Penerapan dan Kondisi Objektif Pendidikan di Indonesia), (Jakarta: Rajawali Press, 2015), hal.

Penyusunan Agenda Setting

Masalah Awam ialah apabila masalah yang wujud dalam masyarakat pada mulanya hanyalah masalah peribadi. Masalah awam ditakrifkan sebagai masalah yang mempunyai akibat yang meluas, termasuk yang mempengaruhi orang yang terlibat secara tidak langsung.

Kekuasaan Terhadap Isu Kebijakan

Kekuasaan meliputi kemampuan memerintah dan juga mengambil keputusan yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi tindakan pihak lain. Meskipun kriteria suatu isu menjadi agenda politik terpenuhi, namun dalam praktiknya tidak ada jaminan bahwa isu tersebut secara otomatis akan lolos dari pintu akses kekuasaan dan dimasukkan ke dalam agenda kebijakan publik.

Meta Analisis dan Isu Kebijakan

Secara historis, tujuan analisis kebijakan adalah untuk memberikan informasi yang dapat digunakan oleh para pengambil kebijakan sebagai bahan pertimbangan yang masuk akal untuk mencari solusi terhadap permasalahan kebijakan. Sejarah perkembangan analisis kebijakan dapat ditelusuri hingga suatu titik dalam evolusi masyarakat dimana pengetahuan tentang dan dalam proses kebijakan diciptakan secara sadar, sehingga memungkinkan untuk menguji keterkaitan antara pengetahuan dan tindakan secara eksplisit dan relatif.

Penutup

Perumusan kebijakan pendidikan sebagai bagian dari proses kebijakan pendidikan merupakan tahapan yang paling krusial karena implementasi dan evaluasi kebijakan hanya dapat dilakukan setelah tahap perumusan kebijakan selesai. Evaluasi kebijakan pendidikan bertujuan untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan pelaksanaan kriteria yang telah ditetapkan.

Evaluasi Kebijakan Pendidikan Islam

Jones mendefinisikan evaluasi kebijakan sebagai suatu kegiatan yang dirancang untuk menilai hasil program pemerintah dengan objek, teknik pengukuran, dan metode analisis. Menurut Jones, evaluasi kebijakan adalah kegiatan yang dirancang untuk menilai hasil program pemerintah dengan objek, teknik pengukuran, dan metode analisis.43.

Perlunya Evaluasi

Salah satu tujuan evaluasi adalah untuk mengukur besaran dan kualitas pengeluaran atau keluaran suatu kebijakan. Selanjutnya evaluasi bertujuan untuk melihat dampak suatu kebijakan, baik dampak positif maupun dampak negatif.

Klasifikasi dan Jenis Evaluasi Kebijakan

Berdasarkan tujuannya, evaluasi kebijakan dapat dibagi menjadi dua jenis: evaluasi proses dan evaluasi dampak. Dilihat dari kesinambungannya, evaluasi kebijakan pendidikan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu evaluasi formatif dan sumatif.

Karakteristik dan Pendekatan Evaluasi

Menurut pendekatan transformasional atau proses, pelaksanaan kebijakan pendidikan bergantung pada komponen transformasi lembaga pendidikan, yaitu: guru, alat, usulan prasarana, biaya, pegawai, teknisi di lembaga pendidikan, tingkat keterlibatan siswa di dalamnya dan faktor administratif. . , Berinteraksi secara optimal, intensif dan saling kondusif atau tidak, menentukan keberhasilan pelaksanaan kebijakan pendidikan. Pendekatan baru dalam mengevaluasi kebijakan pendidikan ini, selain berfokus pada masukan, juga berfokus pada proses dan keluaran.

Identifikasi Problem Evaluasi Kebijakan

Evaluasi kebijakan pendidikan merupakan penilaian dan perbandingan yang dilakukan terhadap hasil observasi secara terencana dan konsisten untuk memperoleh komponen kebijakan yaitu aktor politik, lingkungan kebijakan dan kebijakan publik yang konsisten dengan ketentuan kebijakan pemerintah di bidang pendidikan yang bersifat kuantitatif dan bertanggung jawab. Jadi dalam setiap program, termasuk evaluasi kebijakan, pasti ada permasalahan yang menyertai berjalannya suatu program.

PERUMUSAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN

Hakikat Formulasi Kebijakan Pendidikan

Proses penataan pendidikan Islam di Indonesia merupakan tantangan arus globalisasi yang tidak dapat dibendung. Dengan demikian, kami berharap perumusan kebijakan pendidikan Islam akan terwujud dalam regulasi politik yang jelas dan terfokus mengenai pendidikan Islam.

Komponen Formulasi Kebijakan Pendidikan

Untuk pendidikan Islam meliputi buku penunjang pembelajaran, kurikulum pendidikan Islam, alat peraga, tempat ibadah dan lain-lain. Orang atau aktor yang terlibat dalam proses perumusan kebijakan akan memberikan dukungan dan tuntutan serta menjadi sasaran kebijakan yang dihasilkan oleh sistem kebijakan.

Formulasi Kebijakan Pendidikan Islam

Hal ini dapat menjadikan permasalahan atau isu tersebut menjadi lebih menonjol, sehingga perhatian masyarakat dan pengambil kebijakan lebih terfokus pada permasalahan atau isu tersebut. Proses pemilihan alternatif kebijakan yang memuaskan, atau alternatif yang paling mungkin dilaksanakan, hanya dapat dilakukan setelah pengambil kebijakan berhasil mengevaluasi alternatif kebijakan tersebut.

Aktor Formulasi Kebijakan Pendidikan Islam

Dalam administrasi pendidikan terdapat kebijakan pendidikan yang tentunya digunakan dalam dunia pendidikan atau di sekolah. Sedangkan kebijakan pendidikan merupakan rumusan berbagai cara untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang dituangkan dalam berbagai kebijakan pendidikan.126.

PESANTREN BERBASIS INTERPRENEUR

Definisi, Pendekatan, dan Metodologi/Teori

Pendekatan teori kelompok, menurut pendekatan ini kebijakan pendidikan merupakan titik keseimbangan yang artinya interaksi dalam kelompok akan memberikan keseimbangan yang terbaik. Pendekatan elitis, dalam sistem politik kebijakan pendidikan dibuat dan sangat dipengaruhi oleh elit sistem tersebut.

Skenario dan Aktor dalam Formulasi

Jadi dapat dipahami, proses perumusan kebijakan publik dalam sistem politik mengandalkan masukan yang terdiri dari tuntutan dan dukungan. Aktor adalah orang-orang atau aktor yang terlibat dalam proses perumusan rumusan kebijakan yang akan memberikan dukungan dan tuntutan serta menjadi sasaran dari kebijakan yang dihasilkan oleh sistem kebijakan.

Formulasi Kebijakan Pendidikan Islam Ideal 89

Lingkungan pendidikan Islam yang ideal adalah sistem pendidikan yang menerapkan pondok pesantren (pondok) bagi pendidik dan peserta didik. Selain itu, mahasiswa yang memiliki kompetensi di bidang kewirausahaan akan mampu hidup mandiri bahkan berpeluang menciptakan lapangan kerja, mengingat sulitnya mencari pekerjaan saat ini.

EVALUASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN

  • Pengertian Evaluasi
  • Model Evaluasi
  • Kriteria Evaluasi
  • Evaluasi Proses
  • Permasalahan dalam Evaluasi

Jones mendefinisikan evaluasi kebijakan sebagai kegiatan yang dirancang untuk mengevaluasi hasil suatu program. Itulah beberapa kriteria dalam evaluasi kebijakan pendidikan Islam jika mengacu pada evaluasi yang sering digunakan Kementerian Pendidikan Nasional dalam bidang pendidikan pada umumnya.Apalagi seperti yang telah dijelaskan di atas, dalam proses pengambilan kebijakan pendidikan Islam, Kementerian Agama tetap setia mengikuti kriteria yang digunakan Kementerian Pendidikan Nasional dalam pelaksanaan kebijakan dan evaluasi kebijakan terkait pendidikan agama Islam.

ANALISIS KEBIJAKAN PENDIDIKAN

  • Pengertian Kebijakan
  • Pendekatan Kebijakan dalam Pendidikan
  • Model Kebijakan dalam Pendidikan
  • Metode Analisis Kebijakan Pendidikan

Menurut Stokey dan Zeckhuaser “Model adalah representasi yang disederhanakan dari beberapa aspek dunia nyata. Teknik analisis dimaksudkan untuk merancang dan mengembangkan organisasi dengan menciptakan unit organisasi khusus yang dimaksudkan untuk memberikan dukungan analitis bagi perumusan pilihan kebijakan.132.

KEBIJAKAN PENDIDIKAN ISLAM DI

Masa Penjajahan Belanda

Daulay Putra Haidar, Sejarah Pertumbuhan dan Reformasi Pendidikan Islam di Indonesia, (Bandung: Citapustaka Media, 2009), hal. Daulay Putra Haidar, Sejarah Pertumbuhan dan Reformasi Pendidikan Islam di Indonesia, (Bandung: Citapustaka Media, 2001), hal.

Masa Pendudukan Jepang

Zaman Kemerdekaan

Hal ini tertuang dalam Bab II pasal 2 yang teks lengkapnya adalah “Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945”. Hal ini tertuang dalam Bab II pasal 2 yang selengkapnya berbunyi “Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945”.

Penutup

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan bagi bangsa Indonesia demi pembangunan karena landasan strategis pembangunan adalah pendidikan. Pendidikan merupakan suatu upaya agar masyarakat dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat.

Pemerataan, Efesiensi, dan Kualitas

Efisiensi merupakan ukuran keberhasilan suatu kegiatan, yang dinilai berdasarkan besarnya biaya/sumber daya yang digunakan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Dalam hal ini, semakin sedikit sumber daya yang digunakan untuk mencapai hasil yang diharapkan, semakin efisien prosesnya.

Wajib Belajar 9 Tahun (SD-SLTP)

Mengenai usia wajib belajar, alinea pertama Pasal 6 UU No. 20 Tahun 2003 menyatakan: “Setiap warga negara yang berumur tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar. Penyelenggaraan program wajib belajar dasar merupakan bagian dari kebijakan pendidikan Indonesia untuk mencapai pendidikan untuk semua.

Ontonomi Daerah

Salah satu alasan penting diterapkannya otonomi daerah adalah untuk meningkatkan kinerja pemerintahan kabupaten dan kota. Selain itu, otonomi daerah juga memberikan kewenangan kepada daerah untuk mengalokasikan anggaran sesuai prioritas dan kebutuhan daerah.

Link and Match; SD-SLTP-SLTA-PT

Lebih lanjut Soemarso menyatakan, adanya hubungan timbal balik memungkinkan perguruan tinggi mengembangkan kurikulum berdasarkan kebutuhan kerja. Perbaikan program magang dimaksudkan agar industri juga ikut merasakan manfaatnya, karena persepsi selama ini yang menerima manfaat magang adalah perguruan tinggi dan mahasiswa, sedangkan industrilah yang paling menanggung bebannya.

Evaluasi; EBTANAS-UAN-UN-USBN

Seiring dengan era reformasi, segala permasalahan yang berkaitan dengan EBTANAS mengemuka, bahkan ada yang menyarankan agar EBTANAS dihapuskan. Evaluasi dalam bidang pendidikan bertujuan untuk memperoleh informasi dari berbagai aspek yang berkaitan dengan pendidikan.

Dampak Peningkatan Mutu Pendidikan

Dalam upaya mewujudkan lulusan yang bermutu, tentunya harus melalui tahapan proses mutu, yaitu penyediaan layanan pendidikan dengan mengerahkan seluruh sumber daya pendukung, baik yang berwujud maupun tidak berwujud.166 Untuk mencapai hal tersebut, pemerintah bekerja sama untuk mencapai tujuan tersebut. membantu meningkatkan mutu pendidikan dasar dalam konteks desentralisasi Pendidikan Dasar (DBE2).

Penutup

Dari segi waktu evaluasi, evaluasi kebijakan dapat digolongkan menjadi dua: Pertama, dimulai dari pandangan evaluasi yang linier. Firyal dan Widya Kurniati Mohi, Kajian Evaluasi Kebijakan: Evaluasi Beberapa Kebijakan di Indonesia, (Gorontalo: Ideas Publishing, 2018), hal.

EVALUASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN

Latar Belakang

Jadi, pengertian evaluasi kebijakan pendidikan adalah pengukuran atau evaluasi terhadap program pemerintah yang menitikberatkan pada bidang pendidikan dalam segala aspeknya. Menurut Jones, evaluasi kebijakan adalah kegiatan yang dirancang untuk mengevaluasi hasil program pemerintah dengan objek, teknik pengukuran, dan metode analisis.171.

Pentingnya Evaluasi

Salah satu tujuan evaluasi adalah untuk mengukur besaran dan kualitas pengeluaran atau keluaran suatu kebijakan. Tujuan akhir dari evaluasi ini adalah untuk memberikan masukan bagi proses kebijakan ke depan guna menghasilkan kebijakan yang lebih baik lagi.

Klasifikasi dan Ragam Evaluasi Kebijakan

Semua evaluasi kebijakan merupakan evaluasi yang hanya sekedar mempertanyakan instrumen evaluasi dan tidak membahas sama sekali konten yang dievaluasi. Evaluasi kebijakan resmi merupakan evaluasi yang selain mempertanyakan validitas, reliabilitas, dan kemungkinan instrumen evaluasi, juga melihat isi yang dievaluasi.

ANALISIS KEBIJAKAN GURU DAN

Kebijakan Pendidikan Karakter

Undang-undang Guru dan Dosen

Teori Kebijakan Guru dan Dosen

Formulasi Kebijakan Guru dan Dosen

Implementasi Kebijakan Pendidikan Guru

Evaluasi Kebijakan Guru dan Dosen

Rekomendasi

  • Penutup

PERUMUSAN KEBIJAKAN KURIKULUM

Definisi Kurikulum

Kebijakan Kurikulum di Indonesia

Kebijakan Kurikulum 2013

Karakteristik Kurikulum 2013

Urgensi Kebijakan Perubahan Kurikulum

KEBIJAKAN STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA

Pendidik dan Tenaga Pendidikan

Jenis dan Tugas

Standar Kompetensi Tenaga Pendidik

Kebijakan Standar Pendidik

Referensi

Dokumen terkait

Nilai yang terakhir yaitu penanaman nilai insan kamil (manusia sempurna) yang meliputi berbagai aspek dalam keseluruhan kehidupan manusia dalam menjalani

Khusyuk dalam shalat sangat diinginkan oleh setiap mukmin, karena dengan khusyuk kita dapat benar-benar merasakan bahwa shalat adalah sebagai penolong umat

Peran toko agama dalam menghapus tarfficking adalah Posisi toko agama yang bergulat di tengah-tengah kehidupan umat, merupakan sosok yang memahami dengan baik pola komunikasi

Pendidikan Islam pada dasarnya merupakan upaya normatif untuk membantu seseorang atau sekelompok peserta didik dalam mengembangkan pandangan hidup islami (bagaimana akan menjalani

Pendidikan Islam pada dasarnya merupakan upaya normatif untuk membantu seseorang atau sekelompok peserta didik dalam mengembangkan pandangan hidup islami (bagaimana akan menjalani

Pemikiran yang dikemukakan oleh Muhammad bin Abdul Wahab adalah upaya untuk memperbaiki kedudukan umat islam dan merupakan reaksi terhadap paham tauhid yang terdapat di kalangan

sebenarnya komunisme adalah anti demokrasi dan hak asasi manusia. Komunisme: manusia pada hakikatnya adalah hanya sebagai makhluk sosial, manusia pada hakikatnya adalah

Kalaupun harus dipertahankan bukan dalam rangka membuat jarak dengan rumpun ilmu lain, sebagaimana pengalaman praktek pembelajaran fiqh yang hanya mewariskan perpecahan umat Islam