• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebijakan Pengedaran Uang Di Indonesia - IPIEF FEB UMY

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Kebijakan Pengedaran Uang Di Indonesia - IPIEF FEB UMY"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

Melanjutkan seri buku sebelumnya, pada kesempatan kali ini telah diterbitkan seri buku di bidang sistem pembayaran dengan pokok bahasan kebijakan peredaran uang di Indonesia. Secara khusus, kebijakan peredaran uang di Indonesia dijelaskan baik dari aspek kelembagaan maupun pengelolaan peredaran uang. Dalam menjalankan fungsinya sebagai bank sirkulasi, Bank Indonesia merumuskan arah dan tujuan kebijakan peredaran dan mengatur peredaran uang di Indonesia.

Di Indonesia, kebijakan pengedaran uang dilakukan oleh Bank Indonesia yang kewenangannya diatur dalam UU No. Setelah pendahuluan, akan dijelaskan secara singkat teori dan gambaran umum tentang kerangka kebijakan pengedaran uang. Sebagai bagian utama dari buku ini, berikut akan dijelaskan implementasi kebijakan peredaran uang di Indonesia, mulai dari pembelian uang hingga penarikan uang dari peredaran.

Penetapan jumlah uang yang dibutuhkan dalam perekonomian

Di bidang kebijakan moneter, arah dan tujuan kebijakan moneter secara keseluruhan adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan kecukupan jumlah uang nominal (uang kertas dan uang logam), menjaga kualitas uang yang layak edar, dan mengatasi tindakan pemalsuan uang. . Seperti yang dikemukakan oleh Antti Heinone (2003), ada dua tujuan strategis dari kebijakan pengedaran uang, yaitu (1) menjaga kelancaran dan efisiensi pasokan uang tunai (Memastikan pasokan uang lancar dan efisien) dan (2) menjaga keutuhan mata uang ( Menjaga keutuhan mata uang) 3. Kebijakan peredaran uang tidak hanya menyangkut pengadaan dan pendistribusian uang, tetapi juga kegiatan yang berkaitan dengan kualitas dan penggunaan uang, agar masyarakat bangga menggunakan mata uangnya .

Untuk mencapai sasaran strategis tersebut di atas, perlu dirumuskan langkah-langkah operasional dalam kerangka kebijakan pengedaran uang yang menjadi acuan bagi lembaga atau badan yang ditunjuk sebagai otoritas pengelola pengedaran uang.

Pemetaan wilayah pengedaran uang

Perhitungan jumlah uang lusuh/rusak

Penyediaan stok uang yang optimal

Misalnya, siklus peredaran uang tunai/kartu dalam periode tahunan, bulanan, atau mingguan tertentu dapat menunjukkan tren naik atau turun, yang mencerminkan permintaan/kebutuhan masyarakat akan uang tunai selama periode tertentu. Selain permintaan musiman tersebut di atas, permintaan uang juga dapat dipengaruhi oleh kondisi/keadaan tertentu di luar keadaan normal, misalnya menjelang pergantian tahun 1999-2000 (efek bug komputer Y2K) ketika kekhawatiran akan downtime komputer menyebabkan masyarakat memilih untuk memiliki uang tunai sehingga kebutuhan akan uang tunai meningkat. Kondisi sebaliknya adalah jika keinginan masyarakat terhadap uang tunai berkurang maka permintaan uang beredar akan berkurang.

Hal ini mungkin karena munculnya teknologi pembayaran elektronik, seperti keberadaan mesin anjungan tunai mandiri (ATM) dan kartu kredit/debit yang menggantikan peran uang tunai atau mengurangi permintaan masyarakat untuk memegang uang tunai.

Sejarah Pengedaran Uang di Indonesia

Sebaliknya, sejak tanggal 19 September 1945, pemerintah Republik Indonesia mengambil keputusan untuk membentuk bank sentral sendiri, sebagaimana diamanatkan oleh Penjelasan Pasal 23 UUD 1945. UU No. 11 Tahun 1953 tentang Undang-Undang Pokok Bank Indonesia diundangkan pada tanggal 2 Juni 1953 dan mulai berlaku pada tanggal 1 Juli 1953. Satu-satunya kewenangan untuk mengeluarkan uang kertas ditentukan oleh Pasal 8 ayat (1) Undang-Undang ini.

Dengan dikeluarkannya UU No. 14 Tahun 1967 tentang Dasar-Dasar Perbankan, gagasan pendirian bank. 12 Pasal 1 UU No.11 Tahun 1953 menetapkan bahwa bank sentral Indonesia disebut Bank Indonesia, menggantikan De Javasche Bank yang dideklarasikan oleh Konferensi Meja Bundar sebagai bank sentral. Dalam Undang-Undang ini tidak ada pengertian bank sentral, tetapi hanya disebutkan bahwa “Bank Sentral adalah Bank Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945” yang selanjutnya akan diatur dalam undang-undang tersendiri.

Pada akhir tahun 1968, DPRGR mengesahkan tujuh rancangan undang-undang di bidang perbankan yang kemudian disahkan oleh Presiden. Ketujuh undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal 31 Desember 196815, di antaranya adalah undang-undang no. 13 Tahun 1968 untuk Bank Sentral. Salah satu fungsi Bank Indonesia yang digarisbawahi dalam UU No. 13 Tahun 1968 adalah bank sirkulasi.

Berbeda dengan perjanjian sebelumnya16, UU No. 13 Tahun 1968 menegaskan bahwa Bank Indonesia diberikan hak monopoli untuk mengeluarkan uang kertas dan uang logam. UU no. 13 Tahun 1968 dicabut dan diganti dengan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia.

Kebijakan Pengedaran Uang di Beberapa Negara

Denominasi uang kertas dan denominasi koin serta varian denominasi Uang Kertas. Thailand, koin Kementerian Keuangan. Koin Royal Thai Mint, Note Printing Works note. Uang kertas dicetak di luar negeri, koin Royal Mint Malaysia di bawah kendali BNM.

3 seri uang kertas pecahan berbeda dan 2 seri uang logam pecahan berbeda Otoritas Moneter i. 3 Seri uang kertas pecahan berbeda dan 2 seri uang logam pecahan berbeda Uang Penerbitan. Bank Negara Malaysia (BNM) sebagai Bank Sentral Malaysia juga merupakan satu-satunya lembaga yang berwenang mengeluarkan dan mengedarkan uang kertas dan koin di seluruh wilayah Malaysia.

Sedangkan koin-koin tersebut dicetak di dalam negeri oleh perusahaan swasta yaitu The Royal Mint of Malaysia. MAS mencetak uang secara lokal dari perusahaan swasta, uang kertas dicetak oleh Thomas de La Rue dan koin oleh The Singapore Mint. Uang kertas dikeluarkan dan diedarkan oleh Bank of Thailand (BoT) sebagai bank sentral, sedangkan uang logam dikeluarkan dan diedarkan oleh Kementerian Keuangan.

Begitu juga dengan kegiatan penukaran uang rusak/cacat; pertukaran uang kertas dilakukan melalui BoT dan pertukaran koin melalui Kementerian Keuangan. Pencetakan uang kertas dan koin dilakukan oleh perusahaan milik pemerintah yaitu Korea Minting and Security Printing Corporation (KOMSEP).

Kebijakan Pengedaran Uang Di Indonesia

Setiap uang yang diterbitkan dimaksudkan agar dapat mempermudah kelancaran transaksi pembayaran tunai, dapat

Bank Indonesia mengupayakan tersedianya jumlah uang tunai di masyarakat secara cukup, dengan memperhatikan kesesuaian

Perlu diupayakan tersedianya kelembagaan pendukung untuk mewujudkan terciptanya kelancaran arus uang tunai yang layak

Kebijakan stok uang yang memungkinkan selalu tersedianya uang dalam jumlah yang cukup dengan berbagai pecahan untuk

Adanya suatu kebijakan yang lebih mendorong keterlibatan perbankan maupun lembaga lainnya dalam membantu tugas

Dalam setiap pengeluaran uang diperlukan perencanaan yang matang dan matang agar uang yang dikeluarkan berkualitas baik dan dilakukan upaya untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap uang. Oleh karena itu, setiap uang yang dikeluarkan dibuat sebaik mungkin agar dapat diterima oleh masyarakat. Tingkat pemalsuan uang semakin meningkat sehingga membahayakan perekonomian dan kepercayaan masyarakat terhadap mata uang rupiah.

Perlu dipahami bahwa tidak ada yang namanya pemalsuan yang sempurna dan tidak ada desain uang yang begitu sempurna yang benar-benar kebal terhadap pemalsuan. Selain perencanaan dan kajian yang sedang dilakukan, untuk mewujudkan emisi uang baru tersebut, perlu ditetapkan desain uang dan kebijakan pembentukan unsur-unsur keamanan baik dalam materi uang. dan dalam penggunaannya. teknik pencetakan. Membantu masyarakat untuk segera dapat membedakan pecahan uang yang memiliki ukuran uang yang berbeda.

Tidak ada barang palsu yang sempurna, tetapi desain uang juga tidak begitu sempurna sehingga bebas dari barang palsu. Unsur keamanan pada uang dapat dipasang sejak awal, tertanam pada material uang, ada pula yang dibentuk melalui proses pencetakan. Fitur keamanan ini dapat dibedakan dari fitur keamanan terbuka dan tersembunyi.

Berdasarkan hal tersebut, tingkat informasi tentang unsur-unsur upaya perlindungan yang diketahui masing-masing pihak berbeda-beda. Pemberitahuan pengeluaran uang kertas antara lain memuat dasar hukum pengeluaran, tanggal uang kertas baru menjadi alat pembayaran yang sah, gambar motif uang kertas dan ciri-ciri uang kertas yang dikenal oleh masyarakat.

Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Untuk mengurangi berat logam dengan tetap mempertahankan ukurannya, koin juga dapat diberi lubang di tengahnya. Dalam pelaksanaan pengeluaran uang baru tersebut, Bank Indonesia menerbitkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) yang antara lain memuat tentang jenis uang, harga uang, ciri-ciri uang dan tanggal berlakunya sebagai instrumen hukum. Sebelum pemberlakuan uang baru sebagai alat pembayaran yang sah, Bank Indonesia akan mengeluarkan surat pemberitahuan kepada masyarakat.

Rencana Pembagian Uang (RDU) adalah penetapan jumlah dan komposisi nominal uang yang akan dikirim untuk memenuhi kebutuhan kas setiap kantor Bank Indonesia selama setahun. Perkembangan arus keluar dan arus masuk baik di Jakarta maupun di daerah sebenarnya mencerminkan pola pergerakan permintaan uang kartal yang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pertumbuhan ekonomi, perkembangan inflasi, rasio jumlah kredit terhadap dana, jumlah kantor bank dan jaringan ATM, perkembangan suatu daerah (termasuk otonomi daerah). ), faktor musiman, umur peredaran uang dan jarak suatu daerah dari Jakarta. alat pembayaran).

Perkembangan Inflasi

Perbandingan Jumlah Kredit dan Dana

Jumlah Kantor Bank dan ATM

Perkembangan Daerah

Penerapan Otonomi Daerah (OTODA)

Lapangan Pekerjaan dan Sektor Ekonomi

Perkembangan berdasarkan kurun waktu

Tujuan pengadaan uang adalah agar Bank Indonesia memiliki persediaan uang yang cukup dalam berbagai pecahan dalam kondisi layak edar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Pengadaan uang dilakukan untuk mendukung pengeluaran uang baru (penerbitan) serta pencetakan rutin uang yang telah dikeluarkan. Apabila terjadi keterlambatan pengiriman uang material yang tidak sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, pemasok dikenakan sanksi.

Pengedaran uang terdiri dari kegiatan pembagian uang dan pelayanan kas yang dilakukan oleh Bank Indonesia. Transfer dilakukan oleh kantor pusat ke kantor koordinasi kemudian ke kantor Bank Indonesia di daerah dan sebaliknya. Transfer didasarkan pada rencana distribusi uang yang menentukan jumlah dan nilai uang yang dikirim selama periode waktu tertentu.

Saat ini Bank Indonesia masih menerima simpanan uang dalam bentuk uang layak edar dan uang tidak layak edar. Oleh karena itu, Bank Indonesia melakukan kegiatan penyortiran, yaitu menyortir dan menghitung uang yang disimpan oleh nasabahnya, khususnya bank. Prinsipnya, uang yang mengalir kembali ke kas Bank Indonesia akan disirkulasikan kembali selama uang tersebut masih layak edar.

Untuk uang kertas, uang yang tidak layak edar meliputi uang usang, uang cacat, uang rusak, dan uang yang dicabut dan ditarik dari peredaran. Penarikan adalah proses pemasukan uang kertas yang telah dicabut ke kas Bank Indonesia.

Daftar Pustaka

Penanggulangan Uang Palsu

  • Lukisan tangan
  • Colour transfer
  • Cetak sablon
  • Cetak Offset
  • Fotokopi berwarna
  • Colour printer
  • Pemeriksaan/pendeteksian awal terhadap uang Rupiah palsu
  • Pelaporan penemuan uang Rupiah palsu
  • Pemilihan tanda pengaman (security features) yang baik, sehingga uang yang baru menjadi lebih sulit untuk dipalsu
  • Penyebarluasan informasi (sosialisasi) mengenai ciri-ciri keaslian uang kepada masyarakat umum, sehingga masyarakat dapat
  • Penelitian terhadap security features yang sudah dapat dipalsu dan perkembangan teknologi pemalsuan uang sebagai masukan untuk
  • Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait misalnya pelatihan/peningkatan pengetahuan bagi para penyuluh
  • Melakukan pendidikan dan pelatihan penanggulangan uang palsu dalam rangka membentuk jaringan dan kerja sama yang lebih
  • Melakukan penyelidikan dan interogasi kepada tersangka yang berhasil ditangkap oleh POLRI. Keterangan ini berguna sebagai
  • Memberikan pengetahuan ciri-ciri keaslian uang rupiah kepada peserta pendidikan, kepada reserse dan intel POLRI seluruh Indo-
  • Memberikan dukungan dalam kasus tindak pidana uang palsu kepada Kepolisian dan Kejaksaan sampai ke Sidang Pengadilan
  • Memberikan informasi kepada BOTASUPAL dan POLRI terhadap orang yang melakukan penyetoran UPAL dalam jumlah
  • Ciri-ciri keaslian uang Rupiah dapat dipahami oleh seluruh masyarakat Indonesia. Pencapaian sasaran dilakukan melalui
  • Penanggulangan peredaran uang palsu merupakan tanggung jawab seluruh masyarakat Indonesia
  • Bank Indonesia melakukan penanggulangan secara preventif, sedangkan secara represif dilakukan oleh kepolisian dan instansi
  • Adanya penerapan sanksi hukum terhadap pemalsu, hal ini dimaksudkan agar para pembuat dan pengedar uang rupiah palsu
  • Melakukan penelitian mengenai security features yang diaplikasikan dalam uang, yang dapat dilakukan dengan cara studi
  • Untuk memudahkan mengenali uang asli, uang yang diedarkan kondisinya harus layak edar. Uang Rupiah yang sudah tidak layak
  • Informasi yang akurat dan tepat waktu untuk mendukung pencegahan uang palsu. Data tentang penemuan uang Rupiah palsu

Berdasarkan temuan selama ini, jenis-jenis pemalsuan rupiah dapat dikategorikan sebagai berikut. Mengingat bahwa tindak pidana pemalsuan uang rupiah merupakan kejahatan yang serius, karena pemalsuan uang rupiah selain bertujuan untuk memperkaya diri secara ekonomi juga dapat bertujuan untuk mengganggu perekonomian negara secara politik. Dalam melakukan kegiatan transaksi ekonomi, setiap anggota masyarakat wajib melakukan pemeriksaan awal terhadap uang Rupiah yang diterimanya (khususnya uang kertas) untuk mengantisipasi adanya uang Rupiah palsu.

Pemeriksaan awal dilakukan dengan melihat unsur perlindungan uang rupiah pada bahan uang dan teknik pencetakan uang. Namun demikian, Bank Indonesia secara proaktif bekerja sama dengan POLRI/BOTASUPAL di lapangan dalam mendeteksi dan mengusut kasus tindak pidana pemalsuan serta memberikan pengetahuan tentang ciri-ciri uang rupiah asli. Informasi tersebut berguna sebagai data laporan perkembangan uang palsu, peredaran uang palsu yang berasal dari pembuat yang sama, teknologi dan bahan yang digunakan untuk uang palsu, perlindungan uang rupiah yang dapat dipalsukan, dan sebagainya.

Memberikan pengetahuan tentang ciri-ciri uang rupiah asli kepada peserta pelatihan, kepada penyidik ​​Polri dan intel seluruh Indonesia, kepada penyidik ​​dan intel Polri seluruh Indonesia. Pencapaian target dilakukan melalui kegiatan upgrading, pengumuman dan penyebaran brosur fitur uang asli Rupiah. Setiap anggota masyarakat yang menemukan atau memiliki uang Rupiah palsu harus segera memberitahukan/melaporkan kepada kepolisian setempat atau menghubungi bank terdekat.

Uang rupiah yang sudah tidak layak edar di masyarakat harus segera disetorkan ke Bank Indonesia dan ditukar dengan tanda tidak berharga (PTTB). Data pendeteksian uang Rupiah palsu harus disampaikan dengan benar dan cepat ke kantor pusat Bank Indonesia agar dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan oleh pengambil keputusan.

Referensi

Dokumen terkait

Hampir setiap negara di dunia mempunyai lembaga yang bertugas untuk melaksanakan fungsi otoritas moneter, yang salah satunya adalah mengeluarkan dan mengedarkan uang.12 Di Indonesia