• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUKU Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Air

N/A
N/A
Safrizal Ibrahim

Academic year: 2023

Membagikan "BUKU Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Air "

Copied!
74
0
0

Teks penuh

Buku “Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Air” merupakan rangkuman dan pedoman kebijakan pengelolaan sumber daya air yang mencerminkan keinginan masyarakat. Dalam buku ini dijelaskan masing-masing peran antara pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam mengelola sumber daya air untuk kesejahteraan bersama secara adil dan berkelanjutan. Karena apa yang kita lakukan sekarang terhadap sumber daya air merupakan warisan bagi anak cucu di masa depan.

II Permasalahan Pengelolaan

Masalah Penyediaan Air

Sektor sumber daya air dan irigasi menghadapi permasalahan investasi dan pengelolaan jangka panjang yang semakin kompleks dan menantang. Kurangnya akses terhadap pasokan air bersih, karena infrastruktur dan lembaga yang mengelola pasokan air bersih di perkotaan tidak dapat memenuhi permintaan yang meningkat pesat; Terbatasnya penyediaan dana O&M terhadap prasarana dan sarana yang ada serta investasi untuk menambah prasarana dan sarana baru guna mengantisipasi kebutuhan air yang semakin meningkat.

Pencapaian Ketahanan Pangan dan Pengelolaan lrigasi yang Berkelanjutan

Luas permukaan irigasi pertanian (daerah irigasi) yang rusak akibat banjir atau bencana alam lainnya rata-rata mencapai 100.000 ha/tahun, sedangkan pada tahun 2002 mencapai 172.000 ha. Konversi lahan irigasi ke penggunaan lain terjadi rata-rata 15.000 hingga 20.000 ha/tahun. Daerah irigasi yang terjamin pasokan airnya melalui waduk hanya seluas 719.000 ha (8% dari jaringan irigasi yang ada), sedangkan sebagian besar berasal dari aliran sungai yang sangat rentan karena bergantung pada luas dan aliran. air di sungai.

Kendala-kendala lnstitusi/Kelembagaan

Mempertahankan tingkat produksi beras dan produk pangan lainnya memerlukan kegiatan operasi dan pemeliharaan (O&M) jaringan irigasi yang efektif. Strategi investasi pemerintah untuk menjaga keberlanjutan beras melalui perluasan jaringan irigasi dan reklamasi lahan rawa di pulau-pulau di luar Jawa harus ditinjau ulang, terutama terkait dengan pilihan intervensi yang lebih efektif dan ramah lingkungan. Upaya-upaya yang dilakukan sebelumnya untuk menyerahkan pengelolaan jaringan irigasi skala kecil kepada P3A yang dikendalikan oleh petani juga gagal mencapai tujuan yang diinginkan, sementara upaya untuk menetapkan P3A yang efektif untuk jaringan irigasi skala besar juga gagal membuahkan hasil yang memuaskan.

II Ke bij akan Pengelolaan

Visi, Misi dan Asas Pengelolaan Sumber Daya Air Visi

  • Misi
  • Azas-Azas

Bahwa pengembangan sumber daya air bertujuan untuk memperoleh hasil yang sebesar-besarnya bagi pemenuhan kepentingan umum. Bahwa pengembangan sumber daya air dilakukan secara seimbang untuk mengakomodasi berbagai kepentingan, dengan memperhatikan sifat air yang dinamis. Bahwa pengembangan sumber daya air secara bertahap harus dilakukan berdasarkan kekuatan dan kemampuan diri sendiri.

Reformasi Kebijakan Sumber Daya Air (WATSAP)

Pengembangan sumber daya air dilakukan dengan tetap menjaga keberadaan dan menjaga fungsi sumber daya tersebut secara berkelanjutan. Instrumen hukum, kelembagaan dan kebijakan di sektor sumber daya air sudah tidak tepat dan efektif; Tujuan yang diharapkan dari reformasi kebijakan di sektor sumber daya air antara lain sebagai berikut.

Sasaran dan Agenda Utama Reformasi

Sasaran I

Sasaran II

Menyempurnakan dan menyempurnakan kelembagaan daerah (provinsi, kabupaten, dan daerah aliran sungai) sebagai pengatur dan pelaksana pengelolaan kualitas air pada tingkat daerah; Penyempurnaan dan penyempurnaan kebijakan, kelembagaan, dan peraturan nasional terkait pengelolaan irigasi, bertujuan untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat pengguna air (petani) untuk mengelola jaringan irigasi.

II Ke bij akan

Pengelolaan Terpadu Somber Daya Air

Batasan Pengelolaan Wilayah Sungai/DPS

Dengan demikian, tujuan pengelolaan wilayah sungai adalah untuk meningkatkan kinerja konservasi, pembangunan, dan pemanfaatan secara berkelanjutan, efektif, dan efisien dengan meningkatkan sinergi seluruh kemampuan terkait, serta keselarasan dan keseimbangan antar komponen struktur ruang. . Mengingat keterkaitan air dengan siklus hidrologi, dimana hulu dan hilir merupakan satu kesatuan, maka pengolahannya dilakukan melalui pendekatan “pengelolaan wilayah sungai/DAS secara terpadu”. Sementara itu, untuk mencapai perlindungan dan pengendalian sumber daya air yang lebih efektif memerlukan reformasi kelembagaan dan legislatif, terutama dalam upaya konservasi dan penegakan hukum.

Yaitu air (air permukaan, air tanah, air hujan), sumber air (tempat/wadah air yang terdapat di atas, dan di bawah permukaan tanah) dan segala potensi yang terkandung di dalamnya. Merupakan kesatuan wilayah pengelolaan air sebagai hasil pengembangan satu atau lebih Daerah Pengaliran Sungai (DPS). Suatu wilayah pengelolaan air terpadu yang terbentuk secara alami, tempat air merembes dan/atau mengalir melalui sungai dan anak-anak sungainya.

Merupakan daya tampung daerah aliran sungai yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat dan pembangunan nasional. Skema pengelolaan terpadu DPS, yang mencakup empat tujuan, yaitu: .. i) pengelolaan sumber daya air (air permukaan dan air tanah); ii) Pengelolaan lahan DPS (perencanaan tata ruang); iii) pengelolaan vegetasi (hutan dan tanaman) yang meliputi daerah tangkapan air (DTA), dan iv) pengelolaan/pengendalian aktivitas manusia terkait DPS dan SDA, tidak dapat didasarkan hanya pada satu atau lebih undang-undang yang sejenis atau kawasan yang sama Namun lebih didasarkan pada apakah perbedaan undang-undang – undang-undang yang berkaitan langsung atau tidak langsung oleh karena itu memerlukan kesepakatan dan kejelasan posisi dari berbagai pihak yang terlibat. Selain itu, DPS harus dipandang sebagai satu kesatuan yang terdiri dari badan air, sumber air, sungai, danau, dan waduk yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

Menurut tingkatannya, peraturan perundang-undangan yang dapat menjadi landasan pengelolaan DPS terpadu disusun dengan urutan sebagai berikut.

Undang-Undang Dasar

Undang-Undang

1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. e) UU No. 12 tahun. 1992 tentang Sistem Pemuliaan Tanaman.

Peraturan Pemerintah

Reformasi Peraturan dan Perundang-Undangan

  • Landasan Operasional
  • Ruang Lingkup Pengelolaan Terpadu DPS

Beberapa hal penting yang mengatur konservasi sumber daya alam dalam rancangan revisi UU No. 11 tahun. 197 4 mencakup definisi dan poin peraturan berikut. Berbagai peraturan pemerintah yang dikeluarkan yang juga perlu diubah adalah PP no. Tahun 1982 tentang Pengaturan Air, PP No. Terdapat beberapa lembaga yang bertanggung jawab dan menangani sumber daya air, misalnya sebagaimana tercantum dalam UU No. 11/197 4 tentang Irigasi, pasal 5 ayat 1 dan 2; Peraturan Pemerintah No. 20/1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air.

Menteri yang diserahi tugas di bidang air diberi wewenang dan tanggung jawab untuk mengkoordinasikan semua peraturan yang berkaitan dengan perencanaan, perencanaan teknis, pengawasan, penggunaan, pemeliharaan dan perlindungan serta pemanfaatan air dan sumber daya air dengan memperhatikan kepentingan Departemen. dan/atau institusi lain yang berkepentingan. Pengelolaan administratif sumber daya air bawah tanah dan sumber air panas sebagai sumber daya mineral dan energi berada di luar kewenangan dan tanggung jawab menteri sebagaimana dimaksud pada ayat 1. Penetapan urutan prioritas penggunaan air dan/atau sumber daya air dalam rencana perlindungan , pengembangan dan pemanfaatan sumber air yang bersangkutan;

Mengingat pengelolaan DPS secara terpadu memerlukan pendekatan ekosistem, padahal pendekatan ekosistem itu sendiri sangat kompleks karena melibatkan banyak sumber daya (alam dan buatan), multi institusi, multi pemangku kepentingan dan bersifat lintas batas (administratif dan ekosistem), maka di Indonesia model pengelolaan terpadu DPS akan dilaksanakan dengan mengandalkan mekanisme koordinasi dan kerja sama. Agraria/Ketua BPN, Menteri Dalam Negeri, Menteri Pertanian, Menteri Perhubungan, Menteri Perindustrian dan Perdagangan, dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. Berdasarkan asas tersebut maka pengertian pengelolaan DPS berupa eksploitasi, pengembangan, pelestarian (perlindungan) dan penguasaan (daya rusak) sumber daya air serta pemberdayaan masyarakat.

Selanjutnya perlu dipahami kesatuan sistem sumber daya air yang bersifat sektoral, spasial, temporal dan kelembagaan, sehingga kegiatan harus dilaksanakan secara terpadu (multisektoral), seimbang (manfaat dan keberlanjutan) dan berwawasan lingkungan. . .

Pengelolaan Sumber Daya Air

Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Pengairan a) Pemeliharaan preventif

Status Pengelolaan Sungai

ORGANISASI PENGELOLAAN SUNGAI

  • Pelaksanaan Koordinasi

Beberapa kriteria pemilihan WS yang ditangani oleh PIPWS antara lain tingkat kegunaan, tingkat kebutuhan, tingkat kekritisan dan tingginya kerentanan terhadap ancaman bahaya. Bentuk forum koordinasinya antara lain adalah Panitia Pelaksana Pengaturan Pengairan (PPTPA) tingkat wilayah sungai. Sedangkan forum koordinasi di tingkat provinsi disebut Panitia Pengelolaan Air (PTPA) yang diketuai oleh Gubernur atau pejabat yang ditunjuk, dengan sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Pengairan serta Perum WS yang telah memiliki Perum.

Kesimpulan

Sambil menunggu terbentuknya dewan/lembaga yang lebih permanen, Tim Koordinasi Kebijakan Pemanfaatan Sungai dan Kelestarian Daerah Aliran Sungai (DAS) yang dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden No. Peran serta dan pengawasan masyarakat dalam penataan ruang suatu DPS agar terwujudnya penataan ruang yang menjamin keberlangsungan pemanfaatan sungai dan kelestarian ekosistem sungai yang sangat diperlukan bagi kesejahteraan masyarakat luas dapat dilakukan. didorong karena sudah ada dasar hukumnya yaitu PP No.

Pengelolaan Irigasi

Tindak Lanjut Pelaksanaan Kebijakan Pengelolaan lrigasi

Sebagai kelanjutan pelaksanaan kebijakan pengelolaan irigasi dalam mendukung program ketahanan pangan, disusun strategi sebagai berikut: untuk mendukung program ketahanan pangan, disusun strategi sebagai berikut. Peningkatan kesiapan infrastruktur dan saran sumber daya air serta infrastruktur pendukung wilayah lainnya, seperti jaringan jalan termasuk jalan produksi pertanian (farm road), pengelolaan lingkungan kawasan produksi pertanian, dan lain-lain. Meningkatkan upaya keamanan terhadap kerusakan akibat air dan bencana alam lainnya pada ternak produksi pertanian.

Mengembangkan kelembagaan pengelolaan air berbasis sungai, baik kuantitas maupun kualitas, baik berbentuk perusahaan maupun pusat pengelolaan air;

Kesimpulan Tentang Kebijakan Pengelolaan lrigasi

Pembangunan prasarana penyimpanan air seperti waduk dan waduk kecil, serta optimalisasi fungsi danau dan telaga sebagai sumber air;

II Kebijakan

Pengembangan

Pengembangan Air Baku

  • Peningkatan Ketersediaan Air Sehat (Safe Water)
  • Pengembangan Prasarana
  • Program Tahun Anggaran 2002
  • Kesimpulan

Ada beberapa permasalahan yang menonjol dalam program penyediaan dan pengelolaan air baku. Permasalahan yang dapat menjadi kendala antara lain: 1) Ketersediaan air baku berbeda-beda pada setiap daerah. sehingga akan menyulitkan pendistribusiannya. Pada prinsipnya pengembangan air baku mengikuti dan memenuhi kebutuhan air bersih yang diharapkan untuk keperluan domestik, perkotaan, dan industri untuk seluruh wilayah, dalam jangka waktu yang ditentukan. Kebutuhan ini harus diwujudkan dalam dua sampai lima tahun ke depan, dan hal ini harus tercermin dalam program penyediaan dan pengelolaan air baku yang dimulai pada tahun 2004-2007.

Sebagian besar kebutuhan air baku rumah tangga, khususnya di pedesaan, saat ini masih dipenuhi secara mandiri oleh masyarakat dengan memanfaatkan air tanah melalui pembangunan sumur gali. Pembangunan di bidang sumber daya air akan terus diperlukan untuk mendukung pengembangan sektor pertanian, industri, energi, penyediaan air baku perkotaan dan pedesaan, pariwisata, dan lain-lain. Selain itu, pencemaran yang berasal dari limbah industri dan domestik akan sangat mengancam kualitas air baku.

Misalnya, kebijakan yang ada mengenai tarif air untuk air pipa dan penggunaan air tanah untuk industri telah berkontribusi terhadap polusi berlebihan yang memerlukan intervensi kebijakan terpadu. 34; multiguna”, misalnya tarif air baku untuk listrik, industri, dan kawasan komersial lebih tinggi dibandingkan tarif air baku untuk rumah tangga berpendapatan rendah. Terbatasnya kemungkinan untuk mengajukan anggaran dari masyarakat untuk pengembangan pemanfaatan air baku secara optimal di dalam artian sasaran yang diproyeksikan sesuai rencana, dapat tercapai sesuai

Dengan kondisi seperti ini, kebutuhan pengembangan pemanfaatan air baku selalu jauh melebihi kapasitas pengembangannya sendiri. Masih banyak masyarakat yang belum bisa terlayani air bersih, salah satu penyebabnya adalah karena tingkat persediaan air baku yang selalu kurang dari kebutuhan. Eksplorasi air tanah yang melebihi ambang batas kelestarian sumber daya air tanah akan mengakibatkan terganggunya lingkungan hidup, karena terbatasnya pasokan air baku yang diperoleh dari permukaan.

Referensi

Dokumen terkait

Tahap awal yang perlu dilakukan untuk dapat menetapkan strategi dan program Pengelolaan Sumber Daya Air adalah dengan mengidentifikasi permasalahan pengelolaan sumber

Berdasarkan analisis efektivitas terkait integrasi pola pengelolaan sumber daya air dalam rencana tata ruang serta analisis kebijakan dan analisis daya dukung kelembagaan

Komisi irigasi adalah Lembaga non pemerintah yang berperan dalam aspek pendayagunaan dan pemanfaatan sumber daya air yang bertujuan untuk mewujudkan pengelolaan

BWS mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan sumber daya air, yang meliputi perencanaan, pelaksanaan konstruksi, operasi dan pemeliharaan dalam rangka Konservasi sumber daya

Sasaran penyusunan Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air pada Wilayah Sungai Citarum ini adalah tersusunnya rencana induk dalam pelaksanaan konservasi sumber daya air, pendayagunaan

2.1. Mempelajari Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Air, Peraturan Perundang-undangan dan Isu-isu Strategis. Pola Pengelolaan sumber daya air disusun dengan memperhatikan

Pembangunan pertahanan negara mengacu pada sistem pengelolaan yang dilaksanakan secara komprehensif, sehingga diperlukan suatu kebijakan terhadap berbagai aspek terkait.34 Arah

Dokumen ini berisi tentang rencana pengelolaan sumber daya air di wilayah sungai Pulau Lombok tahun