• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of PERAN POLISI KEHUTANAN DALAM MENANGGULANGI TINDAK PIDANA ILLEGAL LOGGING SEBAGAI UPAYA MELINDUNGI TEMPAT WISATA TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER (Studi Penelitian Di Seksi Wilayah VI Besitang BPTN Wilayah III Stabat)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of PERAN POLISI KEHUTANAN DALAM MENANGGULANGI TINDAK PIDANA ILLEGAL LOGGING SEBAGAI UPAYA MELINDUNGI TEMPAT WISATA TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER (Studi Penelitian Di Seksi Wilayah VI Besitang BPTN Wilayah III Stabat)"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

Kejahatan di bidang kehutanan antara lain pembakaran hutan dan penebangan pohon hutan secara liar, seperti tindak pidana illegal logging yang terjadi di kawasan hutan Taman Nasional Gunung Leuser. Rumusan masalah penelitiannya adalah: Apa dampak perusakan hutan terhadap keseimbangan lingkungan hidup? Bagaimana penindakan terhadap pelaku kejahatan pembalakan liar sebagai upaya perlindungan objek wisata Taman Nasional Gunung Leuser? dan peran Polisi Kehutanan dalam menanggulangi pembalakan liar sebagai upaya perlindungan tempat wisata Taman Nasional Gunung Leuser di Wilayah VI Besitang BPTN Wilayah III Stabat?. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Taman Nasional Gunung Leuser merupakan kawasan hutan warisan dunia dan juga dapat dijadikan sebagai objek wisata, sehingga peran polisi hutan sangat diperlukan untuk memerangi kejahatan illegal logging.

Pelaku pembalakan liar dapat dijerat dengan pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 87 ayat (1) huruf a (perseorangan) dan Pasal 87 ayat (4) huruf a (perusahaan) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Penebangan Hutan. Judul skripsi ini adalah : “Peran Polisi Hutan Dalam Penanggulangan Tindak Pidana Illegal Logging Sebagai Upaya Perlindungan Daya Tarik Wisata Taman Nasional Gunung Leuser (Studi Penelitian Di Seksi VI Besitang BPTN Wilayah III Stabat)”. Penulisan skripsi ini dilatarbelakangi oleh ketertarikan penulis terhadap tindak pidana illegal logging yang banyak terjadi di Indonesia.

PENYIDIKAN TINDAKAN PIDANA ILEGAL logging SEBAGAI UPAYA PERLINDUNGAN DARI WISATA TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER PADA PT. Murhaini menyatakan, “Tidak ada definisi mengenai pembalakan liar (illegal logging) dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. Contoh kasus pidana pembalakan liar yang terjadi di TNGL adalah pada tanggal 15 Juli lalu. Tahun 2019, telah terjadi pembalakan liar atau illegal logging di kawasan wisata Tangkahan atau wilayah hukum Besitang BPTN Stabat Wilayah III Wilayah III, dimana Tangkahan Resort menjadi objek wisata.

Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam bentuk skripsi yang berjudul : “Peran Polisi Kehutanan Dalam Penanggulangan Tindak Pidana Illegal Logging Sebagai Upaya Perlindungan Lokasi Wisata Taman Nasional Gunung Leuser Studi Penelitian di Divisi Wilayah VI Besitang BPTN Wilayah III Stabat).

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui tentang penegakan hukum terhadap pelaku tindak pidana illegal logging sebagai upaya perlindungan objek wisata Taman Nasional Gunung Leuser. Untuk mengetahui peran Polisi Kehutanan dalam menanggulangi tindak pidana illegal logging sebagai upaya perlindungan objek wisata Taman Nasional Gunung Leuser Wilayah VI Besitang BPTN Wilayah III Stabat.

Manfaat Penelitian

Diharapkan para pengambil kebijakan hukum dan masyarakat luas dapat mengambil manfaat praktis dari penelitian ini, artinya penelitian ini dapat digunakan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari terkait dengan peran Polisi Kehutanan dalam menanggulangi tindak pidana pembalakan liar sebagai upaya kejahatan. upaya perlindungan objek wisata Taman Nasional Gunung Leuser.

Keaslian Penelitian

Kesimpulan dari rumusan masalah pertama adalah peran Polisi Kehutanan sangat penting untuk menjaga keutuhan kawasan hutan dan mencegah kerusakan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Kesimpulan dari rumusan masalah yang kedua adalah faktor-faktor yang menjadi kendala dalam pelaksanaan tugas polisi kehutanan dalam menanggulangi tindak pidana illegal logging di Kawasan Hutan Provinsi Lampung faktor geografis, faktor sarana dan prasarana, keseriusan, kepedulian dan ketegasan pihak yang berkompeten. petugas, perorangan petugas, faktor modus operandi kejahatan, faktor masyarakat, dan faktor sanksi hukum. Oleh karena itu penelitian tesis Helena Verawati Manalu berbeda dengan penelitian penulis, karena penelitian tersebut tidak membahas tentang upaya perlindungan hutan sebagai tempat wisata.

Sementara itu, penulis membahas tentang peran polisi hutan dalam pemberantasan illegal logging sebagai upaya perlindungan tempat wisata. Penelitian skripsi yang dilakukan oleh Bagus Riyan Ardiyansyah pada tahun 2018, mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Jurusan Hukum Publik Islam, Program Studi Hukum Pidana Islam, Surabaya. Bagaimana analisis hukum pidana Islam dan hukum positif mengenai pertimbangan hukum dalam putusan nomor: 23/Pid.Sus-LH/2018/PN Kla tentang tindak pidana pengangkutan hasil hutan tanpa izin.

500.000,00 (Lima Ratus Ribu Rupiah), dengan ketentuan denda jika tidak membayar, diringankan menjadi pidana kurungan selama 2 (dua) bulan karena pelanggaran pengangkutan hasil hutan tanpa izin. Kesimpulan dari rumusan masalah yang kedua adalah berdasarkan analisis hukum pidana Islam dan hukum positif terhadap aspek hukum hakim Pengadilan Negeri Kalianda, hukuman bagi pelanggar pengangkutan hasil hutan tanpa izin menurut Hukum pidana Islam adalah hukuman ta’zir berdasarkan ayat ke-49 Surat Al Maidah. Dengan demikian, tesis penelitian Bagus Riyan Ardiyansyah berbeda dengan penelitian penulis karena penelitian tersebut membahas tentang tindak pidana pengangkutan hasil hutan berdasarkan kajian hukum Islam dan hukum positif serta tidak membahas tentang upaya perlindungan hutan sebagai tempat wisata.

Faktor apa saja yang menjadi kendala, serta upaya agar Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) tidak berisiko menjadi Situs Warisan Dunia. Kesimpulan dari rumusan masalah yang pertama adalah implementasi peraturan mengenai pengelolaan Taman Nasional Gunung Leuser sebagai situs warisan dunia masih belum berjalan sebagaimana mestinya karena masih terdapat kegiatan-kegiatan yang melanggar hukum dan peraturan baik secara nasional maupun internasional. Taman Nasional Gunung Leuser telah ditetapkan namun pada kenyataannya aktivitas masih berjalan, hal ini terbukti dengan terjadinya beberapa kasus di resort Tengkulun, resort Sekuci, resort Sungai Lepan dan resort Cinta Raja yang umumnya terjadi aktivitas perambahan.

Kesimpulan dari rumusan masalah yang ketiga adalah faktor-faktor yang menjadi kendala dalam perlindungan dan pengelolaan Taman Nasional Gunung Leuser disebabkan baik oleh faktor internal maupun eksternal serta faktor hukum dan non hukum. Penelitian tesis Mhd Nur Arrahman Nasution ini berbeda dengan penelitian penulis karena penelitian tersebut tidak membahas tentang peran polisi hutan dan tidak membahas tentang upaya perlindungan hutan sebagai tempat wisata. Sementara itu, penulis membahas tentang peran polisi hutan dalam pemberantasan illegal logging sebagai upaya perlindungan tempat wisata.

Tinjauan Pustaka

Walaupun tempat penelitian penulis sama dengan penelitian Mhd Nur Arrahman Nasution, namun isi pembahasannya berbeda. Polisi Kehutanan merupakan pengawas perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Dalam Pasal 1 ayat (15) Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan disebutkan bahwa pengertian polisi kehutanan adalah pejabat tertentu dalam kerangka instansi kehutanan pusat dan/atau daerah, yang dalam sesuai dengan sifatnya​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​

Lebih lanjut, Pasal 1 ayat (1) Kementerian Kehutanan, Peraturan Nomor: P.5/MENHUT-II/2010 tentang Standar Peralatan Polisi Hutan, menyebutkan bahwa pengertian Polisi Hutan, yang selanjutnya disingkat Polhut, adalah pejabat yang ditunjuk dalam lingkungan ruang lingkup kehutanan pusat dan daerah. Tri Andrisman menyatakan bahwa tindak pidana adalah suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang yang melakukan kejahatan atau pelanggaran yang merugikan kepentingan orang lain atau kepentingan umum. 11 Leden Marpaung menyatakan bahwa tindak pidana adalah suatu perbuatan yang melanggar hukum yang dilakukannya. disengaja atau tidak disengaja oleh seseorang yang perbuatannya dapat dipertanggungjawabkan dan menurut undang-undang dinyatakan dapat dipidana. 12. Dalam kosakata bahasa Inggris-Indonesia masa kini, illegal artinya tidak sah, dilarang atau melawan hukum, haram.

11 Tri Andrisman, Hukum Pidana, dan Ketentuan Umum Dasar Hukum Pidana di Indonesia, Universitas Lampung, Lampung, 2009, hal. Log dalam bahasa Inggris artinya tunggul atau tunggul, dan logging artinya menebang kayu dan membawanya ke tempat penggergajian kayu. 13 Secara sederhana pengertian Illegal Logging adalah pembalakan liar. Dalam Pasal 1 ayat (4) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan disebutkan bahwa pengertian illegal logging adalah segala kegiatan pemanfaatan hasil hutan kayu secara terencana secara tidak sah.

13 Winarno Budyatmojo, Penegakan Hukum Tindak Pidana Illegal Logging (Antara Harapan dan Kenyataan), Jurnal Yustisia, Volume 2, Nomor 2, Mei-Agustus 2013, hal.

Metode Penelitian

Wawancara adalah proses pengumpulan data atau informasi melalui kontak tatap muka antara pihak yang bertanya (interviewer) dengan pihak yang ditanya atau dijawab (interviewee).16. Setelah data-data terkumpul, baik data primer maupun data sekunder, kemudian dianalisis kembali dengan menggunakan metode analisis kualitatif sebagai analisis data berdasarkan kualitas, kualitas dan ciri-ciri nyata yang berlaku di masyarakat. Bagaimana menganalisis data yang berasal dari bahan hukum berdasarkan konsep, teori, peraturan perundang-undangan, doktrin, asas hukum, pendapat para ahli atau pandangan peneliti sendiri, terkait dengan peran Polisi Kehutanan dalam menanggulangi tindak pidana pembalakan liar sebagai upaya untuk melindungi tempat wisata Taman Nasional.

Sistematika Penulisan

Kriminal pembalakan liar sebagai upaya perlindungan objek wisata Taman Nasional Gunung Leuser di Wilayah VI Besitang Bptn.

DAMPAK KERUSAKAN HUTAN TERHADAP

Jenis-Jenis Hutan Di Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menggunakan metode penelitian hukum normatif empiris diketahui bahwa penegakan hukum terhadap pelaku tindak pidana penyerobotan tanah yang terjadi di