• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEL. 4 METODE PENELITIAN MAKALAH

N/A
N/A
dea meriana

Academic year: 2023

Membagikan "KEL. 4 METODE PENELITIAN MAKALAH"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

“ Pengodean, Perekaman, dan Analisis Data dalam Penelitian Kualitatif ”

Mata Kuliah : Metode Penelitian

Dosen Pengampu Mata Kuliah : Dr. Karwanto S.Ag., M.Pd. & Dr. Ainur Rifqi, M.Pd

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4:

1. Isnayni Firdayanti 21010714016 2. Sofi Yulia 21010714026 3. Cantik Oktaviana 21010714027 4. Dea Meriana Cristi 21010714034

S1 MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2021/2022

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kami. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah terkait Pengodean, Perekaman, dan Analisis Data dalam Penelitian Kualitatif dibantu dari berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Karwanto S.Ag., M.Pd. & Dr. Ainur Rifqi, M.Pd selaku Dosen pengampu mata kuliah Metode Penelitian. Dan juga kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... I Kata Pengantar ... II Daftar Isi... III Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Rumusan Masalah ...1

1.3 Tujuan Penelitian ...2

Bab II Pembahasan 2.1 Pengodean dalam Penelitian Kualitatif ...3

2.2 Perekaman Data dalam Penelitian Kualitatif ...6

2.3 2.2.1 Data Narasi ...7

2.2 2.2.2 Data videotipe ...7

2.3 2.2.3 Data Checklist ...8

2 2.2.4 Durasi ...8

2.3 2.2.5 Data Interval ...9

2.3 Analisis Data dalam Penelitian Kualitatif...9

2.3.1 Validitas Data ...9

2.2 2.3.2 Proses Analisis Data Kualitatif ... 10

2.3 2.3.3 Model – Model Analisis ... 12

2 2.3.4 Langkah – Langkah Analisis Data ... 12

2.4 Analisis Keabsahan Data Kualitatif ... 14

2. 2.4.1 Kredibilitas (Credibility) ... 15

2.2 2.4.2 Transferabilitas (Transferbility) ... 17

2.3 2.4.3 Reliabilitas ... 17

2 2.4.4 Objektivitas ... 17

Bab III Penutup 3.1 Kesimpulan ... 19

3.1 Saran ... 19

Daftar Kajian ... 20

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam penelitian kualitatif data koding atau pengkodean data data memegang peranan penting dalam proses analisis data, dan menentukan kualitas abstraksi data hasil penelitian.

Pengkodean pada dasarnya menarik sejumlah besar bahan bersama menjadi lebih bermkna.

Pengkodean dimaksudkan sebagai alat untuk merangkum segmen-segmen data, selain itu merupakan cara untuk mengelompokkan rangkumanrangkuman data tersebut menjadi sejumlah kecil tema atau konstruk. Pengkodean dalam penelitian kualitatif bersifat meringkas, menonjolkan pesan, menangkap esensi dari suatu porsi data, baik itu data berbasiskan bahasa atau data visual (Ryan et al., 2013).

Selanjutnya Perekaman dilakukan untuk menyimpan data karena data pada penelitian ini berupa data visual dan audio visual sebagai data yang nantinya akan dijadikan landasan penelitian. Perekaman dilakukan ketika informan menuturkan mantra. Perekaman berupa rekaman audio visual. Perekaman tersebut dilakukan untuk mengambil data asli penuturan langsung dari penutur, selain itu juga sebagai dokumentasi data. Sehingga hal ini dilakukan agar peneliti dapat mengetahui dengan segera informasi apa yang masih kurang mendalam. Informasi yang masih dangkal ini bisa ditanyakan kepada informan yang sama atau kepada informan selanjutnya. Penundaan verifikasi hasil rekaman umumnya akan mengganggu proses penyusunan transkrip hasil wawancara (Solehah, 2015).

Sehingga Analisis data dalam penelitian kualitatif merupakan proses pelacakan serta pengaturan secara sistematis catatan lapangan yang telah diperoleh dari wawancara, observasi serta bahan lain agar peneliti dapat melaporkan hasil penelitian. Analisis data meliputi kegiatan pelacakan, pengorganisasian, pemecahan dan sistesis, pencarian pola serta penentuan bagian- bagian akan dilaporkan sesuai dengan fokus penelitian. Analisis data dilakukan secara berkelanjutan, terus menerus dan berulang-ulang. Analisis data dalam penelitian kualitatif pada dasarnya analisis deskriptif, diawali dengan pengelompokan data yang sama. Beriringan dengan pengumpulan data, dilakukan analisis (interpretasi) dengan maksud mempertajam fokus pengamatan serta memperdalam masalah yang relevan dengan pokok permasalahan yang diteliti.

Analisis data selama proses pengumpulan data amat penting artinya bagi peneliti untuk melakukan pengamatan terfokus terhadap permasalahan yang dikaji (Firman, 2015).

(5)

Dengan demikian, Teknik pemeriksaan keabsahan data tidak hanya digunakan untuk menyanggah apa yang telah dituduhkan kepada konsep penelitian kualitatif, yang mengatakan bahwa penelitian ini tidak bersifat ilmiah, tetapi teknik pemeriksaan keabsahan data ini merupakan sebagai tahapan yang tidak dapat dipisahkan dari tubuh pengetahuan pada penelitian kualitatif. Teknik pemeriksaan keabsahan data pada penelitian kualitatif diantaranya yaitu uji kredibilitas, uji transferabilitas, uji dependabilitas, dan uji konfirmabilitas (Mekarisce, 2020).

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses pengodean data dalam penelitian kualitatif ? 2. Apa saja perekaman data dalam penelitian kualitatif ?

3. Bagaimana analisis data dalam penelitian kualitatif ?

4. Apa saja analisis keabsahan data dalam penelitian kualitatif ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai proses pengodean data dalam penelitian kualitatif 2. Untuk mempeljari lebih dalam terkait perekaman data dalam penelitian kualitatif

3. Untuk menambah wawasan peneliti mengenai analisis data dan analisis keabsahan data dalam penelitian kualitatif...

(6)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengodean dalam Penelitian Kualitatif

Pengodean atau Coding adalah suatu proses yang melibatkan analisis dan pengujian data mentah dengan memberikan label dalam bentuk kata-kata, frase, atau kalimat. Terdapat dua tahapan dalam langkah coding, yaitu pengkodean awal (intial coding) dan pengkodean aksial.

Pengkodean selektif juga dianggap penting dalam analisis data, selain initial coding dan axial coding. Initial coding mengacu pada pemberian makna atau label pada data dengan kata-kata atau frase yang sesuai. Axial coding merupakan kelanjutan dari pengkodean terbuka dengan menciptakan tema atau kategori berdasarkan kata-kata atau frase yang dihasilkan dari pengkodean terbuka. Dalam melakukan coding, peneliti dapat menggunakan berbagai pendekatan, seperti memanfaatkan fitur komentar baru pada program Microsoft Office Word dengan menuliskan data transkripsi dengan spasi dua atau membuat label secara manual pada data transkripsi.

Peneliti senantiasa didorong oleh kerangka teoritis atau kerangka konseptual dalam melakukan coding. Setelah tema-tema dibuat melalui proses coding, peneliti perlu mengelompokkan tema-tema tersebut dengan memerhatikan prinsip hirarki, struktur, atau cakupan tema-tema. Peneliti juga perlu membuat atau menciptakan konsep-konsep atau gagasan-gagasan teoritis yang berkaitan dengan kode dan tema-tema tersebut. Peneliti harus mampu mengaitkan konsep-konsep yang telah dibuat dengan teori-teori atau literatur yang telah ada dalam proses analisis data. Dalam analisis data kualitatif, coding adalah langkah yang sangat penting dan Liamputtong (2009) menyarankan beberapa tips praktis bagi peneliti. Pertama-tama, peneliti tidak perlu merasa khawatir terhadap jumlah kode atau label yang dibuat. Dalam praktiknya, peneliti mungkin menemukan bahwa kode-kode yang dibuat tidak selalu relevan atau sesuai dengan topik penelitian, namun sebaliknya, kode-kode tersebut mungkin dapat berguna dalam konteks yang berbeda. Kedua, peneliti dapat menggunakan cara yang kreatif dan beragam dalam membuat kode atau label. Oleh karena itu, peneliti perlu memeriksa data penelitian secara cermat dan memahami data tersebut secara mendalam. Gambar bagan 1 memberikan gambaran tentang tahap-tahap analisis data kualitatif.

(7)

Dalam melaksanakan coding, terdapat tujuh pertanyaan yang dapat menjadi tuntunan bagi peneliti, yaitu:

1. Apa isu utama dalam penelitian dan data ini ?

2. Siapa saja yang terlibat dalam penelitian, apa peran mereka, dan bagaimana interaksinya ? 3. Apa saja aspek yang disebutkan atau diabaikan dalam data ?

4. Berkaitan dengan waktu dan lokasi, kapan dan berapa lama peristiwa atau kejadian tersebut terjadi, dan di mana lokasinya ?

5. Apa alasan-alasan yang terdapat dalam data tersebut atau yang dapat dibangun berdasarkan data tersebut ?

6. Apa maksud dari data pernyataan informan, dan apa tujuannya ?

7. Berkaitan dengan makna, strategi, dalam mencapai tujuan, apa taktik utama dari data tersebut, bagaimana sesuatu itu diselesaikan, dan bagaimana struktur dan kelembagaan mendukung mempertahankan atau berperan dalam tindakan atau taktik tersebut ? (A.Sulistyawati, 2017) Tech mengemukakan terdapat delapan langkah dalam proses coding yang sejalan dengan tuntunan pengodean sebelumnya, berikut merupakan langkah-langkahnya:

(8)

1. Langkah pertama adalah memperoleh pemahaman umum dengan membaca semua transkripsi dengan hati-hati dan menangkap gagasan-gagasan inti.

2. Langkah kedua adalah memilih satu dokumen yang paling menarik, singkat, dan penting, lalu mencari tahu tentang "apa" dari gagasan tersebut.

3. Langkah ketiga adalah membuat daftar tentang semua topik yang ditemukan dan menggabungkan topik-topik yang sama.

4. Langkah keempat adalah merangkum topik-topik menjadi kode-kode dan menulisnya dalam segmen-segmen/kategori-kategori.

5. Langkah kelima adalah membuat kalimat/frasa/kata yang cocok untuk menggambarkan topik- topik dan memasukkannya ke dalam kategori-kategori khusus serta melakukan pengelompokkan kategori yang saling berhubungan.

6. Langkah keenam adalah merangkum kategori-kategori dan membuat kode-kode untuknya jika memungkinkan.

7. Langkah ketujuh adalah memasukkan materi-materi data dalam setiap kategori dan melakukan analisis awal.

8. Langkah kedelapan adalah melakukan coding pada data jika perlu (Dr. H. Zuchri Abdussamad, S.I.K., 2021).

Berikut merupakan contoh analisis coding (Fadli, 2021) :

Koding Transkrip Tema

Keputusan yang sulit

Empati

Partisipan: menurut pengalaman saya, kebijaksanaan sebagai kepala sekolah akan Nampak sangat jelas pada saat melakukan dan membuat keputusan/kebijakan. Harus diingat sebagai seorang pemimpin harus

selalumembuat keputusan. Meskipun keputusan yang saya maksud merupakan keputusan yang sulit, sebab semua

alternatifnya nampak sudahbuntu. Nah, disini sebagai seorang pemimpindituntut untuk membuat keputusan yang satupihak tidak

Keputusan

(9)

merugikan lembaga tetapi dipihak lain dia harus melihat dampak keputusan yang telah dibuat bagi para anggota dan coba

menempatkan diri sebagai orang yang kena korban dari keputusan tersebut.

Pengetahuan tentang kurikulum

Memiliki pendidikan yang cukup

Partisipan: seorang pemimpin sekolah harus memahami mengenai kurikulum dan

manajemen sekolah. Pengetahuan ini adalah penting bagi si pemimpin sehingga dia dapat mengarahkan sekolah atau lembaga

pendidikan yang dipimpinannya ketujuan yang benar dan dapat mencapai sasaran yang dikehendaki. Hal ini berarti bahwa seorang pemimpin sekolah harus memiliki

pengetahuan yang cukup tentang

pendidikan,karena untuk menjadi pemimpin sekolah adapersyaratan akademik yang harus dituntut. Namun, pengetahuan tentang bagaimanamenjalankan suatu lembaga pendidikan jugasering diperoleh melalui perkumpulan atau pertemuan para pemimpin sekolah entah dalam bentuk rapat atau pertemuan dan pelatihan serta tukar pengalaman

Pengetahuan

2.2 Perekaman Data dalam Penelitian Kualitatif

Dalam penelitian kualitatif rekaman dapat berarti catatan lapangan yang dapat berupa catatan langsung menggunkan tangan ataupun menggunakan media “tape recorder” ataupun media-media lainnya dalam mengambil informasi dari peserta yang diteliti. Terdapat setidaknya dua informasi dasar yang harus didapat ketika melakukan proses rekaman yaitu :

a. Informasi deskriptif terhadap informasi yang dilakukan lansgung oleh peneliti terhadap yang diteiliti pada saat berada di lapangan.

(10)

b. Refleksi dari peneliti terhadap hasil observasi yang dilakukan.

Peneliti dapat menggunakan alat rekaman seperti, tape recorder, telepon seluler, kamera fot, dan kamera video untuk merekam hasil wawancara. Alat rekaman dapat dipergunakan apabila peneliti mengalami kesulitan untuk mencatat hasil wawancara. Dalam penelitian kualitatif terdapat metode pnelitian observasi yaitu salah satu metode assessment yang dilakukan dengan cara mengamati dan merekam sebuah perilaku yang bertujuan untuk mendapatkan data tentang sebuah masalah, sehingga didapatkan pembuktian terhadap informasi yang diperoleh. Dalam observasi diperlukan beberapa metode dan teknik, baik dalam pelaksanaan maupun dalam pencatatan data observasi itu sendiri, agar tujuan assesment tersebut dapat tercapai. Adapun beberapa teknik dalam perekaman data khususnya observasi, yaitu :

a. Data Narasi

Data narasi terdiri dari suatu bentuk data mentah yang hanya memiliki makna setelah diterjemahkan kedalam kategori-kategori atau bentuk numeric. Biasanya narasi ditujukan untuk menyajikan kejadian-kejadian perilaku dalam bentuk tertulis dengan cara yang sama, dan dalam urutan yang sama, sebagaimana yang sesungguhnya terjadi, seringkali tanpa makna interpretative. Pada kenyataannya, observer bersifat selektif dalam observasinya sehingga tidak semua kejadian dapat dicatat dan banyak peneliti menemukan bahwa tanpa kesimpulan, interpertasi data narasi menjadi sulit dianalisis. Biasanya, narasi digunakan untuk menggambarkan episode-episode khusus ketika hal itu dimulai, dipertengahan dan pada akhirnya. Sebelumnya kita harus sudah membuat keputusan-keputusan mengenai pertanyaan apa yang ingin diteliti, ukuran dari untuk perilaku ( apakah molar atau molekular atau malah kombinasi keduanya). Dalam mencatat laporan haruslah selengkap mungkin. Makin banyak yang bisa dicatat akan semakin baik. Detail dari setting juga hrus dimasukkan dan disebutkan kapan dan dimana perilaku terjadi dan dalam kondisi yang bagaimana. Laporan harus subjektif dan seakurat mungkin. Lebih baik mengatakan ‘dia meninggalkan ruang, mengepalkan tangan dan mengertakkan rahang, membanting pintu, di belakangnya dengan berisik, dari pada mengatakan, ‘ dia meninggalkan ruangan dengan marah’. Perhatikan bahwa penjabaran pada level molekular yang memberi isyaat-isyarat mengenai suasana emosinya. Terkadang lebih sulit untuk mengkomunikasikan makna tanpa lebel-label penilaian.

b. Data Videotape

Metode videotape dilakukan dengan cara merekam setiap hal dari perilaku spesifik (specific behavior) atau kejadian-kejadian yang ingin diukur selama periode observasi. Data videotape merekam perilaku sampel, dimana unit pengukurannya adalah perilaku. Dengan kata lain,

(11)

observer menuggu perilaku atau kejadian yang ingin diukur itu muncul kemudian mencatatnya.

Dengan perkembangan kamera yang sekarang terdapat dimana-mana, banyak penelitian menggunakan kamera yang dapat diputar ulang sehingga memungkinkan analisis pada level yang lebih detail dan reliabel. Akan tetapi ada sejumlah faktor yang harus dipertimbangkan jika ingin menggunakan video-recording. Para subjek sering bergerak kecuali jika disuruh duduk atau dalam situasi, seperti rapat, diaman kita dapat mengantisipasi bahwa mereka akan tetap duduk. Dalam situasi alami orang lain mungkin akan berada diantara kamera dan subjek sehingga kemungkinan akan kehilangan informasi penting. Saat ini banyak orang yang terbiasa untuk difilmkan; oleh sekuriti dibank atau pertokoan misalnya, oleh saudara, atau crew film.

Memrilmkan seseorang ditempat umum juga memiliki implikasi etis dan hukum khususnya.ketika orang yang difilmkan tidak menyadari bahwa ia menjadi objek penelitian.

c. Data Checklist

Metode Checklist adalah salah satu metode informal observasi dimana observer sudah menentukan indikator perilaku yang akan di observasi dari subjek dalam satu tabel. Checklist merupakan metode dengan dua cara pencatatan yaitu tebuka dan tertutup. Metode ini memiliki derajat selektivitas yang tinggi karena perilaku yang diamati sudah sangat selektif, juga memiliki derajat inferensi yang tinggi karena observer hanya fokus pada kategori perilaku yang sudah ditentukan saja. Checklist digunakan untuk mengklasifikasi dan mengukur frekuensi dan durasi dari perilaku selama periode observasi dan dapat juga digunakan untuk mengobservasi materi dari video-recorder menjadi data. Checklist biasanya berisi jumlah unit perilaku atau kategori-kategori dengan deskripsi jelas untuk setiap unitnya. Selanjutnya, tergantung pada karakteristik dari unit perilaku dan apa yang peneliti ketahui, observer dapat mencatat keberdaan atau ketiadaan dari perilaku ( frekwensi ) atau lamanya kejadian (durasi) dalam hubungannya dengan perilaku yang ingin diteliti. Jika perilaku yang ingin dilihat adalah molar, pengukuran frekwensi dan durasi dapat dibuat secara langsung dari observasi. Dengan unti molacular, seperti pandangan sekilas atau perubahan posisi tubuh, akan lebuh mudah jika observasi direkam dengan videotape. Hal ini juga memberi keuntungan karena memungkinkan untuk memberi kode pada berbagai perilaku.

d. Durasi

Pencatatan durasi adalah pencatatan lama waktu setiap kali respon tersebut muncul, tidak hanya mencatat waktu kemunculan tetapi juga waktu yang dibutuhkan oleh subjek untuk melakukan respon tersebut. Data dilaporkan dalam bentuk peresentasi waktu untuk setiap respon tertentu yang muncul.Ketika suatu perilaku terjadi dalam rangkaian waktu yang lebih panjang seperti

(12)

misalnya, respon terhadap pernyatan-pernyataan atau perilaku ‘gugup’ seperti menarik-narik rambut, maka hal itu akan lebih baik jika menggunakan pengukuran durasi. Seperti halnya frekwensi, kita harus dapat mengatakan kapan suatu perilaku dimulai dan kapan perilaku itu berhenti. Respon pengukuran durasi dapat ditraformasikan kedalam data frekwensi, presentase dari total waktu dan rata-rata lamanya respon tersebut. Sebagai tambahan dari pengukuran terhadap durasi dari respon itu sendiri, kita dapat juga mengukur waktu antara stimulus spesifik dengan respon atau disebut juga ‘period laten’. Sebagai contoh, waktu antara akhir dari suatu pernyataan dan awal suatu respon, atau disebut juga waktu antar respon (inter-respon time).

Pengukuran waktu (stopwatch) atau jam pada vodeotape dapat digunkan untuk mengukur durasi waktu.

e. Pencatatan Interval

Interval recording biasa juga disebut dengan time sampling, interval sampling, atau interval time sampling, dimana pencatatan tersebut merupakan salah satu teknik observasi yang berfokus pada perilaku spesifik dalam interval waktu tertentu. Dalam interval recording, pencatatan dilakukan pada perode interval yang sama dan observer mencatatan sejumlah perilaku yang muncul selama interval tertentu.

2.3 Analisis Data dalam Penelitian Kualitatif

Analisis data merupakan bagian sangat penting dalam penelitian, karena dari analisis ini akan diperoleh temuan, baik temuan substantif maupun formal. Selain itu, analisis data kualitatif sangat sulit karena tidak ada pedoman baku, tidak berproses secara linier, dan tidak ada aturan-aturan yang sistematis. Data yang sedang dan telah dikumpulkan harus dilacak, diorganisasi, dipilah, disintesis, dicari polanya, diinterpretasi dan disajikan agar peneliti dapat menangkap makna fenomena serta dapat mengkomunikasikan kepada orang lain. Proses ini dalam penelitian kualitatif merupakan rangkaian analisis data. Pada hakikatnya analisis data adalah kegiatan untuk mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode atau tanda, dan mengkategorikannya sehingga diperoleh suatu temuan berdasarkan fokus atau masalah yang ingin dijawab. Melalui serangkaian aktivitas tersebut, data kualitatif yang biasanya berserakan dan bertumpuk-tumpuk bisa disederhanakan untuk akhirnya bisa dipahami dengan mudah. Namun sebelum data dianalis perlu dilakukan dipastikan bahwa data yang terkumpul valid atau sahih (Fatmawati, 2013).

a. Validitas Data

Validitas data merupakan derajat ketepatan antara data pada subjek penelitian dengan data

(13)

yang dapat dilaporkan peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada subjek penelitian. Validitas penelitian terdiri dari 2 macam, yaitu:

1. Validitas internal, yaitu validitas yang berkaitan dengan derajat akurasi desain penelitian dengan hasil yang dicapai. Kalau dalam desain penelitian dirancang untuk meneliti partisipasi anggota kelompok tani, maka data yang diperoleh seharusnya adalah data yang akurat tentang partisipasi anggota kelompok tani. Penelitian menjadi tidak valid apabila yang ditemukan adalah motivasi anggota kelompok tani.

2. Validitas eksternal, yaitu validitas yang berkenaan dengan derajat akurasi apakah hasil penelitian dapat digeneralisasikan atau diterapkan pada populasi dimana sampel tersebut diambil. Bila sampel penelitian representatif, instrumen penelitian valid dan reliabel, cara mengumpulkan dan analisis data benar, maka penelitian akan memilki validitas eksternal yang tinggi.

b. Proses Analisis Data Kualitatif

Ada perbedaan mendasar baik dalam proses maupun dalam teknik analisis kualitatif dengan analisis kuantitatif maka data pada penelitian kualitatif lebih tertuju pada proses pelacakan dan pengaturan secara sistematik transkrip wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain yang dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap bahan-bahan tersebut agar dapat dipresentasikan temuannya kepada orang lain. Selanjutnya dijelaskan bahwa analisis data melibatkan pengerjaan data, organisasi data, pemilahan menjadi satuansatuan tertentu, sintesis data, pelacakan pola, penemuan hal-hal yang penting dan dipelajari dan penentuan apa yang harus dikemukakan kepada orang lain. Sedangkan Pada analisis data kuantitatif, pemilihan teknik analisis sangat ditentukan oleh besaran dan level pengukuran data apakah nominal, ordinal, interval dan rasio. Masing-masing sarana analisis memerlukan persyaratan untuk berlakunya untuk uji hipotesa penelitian. Dalam proses analisis data kualitatif dikenal analisis data sebelum di lapangan, selama di lapangan, dan ada analisis data setelah pengumpulan data.

1. Analisa Data Sebelum di Lapangan. Analisis dalam tahap ini dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan atau data sekunder yang akan digunakan peneliti untuk menentukan fokus penelitian. Akan tetapi, fokus penelitian pada tahap ini masih bersifat sementara dan tentunya akan berkembang setelah peneliti melakukan penelitian di lapangan. Dalam penyusunan proposal, peneliti menentukan fokus penelitian untuk mencari data dari sumber dara termasuk karakteristiknya

(14)

2. Analisa Data Selama di Lapangan. Pada tahap ini, analisis data dilakukan dengan mengumpulkan dara secara langsung melalui wawancara atau observasi. Misalnya pada saat wawancara berlangsung, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban dari responden. Jika peneliti belum puas dengan jawaban dari responden, maka peneliti bisa melanjutkan pertanyaan lagi sampai batas tertentu diperoleh data yang valid.Miles dan Huberman (1984) menyebutkan bahwa analisis data selama pengumpulan data di lapangan membawa peneliti mondar-mandir antara berpikir tentang data yang ada dan mengembangkan strategi untuk mengumpulkan data baru. Melakukan koreksi terhadap informasi yang kurang jelas dan mengarahkan analisis yang sedang berjalan berkaitan dengan dampak pembangkitan kerja lapangan. Langkah yang ditempuh dalam pengumpulan data yaitu penyusunan lembar rangkuman kontak (contact summary sheet), pembuatan kode-kode, pengkodean pola (pattern codding) dan pemberian memo. Lembar rangkuman kontak merupakan lembar yang berisi serangkaian pemfokusan atau rangkuman pertanyaan tentang kontak lapangan tertentu. Dalam hal ini, peneliti menelaah catatan-catatan lapangan, dan menjawab setiap pertanyaan secara singkat untuk mengembangkan rangkuman secara keseluruhan dari hal pokok dalam kontak. Pertanyaan itu dapat dirumuskan: (1) Orang, peristiwa atau situasi apa yang akan diungkap? (2) Tema dan isu apa dalam kontak? (3) Tempat mana yang paling energi pada kontak berikutnya, dan informasi apa saja yang akan dilacak? Lembar rangkuman kontak dapat dibuat secara lebih spesifik dan tidak begitu ‚open-ended‛, dengan disertai kode-kode. Persoalan yang dihadapi dalam pengumpulan data adalah banyaknya catatan-catatan lapangan dan dokumen yang terkumpul, sehingga dapat menyulitkan peneliti dalam menangkap makna yang esensial dan menata kembali, serta merampingkan menjadi satuan-satuan yang siap dianalisis.

3. Analisa Data Setelah selesai Pengumpulan Data. Pada tahap ini peneliti banyak terlibat dalam kegiatan penyajian atau penampilan (display) dari data yang dikumpulkan dan dianalisis sebelumnya, Peneliti kualitatif banyak menyususn teks naratif. Display adalah format yang menyajikan informasi secara sistimatik kepada pembaca.

Penelitian kualitatif memfokuskan pada kata-kata, tindakan-tindakan orang yang terjadi pada konteks tertentu, konteks mana dapat dilihat sebagai aspek relevan segera dari situasi yang bersangkutan, maupun sebagai aspek relevan dari sistem sosial di mana seseorang berfungsi seperti contohnya : ruang kelas, sekolah, departemen, perusahaan, keluarga, agen, masyarakat lokal dan sebagainya.

(15)

c. Model – Model Analisis

Pada tahap akhir, analisis data dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa model Spradley menyebutkan ada 4 macam model analisis yaitu :

1. Analisis domain yaitu memberi gambaran umum dari dan menyeluruh dari objek penelitian. Analisis domain adalah penelaahan untuk mencari pola (paterns). Pola disini lebih mengacu pada pola budaya (cultural patterns) bukan sematamata situasi sosial suatu domain budaya (cultural domain) adalah katagori makna cultural yang menyangkut katagori-katagori yang lebih kecil. Terdapat 3 elemen dasar domain yaitu Cover term, Included term dan Semantic relationship.

2. Analisis taksonomi yaitu penjabaran secara rinci dari analisis domain melalui observasi terfokus. Taksonomi adalah himpunan kategori-katagori yang di organisasi berdasarkan suatu semantic relationship. Jadi taksonomi merupakan rincian dari domain cultural.

3. Analisis komponensial. Yaitu mencari spesifik pada setiap detail struktur internal Analisis ini merupakan penelaahan sistematik pada atribut-atribut (komponen dari makna) berkaitan dengan katagori-katagori cultural. Apabila peneliti menemukan kontras-kontras antara anggota dalam domain, kontras tersebut dianggap merupakan atribut-atribut atau koponen dari makna. Atribut dari semua katagori cultural dalam suatu domain dapat disajikan sebagai diagram yang disebut paradigma.

4. Analisis tema budaya yaitu mencari hubungan. Konsep ‚tema budaya‛ pertama kali diperkenalkan ke ilmu sosial oleh ahli antropologi yang bernama Moris Opler. Opler mendiskripsikan umum tentang budaya Apache. Ia menyatakan bahwa kita dapat memahami secara baik pola umum dari suatu budaya dengan mengidentifikasi tematema yang berlangsung. Opler yang dikutip oleh Spradley (1980) mendefinisikan tema sebagai postulat atau posisi yang dinyatakan atau disiratkan, dan biasanya perilaku perilaku pengendali atau aktifitas stimulasi. Yang diakui secara tersembunyi atau ditampilkan secara terbuka dalam suatu masyarakat. Sebagai contoh postulat atau tema yang dijumpai pada budaya Apache sebagai ekspresi gejala budaya : Orang laki-laki secara fisik, mental dan moral lebih unggul dibandingkan wanita. Tema ini dikembangkan dari beberapa analisis komponensial tentang budaya Apache.

d. Langkah-langkah Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif diuraikan proses pelacakan dan pengaturan secara

(16)

sistematis transkip-transkip wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain agar peneliti dapat menyajikan temuannya. Langkah-langkah analisis data dapat dilakukan menggunakan model Miles dan Hubermen (1984) yang melalui 3 (tiga) tahap, yaitu:

1. Reduksi Data.

Merupakan suatu proses pemilihan, pemusatan perhatian, pengabstraksian dan pentransformasian data kasar dari lapangan. Fungsi reduksi data untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi sehingga interpretasi bisa ditarik. Dalam proses reduksi ini peneliti benar-benar mencari data yang benar-benar valid, ketika peneliti menyangsikan kebenaran data yang diperoleh akan dicek ulang dengan informan lain yang dirasa peneliti lebih mengetahui. Tahapan reduksi data meliputi: meringkaskan data kontak langsung dengan orang, kejadian dan situasi di lokasi penelitian. Pada langkah pertama ini termasuk pula memilih dan meringkas dokumen yang relevan; pengkodean. Pengkodean hendaknya memperhatikan setidak-tidaknya empat hal yaitu digunakan simbul atau ringkasan, Kode dibangun dalam suatu struktur tertentu, kode dibangun dengan tingkat rinci tertentu dan keseluruhannya dibangun dalam suatu sistem yang integratif; dalam analisis selama pengumpulan data adalah pembuatan catatan objektif. Peneliti perlu mencatat sekaligus mengklasifikasikan dan mengedit jawaban atau situasi sebagaimana adanya, faktual atau objektifdeskriptif; membuat catatan reflektif.

Menuliskan apa yang terangan dan terfikir oleh peneliti dalam sangkut paut dengan catatan obyektif tersebut diatas. Harus dipisahkan antara catatan obyektif dan catatan reflektif; membuat catatan marginal. Miles dan Huberman memisahkan komentar peneliti mengenai subtansi dan metodologinya. Komentar subtansial merupakan catatan marginal;

penyimpanan data. Untuk menyimpan data setidak-tidaknya ada tiga hal yang perlu diperhatikan adalah pemberian label, mempunyai format yang uniform dan normalisasi tertentu dan menggunakan angka indeks dengan sistem terorganisasi baik; analisis data selama pengumpulan data merupakan pembuatan memo. Memo yang dimaksud Miles dan Huberman adalah teoritisasi ide atau konseptualisasi ide, dimulai dengan pengembangan pendapat atau porposisi; analisis antarlokasi. Ada kemungkinan bahwa studi dilakukan pada lebih dari satu lokasi atau dilakukan oleh lebih satu staf peneliti. Pertemuan antar peneliti untuk menuliskan kembali catatan deskriptif, catatan reflektif, catatan marginal dan memo masing-masing lokasi atau masingmasing peneliti menjadi yang konform satu dengan lainnya, perlu dilakukan; pembuatan ringkasan sementara antar lokasi. Isinya lebih bersifat matriks tentang ada tidaknya data yang dicari pada setiap lokasi;

(17)

2. Penyajian Data.

Pada tahap ini peneliti banyak terlibat dalam kegiatan penyajian atau penampilan (display) dari data yang dikumpulkan dan dianalisis sebelumnya. Penyajian data merupakan kegiatan menyajikan sekumpulan informasi tesusun yang memberi kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Bentuk penyajiannya antara lain berupa teks naratif, matriks, grafik jaringan dan bagan. Tujuannya adalah untuk memudahkan membaca dan menarik kesimpulan. Dalam proses ini peneliti mengelompokkan hal-hal yang serupa menjadi kategori atau kelompok satu, kelompok dua, kelompok tiga dan seterusnya.masingmasing kelompok tersebut menunjukkan tipologi yang ada sesuai dengan rumusan masalah, dalam proses ini diklasifikasikan berdasarkan tema-tema.

3. Menarik Kesimpulan Atau Verifikasi.

Penarikan kesimpulan hanyalah sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh.

Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Makna-makna yang muncul dari data harus selalu diuji kebenaran dan kesesuaiannya sehingga validitasnya terjamin. Langkah verifikasi yang dilakukan masih terbuka untuk menerima masukan data. Verifikasi data dilakukan melalui beberapa cara, diantaranya: mengecek representativeness atau keterwakilan data; mengecek data dari pengaruh peneliti;

mengecek melalui triangulasi; melakukan pembobotan bukti dari sumber data-data yang dapat dipercaya; membuat perbandingan atau mengkontraskan data; menggunakan kasus ekstrim yang direalisasi dengan memaknai data negatif. Dengan mengkonfirmasi makna setiap data yang diperoleh dengan menggunakan satu cara atau lebih, diharapkan akan diperoleh informasi yang dapat digunakan untuk mendukung tercapainya tujuan penelitian (Murdiyanto, 2020).

2.4 Analisis Keabsahan Data dalam Penelitian Kualitatif

Pemeriksaan terhadap keabsahan data pada dasarnya, selain digunakanuntukmenyanggah balik yang dituduhkan kepada penelitian kualitatif yang mengatakantidakilmiah, juga merupakan sebagai unsur yang tidak terpisahkan dari tubuh pengetahuanpenelitian kualitatif (Moleong, 2007:320).

Analisis Keabsahan data ini dilakukanuntukmembuktikan apakah penelitian yang dilakukan benar- benar merupakan penelitianilmiah. Selain itu, juga digunakan untuk menguji data yang diperoleh.

Sedangkanmenurut (Sugiyono, 2007:270) dalam analisis keabsahan data kualitatif agar dapatdipertanggungjawabkan ada uji keabsahan data yang dapat dilakukan, sebagai berikut :

(18)

a. Kredibilitas (Credibility)

Uji credibility (kredibilitas) atau uji kepercayaan terhadap data hasil penelitianyang disajikan oleh peneliti agar hasil penelitian yang dilakukan tidak meragukansebagai sebuah karya ilmiah dilakukan. Dalam kredibilitas data dapat dinyatakankredibelitas apabila adanya persamaan antara apa yang dilaporkan peneliti denganapa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Contohnya Ketikadi lapangan ditemukan bahwa terdapat kekurangan tenaga kesehatan di lingkunganrumah sakit, maka permasalahan kekurangan tenaga kesehatan inilah yangakandieksplorasi informasinya oleh peneliti lebih detail. Dalam uji kredibilitas dataataukepercayaan data penelitian kualitatif terdiri atas :

1. Perpanjangan Pengamatan

Perpanjangan pengamatan dapat meningkatkan kredibilitas/ kepercayaandata. Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yangditemui maupun sumber data yang lebih baru.

Perpanjangan pengamatanberarti hubungan antara peneliti dengan sumber akan semakin terjalin, semakinakrab, semakin terbuka, saling timbul kepercayaan, sehingga informasi yangdiperoleh semakin banyak dan lengkap. Perpanjangan pengamatanuntukmenguji kredibilitas data penelitian difokuskan pada pengujian terhadapdatayang telah diperoleh.

Data yang diperoleh setelah dicek kembali ke lapangan benar atau tidak, ada perubahan atau masih tetap. Setelah dicek datayangtelah diperoleh sudah dapat dipertanggungjawabkan atau benar berarti kredibel, maka perpanjangan pengamatan perlu diakhiri.

2. Meningkatkan Ketekunan

Meningkatkan kecermatan atau ketekunan secara berkelanjutanmakakepastian data dan urutan kronologis peristiwa dapat dicatat ataudirekamdengan baik, sistematis.

Meningkatkan kecermatan merupakan salahsatucara mengontrol atau mengecek pekerjaan apakah data yangtelahdikumpulkan, dibuat, dan disajikan sudah benar atau belum.

3. Triangulasi

Sebuah konsep metodologis pada penelitian kualitatif yang perludiketahui oleh peneliti kualitatif selanjutnya adalah teknik triangulasi. Tujuan triangulasi adalah untuk meningkatkan kekuatan teoritis, metodologis, maupuninterpretatif dari penelitian

(19)

kualitatif. Triangulasi diartikan jugasebagai kegiatan pengecekan data melalui beragam sumber, teknik, dan waktu, yaitusebagai berikut :

A. Trigulasi Sumber

Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecekdatayang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data yang diperolehdianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulanselanjutnya dimintakan kesepakatan (member check) dengan tigasumberdata.

B. Trigulasi Tekni

Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecekdatakepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnyauntukmengecek data bisa melalui wawancara, observasi, dokumentasi. Biladengan teknik pengujian kredibilitas data tersebut menghasilkandatayang berbeda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan untuk memastikan data manayangdianggap benar. Dalam hal ini dapat dilakukan melalui teknik wawancara, observasi, dan dokumen.

C. Triangulasi Waktu

Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari padasaatnarasumber masih segar, akan memberikan data lebih validsehinggalebih kredibel. Selanjutnya dapat dilakukan dengan pengecekandenganwawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yangberbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukansecara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya.

D. Analisis Kasus Negatif

Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti mencari datayangberbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang telah ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan dengantemuan, berarti masih mendapatkan data-data yang bertentangan dengandatayang ditemukan, maka peneliti mungkin akan mengubah temuannya.

E. Menggunakan Bahan Referensi

Yang dimaksud referensi adalah pendukung untuk membuktikandatayang telah

(20)

ditemukan oleh peneliti. Dalam laporan penelitian, sebaiknyadata-data yang dikemukakan perlu dilengkapi dengan foto fotoataudokumen autentik, sehingga menjadi lebih dapat dipercaya

F. Mengadakan Membercheck

Tujuan membercheck adalah untuk mengetahui seberapa jauh datayangdiperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Jadi tujuan membercheck adalah agar informasi yang diperoleh danakandigunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksudsumber data atau informan

b. Transferabilitas (Transferability)

Dalam penelitian kuantitatif, transferabilitas disebut validitas eksternal yangterkait dengan konsep generalisasi data. Transferabilitas menunjukkan ketepatanatau sejauh mana dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi dimanasampel tersebut diambil. Pertanyaan yang berkaitan dengan nilai transfer sampai saat ini masih dapat diterapkan/dipakai dalam situasi lain. Bagi peneliti nilai transfer sangatbergantung pada si pemakai, sehingga ketika penelitian dapat digunakandalamkonteks yang berbeda di situasi sosial yang berbeda validitas nilai transfer masihdapat dipertanggungjawabkan.

c. Reliabilitas (Dependability)

Penelitian yang dependability atau reliabilitas adalah penelitian apabila penelitianyang dilakukan oleh orang lain dengan proses penelitian yang samaakanmemperoleh hasil yang sama pula. Pengujian dependability dilakukan dengancaramelakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Dengan cara auditor yangindependen atau pembimbing yang independen mengaudit keseluruhanaktivitasyang dilakukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian. Misalnya bisadimulai ketika bagaimana peneliti mulai menentukan masalah, terjun ke lapangan, memilihsumber data, melaksanakan analisis data, melakukan uji keabsahan data, sampai pada pembuatan laporan hasil pengamatan

d. Objektivitas (Confirmability)

Objektivitas pengujian kualitatif disebut juga dengan uji confirmability penelitian. Penelitian bisa dikatakan objektif apabila hasil penelitian telah disepakati olehlebihbanyak orang.

Penelitian kualitatif uji confirmability berarti menguji hasil penelitianyang dikaitkan dengan proses yang telah dilakukan. Apabila hasil penelitianmerupakan fungsi dari proses penelitian

(21)

yang dilakukan, maka penelitiantersebuttelah memenuhi standar confirmability. Validitas atau keabsahan data adalahdatayang tidak berbeda antara data yang diperoleh oleh peneliti dengan data yangterjadi sesungguhnya pada objek penelitian sehingga keabsahan data yang telahdisajikandapat dipertanggungjawabkan.

(22)

BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan

Pengodean atau Coding adalah suatu proses yang melibatkan analisis dan pengujian data mentah dengan memberikan label dalam bentuk kata-kata, frase, atau kalimat. Terdapat dua tahapan dalam langkah coding, yaitu pengkodean awal (intial coding) dan pengkodean aksial.

Dalam penelitian kualitatif rekaman dapat berarti catatan lapangan yang dapat berupa catatan langsung menggunkan tangan ataupun menggunakan media “tape recorder” ataupun mediamedia lainnya dalam mengambil informasi dari peserta yang diteliti. Terdapat setidaknya dua informasi dasar yang harus didapat ketika melakukan proses rekaman yaitu, informasi deskriptif dan refeleksi. Adapun beberapa teknik dalam perekaman data khususnya observasi, yaitu : data narasi, data vidiotape, data checklist, durasi dan pencatatan interval.

Pada hakikatnya analisis data adalah kegiatan untuk mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode atau tanda, dan mengkategorikannya sehingga diperoleh suatu temuan berdasarkan fokus atau masalah yang ingin dijawab, maka dari itu data yang terkumpul harus di pastikan valid/ sahih. Validitas penelitian terdiri dari dua macam, yaitu: validitas internal dan validitas ekternal. Dalam proses analisis data kualitatif dikenal analisis data sebelum di lapangan, selama di lapangan, dan ada analisis data setelah pengumpulan data. Dalam proses analisis data kualitatif dikenal analisis data sebelum di lapangan, selama di lapangan, dan ada analisis data setelah pengumpulan data. Analisis data dapat dilakukan dengan menggunakan empat model menurut Spradley yaitu; analisisi domain, analisis taksonomi, analisis kompenensial dan analisis tema budaya yaitu mencari ruang. Langkahlangkah analisis data dapat dilakukan menggunakan model Miles dan Hubermen (1984) yang melalui 3 (tiga) tahap, yaitu: reduksi data, penyijian data dan menarik kesimpulan atau verivifikasi. dalam analisis keabsahan data kualitatif agar dapatdipertanggungjawabkan ada uji keabsahan data yang dapat dilakukan, sebagai berikut:

kredibilitas, transferabilitas, reliabilitas dan objektivitas.

3.2. Saran

Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah metode penelitian yang berjudul “ Pengodean, Perekaman, dan Analisis Data Dalam Penelitian Kualitatif “ akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan evaluasi kedepannya.

(23)

DAFTAR KAJIAN

A.Sulistyawati. (2017). Analisis Data Kualitatif Dalam Penelitian Pariwisata. Journal Pariwisata, 10.

Dr. H. Zuchri Abdussamad, S.I.K., M. S. (2021). Metode Penelitian Kualitatif. In Nucl. Phys. (Vol.

13, Issue 1). Syakir Media Press.

Fadli, M. R. (2021). Memahami desain metode penelitian kualitatif. Humanika, 21(1), 33–54.

https://doi.org/10.21831/hum.v21i1.38075

Fatmawati. (2013). Metode Penelitian. Pendidikan Dan Kebudayaan, 5, 27–42. file:///D:/SRI AGUSTINA/Wisuda thn 2020 , sidang tahap awal/wisuda 2020/1984.pdf

Murdiyanto, E. (2020). Metode Penelitian Kualitatif (Sistematika Penelitian Kualitatif). In Bandung:RosdaKarya.http://www.academia.edu/download/35360663/METODE_PENELITI AN_KUALITAIF .docx

Jenis, A., Penelitian, D., & Penelitian, J. (2007). BAB III METODE PENELITIANA. Jenisdan Desain Penelitian 1. Jenis Penelitian. 52–77.

Mekarisce, A. A. (2020). Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data pada Penelitian Kualitatifdi Bidang Kesehatan Masyarakat. JURNAL ILMIAH KESEHATAN MASYARAKAT: Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat, 12(3), 145–151.

https://doi.org/10.52022/jikm.v12i3.102

Rastowo, andi. (2011). Metode penelitian kulaitatif dalam perspektif rancangan penelitian. Jogjakarta. Ar.Ruzz media

Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan r&.,Bandung:Alfabeta.

Referensi

Dokumen terkait

(Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain, sehingga dapat

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan

Analisis data adalah proses mencari dan Menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara

Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses mencari, dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara

3.6 Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara

Analisis Data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara