• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengukuran dan Pengobatan Pasien dengan Tension dan Sakit Kepala

N/A
N/A
nurul aulia

Academic year: 2024

Membagikan "Pengukuran dan Pengobatan Pasien dengan Tension dan Sakit Kepala"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Studi Kasus

Metode SOAP

KELOMPOK 5

(2)

Anggota Kelompok

4820121108 4820121093

4820121109 4820121095

Rafiatun

Hasanah

Eka Muliana

Supratiningsih

Jihan

Humaeroh

Desta Utami Reza

Rizki Putri

(3)

01

03

02

Metode SOAP

04

Subjective Objective

Assessment Plan

(4)

Deskripsi kasus

Bapak AA memiliki BB 80 kg, TB 155 cm. Dia merasa tegang ditekuk dan suka sakit kepala.

Berdasarkan pemeriksaan

didapatkan kolesterol total 250 mg/dL, TG 300 mg/dL, HDL 35 mg/dL Bagaimana terapi yang sesuai?

(5)

Subjective

01

Pasien Bapak AA memiliki BB 80 kg, TB 155 cm, Dia merasa

tegang di tengkung dan suka sakit kepala

(6)

Objective 02

Tanda Fisik

Data Laboratorium

(7)

Tanda Fisik

Tinggi badan 155 cm dan berat badan 80 kg, sehingga dapat ditentukan indeks massa tubuhnya (BMI = Body Mass Index).

Persamaan yang sering digunakan untuk menghitung BMI adalah : BMI = berat badan dalam kg / (tinggi badan dalam meter)2

Menurut WHO, klasifikasi BMI menentukan bahwa pria dengan BMI ≥ 30 atau lebih dianggap sebagai obesitas derajat 2.

BMI pasien = 80 kg/1,55 m = 51,61. Jadi, pasien tersebut dapat dikatakan memiliki kelebihan berat badan.

(8)

Data Laboratorium

Hasil labolatorium lipid puasa:

TG 300 md/dl

HDL 35 md/dl

Total kolesterol 250 md/dl

No Pemeriksaan Nilai Kadar Nilai Normal Keterangan

1 Kolesterol Total 250 md/dl < 200 mg/dl Tidak Normal

2 HDL 35 md/dl > 60 mg/dl Tidak Normal

3 Trigliserida 300 md/dl < 150 mg/dl Tidak Normal

(9)

Assessment

03

(10)

● Dari hasil analisis perhitungan BMI, didapatkan bahwa pasien memiliki BMI 51,61 dimana hasil BMI pasien tersebut

dikategorikan sebagai kenaikan berat badan dengan tipe obesitas derajat 2. Karena faktor tersebutlah, kadar lipid yang dihasilkan pasien tidak memenuhi batas normal yang telah ditentukan dan didukung dalam keterangan kondisi pasien yang tidak berolahraga.

● Dari analisis kasus pasien, bisa disimpulkan bahwa kadar lipid yang tinggi bisa menyebabkan terjadinya resiko hipertensi dikemudian hari. Kondisi dimana kadar lipid yang tinggi dapat membentuk plak yang timbul pada permukaan dinding arteri sehingga menyebabkan diameter pembuluh darah mengecil (aterosklerosis).

● Jadi, diperlukan terapi farmakologi yang tepat untuk menurunkan kadar lipid yang tinggi

(11)

Plan

04

(12)

12 Menurunkan kadar kolesterol

total dan LDL untuk mengurangi resiko pertama atau berulang dari infark miokardiak, angina, gagal jantung, stroke iskemia, atau kejadian lain ada penyakit arterial perifer.

TUJUAN TERAPI

Meningkatkan kualitas hidup pasien dengan Farmakoterapi

TERAPI NON FARMAKOLOGI

TERAPI FARMAKOLO GI

(13)

1. Terapi non farmakologi, meliputi : diet, pengurangan berat dan peningkatan aktivitas fisik seperti

berolahraga.

Terapi diet yang objektif adalah dengan menurunkan langsung konsumsi lemak total, lemak jenuh, dan kolesterol untuk mendapatkan bobot badan yang sesuai.

Meningkatkan konsumsi lemak tak jenuh dan serat larut dalam bentuk oat, pectin, gum, dan psyllium.

Untuk mengurangi lemak trigliserida, sebaiknya dianjurkan untuk memperbanyak konsumsi makanan yang mengandung serat dan minyak ikan (omega 3)

Mengurangi atau menghentikan konsumsi rokok.

Mengurangi konsumsi garam (diet natrium)

(14)

2. Terapi farmakologi

Efek terapi obat terhadap lipid dan protein ditunjukkan dalam table dibawah ini :

Lipoprotein type Drug of choice Combination therapy

II b

Statins BAR or fibrates or niacin

Fibrates Statin or niacin or BARa

Niacin Statin or fibrates

ezetimibe

a BARs are not used as first-line therapy if triglycerides are elevated at baseline

because hypertliglyceridemia may worsen with BARs alone.

BAR = bile acid resins ; fibrates include gemfibrozil or fenofibrate.

(Dipiro et al., 2020)

(15)

Evaluasi Obat Terpilih

Untuk hiperlipidemia, diberikan obat tunggal yaitu terapi niasin (Vitamin B3) untuk menurunkan kadar LDL, trigliserida, VLDL, kolesterol total dan menaikkan HDL. Mekanisme kerjanya yaitu mengurangi sintesis hepatik VLDL sehingga mengarah pada pengurangan sintesis LDL dan VLDL serta menaikkan HDL dengan mengurangi katabolismenya dan bisa sedikit menaikkan kadar gula darahnya (Dipiro et al., 2020). Dosis awal : 250 mg, 1 x sehari, bisa ditingkatkan setiap 4-7 hari hingga kadar kolesterol turun (maksimal sehari 6 gram) diminum sesudah makan

(16)

Monitoring

Monitoring subyektif

1. Apakah berat badannya sudah berkurang?

2.Apakah pasien sudah mengurangi atau berhenti mengkonsumsi rokok?

Monitoring obyektif

1. Kadar kolesterol total

2. Kadar trigliserida dan HDL

Monitoring efek samping obat

Apakah pasien mengalami flushing (kemerahan), pusing, batuk kering, sakit perut, nyeri?

(17)

Edukasi

Edukasi Pasien Pasien perlu diedukasi untuk menghindari gula dan asupan lemak jenuh, alkohol dan untuk berhenti merokok.

Pasien perlu menjaga berat badannya di kisaran indeks massa tubuh (IMT) normal serta berolahraga secara teratur,

setidaknya 30 menit selama 3 kali seminggu.

Komplikasi termasuk serangan jantung dan stroke, infeksi kaki yang berat (menyebabkan gangren, dapat mengakibatkan

amputasi), gagal ginjal stadium akhir dan disfungsi seksual.

Setelah 10-15 tahun dari waktu terdiagnosis, prevalensi semua komplikasi Diabetes meningkat tajam.

(18)

LITERATUR

18

PERTAMA DiPiro J.T., Wells B.G., Schwinghammer T.L. and DiPiro C. V., 2020, Pharmacotherapy Handbook, 11th Edit., McGraw-Hill Education Companies, Inggris

KEDUA

Dennison-himmelfarb C., Handler J. and Lackland D.T., 2014, 2014 EvidenceBased Guideline for the Management of High Blood Pressure in Adults Report From the Panel Members Appointed to the Eighth Joint National Committee (JNC 8)

KETIG A

World Health Organization. Obesity: Preventing and managing the global epidemic. Report of a WHO consultation on obesity; 1997 June 3-5; Geneva, Switzerland: WHO; 2000.

(19)

TERIMA KASIH

Referensi

Dokumen terkait

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul: Faktor- Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kepatuhan Pasien Pengobatan Tb-Paru Di Rumah Sakit Soebandi

Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh waktu pengukuran tekanan cuff endotracheal tube (ETT) terhadap efektifitas waktu pengukuran pada

Hubungan lama terapi dengan tingkat gejala depresi pada pasien TB paru di Unit Pengobatan Penyakit Paru-Paru (UP4) menunjukkan nilai korelasi negatif yang menjelaskan

Tidak seperti sakit kepala migrain , tidak ada gejala neurologis terkait (seperti lemah otot, atau penglihatan kabur) pada orang dengan sakit kepala karena tegang.Selain

Tabel 4.6 Tabulasi Silang Konsep Diri dengan Kepatuhan Pasien TB Paru dalam Menjalani Pengobatan di Rumah Sakit Grand Medistra Lubuk Pakam....

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul: Faktor- Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kepatuhan Pasien Pengobatan Tb-Paru Di Rumah Sakit Soebandi

Pada pasien yang mendapatkan pengobatan dengan paduan OAT standar jangka pendek terjadi keadaan sebagai berikut: pengobatan gagal (pasien tidak mengalami konversi pada

i Pola Pengobatan dan Interaksi Obat pada Pasien Gastroesophageal Refluks Disease GERD di Rumah Sakit Samarinda Skripsi Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar