• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN RAGAM WACANA SISWA KELAS VII SMPN 23 PADANG

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN RAGAM WACANA SISWA KELAS VII SMPN 23 PADANG "

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN RAGAM WACANA SISWA KELAS VII SMPN 23 PADANG

Lusiana Pratiwi1, Trisna Helda2, Titiek Fujita Yusandra3 1) Mahasiswa STKIP (PGRI) Sumatera Barat

2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (STKIP) PGRI Sumatera Barat

ABSTRAK

Lusiana Pratiwi (NIM: 10080145), Kemampuan Membaca Pemahaman Ragam Wacana Siswa Kelas VII SMPN 23 Padang, Skripsi.

Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana kemampuan membaca pemahaman ragam wacana siswa kelas VII SMPN 23 Padang. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan membaca pemahaman ragam wacana siswa kelas VII SMPN 23 Padang. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif. Populasi penelitian berjumlah 250 siswa dengan sampel 30 siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, Pertama, untuk indikator gagasan pokok pada kualifikasi sempurna dengan hasil nilai rata-rata (97). Kedua, untuk indikator gagasan penjelas pada kualifikasi sangat baik dengan hasil nilai rata- rata (95). Ketiga, untuk indikator kesimpulan bacaan pada kualifikasi sangat baik dengan hasil nilai rata-rata (94). Keempat, untuk indikator pandangan/amanat pengarang pada kualifikasi sempurna dengan hasil nilai rata-rata (96).

Kata Kunci: Kemampuan, Membaca Pemahaman, Ragam Wacana

(5)

THE ABILITY TO READ A VARIETY OF DISCOURSE COMPREHENSION SEVENTH GRADE STUDENTS OF SMP NEGERI 23 PADANG

Lusiana Pratiwi1, Trisna Helda2, Titiek Fujita Yusandra3

1) Students STKIP (PGRI) West Sumatra

2) 3) Lecturer in Education Studies Program Language and Literature Indonesia (STKIP) PGRI West Sumatra

ABSTRAC

Lusiana Pratiwi (NIM: 10080145), The Ability To Read A Variety Of Discourse Comprehension Seventh Grade Students Of SMP Negeri 23 Padang, Thesis.

The problem to discuss in research is how ability to read a variety of discourse This comprehension seventh grade students of SMP Negeri 23 Padang. The purpose of research to describe ability to read a variety of discourse This comprehension seventh grade students of SMP Negeri 23 Padang. The kind of research is quantitative with descriptive method. The population it amount 250 students with sample 30 students. The result of research indicate that, First, for indicator basic idea of the perfect qualification with an average yield (97). Secondly, for indicator on qualifying explanatory idea very well with the results of the average value (95). Third, for the indicator reading at the conclusion of qualifying very well with the results of the average value (94). Fourth, for indicator views/ mandate of the author on qualifying perfectly with the results of the average value (96).

Keywords: Ability, Reading Comprehension, Diversity Discourse

(6)

PENDAHULUAN

Setiap siswa memiliki minat baca serta kemampuan membaca yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut dipicu oleh faktor-faktor yang melatarbelakangi permasalahan dalam proses pembelajaran sehingga pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman tidak efektif. Terkadang hanya sebagian siswa yang benar-benar serius memperhatikan guru dalam menerangkan materi pelajaran. Disamping itu, siswa tidak memahami teknik membaca efektif. Hal tersebut yang menjadi kendala bagi siswa dalam memahami bacaan. Oleh sebab itu, diperlukan pemahaman serta pengetahuan siswa mengenai teknik atau cara membaca yang efektif agar mempermudah siswa dalam memahami suatu bacaan atau wacana.

Alasan memilih SMPN 23 Padang sebagai tempat penelitian karena sekolah tersebut merupakan sekolah yang masih banyak kekurangan fasilitas dalam belajar khususnya belajar membaca pemahaman. Di sekolah ini siswa banyak belajar menggunakan buku yang telah disediakan oleh sekolah tersebut. Kebanyakan dari siswa hanya terpaku pada penjelasan guru dan siswa tersebut malas membaca bacaan apalagi membaca buku pelajarandan membuat kurangnya minat baca siswa.

Pembendaharaan kata siswa masih kurang. Selain itu siswa takut menyampaikan kembali informasi dari bacaan dengan runtun, logis, dan sistematis. Masalah tersebut terjadi akibat metode yang digunakan guru dalam membaca pemahaman tidak efektif atau tidak menarik bagi siswa. Objek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN 23 Padang karena indikator membaca pemahaman yang terdapat dalam KTSP pada kelas VII semester II, yaitu menemukan gagasan utama dalam teks yang dibaca. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti beranggapan bahwa penelitian ini penting dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan membaca pemahaman ragam wacana siswa kelas VII SMPN 23 Padang.

Dalman (2013:7) mengemukakan bahwa membaca merupakan proses perubahan bentuk lambang/ tanda/ tulisan menjadi wujud bunyi yang bernakna. Oleh sebab itu, kegiatan membaca ini sangat ditentukan oleh kegiatan fisik dan mental yang menuntut seseorang untuk menginterpretasikan symbol-simbol tulisan dengan aktif dan kritis. Sebagai pola komunikasi dengan diri sendiri, agar pembaca dapat menemukan makna tulisan dan memperoleh informasi yang dibutuhkan.

Agustina (2008:15) “ membaca pemahaman adalah membaca yang dilakukan tanpa mengeluarkan bunyi atau suara”. Dalam membaca pemahaman, pembaca tidak dituntut untuk membunyikan atau mengoralkan bacaannya, tetapi hanya menggunakan mata untuk melihat dan hati serta pikiran untuk memahaminya. Sedangkan dalman (2013:87) mengemukakan bahwa membaca pemahaman merupakan keterampilan membaca yang berada pada urutan yang lebih tinggi.

Razak (2000:12) mengemukakan aspek-aspek yang terdapat dalam membaca pemahaman, yaitu gagasan pokok atau utama, gagasan penjelas, kesimpulan bacaan, dan amanat/pandangan pengarang. Atmazaki (2006:84) mengemukakan bahwa gagasan pokok disebut juga gagasan utama, yaitu inti persoalan yang disampaikan di dalam paragraf dan kalimat serta yang menyiratkan gagasan pokok di sebut kalimat topik.

Harimurti Kridalaksana (dalam Darma, 2009:3) mengemukakan bahwa wacana adalah satuan bahasa terlengkap; dalam hierarkis gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar.

Wacana ini direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh seperti novel, buku, seri ensiklopedia, dan sebagainya.

METODE

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penenlitian ini memeliti kemampuan membaca pemehaman ragam wacana siswa kelas VII SMPN 23 Padang. Instrumen penelitian ini adalah dalam bentuk tes onjeltif dengan pilihan ganda. Penelitian ini menganalisis dan menelaah data siswa SMPN 23 Padang yang dijadikan objek penelitian. Selain itu beberapa buku yang dapat menunjang dalam penelitian ini. Seperti buku-buku yang berhubungan dengan membaca, membaca

(7)

pemahaman, dan wacana. Teknik analisis data yang digunakan adalah 1) melakukan penskoran (scoring), 2) mencatat skor yang diperoleh siswa, 3) mengolah skor menjadi nilai dengan menggunakan rumus persentase, 4) menentukan nilai rata-rata hitung, 5) mengklasifikasikan kemampuan membaca pemahaman, 6) menganalisis dan membahas data penelitian, 7) menyimpulkan hasil analisis data dan pembahasan, 8) membuat histogram.

PEMBAHASAN a. Gagasan pokok

Dari hasil analisis data, kemampuan membaca pemahaman ragam wacana siswa kelas VII SMPN 23 Padang dari segi gagasan pokok berada pada kualifikasi sempurna dan sangat baik. Nilai rata-rata yang diperoleh pada indikator tesebut adalah 97 berada pada kualifikasi sempurna dengan rentangan tingkat penguasaan 96-100% pada skala 10. Razak (2000:12) menyatakan gagasan pokok atau gagasan utama adalah kalimat yang berisi ide pokok atau pokok pokiran utama dari suatu paragraf. Selain itu, Atmazaki (2006:84) menyatakan bahwa gagasan pokok di sebut juga dengan gagasan utama, yaitu inti persoalan yang disampaikan di dalam paragraf dan kalimat serta yang menyiratkan gagasan pokok disebut kalimat topik.

Soal yang diberikan kepada siswa tersebut memperoleh skor yang tertinggi 16 skor berjumlah 19 siswa dan skor yang terendah 14 skor berjumlah 2 siswa. Jadi, dapat dirincikan berdasarkan skor yang diperoleh siswa sebagai berikut. Pertama, siswa yang memperoleh skor 16 berjumlah 19 siswa dengan nilai 100 berada pada kualifikasi sempurna dengan rentangan 96%-100%. Kedua, siswa yang memperoleh skor 15 berjumlah 9 siswa dengan nilai 94 berada pada kualifikasi sangat baik dengan rentangan 86%-95%. Ketiga, siswa yang memperoleh skor 14 berjumlah 2 siswa dengan nilai 88 berada pada kualifikasi sangat baik dengan rentangan 86%-95%.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa siswa yang paling banyak memperoleh skor 16. Karena menunjukkan bahwa tingkat kemampuan siswa sudah baik dan dapat menjawab soal pada indikator tersebut dengan tepat dan benar. Selain itu, siswa yang memperoleh skor 15 menunjukkan tingkat kemampuannya kurang tepat dalam menentukan gagasan pokok sehingga pada soal yang diberikan terdapat kesalahan sebanyak 1 soal. Selanjutnya, siswa yang memperoleh skor 14 menunjukkan tingkat kemampuannya untuk menjawab soal yang diberikan terdapat kesalahan sebanyak 2 soal.

b. Gagasan penjelas

Dari hasil analisis data, kemampuan membaca pemahaman ragam wacana siswa kelas VII SMPN 23 Padang dari segi gagasan penjelas berada pada kualifikasi sempurna, sangat baik dan lebih dari cukup. Nilai rata-rata yang diperoleh pada indikator tesebut adalah 95 berada pada kualifikasi sempurna dengan rentangan tingkat penguasaan 86-95% pada skala 10. Razak (2000:15) menyatakan gagasan penjelas adalah kalimat yang menerangkan atau menjelaskan dari pokok pikiran atau gagasan pokok yang terdapat dalam paragraf. Selain itu, Atmazaki (2006:84) menyatakan bahwa gagasan pokok dikembangkan dengan gagasan penjelas atau pikiran penjelas, yaitu rincian atau uraian yang menjelaskan gagasan atau inti persoalan, yang tersirat dalam kalimat penjelas.

Soal yang diberikan kepada siswa tersebut memperoleh skor yang tertinggi 6 skor berjumlah 24 siswa dan skor yang terendah 4 skor berjumlah 2 siswa. Jadi, dapat dirincikan berdasarkan skor yang diperoleh siswa sebagai berikut. Pertama, siswa yang memperoleh skor 6 berjumlah 24 siswa dengan nilai 100 berada pada kualifikasi sempurna dengan rentangan 96%-100%. Kedua, siswa yang memperoleh skor 5 berjumlah 4 siswa dengan nilai 83 berada pada kualifikasi sangat baik dengan rentangan 76%-85%. Ketiga, siswa yang memperoleh skor 4 berjumlah 2 siswa dengan nilai 66 berada pada kualifikasi lebih dari cukup dengan rentangan 66%-75%.

(8)

Jadi, dapat disimpulkan bahwa siswa yang paling banyak memperoleh skor 6. Karena menunjukkan bahwa tingkat kemampuan siswa sudah baik dan dapat menjawab soal pada indikator tersebut dengan tepat dan benar. Selain itu, siswa yang memperoleh skor 5 menunjukkan tingkat kemampuannya kurang tepat dalam menentukan gagasan penjelas sehingga pada soal yang diberikan terdapat kesalahan sebanyak 1 soal. Selanjutnya, siswa yang memperoleh skor 4 menunjukkan tingkat kemampuannya untuk menjawab soal yang diberikan terdapat kesalahan sebanyak 2 soal.

c. Kesimpulan bacaan

Dari hasil analisis data, kemampuan membaca pemahaman ragam wacana siswa kelas VII SMPN 23 Padang dari segi kesimpulan gagasan berada pada kualifikasi sempurna, sangat baik dan lebih dari cukup. Nilai rata-rata yang diperoleh pada indikator tesebut adalah 94 berada pada kualifikasi sempurna dengan rentangan tingkat penguasaan 86-95% pada skala 10. Razak (2000:16) menyatakanbahasa yang digunakan dalam kesimpulan harus dapat mewakili pokok-pokok permasalahan yang diungkapkan dalam suatu karangan walaupun dalam menyimpulkan makna teks sastra harus melalui tahap yang cukup panjang.

Soal yang diberikan kepada siswa tersebut memperoleh skor yang tertinggi 6 skor berjumlah 21 siswa dan skor yang terendah 4 skor berjumlah 2 siswa. Jadi, dapat dirincikan berdasarkan skor yang diperoleh siswa sebagai berikut. Pertama, siswa yang memperoleh skor 6 berjumlah 21 siswa dengan nilai 100 berada pada kualifikasi sempurna dengan rentangan 96%-100%. Kedua, siswa yang memperoleh skor 5 berjumlah 7 siswa dengan nilai 83 berada pada kualifikasi sangat baik dengan rentangan 76%-85%. Ketiga, siswa yang memperoleh skor 4 berjumlah 2 siswa dengan nilai 66 berada pada kualifikasi lebih dari cukup dengan rentangan 66%-75%.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa siswa yang paling banyak memperoleh skor 6. Karena menunjukkan bahwa tingkat kemampuan siswa sudah baik dan dapat menjawab soal pada indikator tersebut dengan tepat dan benar. Selain itu, siswa yang memperoleh skor 5 menunjukkan tingkat kemampuannya kurang tepat dalam menentukan kesimpulan bacaan sehingga pada soal yang diberikan terdapat kesalahan sebanyak 1 soal. Selanjutnya, siswa yang memperoleh skor 4 menunjukkan tingkat kemampuannya untuk menjawab soal yang diberikan terdapat kesalahan sebanyak 2 soal.

d. Pandangan/amanat pengarang

Dari hasil analisis data, kemampuan membaca pemahaman ragam wacana siswa kelas VII SMPN 23 Padang dari segi pandangan atau amanat pengarang berada pada kualifikasi sempurna,dan lebih dari cukup. Nilai rata-rata yang diperoleh pada indikator tesebut adalah 96 berada pada kualifikasi sempurna dengan rentangan tingkat penguasaan 96-100% pada skala 10. Razak (2000:15) menyatakan amanat atau pandangan pengarang adalah sikap yang ditampilkan pengarang terhadap suatu objek di dalam karangannya yang dapat berbentuk anjuran, pesan atau permintaan pengarang baik implisit maupun eksplisit. Selanjutnya, Agustina (2008:88) menyatakan pembaca hendaknya menentukan pesan/amanat yang hendak disampaikan pengarang berdasarkan perngertian yang tersirat dan terkandung dalam pemahaman ketika mengikuti hubungan peristiwa-peristiwa yang terjadi, pemahaman terhadap sikap dan karakter tokoh, serta pemahaman terhadap latar cerita.

Soal yang diberikan kepada siswa tersebut memperoleh skor yang tertinggi 4 skor berjumlah 21 siswa dan skor yang terendah 2 skor berjumlah 3 siswa. Jadi, dapat dirincikan berdasarkan skor yang diperoleh siswa sebagai berikut. Pertama, siswa yang memperoleh skor 4 berjumlah 20 siswa dengan nilai 100 berada pada kualifikasi sempurna dengan rentangan 96%-100%. Kedua, siswa yang memperoleh skor 3 berjumlah 7 siswa dengan nilai 99 berada pada kualifikasi sempurna dengan

(9)

rentangan 95%-100%. Ketiga, siswa yang memperoleh skor 2 berjumlah 3 siswa dengan nilai 67 berada pada kualifikasi baik dengan rentangan 66%-75%.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa siswa yang paling banyak memperoleh skor 4. Karena menunjukkan bahwa tingkat kemampuan siswa sudah baik dan dapat menjawab soal pada indikator tersebut dengan tepat dan benar.Selain itu, siswa yang memperoleh skor 3 menunjukkan tingkat kemampuannya kurang tepat dalam menentukan kesimpulan bacaan sehingga pada soal yang diberikan terdapat kesalahan sebanyak 1 soal. Selanjutnya, siswa yang memperoleh skor 2 menunjukkan tingkat kemampuannya untuk menjawab soal yang diberikan terdapat kesalahan sebanyak 2 soal.

KESIMPULAN DAN SARAN a. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan dijabarkan pada bab IV, dapat disimpulkan bahwa pertama, kemampuan membaca pemahaman ragam wacana siswa kelas VII SMPN 23 Padang berdasarkan indikator gagasan pokok tergolong sempurna dengan nilai rata-rata 97 yang berada pada rentangan 96-100%. Kedua, kemampuan membaca pemahaman ragam wacana siswa kelas VII SMPN 23 Padang berdasarkan indikator gagasan penjelas tergolong sangat baik dengan nilai rata- rata 95 yang berada pada rentangan 86-95%. Ketiga, kemampuan membaca pemahaman ragam wacana siswa kelas VII SMPN 23 Padang berdasarkan indikator kesimpulan bacaan tergolong sangat baik dengan nilai rata-rata 94 yang berada pada rentangan 86-95%. Keempat, kemampuan membaca pemahaman ragam wacana siswa kelas VII SMPN 23 Padang berdasarkan indikator pandangan/amanat pengarang tergolong sempurna dengan nilai rata-rata 96 yang berada pada rentangan 96-100%.

b. Saran

Berdasarkan simpulan yang dikemukakan di atas, peneliti menyarankan kepada. Pertama, siswa/siswi SMPN 23 Padang agar lebih aktif dan berkonsentrasi penuh pada pembelajaran membaca pemahaman. Kedua, guru SMPN 23 Padang agar lebih menvariasikan strategi, teknik, metode yang digunakan dalam pembelajaran membaca pemahaman. Ketiga, kepada peneliti berikutnya agar dapat memberikan kreatifitas lain dalam melakukan penelitian kemampuan membaca pemahaman. Keempat, hasil peneliltian ini semoga dapat digunakan dengan sebaik-baiknya.

DAFTAR RUJUKAN

Agustina. 2008. Pembelajaran Keterampilan Membaca. (Buku Ajar). Padang : FBSS UNP.

Atmazaki. 2006. Kiat-kiat Mengarang dan Menyuting. Padang: Yayasan Citra Budaya Indonesia.

Dalman. 2013. Keterampilan Membaca. Jakarta: PT RajagrafindoPersada.

Darma, Yoce A. 2009. Analisis Wacana Kritis. Bandung: YramaWidya.

Razak, Abdul. 2000. Membaca Pemahaman: Teori AplikasiPengajaran. Pekanbaru: Autografi.

Referensi

Dokumen terkait

KESIMPULAN DAN SARAN Kemampuan membaca pemahaman dengan metode cooperative integrated reading and composition CIRC dalam menemukan ide pokok siswa kelas VII SMPN 4 Tarusan Kabupaten