• Tidak ada hasil yang ditemukan

kemampuan membedakan kata-kata yang homonim dan

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "kemampuan membedakan kata-kata yang homonim dan"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Makassar dalam membedakan kata homonim dan homografi. Dengan demikian, mereka seharusnya tidak dapat membedakan kata homonim dan homografi dalam kalimat bahasa Indonesia untuk siswa kelas VIII. siswa kelas SMP Negeri 8 Makassar karena tidak memenuhi KKM (Kriteria Kumulatif Minimal) 80. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII. SMP Negeri 8 Makassar pada tahun pelajaran 2017/2018.

Kemampuan membedakan kata senama dan homograf dalam kalimat bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Makassar.

Gambar Bagan 2.1. Bagan Kerangka Pikir ........................................................
Gambar Bagan 2.1. Bagan Kerangka Pikir ........................................................

Latar Belakang Masalah

Homonim adalah kata-kata yang memiliki ejaan dan pengucapan yang sama tetapi memiliki arti yang berbeda. Sedangkan homograf adalah kata-kata yang memiliki aksara/ejaan yang sama, sedangkan lafal dan maknanya berbeda. Pengucapan pada kata yang berhomonim dan homofon juga sering terjadi kesalahan entah karena ejaannya sama atau pengucapannya sama.

Oleh karena itu, peneliti merasa perlu melakukan penelitian tentang kemampuan siswa kelas VIII SMPN 8 MAKASSAR dalam membedakan kata berhomonim dan homograf dalam kalimat bahasa Indonesia.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Pembelajaran Bahasa

Upaya tersebut dapat berupa analisis tujuan belajar dan karakteristik serta siswa, analisis sumber belajar, penetapan strategi organisasi, isi pembelajaran, penetapan strategi penyampaian pembelajaran, penetapan strategi pengelolaan pembelajaran dan penetapan prosedur pengukuran hasil belajar. guru harus memiliki keterampilan dalam memilih strategi pembelajaran untuk setiap jenis kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, dengan pemilihan strategi pembelajaran yang tepat pada setiap jenis kegiatan pembelajaran diharapkan tercapainya tujuan pembelajaran. Gilstrap dan Martin (dalam Pateda, 2010) juga menyatakan bahwa peran guru lebih berkaitan dengan keberhasilan siswa terutama dalam hal kemampuan guru dalam menentukan strategi pembelajaran. Pembelajaran bahasa pada hakekatnya adalah pembelajaran komunikasi, oleh karena itu pembelajaran bahasa ditujukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan (Depdikbud, 1995). Untuk mencapai tujuan di atas, pembelajar bahasa harus mengetahui prinsip-prinsip pembelajaran bahasa, yang kemudian dituangkan ke dalam kegiatan pembelajarannya, dan menjadikan aspek-aspek tersebut sebagai pedoman dalam kegiatan pembelajarannya. Prinsip-prinsip pembelajaran bahasa dapat diringkas sebagai berikut.

Siswa akan belajar bahasa dengan baik jika (1) mereka diperlakukan sebagai individu yang memiliki kebutuhan dan minat, (2) mereka diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam penggunaan bahasa secara komunikatif dalam berbagai kegiatan, (3) mereka dengan sengaja memusatkan pembelajarannya pada formulir. .

Tataran Semantik

Jenis – jenis makna

Maka dengan contoh-contoh di atas, boleh juga dikatakan bahawa makna leksikal ialah makna yang sebenarnya, makna yang sesuai dengan hasil pengamatan pancaindera kita, atau makna yang ada. Makna leksikal juga merupakan makna dalam kamus kerana kamus asas biasanya hanya mengandungi makna leksikal perkataan yang dijelaskannya. Makna leksikal atau makna semantik, atau makna luaran juga merupakan makna kata apabila kata itu berdiri sendiri, baik dalam bentuk leksem atau imbuhan, yang maknanya lebih kurang tetap, seperti yang dapat dibaca dalam kamus. daripada bahasa tertentu. “Makna leksikal ini mempunyai unsur-unsur daripada bahasa lain daripada penggunaan atau konteksnya (Harimurti.

Makna denotatif adalah makna asal, makna asal, atau makna sebenarnya yang dimiliki oleh suatu leksem. Jika makna denotatif merujuk pada makna asli atau sebenarnya dari sebuah kata atau leksem, maka makna konotatif adalah makna lain yang ditambahkan pada makna denotatif yang berkaitan dengan nilai rasa seseorang atau sekelompok orang yang menggunakan kata tersebut. Yang dimaksud dengan makna konseptual adalah makna yang dimiliki suatu leksem terlepas dari konteks atau konteks apapun.

Berdasarkan pendapat tersebut, makna konseptual setiap kata dapat dianalisis secara mandiri dan dapat dianalisis setelah kata tersebut berada dalam satuan konteks.Makna konseptual suatu kata dapat berubah atau bergeser setelah anggotanya ditambah atau dikurangi. Makna asosiatif adalah makna yang dimiliki suatu leksem atau kata dalam kaitannya dengan hubungan antara kata itu dengan sesuatu di luar bahasa. Makna emosional adalah makna yang muncul sebagai akibat reaksi penutur terhadap sikap penutur mengenai/terhadap apa yang dipikirkan atau dirasakan.

Makna imej ialah makna yang muncul hasil imaginasi pendengar atau pembaca terhadap perkataan yang didengar atau dibaca (Shipley, dalam Pateda, 2010). Makna pusat atau makna inti ialah makna yang ada pada setiap perkataan walaupun perkataan tersebut tidak berada dalam konteks ayat. Dalam BI ada perkataan malam, meja, lihat, panjang. Kamus termasuk kategori nominal, perkataan dalam jadual juga.Kata lihat termasuk kategori kata kerja, perkataan timggi tergolong dalam kategori adjektif, dan perkataan malam tergolong dalam kategori adverba. Makna pusat boleh diketahui selepas seseorang menentukan dari sudut mana dia melihat perkataan itu. .

Relasi Makna a. Sinonim

Makna kognitif ialah makna yang diwakili oleh bentuknya, makna unsur-unsur bahasa yang sangat erat kaitannya dengan dunia luar bahasa, objek atau gagasan, dan dapat dijelaskan berdasarkan analisis komponennya. Verhaar mentakrifkan homonim sebagai ungkapan (dalam bentuk perkataan, frasa atau ayat) yang mempunyai bentuk yang sama dengan ungkapan lain tetapi tidak mempunyai makna yang sama. Homofon berasal daripada dua perkataan iaitu perkataan homo bermaksud sama dan fon bermaksud bunyi, maka homofoni ialah perkataan yang mempunyai bentuk yang berbeza, makna yang berbeza tetapi mempunyai bunyi yang sama.

Homografi secara etimologi berasal dari kata homo yang berarti sama dengan graf yang berarti tulisan, jadi homografi adalah kata-kata yang mempunyai tulisan yang sama tetapi bunyi dan maknanya berbeda. Konsep hiponimi dan hipernimi mengandaikan adanya kelas bawahan dan kelas yang lebih tinggi, wujudnya makna sesuatu perkataan yang berada di bawah makna perkataan lain. Oleh itu, ada kemungkinan perkataan yang merupakan hiperonim bagi sesuatu perkataan adalah hiperonim bagi perkataan lain, akan menjadi hiponim bagi perkataan lain yang secara hierarki di atasnya.

Tentu saja, homonim bukanlah sebuah kata, jadi maknanya berbeda, makna kata homonim tidak ada hubungannya satu sama lain. Sedangkan polisemi adalah kata yang memiliki lebih dari satu makna, makna kata dalam polisemi tetap memiliki hubungan antara satu makna dengan makna lainnya karena dikembangkan dari komponen-komponen makna kata tersebut. Perbedaannya terletak pada kenyataan bahwa homonim dipandang sebagai bentuk yang kebetulan sama dan memiliki makna yang berbeda sedangkan ambiguitas adalah bentuk dengan makna yang berbeda karena interpretasi yang berbeda dari struktur gramatikal bentuk tersebut.

Penggunaan kata at pada kalimat kedua dianggap mubazir, yang sebenarnya tidak perlu. Penggunaan kata being pada kalimat kedua dianggap mubazir, yang sebenarnya tidak perlu.

Homonim

Dia mencoba melompatinya berkali-kali, tetapi dia tetap tidak bisa. Untuk mendapatkan luas bangunan, kita perlu mengalikan panjang dan luasnya.

Homograf

Kerangka Pikir

Dalam kaitan ini, kemampuan memahami homonim dan homograf merupakan pembelajaran yang sangat perlu dipelajari. Kemampuan peserta didik dalam membedakan kata homonim dan homografis mendukung kemampuannya dalam membedakan makna kata yang sama dalam satu kalimat bahasa Indonesia.

Lokasi dan Jenis Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Variabel dan Defenisi Operasional Variabel 1. Variable Penelitian

Peneliti mendefinisikan kemampuan membedakan kata homonim dan homografik adalah kemampuan siswa dalam membedakan kata-kata yang sama ejaannya, bunyinya sama, sedangkan artinya berbeda (homonim) dan kata-kata yang sama ejaan, bunyi/pelafalan dan artinya sama. berbeda (homograf) dalam kalimat bahasa Indonesia.

Populasi dan Sample 1. Populasi

Penggunaan teknik pengambilan sampel ini memiliki tujuan atau dilakukan dengan sengaja, bagaimana cara menggunakan sampel ini di antara populasi sehingga sampel tersebut mewakili karakteristik populasi yang telah diketahui sebelumnya. siswa kelas VIII.1 berjumlah 18 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan.

Instrumen Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

Teknik Analisis Data

Setelah mengetahui perolehan semua tes, carilah persentase siswa tes yang berhasil memperoleh nilai 6,5 ke atas dengan rumus. Penetapan nilai 6,5 sebagai nilai minimal yang harus dicapai dikategorikan memiliki kemampuan cukup dan 85% pengelolaan kegiatan belajar mengajar secara klasikal.

Indikator Kinerja

Hasil Penelitian

Data yang ditampilkan pada Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa jumlah sampel siswa dengan skor 6,5 ke atas sebanyak 23 siswa dengan persentase 60,53%, dan siswa dengan skor 6,5 ke bawah sebanyak 15 siswa atau dengan persentase 39,47%. . Berkaitan dengan teknik analisis data, nilai tertinggi yang akan diperoleh siswa adalah 20, maka menurut data di atas tidak ada yang mendapatkan nilai tersebut. Tabel 4.2 di bawah ini menunjukkan frekuensi dan persentase perolehan nilai oleh siswa sampel.

Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa dari 38 siswa yang menjawab yang berhasil mencapai skor 6,5 ke atas, tidak kurang dari 23 siswa atau dengan persentase 60,53%, sedangkan siswa yang menjawab di bawah 6,5 tidak kurang dari 15 siswa atau dengan persentase. sebesar 39,47%.

PEMBAHASAN

Hasil analisis ini menunjukkan bahwa siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Makassar secara umum masih kurang paham atau kurang mampu membedakan kata homonim dan homografi dalam kalimat bahasa Indonesia. Namun ada 1 siswa yang mendapat nilai 9 dengan persentase 2,63%, sedangkan siswa yang mendapat nilai 8,5 sebanyak 5 orang dengan persentase 13,15%, kemudian siswa yang mendapat nilai 8 mendapatkan 4 orang, dengan persentase 10,52%, siswa yang mendapat nilai 7,5 sebanyak 6 orang dengan persentase 15,78%, siswa yang mendapat nilai 7 sebanyak 4 orang dengan persentase 10,52%, siswa yang mendapat nilai 6,5 sebanyak 4 orang orang, dengan persentase 10,52%, siswa yang mendapat skor 6 sebanyak 6 orang, dengan persentase 15,78, siswa yang mendapat skor 5,5 sebanyak 6 orang, dengan persentase 15,78, dan siswa yang mendapat skor 5 sebagai skor terendah sebanyak 2 orang dengan persentase 5,26. Berdasarkan analisis tersebut, tingkat kemampuan mengidentifikasi homonim dan masih membedakan kata homografi dalam kalimat bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Makassar.

Menurut kriteria yang digunakan, siswa dikatakan tidak berhasil jika jumlah siswa yang mendapat nilai 6,5 ke atas kurang dari 85%, dan dikatakan berhasil jika siswa yang mendapat nilai 6,5 ke atas mencapai lebih dari 85%. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kemampuan membedakan kata homonim dan homografik dalam kalimat bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Makassar dapat dikategorikan rendah karena siswa yang memperoleh skor 6,5 ke atas hanya mencapai 60,53%, sedangkan skor yang harus dicapai untuk dikategorikan memiliki kemampuan cukup adalah 85% sebagai persyaratan minimum.

Kesimpulan

Saran

Instrumen Penelitian

Kalimat di atas memiliki hubungan homonim Kata sapaan dan sapaan memiliki arti yang berbeda yaitu. Jika homonim adalah kata-kata yang memiliki ejaan dan bunyi (pelafalan) yang sama tetapi maknanya berbeda, maka homograf adalah kata-kata yang memiliki

Gambar

Gambar Bagan 2.1. Bagan Kerangka Pikir ........................................................

Referensi

Dokumen terkait

Setelah mengamati kartu huruf dan suku kata, siswa dapat membaca nyaring suku kata, kata-kata, dan kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang tepat.. Setelah bermain kartu huruf