PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Kalimat efektif adalah kalimat yang baik karena apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh pembicara (penulis dalam bahasa tulis) dapat diterima dan dipahami oleh pendengar (pembaca dalam bahasa tulis) sama benarnya dengan apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh pembicara atau penulis. Kalimat efektif dapat memastikan bahwa isi atau maksud pembicara sepenuhnya tercermin dalam pikiran penerima (pembaca/pendengar) persis seperti yang disampaikan. Artinya, kalimat efektif harus sengaja disusun oleh penulis/pembicara untuk memaksimalkan informasi.
Jadi, kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan ide, pikiran, dan perasaan dengan baik dari segi diksi, struktur, dan logika. Kalimat efektif dikatakan efektif jika mencapai tujuannya dengan baik sebagai alat komunikasi, (Ida Bagus, 2012:2). Dikatakan pula bahwa seseorang harus mampu menyusun kalimat efektif karena dengan kalimat efektif tersebut akan dapat menimbulkan dampak yang positif.
Kemampuan menyusun kalimat efektif merupakan salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam pengajaran bahasa Indonesia. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, diajukan proposal berjudul “Kemampuan Menyusun Kalimat Efektif Bagi Mahasiswa Semester III Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Bosowa”.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, diajukan proposal berjudul “Kemampuan Menyusun Kalimat Efektif Mahasiswa Semester III Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Bosowa”. Penelitian ini memberikan gambaran tentang kemampuan siswa dalam menulis kalimat efektif. Selain itu, model ini juga dapat digunakan sebagai pembanding atau bahkan perbaikan dari model pembelajaran menulis yang biasa dilakukan oleh guru.
TINJAUAN PUSTAKA
Keterampilan Menulis Kalimat
- Unsur Kalimat
- Klasifikasi Kalimat
- Kalimat Efektif
- Kemampuan Menyusun Kalimat
- Pentingnya Kemampuan Membuat Kalimat
- Sistem Penulisan
- Penilaian Kemampuan
Urutan rangkaian kata dan jenis kata yang digunakan dalam kalimat juga menentukan jenis kalimat yang dihasilkan. Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri dari satu klausa, sedangkan kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari dua klausa atau lebih. Kalimat terstruktur adalah kalimat yang terdiri dari klausa independen dan setidaknya satu klausa dependen.
Keraf (1997: 36) mengungkapkan bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang secara akurat dapat mewakili ide atau perasaan pembicara atau peneliti dan mampu membangkitkan ide yang sama persis di benak pendengar atau pembaca dengan ide pembicara. atau penulis. Paralelisme atau keselarasan adalah penggunaan bentuk gramatikal yang sama untuk unsur-unsur kalimat yang memiliki fungsi yang sama. Kalimat yang memenuhi persyaratan tata bahasa tetapi masih menimbulkan multitafsir tidak dianggap sebagai kalimat efektif.
Kalimat yang baik harus mengandung unsur yang lengkap, dimana kelengkapan unsur kalimat harus memenuhi paling sedikit dua hal, yaitu subjek dan klausa. Jika kalimatnya adalah kata kerja transitif, elemen kalimat yang disebut objek juga harus ada. Dalam percakapan sehari-hari, tidak jarang mendengar kalimat yang diucapkan oleh orang-orang yang juga dapat dipahami, tetapi setelah diteliti dengan benar, ternyata kata-kata yang digunakan dalam kalimat tersebut tidak menunjukkan hubungan semantik yang logis.
Alat kalimat yang dimaksud adalah bagaimana penutur atau seseorang memahami dan menguasai bagaimana menempatkan sebuah kata dalam menyusun kalimat sesuai dengan makna dan fungsinya dalam membentuk rangkaian kalimat. Agar dapat berkomunikasi menggunakan kalimat yang baik dan mudah dipahami, pembicara atau seseorang harus memahami cara membuat dan menyusun kata menjadi kalimat yang efektif. Kalimat efektif memiliki kemampuan atau kekuatan untuk membawa kembali ide-ide ke dalam pikiran pendengar atau pembaca yang identik dengan apa yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis.
Jelas bahwa keefektifan suatu kalimat memegang peranan yang sangat penting dalam komunikasi karena dengan kalimat yang efektif, pesan atau gagasan yang disampaikan oleh pembicara dapat diterima dan mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca. Ketergantungan yang dimaksud di sini adalah bahwa antara penutur atau penulis dan pendengar atau pembaca akan saling memahami apabila kalimat yang digunakannya memenuhi kaidah dan pola kalimat yang baik. Pada hakekatnya berbicara atau menulis adalah menggunakan rangkaian kalimat yang saling berhubungan untuk menciptakan makna sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Keanehan bentuk kalimat pada contoh pertama (a) muncul karena kata kerja “memukul” pasti memukul seseorang. Dari kutipan di atas jelas bahwa kemampuan menyusun dan membuat kalimat sangat penting bagi seseorang, dengan menguasai struktur kalimat yang benar, seseorang akan mampu dan menggunakan kalimat yang baik dan efektif dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan. , terutama kemampuan membuat kalimat atau menyusun kalimat. Bahasa Indonesia.
Kerangka Pikir
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa evaluasi kemampuan siswa merupakan salah satu evaluasi yang wajib dilakukan dalam dunia pendidikan. Dalam dunia pendidikan penilaian sangat diperlukan dan untuk menjamin adanya penilaian terhadap siswa tentunya penilaian terhadap siswa harus dilakukan dengan mengadakan tes untuk mengukur kemampuan siswa. Kegiatan berbahasa yang pertama kali dilakukan adalah menyimak atau menyimak apa yang dikatakan orang lain melalui sarana lisan.
Keterampilan menulis merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang dalam bidang menulis sehingga menjadi tenaga potensial dalam menulis. Saat ini, keterampilan menulis telah menjadi rebutan dan semua orang berusaha untuk berperan dalam dunia menulis. Menulis kalimat aktif merupakan hal yang sangat penting untuk dikuasai oleh siswa bahasa Indonesia.
Dalam hal ini peneliti memaparkan kemampuan menulis kalimat aktif mahasiswa semester III program Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Bosowa.
METODE PENELITIAN
- Lokasi Penelitian
- Jenis Penelitian
- Variabel & Defenisi Operasional Variabel
- Populasi dan Sampel
- Teknik Pengumpulan Data
- Instumen Penelitian
- Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui tingkat kemampuan menulis kalimat efektif siswa yang dicapai jika dikaitkan dengan interval ketuntasan berdasarkan kurikulum atau dinas pendidikan yaitu 85% dari jumlah siswa yang mendapat nilai 64 ke atas. Jika skor yang diperoleh kurang dari 64, maka siswa tersebut dikategorikan tidak mampu menulis kalimat efektif. Sebaliknya, jika skor yang diperoleh siswa 64 ke atas, maka siswa tersebut dapat dikategorikan menulis kalimat efektif.
Selain itu, tingkat kemampuan menulis kalimat efektif bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Bosowa dapat diukur dengan memperoleh skor keseluruhan berdasarkan kriteria ketuntasan yang ditentukan pada bab empat yaitu 85 % dari total mahasiswa yang skor 64 ke atas. Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa nilai kemampuan menulis kalimat efektif mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bosowa diperoleh dari hasil perhitungan seluruh hasil mahasiswa . dengan jumlah frekuensi, atau dikonversi ke logika matematika, yaitu jumlah siswa yang mendapat nilai 64 ke atas sebanyak 10 orang atau 76,92%. Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh rangkuman bahwa tingkat kemampuan menulis efektif mahasiswa semester tiga Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Bosowa, pada karakteristik distribusi nilai yang berbeda, dari hasil skor tertinggi hingga terendah dan juga nilai atau mode yang paling sering muncul.
Secara lebih spesifik, rangkuman distribusi karakteristik kemampuan menulis kalimat efektif semester III Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Bosowa menunjukkan bahwa skor dapat diklasifikasikan menjadi empat, yaitu skor tertinggi, skor terendah, skor rata-rata , dan nilai mode dibahas di bawah ini. Jika skor tertinggi ini diubah menjadi tabel distribusi frekuensi dan kategorisasi, gambaran kemampuan siswa dalam menulis kalimat efektif dapat dikategorikan mahir karena skor tertinggi berada pada interval ketuntasan yaitu skor 64 ke atas. Jika skor terendah ini dibatasi pada tabel distribusi frekuensi dan kategorisasi maka gambaran tingkat kemampuan menulis kalimat efektif mahasiswa semester III Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Bosowa dapat dikategorikan tidak kompeten karena skor terendah berada di bawah atau kurang dari interval skor ketuntasan, yaitu 64.
Jika nilai rata-rata ini diubah menjadi tabel distribusi frekuensi dan kategorisasi, gambaran tingkat kemampuan menulis kalimat. Dari hasil analisis, jika nilai modus yang diperoleh mahasiswa ini diubah menjadi tabel distribusi frekuensi dan kategorisasi maka gambaran tingkat kemampuan menulis kalimat efektif mahasiswa semester III Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Program di Universitas Bosowa dikategorikan mahir karena nilai modus berada pada interval penguasaan 64 ke atas. Berdasarkan uraian dan analisis data pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa terdapat 10 orang atau 76,92% mahasiswa semester III Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Bosowa yang memiliki kemampuan menulis efektif. kalimat atau apa yang dikategorikan kompeten.
Selanjutnya terdapat 3 orang atau 23,08% siswa yang tidak memiliki kemampuan menulis kalimat efektif atau dikategorikan tidak mampu. Berdasarkan kriteria kemampuan yaitu mahasiswa dinyatakan mahir jika 85% dari total nilai ujian mendapat nilai 64 ke atas, hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa semester tiga Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Bosowa dapat dikatakan belum mampu menulis kalimat efektif. . Bagi guru pendidikan bahasa dan sastra Indonesia untuk meningkatkan pembelajaran keterampilan menulis kalimat efektif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini menggambarkan temuan sebagaimana adanya, sehingga bagian ini membahas data survey yang berkaitan dengan data yang diperoleh di lapangan. Hasil statistik disini adalah hasil yang dinyatakan dalam bentuk angka untuk mengukur kemampuan siswa menyusun kalimat efektif. Untuk mengetahui kemampuan siswa tersebut, terlebih dahulu kami sajikan perolehan skor dan nilai berdasarkan tes kemampuan siswa menyusun kalimat efektif.
Dapat dilihat dari Tabel 4.1 skor diperoleh dari jawaban benar siswa dalam jumlah total 10 kalimat, dimana skornya adalah 0-100. Berkaitan dengan teknik analisis data, skor tertinggi yang akan diterima siswa adalah 100, menurut data di atas, tampaknya tidak ada yang mendapatkan skor ini, frekuensi dan persentase poin siswa dapat dilihat. Nilai sangat baik yang dapat dicapai responden atau siswa adalah 85-100 untuk 2 orang dengan frekuensi 15,38.
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, jumlah dan nilai kemampuan siswa dapat dirinci seperti pada Tabel 4.3 berikut ini. Maka berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan mahasiswa semester tiga Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Keguruan Universitas Bosowa dinyatakan tidak kompeten. Dinyatakan tidak mampu karena tidak memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu 85% dari jumlah siswa yang mendapat nilai 64 ke atas.
Pembahasan
Kondisi tersebut diartikan sebagai nilai yang paling banyak diperoleh siswa, atau nilai yang paling sering muncul. Nilai modus diperoleh siswa yaitu: Dwisti Justika, Felitsia Oseana Barek, Restu Apriani, Ainun Magfirah Ahmad, Maksimus Juang, St. Bagi siswa disarankan untuk aktif mengikuti kegiatan pembelajaran dan selalu berlatih serta belajar menulis kalimat efektif.
Disarankan bagi peneliti untuk melakukan penelitian lanjutan dari penelitian ini dengan teknik atau metode lain untuk meningkatkan pengetahuan pendidikan bahasa Indonesia.
PENUTUP
Simpulan
Saran