• Tidak ada hasil yang ditemukan

kemampuan menulis puisi menggunakan metode estafet writing

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "kemampuan menulis puisi menggunakan metode estafet writing"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

KEMAMPUAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN METODEESTAFET WRITING SISWA KELAS X SMA NEGERI 15 PADANG

Maiyusnita Ningsih, Dina Ramadhanti, Ria Satini

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat Maiyusnitaningsih560@gmail.com

ABSTRACT

This research is motivated by several things as follow. First, students’ ability to write poetry are low. It is students hard to develop their imagination to write. Beside that, students vocabulary are also low. This research aims to describe student’s ability to write poetry by using estafet writing method in the X glade in SMA N 15 Padang. This kind of research is quantitatif research by using descriptive method. Population in this research is all of students in the X glade in SMA N 15 Padang, registered in 2016/2017. Because of the population is more than 100 people, it needs to be done a withdrawal of sampel. The sampling in this research is purposive sampling. Sample is X.9 grade which is consist of 32 students. The instrumen is work performance test there are two variables, first is learning by using estafet writing method and second is the ability to write poetry. The data is score from the result of work performance test in writing poetry by using estafet writing method. Based on the result of research, there are three cunclusiuns. First students ability to write poetry by using estafet writing method in the X glade in SMA N 15 Padang for the third indicator (rhyme) is 85,42. So, it can be concluded that students ability to write poetry by using estafet writing in the X grade in SMA N 15 Padang for all indicators (verse, rhythm, and rhyme) is in 86% -95 % mastery stage with very good qualification and average result is 86,11.

Keywords: Write Poetry, Estafet Writing Methode

PENDAHULUAN

Keterampilan menulis merupakan suatu kegiatan yang dapat digunakan untuk mengungkapkan gagasan, pikiran, dan pendapat secara tertulis. Keterampilan menulis menuntut siswa harus memiliki kosakata, tatatulis, dan struktur bahasa yang tepat. Dalam penerapannya kegiatan menulis merupakan kegiatan yang tidak terlepas

dari proses belajar yang dialami siswa selama belajar. Pembelajaran menulis di sekolah dapat melatih siswa menjadi kreatif dalam menulis, terutama dalam menulis puisi. Pembelajaran keterampilan menulis dalam apresiasi sastra penanganannya belum tergarap secara optimal. Padahal, menulis merupakan salah satu strategi pembelajaran apresiasi sastra secara

(2)

intuisi, sehingga tujuan pengajaran tercapai.

Kemampuan menulis puisi merupakan kemampuan yang harus dikuasai siswa. Puisi merupakan sebuah rangkaian indah yang berisi ungkapan perasaan seseorang yang ditulis oleh seseorang dengan menggunakan panca inderanya. Pembelajaran menulis puisi di sekolah dilakukan dengan tujuan meningkatkan keterampilan siswa dalam mengapresiasi karya sastra. Hal itu berkaitan erat dengan latihan mempertajam perasaan, penalaran, dan daya khayal. Keterampilan siswa dalam menulis puisi sangat berbeda, tergantung pada kreativitas, daya imajinasi, gagasan, serta ide yang dimilikinya, sehingga sebagian siswa dapat menulis puisi dengan baik.

Meskipun demikian, tidak semua siswa mampu menulis puisi dengan baik.

Hal ini sebagaimana tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada kelas X semester 1 Standar Kompetensi (SK) ke-8 “Mengungkapkan pikiran, dan perasaan melalui kegiatan menulis puisi’. Kompetensi Dasarnya (KD) adalah (8.2) menulis puisi baru dengan memperhatikan bait, irama dan rima.

Bait terdiri dari beberapa baris pada puisi serta irama, dan rima yang mengandung unsur citraan maupun majas dan membangkitkan intuisi bagi pembaca.

Menulis puisi akan

menggambarkan kemampuan siswa dalam menyampaikan gagasan atau pendapat dalam bentuk tulisan. Sesuai dengan wawancara yang diperoleh dari salah seorang guru Bahasa Indonesia SMA Negeri 15 Padang yaitu Musdalifah, S. Pd dapat diperoleh informasi tentang pembelajaran menulis puisi. Pertama, siswa mengalami kesulitan dalam mengembangkan imajinasi karena kurangnya teknik yang diterapkan guru di sekolah. Oleh karena itu, siswa mengalami kesulitan dalam menyampaikan tujuan/maksud dalam sebuah puisi. Kedua, pembendaharaan kata siswa dalam menulis puisi masih belum sempurna. Sehingga pada saat menulis puisi siswa tidak memiliki kosa kata yang teratur. Ketiga, siswa mengalami kesulitan dalam memperindah bahasa yang digunakan.

Selanjutnya, siswa kurang memperhatikan diksi, bait, dan rima saat menulis puisi, sehingga puisi puisi yang ditulis siswa banyak yang tidak

(3)

menarik dan puitis. Wawancara selanjutnya dilakukan dengan 3 orang siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang, diperoleh informasi sebagai berikut.

Pertama, siswa masih kesulitan dalam menentukan tema. Kedua, siswa masih belum sepenuhnya paham dengan apa saja unsur-unsur yang terdapat pada puisi. Ketiga, siswa juga kesulitan memahami materi yang disampikan oleh guru karena sebagian dari siswa berbicara sehingga keadaan kelas tidak tenang. Dari ulasan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kedua bentuk metode yang digunakan selama ini belum mampu memancing minat siswa dan inspirasi siswa dalam menulis puisi.

Salah satu fenomena yang terjadi di SMA Negeri 15 Padang seputar pembelajaran sastra adalah guru bahasa dan sastra indonesia lebih menyukai metode ceramah, catat, dan tugas. Persoalan lainnya adalah persoalan fasilitas. Fasilitas sebagai sarana pendukung dalam setiap kegiatan pembelajaran yang sering diabaikan.

Banyak fasilitas yang dibutuhkan dalam pembelajaran sastra, misalnya buku- buku bacaan sastra maupun karya sastra itu sendiri (novel, cerpen, antologi puisi,

naskah drama) yang tidak tersedia. Jadi, hal tersebut menjadi salah satu penyebab minat baca siswa. Hal yang menambah pembelajaran sastra tidak optimal adalah kurangnya ketersediaan alokasi waktu, sehingga pembelajaran sastra hanya diberikan berupa teori saja, pada hal pembelajaran sastra tidak terlepas pada penyampaian teori saja.

Tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dalam bidang sastra adalah siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, serta menghargai dan mengembangkan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia. Permasalahan- permasalahan tersebut berakibat pada rendahnya kemampuan menulis puisi.

Metode pembelajaran yang selama ini digunakan guru ternyata belum mampu memotivasi siswa dalam belajar.

Pemilihan metode pembelajaran yang tepat akan berdampak pada hasil belajar siswa khususnya dalam menuangkan gagasan dalam menulis puisi, karena selama ini siswa masih banyak mengalami kesulitan dalam

(4)

menuangkan ide dan gagasan pada menulis puisi terutama dalam pemilihan diksi yang tepat.

Salah satu teknik yang dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi dan melatih siswa menemukan ide-ide dalam menulis puisi dengan menggunakan metode Estafet Writing

(menulis berantai). Metode estafet writing ini salah satu metode yang melibatkan siswa belajar dengan cara bersama-sama, tetapi tidak dengan cara berkelompok. Melalui metode ini siswa diharapkan dapat termotivasi dan menemukan ide-ide yang kreatif untuk menulis puisi.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Arikunto (2010:27) ,menyatakan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan angka, dimulai dari pengumpulan data kemudian menafsirkan data dan terakhir ditampilkan hasilnya. Angka dalam penelitian ini adalah skor dan nilai dari kemampuan menulis puisi siswa kelas X SMA N 15 Padang. Menurut Mardalis (2010:26), metode deskriptif merupakan upaya pendeskripsian,

mencatat, analisis dan

menginterprestasikan kondisi-kondisi yang saat ini terjadi atau ada. Dengan kata lain penelitian deskripsi bertujuan memperoleh informasi-informasi mengenai keadaan saat ini, dan melihat kaitan antara variabel-variabel yang ada.

Sesuai dengan penjelasan tersebut, metode deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan kemampuan menulis puisi siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang dengan menggunakan metode estafet writing(menulis berantai).

Sampel merupakan sebagian wakil populasi yang diteliti. Arikunto (2010:174) menyatakan bahwa sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.

Teknik yang digunakan pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling.Sugiyono (2011) menyatakan purposive sampling adalah teknik penentuan sampling dengan pertimbangan tertentu.

Arikunto (2006:118) menyatakan bahwa variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik suatu objek penelitian. Pada penelitian ini terdapat dua variabel.

Pertama, Kemampuan menulis puisi.

(5)

Kedua, Metode estafet writing siswa kelas X SMA N 15 Padang. Data yaitu hasil pencatatan peneliti, baik yang yang berupa fakta atau angka (Arikunto, 2006:116). Data dalam penelitian ini berupa skor kemampuan menulis puisi dengan menggunakan metode estafet writing siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang.

Arikunto (2006:126) menjelaskan bahwa instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, sistematis sehingga lebih mudah diolah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah tes unjuk kerja untuk mengukur kemampuan menulis puisi.

Pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan tes unjuk kerja, siswa ditugaskan menulis puisi dengan langkah-langkah sebagai berikut.

Pertama, guru melaksanakan pembelajaran menulis puisi menggunakan metode esatafet writing siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang

yang dibatasi aspek bait, rima, dan irama. Kedua, Guru memberikan tes menulis puisi dengan tema yang telah ditentukan oleh guru.

Data yang terkumpul dianalisis melalui tahap berikut. Pertama, siswa mengumpulkan hasil puisinya, guru mengidentifikasi hasil puisi siswa.

Kedua, guru membaca dan memeriksa hasil puisi siswa dari segi penggunaan bait, irama, dan rima. Pemeriksaan digunakan dengan format sebagai berikut.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 15 Padang. Penelitian ini dilaksanakan selama satu minggu terhitung dari tanggal 8 s/d 13 Mei 2017. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian ini adalah tes unjuk kerja. Hasil tes unjuk kerja yang dikumpulkan berupa lembaran kerja siswa dalam menulis puisi. Hasil tes tersebut merupakan hasil tes siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang. Penelitian ini mendeskripsikan kemampuan menulis puisi dengan menggunakan metode estafet writing siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang.

(6)

Kemampuan Menulis Puisi dengan Menggunakan MetodeEstafet Writing Siswa Kelas X SMA Negeri 15

Berdasarkan tabel tersebut, diperoleh gambaran hasil belajar siswa untuk keseluruhan indikator (bait, irama, dan rima) kemampuan menulis puisi dengan menggunakan metode estafet writingsiswa kelas X SMA Negeri 15 Padang.Pertama, siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi Sempurna (S) 7orang (21,88%). Kedua, siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi Baik Sekali (BS) 11 orang (34,38%). Ketiga, siswa yang

memperoleh nilai dengan kualifikasi

Baik (B) 13 orang

(40,62%).Keempat,siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi Lebih dari Cukup (LdC) 1orang (3,12%).

Langkah selanjutnya membuat histogram kemampuan menulis puisi dengan menggunakan metode estafet writing siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang untuk keseluruhan indikator (bait, irama, dan rima) sebagai berikut ini.

KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan pada bab IV dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut ini. Pertama, kemampuan menulis puisi dengan menggunakan metode estafet writingsiswa kelas X SMA Negeri 15 Padang untuk indikator 1 (bait) berada pada tingkat penguasaan 86-95% dengan kualifikasi Baik Sekali (BS) dengan perolehan rata-rata 89,58.

Kedua, kemampuanmenulis puisi dengan menggunakan metode estafet writingsiswa kelas X SMA Negeri 15 Padang untuk indikator 2 (irama) berada pada tingkat penguasaan 76-85%

dengan kualifikasi Baik (B) dengan

perolehan rata-rata 83,33.Ketiga, kemampuanmenulis puisi dengan menggunakan metode estafet writingsiswa kelas X SMA Negeri 15 Padang untuk indikator 3 (rima) berada pada tingkat penguasaan 76-85%

dengan kualifikasi Baik (B) dengan perolehan rata-rata 85,42.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kemampuanmenulis puisi dengan menggunakan metode estafet writingsiswa kelas X SMA Negeri 15 Padanguntuk keseluruhan inidikator (bait, irama, dan rima) berada pada tingkat penguasaan 86-95% dengan kualifikasi BaikSekali (BS) dengan perolehan rata-rata 86,11.

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Kosasih, E. 2008. Apresiasi Sastra Indonesia. Jakarta: Nobel Edumedia.

Gani, Erizal. 2014. Kiat Pembacaan Puisi. Teori dan Terapan.

Bandung: Pustaka Reka Cipta Syathariah, Sitti. 2011, Estafet Writing

(menulis berantai). Yogyakarta:

Leutika Nouvalitera.

Tarigan, Hendry Guntur. 2008.

Menulis sebagai salah satu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa.

Semi, M. Atar 1988. Anatomi Sastra.

Padang: Angkasa Raya

Suyatno. 2004. Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya:

Pradopo, Rachmat Djoko. 2002.SIC.

Pengkajian Puisi. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press Waluyo J. Herman. 1991. Teori dan

Apresiasi Puisi. Jakarta:

Erlangga.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Tingkat kemampuan menulis teks eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 6 Palopo sebelum menggunakan model STAD, metode ATM, dan