• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA "

Copied!
169
0
0

Teks penuh

Saya menyatakan bahwa tulisan ilmiah ini adalah hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan plagiarisme atau tiruan dari tulisan ilmiah orang lain untuk memperoleh gelar pada jenjang manapun di universitas mana pun, baik seluruhnya maupun sebagian. Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah untuk mempelajari penulisan artikel ilmiah di Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur dan memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan moril dan materil sehingga penelitian artikel ilmiah ini dapat terselesaikan.

Orang tua, sahabat dan seluruh keluarga yang memberikan doa, semangat dan dukungan selama penyusunan artikel ilmiah. Teman-teman manajemen penelitian penulisan ilmiah yang telah bekerja sama untuk menyelesaikan penulisan penelitian ini. Penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih mempunyai kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk menghilangkan segala kekurangan dalam penyusunan karya ilmiah ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga tulisan ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

  • Latar Belakang
  • Rumuan Masalah
  • Tujuan Penelitian
    • Tujuan Umum
    • Tujuan Khusus
  • Manfaat Penelitian

Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien gagal jantung kongestif (CHF) di RSUD Dr Kanujoso Djatiwibowo Baikpapan Tahun 2021. Meningkatkan keterampilan dan kemampuan dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien gagal jantung kongestif (CHF) di RSUD Dr Kanujoso Djatiwibowo Baikpapan20. Melakukan pengkajian terhadap klien yang mengalami gagal jantung kongestif (CHF) di RSUD Dr Kanujoso Djatiwibowo Baikpapan Tahun 2021.

Mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada klien gagal jantung kongestif (CHF) di RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo Baikpapan pada tahun 2021. Menyusun rencana asuhan keperawatan pada klien gagal jantung kongestif (CHF) di RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo Baikpapan pada tahun 2021. Penerapan tindakan keperawatan pada klien yang mengalami gagal jantung kongestif (CHF) di RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Baikpapan pada tahun 2021.

Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada klien yang mengalami gagal jantung kongestif (CHF) di RSUD Dr Kanujoso Djatiwibowo Baikpapan pada tahun 2021.

Konsep Medis

  • Definisi
  • Anatomi dan Fisiologi Jantung
  • Etiologi
  • Patway
  • Patofisiologi
  • Manifestasi Klinis
  • Klasifikasi Gagal Jantung
  • Pemeriksaan penunjang
  • Penatalaksanaan
  • Komplikasi

Gagal jantung adalah suatu sindrom klinis (kumpulan tanda dan gejala) yang ditandai dengan sesak napas dan kelelahan (saat istirahat atau saat beraktivitas) yang disebabkan oleh kelainan pada struktur atau fungsi jantung. Gagal jantung dapat disebabkan oleh kelainan yang menyebabkan penurunan pengisian ventrikel (disfungsi diastolik) dan/atau kontraktilitas miokard (disfungsi sistolik) (Sudoyo Aru, dkk. 2009) dalam (Nurarif & Kusuma, 2015). Efek ini merupakan mekanisme kompensasi, namun karena tidak dapat berfungsi secara normal menyebabkan gagal jantung kongestif.

Gagal jantung kongestif bisa terjadi akibat penyakit jantung lain yang tidak berdampak langsung pada jantung. -Mekanisme ini mungkin cukup untuk mempertahankan curah jantung pada tingkat normal atau mendekati normal pada gagal jantung dini dalam keadaan normal. Mekanisme dasar terjadinya gagal jantung adalah gangguan kontraktilitas jantung yang menyebabkan curah jantung lebih rendah dari curah jantung normal.

Syok kardiogenik: Gagal jantung kiri stadium kongestif akibat penurunan curah jantung dan perfusi jaringan yang tidak memadai ke organ vital (jantung dan otak).

Gambar 2.1 : Anatomi Jantung
Gambar 2.1 : Anatomi Jantung

Konsep Asuhan Keperawatan

  • Pengkajian keperawatan
  • Diagnosa Keperawatan
  • Intervensi Kerepawatan
  • Implementasi Keperawatan
  • Evaluasi Keperwatan

Faktor risiko: kekurangan/kelebihan cairan, kurangnya paparan informasi tentang upaya menjaga/melindungi integritas jaringan Kondisi klinis terkait: Gagal jantung kongestif.

Tabel : 2.2 Intervensi Keperawatan
Tabel : 2.2 Intervensi Keperawatan
  • Desain Penelitian
  • Subjek Penelitian
  • Definisi Operasional (Batasan istilah)
  • Lokasi dan Waktu Penelitian
  • Prosedur Penelitian
  • Metode pengumpulan data
  • Keabsahan data
  • Analisis data

Disfungsi ventrikel kiri atau gagal jantung kiri menyebabkan kongesti vena pulmonal, sedangkan disfungsi ventrikel kanan atau gagal jantung kanan menyebabkan kongesti vena sistemik. Dalam hal ini, gagal jantung kongestif (CHF) ditentukan berdasarkan rekam medis klien yang didiagnosis oleh dokter. Asuhan keperawatan pada pasien gagal jantung kongestif (CHF) merupakan suatu asuhan keperawatan yang komprehensif dimana proses kegiatan praktek keperawatan yang diberikan langsung kepada pasien gagal jantung kongestif (CHF) dalam sistem pelayanan kesehatan meliputi: pengkajian, diagnosa keperawatan menggunakan SDKI, intervensi menggunakan SIKI dan SLKI, implementasi dan evaluasi untuk mengatasi permasalahan pada pasien gagal jantung kongestif (CHF).

Siswa menyelesaikan proposal ujian, setelah proposal disetujui oleh penguji, penelitian dilanjutkan dengan kegiatan pengumpulan data. Mahasiswa bersama pengelola ruangan, CI dan penguji menentukan klien studi kasus sesuai kriteria inklusi keperawatan. Siswa membangun hubungan saling percaya dengan klien yang telah ditentukan, kemudian siswa melakukan penilaian klien dengan melengkapi format penilaian, observasi, dan wawancara.

Setelah mahasiswa membuat diagnosa asuhan keperawatan, mahasiswa selanjutnya merencanakan asuhan keperawatan berdasarkan SLKI dan SIKI. Mahasiswa melakukan tindakan asuhan keperawatan sesuai rencana yang disusun berdasarkan SILI dan SLKI. Melalui pendekatan IPPA (inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi), dapat dilakukan observasi dan pemeriksaan fisik pada tubuh klien untuk mengetahui kelainan yang dirasakan klien. c) Studi dokumentasi.

Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari dokumen-dokumen untuk memperoleh data atau informasi yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti. Alat atau instrumen pengumpul data menggunakan format asuhan keperawatan medik-bedah sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Politeknik Kesehatan Kemenkes Kalimantan Timur. Keabsahan data yang dilakukan peneliti dimaksudkan untuk membuktikan kualitas data atau informasi yang diperoleh mahasiswa dengan cara pengumpulan data dengan bantuan lembaga pelayanan keperawatan, sehingga menghasilkan data yang akurat.

Analisis data dilakukan dengan cara menyajikan fakta, kemudian membandingkan fakta tersebut dengan teori yang ada, kemudian mengungkapkannya dalam suatu pendapat diskusi. Berdasarkan data yang disajikan, data tersebut kemudian dibahas dan dibandingkan dengan hasil penelitian sebelumnya dan secara teoritis dengan perilaku kesehatan.

HASIL

  • Gambaran Lokasi Penelitian
  • Data Asuhan Keperawatan

PEMBAHASAN

Dalam hal ini, penulis berpendapat bahwa data pasien 1 mendukung diagnosis, antara lain: data mayor (dispnea, adanya otot bantu pernapasan, pola pernapasan tidak normal) dan data minor (ortopnea, pernapasan lubang hidung). Dimana dalam hal ini penulis yakin bahwa data pasien 1 dengan perubahan afterload mendukung diagnosis ini, antara lain: temuan kunci (dispnea, peningkatan tekanan darah, CRT > 3 detik, warna kulit pucat) dan data kecil (peningkatan resistensi pembuluh darah sistemik). Sedangkan data pasien 2 dengan perubahan kontraktilitas mendukung diagnosis ini, antara lain: data mayor (ortropnea, batuk, dispnea nokturnal paroksismal) dan data minor (indeks jantung).

Dalam hal ini penulis meyakini data pasien 2 mendukung diagnosa, antara lain: data mayor (keluhan nyeri, tampak meringis, gelisah, sulit tidur) dan data minor (penurunan/peningkatan tekanan darah, perubahan pola pernafasan) . Masalah keperawatan ini baru teridentifikasi pada pasien 2. Validasi berdasarkan SDKI (2017) Data subyektif : pasien mengatakan batuk berlendir, pasien mengatakan kadang sesak nafas, pasien mengatakan seluruh badan terasa lemas. Dalam hal ini, penulis berpendapat bahwa data pasien 2 mendukung diagnosis, antara lain: data mayor (batuk tidak efektif, ketidakmampuan batuk, krekel) dan data minor (dispnea, ortopnea, gelisah, perubahan pola pernapasan).

Dimana dalam hal ini penulis berpendapat bahwa data pasien 1 mendukung diagnosis ini, antara lain: data mayor (ortropnea, dispnea, edema anasarca dan/atau edema perifer, peningkatan berat badan) dan data minor (penurunan kadar hemoglobin). hepatomegali, peningkatan asupan banyak hasilnya). Masalah keperawatan ini ditemukan pada pasien 1 dan 2. Implementasi dilakukan berdasarkan SDKI (2017) dengan keluhan pasien 1. Data subyektif : pasien mengatakan merasa sesak napas saat melakukan aktivitas (bangun dari tempat tidur dan berdiri) ., Pasien mengatakan kesehariannya di rumah sakit selalu terbantu dengan anak-anak. Dimana dalam hal ini penulis berpendapat bahwa data pasien 1 dan 2 mendukung diagnosis tersebut, antara lain: data mayor (keluhan mudah lelah, denyut jantung meningkat 20% dari kondisi istirahat) dan data minor (dispnea saat/sesudah beraktivitas). , merasa tidak nyaman, merasa lemah, gambar EKG menunjukkan iskemia).

Masalah keperawatan ini teridentifikasi hanya pada pasien 1. Penegakan dilakukan berdasarkan SDKI (2017) dengan keluhan Data subyektif : Pasien. Dalam hal ini, penulis berpendapat bahwa data pada Pasien 1 mendukung diagnosis, antara lain: data mayor (tinja keras, gerak peristaltik usus menurun, sulit buang air besar) dan data minor (kembung perut, kelemahan umum). Masalah keperawatan ini teridentifikasi pada pasien 1 dan 2. Validasi dilakukan berdasarkan SDKI (2017) dengan keluhan pasien 1. Data subyektif : pasien mengatakan sesak nafas, pasien mengatakan hanya tidur sekitar 3 jam. tadi malam pasien mengatakan merasa pusing.

Dimana dalam hal ini penulis berpendapat bahwa data pasien 1 dan 2 mendukung diagnosis tersebut, antara lain: data mayor (keluhan tidur, keluhan tidur tidak memuaskan) dan data minor (keluhan penurunan kemampuan beraktivitas). Masalah keperawatan ini ditemukan pada pasien 1 dan 2. Implementasi dilakukan berdasarkan SDKI (2017) pada pasien 1 dikatakan pusing, skala.

Hasil yang didapat dari intervensi yang dilakukan peneliti, baik intervensi yang dilakukan secara mandiri maupun kolaborasi, seperti pengaturan posisi semi fowler/fowler, pengkajian pasien, monitoring TTV, kerjasama pemberian oksigen, pengajaran teknik nafas dalam, pengajaran teknik batuk yang efektif, pemantauan asupan dan keluaran cairan, dorongan untuk melakukan aktivitas secara mandiri dan sebagainya. Pelaksanaan asuhan keperawatan dilakukan berdasarkan perencanaan diagnosa keperawatan yang dibuat antara pasien 1 dan pasien 2, seperti mengatur posisi semi Fowler/Fowler, pengkajian pasien, monitoring TTV, pemberian terapi oksigen, pengajaran teknik pernafasan dalam, pengajaran teknik batuk efektif. pemantauan asupan dan keluaran, cairan dan dorongan untuk melakukan aktivitas secara mandiri dan sebagainya. Evaluasi yang dilakukan peneliti terhadap pasien 1 dilakukan selama 4 hari perawatan di RS pada tanggal 26 Mei 2021 hingga 29 Mei 2021, sedangkan pasien 2 dilakukan selama 3 hari perawatan di RS pada tanggal 07 Juni 2021 hingga 09 Juni. 2021 oleh peneliti dan SOAP dilakukan.

Rumah sakit harus lebih meningkatkan kolaborasi antara profesional kesehatan dalam memantau asupan dan keluaran. Dalam melakukan tindakan keperawatan selalu menjaga prinsip aseptik untuk menghindari infeksi guna meningkatkan kualitas hidup pasien gagal jantung kongestif melalui asuhan keperawatan. Diharapkan kepada pasien untuk mengubah pola hidupnya menjadi lebih sehat, mengurangi faktor risiko seperti: hipertensi dan tetap melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin karena hal ini merupakan tindakan yang sangat penting dilakukan untuk mencegah kondisi gagal jantung yang terjadi, hingga memperbaiki.

Dalam upaya memberikan asuhan keperawatan yang tepat pada pasien gagal jantung, peneliti selanjutnya harus benar-benar menguasai konsep gagal jantung itu sendiri, selain itu peneliti juga dapat lebih teliti dalam melakukan pengkajian dan pengolahan data sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan. . kepada pelanggan. maksimum.

Tabel 1: Skor Pemeriksaan GCS (Glasgow Coma Scale)
Tabel 1: Skor Pemeriksaan GCS (Glasgow Coma Scale)

Gambar

Gambar 2.1 : Anatomi Jantung
Tabel 2.1 : Klasifikasi Fungsional gagal jantung  Sumber : (Aspiani,2016)
Tabel : 2.2 Intervensi Keperawatan
Tabel 4.1 Hasil Anamnesis Biodata dan Riwayat Kesehatan pasien  dengan Gagal Jantung Kongestif (CHF) di RSUD dr
+7

Referensi

Dokumen terkait

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN PSIKOSOSIAL 160 Diagnosa – Definisi Masalah Tanda dan Gejala Luaran Intervensi Minor Subjektif: adanya mimpi buruk, merasa