• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPADATAN POPULASI KEONG MAS (Pomacea canaliculata L.) PADA TANAMAN PADI SAWAH DI KENAGARIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "KEPADATAN POPULASI KEONG MAS (Pomacea canaliculata L.) PADA TANAMAN PADI SAWAH DI KENAGARIAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

KEPADATAN POPULASI KEONG MAS (Pomacea canaliculata L.) PADA TANAMAN PADI SAWAH DI KENAGARIAN

DURIAN TINGGI KECAMATAN KAPUR IX KABUPATEN 50 KOTA

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1)

PERLI YULIARTI NIM: 09010337

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG 2016

KEPADATAN POPULASI KEONG MAS (Pomacea canaliculata L.) PADA TANAMAN PADI SAWAH DI KENAGARIAN

DURIAN TINGGI KECAMATAN KAPUR IX KABUPATEN 50 KOTA

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1)

PERLI YULIARTI NIM: 09010337

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG 2016

KEPADATAN POPULASI KEONG MAS (Pomacea canaliculata L.) PADA TANAMAN PADI SAWAH DI KENAGARIAN

DURIAN TINGGI KECAMATAN KAPUR IX KABUPATEN 50 KOTA

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1)

PERLI YULIARTI NIM: 09010337

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2016

(2)
(3)

KEPADATAN POPULASI KEONG MAS (Pomacea canaliculata L.) PADA TANAMAN PADI SAWAH DI KENAGARIAN

DURIAN TINGGI KECAMATAN KAPUR IX KABUPATEN 50 KOTA

Perli Yuliarti, Rizki, Elza Safitri

Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat

narumi.kj@gmail.com ABSTRACT

Pomacea canaliculata L. is one freshwater gastropods that is potential as a pest. Species that attack rice plants in Kenagarian Durian Tinggi Kecamatan Kapur IX Kabupaten 50 Kota. This causes decreased production of rice and rising production costs for farmers. Based on this problem, research has been done on the density of Pomecea canaliculata L. pads in August 2016.

This study used a descriptive survey method. Samples were taken by using purposive sampling method by placing systematically plot. Sampling was conducted pads rice plants with different age, first station rice plants 2 weeks after planting and second stasion rice plants 8 weeks after planting. Pomacea canaliculata L. who gained population density 3,17 individuals/m2, so it can be regarded as a pest because it has reached the threshold clan and enviromental factors condusive to the Pomacea canaliculata L. life.

Key word: Population density, Pomacea canaliculata L, Oryza sativa PENDAHULUAN

Keong mas (Pomacea canaliculata L.) merupakan salah satu jenis gastropoda air tawar. Keong mas diperkenalkan secara luas dari habitat aslinya di Amerika Selatan melalui perdagangan aquarium dan sebagai sumber makanan manusia (Sugianti, Enjang, Awliya, Sri, Yeni, Laila, 2014). Menurut Suharto (2007) Keong mas didatangkan pertama kali ke Taiwan sekitar tahun 1980- an. Pada tahun 1981 keong mas menyebar dengan cepat di Filifina, Kamboja, Thailand, Vietnam dan Indonesia.

Penyebab utama menyebarnya keong mas ini secara luas adalah karena cara pembudidayaannya yang dilakukan di alam bebas (kolam-kolam dan balong). Telur- telurnya yang menetas dapat terbawa aliran air atau menempel pada tumbuhan air. Hal inilah yang membuatnya terbawa ke daerah persawahan dan perairan lainnya seperti sungai, rawa dan danau. Kegiatan manusia yang memanfaatkan keong mas sebagai pakan ternak dan sebagai penghias aquarium memicu jenis ini diperdagangkan secara bebas dan berdampak pada sebarannya yang luas (Isnaningsih dan Marwoto, 2011).

Keong mas mampu melakukan perkawinan sepanjang musim, oleh sebab itu hewan ini sangat berpotensi sebagai hama pada tanaman budidaya salah satunya tanaman padi. Puspita, Eka, Nyoman, Ami (2005) menyatakan bahwa keong mas merupakan hama tanaman padi yang berbahaya karena memakan padi yang baru ditanam dan dapat menghancurkan 50-80%

potensi panen. Menjelang tahun 1988 keong mas dianggap sebagai hama padi nomor dua yang paling membahayakan setelah wereng coklat.

Kerusakan yang disebabkan oleh keong mas biasanya terjadi pada tanaman yang masih muda (Rambe, Siti, Yulie, 2010).

Suharto (2007) menyatakan bahwa keong mas merusak tanaman padi dengan cara memarut jaringan makanan dan memakannya. Bekas potongan daun dan batang yang terserang terlihat mengambang.

Stadium paling merusak adalah ketika keong mas berukuran 10 mm sampai 40 mm.

Data yang diperoleh dari Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan Kapur IX adalah pada tahun 2014 luas lahan yang

(4)

digunakan untuk pertanaman padi di Kecamatan Kapur IX adalah 1.320 Ha, tapi lahan yang berhasil panen hanya sekitar 1.032 Ha. Produktivitas padi adalah 4,80 ton/Ha dengan hasil produksi mencapai 4.953,60 ton. Penurunan luas lahan panen dengan luas lahan tanam ini disebabkan oleh adanya serangan hama dan penyakit, salah satunya keong mas.

Petani setempat menyatakan bahwa serangan keong mas dapat menyebabkan menurunnya produksi padi hingga 50%, selain itu serangan keong mas juga dapat meningkatkan biaya produksi. Pengendalian hama ini hanya dilakukan secara manual yaitu dengan mengambil langsung keong mas yang ditemukan di areal persawahan.

Pengambilan biasanya dilakukan pada malam hari ketika padi baru dipindahkan ke sawah hingga padi berumur 2 minggu setelah tanam.

Areal persawahan yang disurvey terletak dekat dengan saluran irigasi dan kolam ikan. Di sekitar lokasi terdapat vegetasi seperti Graminae, Mimosa pudica, Caladium sp, Limnocharis oleracea dan sebagainya. Kondisi sawahnya selalu tergenang air. Karena pola tanam padi petani yang tidak serentak menyebabkan tingginya intensitas serangan hama keong mas pada tanaman padi.

Penelitian tentang kepadatan populasi keong mas (Pomacea canaliculata L.) pernah dilakukan oleh Rozakiyah (2014). Penelitian dilkukan untuk melihat kepadatan dan pola distribusi keong mas pada saluran irigasi Bendungan Batang Samo Desa Suka Maju Kabupaten Rokan Hulu. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kepadatan populasi keong mas berbeda pada setiap stasiun pengamatan. Riyanto (2004) juga telah melakukan penelitian serupa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola distribusi keong mas bersifat mengelompok sedangkan kepadatan populasinya yang tertinggi terdapat pada habitat kolam. Hingga saat ini belum ada laporan tentang kepadatan populasi keong mas pada areal persawahan di Kenagarian Durian Tinggi Kecamatan Kapur IX Kabupaten 50 Kota. Sehubungan dengan itu maka telah dilakukan penelitian tentang kepadatan populasi keong mas (Pomacea canaliculata L.) pada tanaman padi sawah di Kenagarian Durian Tinggi Kecamatan Kapur IX Kabupaten 50 Kota.

BAHAN DAN METODA

Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Agustus 2016 di Kenagarian Durian Tinggi Kecamatan Kapur IX Kabupaten 50 Kota. Sawah yang dijadikan lokasi adalah sawah irigasi setengah teknis. Beberapa alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah botol koleksi (toples), senter, kertas label, termometer, soil tester, tali rafia, pancang kayu, meteran, kamera digital dan alat-alat tulis. Sedangkan bahan yang digunakan adalah alkohol 70% dan P. canaliculata yang tertangkap.

Metode penelitian dilakukan dengan survey deskriptif. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Areal pengambilan sampel terdiri dari dua stasiun. Stasiun pertama tanaman padi umur 2 minggu setelah tanam dan stasiun kedua tanaman padi umur 8 minggu setelah tanam. Sampel diambil dengan menempatkan plot berukuran 1×1 meter secara sistematis. Pengambilan sampel dilakukan pada pukul 18.00-21.00 WIB.

Semua P. canaliculata yang berada di dalam plot langsung diambil untuk dikoleksi. Faktor fisika lingkungan yang diukur pada peneliian ini adalah suhu udara dan kelembaban tanah.

Pengukuran dilakukan tiga kali yaitu pada pagi, siang dan sore hari sebelum pengambilan sampel.

Untuk melihat kepadatan populasi P.

canaliculata dilakukan analisis data dengan menggunakan rumus:

Kp= .

(Suin, 2002).

Kemudian dilakukan uji t dengan menggunakan rumus:

t = dengan

S2=( ) . ( ) . keterangan :

1 = Rata-rata P. canaliculata stasiun I

2 = Rata-rata P. canaliculata stasiun II n1 = Jumlah P. canaliculata stasiun I n2 = Jumlah P. canaliculata stasiun II S1² = Standar deviasi stasiun I

S2² = Standar deviasi stasiun II S = Simpangan baku

(Sudjana, 2005)

(5)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan hasil perhitungan kepadatan populasi P. canaliculata pada tanaman padi sawah di Kenagarian Durian Tinggi Kecamatan Kapur IX Kabupaten 50 Kota menunjukkan adanya perbedaan kepadatan populasi pada sawah dengan padi umur 2 dan 8 minggu setelah tanam. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

Tabel 1. Kepadatan Populasi Keong Mas (P.

canaliculata) pada Tanaman Padi Sawah di Kenagarian Durian Tinggi Kecamatan Kapur IX Kabupaten 50 Kota.

no

Umur Tanaman

Padi

Jumlah individu

Kepadatan populasi (individu/m²)

1 2 MST 37 4,11

2 8 MST 20 2,22

Total 57 3,17

Hasil pengukuran faktor fisika lingkungan pada lokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 2. Kondisi Lingkungan Pada Tanaman Padi Sawah di Kenagarian Durian Tinggi Kecamatan Kapur IX Kabupaten 50 Kota.

Parameter Stasiun I

Stasiun II Suhu udara (ºC) 18-33 19-33 Kelembaban Tanah (%) 100 80-90 Dari Tabel 1. dapat dilihat bahwa kepadatan populasi P. canaliculata pada tanaman padi sawah di Kenagarian Durian Tinggi Kecamatan Kapur IX Kabupaten 50 Kota adalah 3,17 individu/m². Kepadatan P.

canaliculata pada penelitian ini dapat dikatakan sebagai hama karena sudah melewati ambang batas. Hal ini sesuai dengan pendapat Joshi (2005) bahwa keong mas dengan kepadatan populasi tiga individu/m² sudah dapat mengurangi hasil produksi secara signifikan.

Kepadatan populasi P. canaliculata lebih tinggi pada tanaman padi umur 2 minggu setelah tanam dibandingkan dengan tanaman padi umur 8 minggu setelah tanam.

Faktor yang mempengaruhi tingginya kepadatan populasi P. canaliculata pada tanaman padi umur 2 minggu setelah tanam

disebabkan antara lain karena masih banyaknya tersedia sumber makanan bagi kelangsungan hidupnya. Menurut Suharto (2007) keong mas adalah hewan yang bersifat polifag, memakan segala daun yang masih muda dan menjadi hama terutama pada tanaman padi muda, baik di persemaian maupun bibit yang baru dipindahkan ke sawah.

Kondisi sawah yang selalu tergenang air dan substratnya yang berlumpur juga menyebabkan banyaknya jumlah P.

canaliculata pada tanaman padi umur 2 minggu setelah tanam ini. Sebagaimana dinyatakan oleh Suyamto (2005) bahwa keong mas menyenangi tempat-tempat yang tergenang air. Pendapat ini diperkuat oleh Isnaningsih dan Marwoto (2011) yang menyatakan bahwa umumnya keong jenis P.

canaliculata menyukai hidup di perairan dangkal yang jernih dan bersubstrat lumpur.

Kisaran suhu pada saat pengambilan sampel adalah 18-33ºC. Suhu ini cocok untuk keberlangsungan hidup P. canaliculata.

Sebagaimana dinyatakan oleh Fregburg dan Harewood (1965) dalam Riyanto (2003) bahwa keong mas hanya mampu hidup efektif pada suhu berkisar antara 10-35ºC.

Kondisi sawah pada tanaman padi umur 8 minggu setelah tanam masih tergenang air. Kisaran suhu pada saat pengambilan sampel adalah 19-33ºC. Kondisi ini cocok untuk tempat hidup P. canaliculata, akan tetapi jumlah populasi P. canaliculata mengalami penurunan. Terjadinya penurunan populasi ini disebabkan oleh kurangnya persediaan makanan yang ada. Pada tanaman padi umur 8 minggu setelah tanam batangnya sudah mengeras sehingga keong mas tidak bisa memakannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Suharto (2007) yang menyatakan bahwa serangan pada padi setelah tiga minggu setelah tanam lebih rendah karena laju pertumbuhan tanaman lebih tinggi daripada tingkat kerusakan akibat keong mas ini.

Masih ditemukannya keberadaan keong jenis ini pada sawah dengan tanaman padi umur 8 minggu setelah tanam disebabkan karena hewan ini dapat mencari alternatif makanan lain seperti Hydrila sp, lumut dan sisa organisme yang telah mati yang berada di dalam habitat tersebut.

Menurut Tarupay et al., (1990) dalam Riyanto (2003) keong mas bersifat omnivora,

(6)

secara khusus memakan lumut, tumbuhan air, umbi-umbian, dedak, pellet, sisa sampah dapur, organisme mati serta sayuran segar

Disekitar lokasi penelitian terdapat banyak vegetasi seperti rumput-rumputan (Graminae), Mimosa pudica, Caladium sp, Limnocharis oleracea dan sebagainya.

Vegetasi ini dapat menjadi tanaman inang sementara bagi P. canaliculata.. Petani di Kenagarian Durian Tinggi Kecamatan Kapur IX melakukan pola tanam padi yang tidak serentak. Hal tersebut menyebabkan sulitnya pengendalian P. canaliculata karena siklus hidupnya yang terus berlanjut.

Tingginya kepadatan populasi P.

canaliculata yang ditemukan disebabkan karena spesies ini memiliki toleransi yang baik terhadap perubahan lingkungannya. Hal ini sejalan dengan pendapat Rambe, dkk (2010) yang menyatakan bahwa dalam keadaan kering, keong mas dapat beristirahat (diapause) di dalam tanah selama 6 bulan dan akan berkembangbiak dengan pesat apabila mendapat pengairan. Daya reproduksi dan daya tetas telur (fekunditas) yang tinggi dari spesies ini juga menjadi salah satu faktor tingginya kepadatan populasinya. Keong mas dapat bereproduksi sepanjang musim. Sesuai dengan pernyataan Suharto (2007) bahwa keong mas dapat memproduksi sekitar 1.000–

1.200 butir telur tiap bulan atau 200–300 butir telur tiap minggu. Untuk daya fekunditasnya juga tergolong cukup tinggi.

Hal ini dinyatakan dalam hasil penelitian Riani (2011) yang menunjukkan bahwa daya tetas P. canaliculata mencapai 61-75%.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada tanaman padi sawah di Kenagarian Durian Tinggi Kecamatan Kapur IX Kabupaten 50 Kota bisa disimpulkan bahwa kepadatan populasi P. canaliculata adalah 3,17 individu/m2. Dengan kepadatan populasi tersebut P. canaliculata telah bisa dikatakan hama karena telah mencapai ambang batas dan kondisi lingkungan mendukung untuk kehidupan keong mas.

DAFTAR PUSTAKA

Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K). 2014.

Kecamatan Kapur IX..

Isnaningsih. N.R., Marwoto R.M. 2011.

Keong Hama Pomacea di Indonesia:

Karakter Morfologi dan Sebarannya (Mollusca, Gastropoda:

Ampullariidae). Berita Biologi 10(4). Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi-LIPI.

Joshi, R.E. 2005. Off- Season Mortality of Golden Apple Snail, Pomacea canaliculata (Lamarck) and its Management Implications. Journal.

University Science High School.

Science City of Munoz, Nueva Ecija Philippines.

Puspita, L., Eka, R., I Nyoman, N.S., Ami, A.M. 2005. Lahan Basah Buatan Di Indonesia. Bogor: Wetlands International, Ditjen PHKA.

Rambe, S.S.M., Siti, R., Yulie, O. 2010.

Pengendalian Hama Terpadu Mendukung Peningkatan IP Padi di Provinsi Bengkulu. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu.

Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Pertanian.

Kementerian Pertanian.

Riani, E. 2011. Kemampuan Reproduksi Keong Mas (Pomacea sp.) Daging Kuning dan Daging Hitam. Jurnal Molusca Indonesia. Juni 2011.

Volume 2(1): 9-13.

Riyanto. 2003. Aspek-Aspek Biologi Keong Mas (Pomacea canaliculata L.).

Forum MIPA. Vol.8. No 1 Edisi Januari 2003, hal 20-26.

2004. Pola Distribusi Keong Mas (Pomacea canaliculata L.) Di Kecamatan Belitang Oku. Majalah Sriwijaya, Volume 37, Nomor 1, April 2004, hal 70–75. ISSN 0126- 4684.

Rozakiyah. 2014. Kepadatan dan Distribusi Keong Mas (Pomacea canaliculata) di Saluran Irigasi Bendungan Batang Samo Desa Suka Maju Kabupaten Rokan Hulu. Jurnal. Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Pasir Pangaraian.

(7)

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung.

Tarsito.

Sugianti, B., Enjang, H.H., Awliya, P.A., Sri, R., Yeni, A., Laila, L. 2014. Daftar Mollusca Yang Berpotensi Sebagai Spesies Asing Invasif Di Indonesia.

Jakarta: Kementerian Kelautan Dan Perikanan Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu Dan Keamanan Hasil perikanan. Pusat Karantina Ikan. Edisi Revisi.

Suharto. 2007. Pengenalan dan Pengendalian Hama Tanaman Pangan. Yogyakarta: Andi.

Suin, M.N. 2002. Metoda Ekologi. Jakarta:

Bumi Aksara.

Suyamto. 2005. Masalah Lapang Hama, Penyakit, Hara Pada Padi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan.

Referensi

Dokumen terkait

Bismillahirrohmaanirrohiim dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dan diajukan