Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepuasan kerja dan dampaknya terhadap motivasi pegawai negeri sipil di Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut Pontianak. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai negeri sipil di Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut Pontianak dengan sampel sebanyak 41 orang. Sumber daya manusia yang berkualitas dapat dibentuk oleh instansi dengan mengembangkan kegiatan yang berorientasi masa depan, misalnya dengan mengadakan kegiatan pengembangan sumber daya manusia.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor PER.19/MEN/2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut Indonesia Berdasarkan Klasifikasinya, bertempat di di Padang (Sumatera Barat), Denpasar (Bali), Pontianak (Kalimantan Barat), Makassar (Sulawesi Selatan), Sorong (Papua Barat) dan Serang (Banten). 1 Pal Lima merupakan unit pelaksana teknis pengelolaan sumber daya pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil. Hal ini berdasarkan PER.22/MEN/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut tanggal 17 November 2008.
Diresmikan pada tanggal 27 Januari 2009, BPSPL Pontianak bertugas melaksanakan pengelolaan, termasuk perlindungan, konservasi, dan pemanfaatan sumber daya pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil secara berkelanjutan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pada Tabel 1.2 terlihat bahwa tingkat ketidakhadiran pegawai BPSPL Pontianak meningkat sebesar 13,33% pada tahun 2018 dan menurun sebesar 29,41% pada tahun 2019. Tingginya tingkat ketidakhadiran pegawai dapat dijadikan sebagai ukuran awal untuk mengetahui apakah kinerja pegawai di Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut Pontianak akan buruk.
Tabel 1.6 menunjukkan skor prestasi kerja PNS di BPSPL meningkat sebesar 5,80% pada tahun 2018 dan menurun sebesar 2,46% pada tahun 2019.
Permasalahan
Menurut Herzberg dalam Edison, dkk. Faktor-faktor yang menghasilkan kepuasan kerja terpisah dan berbeda dengan faktor-faktor yang menyebabkan kepuasan kerja. Oleh karena itu, manajer yang berusaha menghilangkan faktor-faktor yang menimbulkan ketidakpuasan kerja mungkin akan memberikan kenyamanan, namun belum tentu memberikan motivasi.” Menurut Sherman (1998) dalam Edison dkk. Motivasi dapat memberikan energi perilaku yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk membahasnya lebih dalam dan sistematis dalam bentuk penelitian dengan judul: “Kepuasan Kerja Dan Pengaruhnya Terhadap Motivasi Pegawai Negeri Sipil (PNS) Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut Pontianak ( BPSPL).
Pembatasan Masalah
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai manajemen sumber daya manusia secara umum, khususnya yang berkaitan dengan kepuasan kerja dan dampaknya terhadap motivasi karyawan. Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai tambahan referensi pustaka dan masukan untuk pengembangan penelitian selanjutnya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi dan pertimbangan dalam meningkatkan kepuasan kerja sehingga dapat meningkatkan motivasi kerja karyawan.
Kerangka Pemikiran
- Teknik Pengumpulan Data a. Data Primer
- Populasi dan Sampel a. Populasi
- Variabel Penelitian
- Skala Pengukuran
- Teknik Analisis Data a. Uji Instrumen
Kebutuhan fisiologis - Kebutuhan fisiologis, termasuk kebutuhan paling mendasar, seperti memperoleh makanan, air, udara, istirahat dan seks. Penelitian Diputra dan Riana (2014) yang berjudul Pengaruh Budaya Organisasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Hard Rock Hotel Bali menunjukkan bahwa budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan Hard Rock Hotel Bali. berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja karyawan Hard Rock Hotel Bali, budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja karyawan Hard Rock Hotel Bali. Penelitian Suputra dkk (2016) yang berjudul Pengaruh Kepuasan Kerja, Dukungan Organisasi, dan Gaya Kepemimpinan Transformasional Terhadap Motivasi Kerja Pegawai Bank Mandiri Tbk menunjukkan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif signifikan terhadap motivasi kerja pegawai; berpengaruh positif signifikan terhadap motivasi kerja pegawai, dan gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh positif signifikan terhadap motivasi kerja pegawai.
Menurut Siregar, penelitian korelasional adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih.”Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel kepuasan kerja (X) dan variabel motivasi (Y). Dalam hal ini penulis mewawancarai Kepala Tata Usaha BPSPL Pontianak mengenai permasalahan yang berkaitan dengan penelitian ini. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Pontianak, meliputi jumlah pegawai, jumlah absensi pegawai, dan hasil prestasi kerja PNS.
Menurut Sugiyono, variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menyebabkan berubah atau terjadinya variabel terikat (dependen), Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Kepuasan Kerja (X). Menurut Siregar, regresi linier sederhana hanya digunakan untuk satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Tujuan penerapan metode ini adalah untuk meramalkan atau meramalkan besarnya nilai variabel terikat. dependen) yang dipengaruhi oleh variabel independen”.
Menurut Siregar, koefisien korelasi sederhana digunakan untuk mengetahui derajat atau kekuatan dan arah hubungan antara dua variabel. Korelasi product moment Pearson dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara variabel independen yaitu kepuasan kerja (X) dengan variabel dependen yaitu Motivasi (Y). Menurut Siregar, koefisien determinasi (KD) adalah suatu angka yang menunjukkan atau digunakan untuk mengetahui sumbangan atau sumbangan satu atau lebih variabel X (independen) terhadap variabel Y (dependen).”
Analisis koefisien determinasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi kepuasan kerja terhadap motivasi pegawai negeri sipil di Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut Pontianak. Responden dalam penelitian ini sebagian besar berjenis kelamin laki-laki, berumur 26 sampai dengan 30 tahun, mempunyai gelar Sarjana, bekerja di Bagian Pemanfaatan, mempunyai golongan III/a, dengan masa kerja 6-10 tahun, mempunyai penghasilan Rp Rp per bulan. . , sudah menikah dan mempunyai 3 orang tanggungan. Koefisien regresi b sebesar 0,959 mengatakan bahwa setiap penambahan 1 satuan kepuasan kerja maka motivasi akan meningkat sebesar 0,959 satuan, sehingga dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel kepuasan kerja X terhadap motivasi Y adalah positif.
Nilai koefisien korelasi sebesar 0,946 menunjukkan bahwa hubungan antara variabel kepuasan kerja dan motivasi sangat kuat karena nilai korelasinya sebesar 0,80-1,000. Analisis koefisien determinasi (R2) menunjukkan nilai R Square (R2) sebesar 0,894 yang berarti kontribusi variabel kepuasan kerja (X) terhadap motivasi (Y) adalah sebesar 89,4%, sedangkan sisanya dipengaruhi sebesar 10,6%. oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Saran
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini masih sangat terbatas, sehingga untuk penelitian selanjutnya selain variabel-variabel yang telah diteliti dapat ditambahkan variabel-variabel lain yang dapat mendalami fenomena-fenomena yang ada.