• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPUTUSAN TENTANG SISTEM IDENTIFIKASI PASIEN DI PUSKESMAS BUKIT KAPUR

N/A
N/A
dumaicinta kamu2020

Academic year: 2023

Membagikan "KEPUTUSAN TENTANG SISTEM IDENTIFIKASI PASIEN DI PUSKESMAS BUKIT KAPUR"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

DINAS KESEHATAN KOTA DUMAI

PUSKESMAS BUKIT KAPUR

JL. Soekarnohatta km.17 Kel.Baganbesar – Kec.BukitKapur Kota Dumai

Email: [email protected] HP. 0811-7064778

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BUKIT KAPUR NOMOR :/PKMBK/

TENTANG

SISTEM IDENTIFIKASI PASIEN DI PUSKESMAS BUKIT KAPUR

KEPALA PUSKESMAS BUKIT KAPUR,

Menimbang : a. Bahwa dalam dalam upaya meningkatkan mutu Pelayanan dan Keselamatan Pasien Puskesmas Bukit Kapur, maka diperlukan pedoman pelaksanaan sistem identifikasi pasien guna mencegah tejadinya kekeliruan dalam proses pemberian pelayanan..

b. Bahwa dalam rangka memberikan pelayanan kesehatandi Puskesmas Bukit Kapur, dipandang perlu untuk menetapkan keputusan Kepala Puskesmas Bukit Kapur tentang kebijakan sistem Identifikasi pasien.

Mengingat : 1. Undang-Undang No.25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik;

2. Undang-Undang No.38 Tahun 2014 tentang Keperawatan 3. Permenkes Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan

Pasien;

4. Permenkes Nomor 1438 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran;

5. Permenkes Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas);

6. Permenkes Nomor 749a/MENKES/PER/XII/1989 tentang REKAM MEDIS.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS BUKIT KAPUR TENTANGIDENTIFIKASI PASIEN DIPUSKESMAS BUKIT KAPUR.

(2)

KESATU :

Kebijakan tentang Identifikasi Pasien di Puskesmas Bukit Kapur sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.

KEDUA : Diberlakukannya kebijakan identifikasi pasien tersebut, maka menjadi acuan petugas identifikasi dalam mengidentifikasi pasien.

KETIGA

KEEMPAT

:

:

Menugaskan petugas identifikasi harus memiliki kecermatan, ketelitian dan ketepatgunaan dalam proses pengidentifikasian pada pasien.

Petugas identifikai pasien meliputi keperawatan, Loket, Rekam Medis, Dokter, Farmasi, Rehab Medik, Penunjang Medik.

KELIMA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya, maka akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.Ditetapkan di : Dumai

Pada tanggal : Juni 2022 KEPALA PUSKESMAS BUKIT

KAPUR

dr.

EKA WAHYU DIANINGSIH 197911202009042001

(3)
(4)

Lampiran : Keputusan Kepala Puskesmas Bukit Kapur Tentang Identifikasi Pasien

Nomor : .../PKMBK/202....

Tanggal : Juni 2022

PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM IDENTIFIKASI PASIEN DI PUSKESMAS BUKIT KAPUR

BAB I

PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik indonesia nomor Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselematan Pasien Puskesmas pada Bab IV Sasaran Keselamatan Pasien Puskesmas pasal 8, berbunyi ayat (1) Setiap Puskesmas wajib mengupayakan pemenuhan Sasaran Keselamatan pasien, ayat (2) Sasaran Keselamatan Pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi tercapainya hal-hal sebagai berikut :Ketepatan identifikasi pasien, Peningkatan komunikasi yang efektif , Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai, Kepastian tepat- lokasi, tepat-prosedur,tepat-pasien operasi ,Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan dan Pengurangan resiko pasien jatuh.

Sasaran keselamatan pasien merupakan syarat untuk diterapkan di semua Puskesmas, maksud dari sasaran keselamatan pasien adalah mendorong perbaikan spesifik dalam keselamatan pasien.Sasaran menyoroti bagian-bagian yang bermasalah dalam pelayanan kesehatan dan menjelaskan bukti serta solusi dari consensus berbasis bukti dan keahlian atas permasalahan ini. Diakui bahwa desain system yang baik secara intrinsik adalah memberikan pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu tinggi, sedapat mungkin sasaran umum diifokuskan pada solusi-solusi yang menyeluruh..dari keenam sasaran keselamatan pasien point pertama sasaran tersebut adalah ketepatan identifikasi pasien, maka Puskesmas harus mengembangkan pendekatan untuk memperbaiki / meningkatkan ketelitian identifikasi pasien.

Maksud dan tujuan ketepatan identifikasi pasien adalah kesalahan karena keliru dalam mengidentifikasi pasien dapat terjadi di hamper semua aspek/tahapan diagnosis dan pengobatan. Kesalahan identifikasi pasien bias terjadi pada pasien yang dalam keadaan terbius/tersedasi, mengalami disorientasi, tidak sadar, bertukar tempat tidur/kamar/lokasi di Puskesmas, adanya kelainan sensori, atau akibat situasi lain. Maksud sasaran ini adalah untuk melakukan dua kali pengecekan yaitu; pertama, untuk identifikasi pasien sebagai individu yang akan menerima pelayanan atau pengobatan; dan kedua, untuk kesesuaian pelayanan atau pengobatan terhadap individu tersebut.

Maka Puskesmas perlu membuat kebijakan dan atau prosedur secara kolaboratif dikembangkan untuk memperbaiki proses identifikasi, khususnya pada proses untuk mengidentifikasi pasien ketika pemberian obat, darah, atau produk darah; pengambilan specimen lain untuk pemeriksaan klinis; atau pemberian pemberian pengobatan atau tindakan lain. Kebijakan dan atau prosedur memerlukan sedikitnya dua cara untuk mengidentifikasi seorang pasien, seperti nama pasien, nomor rekam medis, tanggal lahir, gelang identitas pasien. Nomor kamar pasien atau lokasi tidak bias digunakan untuk identifikasi. Kebijakan dan atau prosedur juga menjelaskan penggunaan dua

(5)

identitas berbeda di lokasi yang berbeda di Puskesmas seperti di pelayanan rawat jalan, unit pelayanan gawat darurat atau ruangoperasi termasuk identifikasi pasien pada pasien koma tanpa identitas. Suatu proses kolaboratif digunakan untuk mengembangkan kebijakan dan atau prosedur agar dapat memastikan semua kemungkinan situasi untuk dapat di identifikasi.

B. DASAR HUKUM

1. Undang-Undang No.25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik;

2. Undang-Undang No.38 Tahun 2014 tentang Keperawatan

3. Permenkes Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien;

4. Permenkes Nomor 1438 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran;

5. Permenkes Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas);

6. Permenkes Nomor 749a/MENKES/PER/XII/1989 tentang REKAM MEDIS.

C.TUJUAN

1. Tujuan Umum

Untuk membedakan antara pasien satu dengan pasien yang lainnya,sehingga mempermudah dalam proses pemberian pelayanan kesehatan kepada pasien yang datang berobat dan mencegah kesalahan dan kekeliruan dalam proses pemberian pelayanan ,pengobatan tindakan atau prosedur.

2. Tujuan Khusus

a. Mencegah Kesalahan atau kekeliruan pemberian pelayanan di unit rawat jalan, rawat darurat, dan ruang operasi.

b. Mencegah Kesalahan atau kekeliruan sebelum pemberian obat, darah, atau produk darah.

c. Mencegah Kesalahan atau kekeliruan sebelum mengambil darah dan specimen lain untuk pemeriksaan klinik.

d. Mengarahkan pelaksanaan identifikasi pasien yang konsisten pada semua situasi dan lokasi.

D. SASARAN

Sesuai dengan tujuan pelaksanaan ketepatan identifikasi yakni untuk membedakan pasien satu dengan pasien yang lainnya dan mencegah kesalahan dan kekeliruan dalam proses pemberian pelayanan pengobatan tindakan / prosedur. Maka sasaran identifikasi pasien tersebut dikaitkan dengan pencapaian tujuan tersebut.

Sasaran ketepatan identifikasi adalah 1. Pasien sadar

2. Pasien tidak sadar ( kasus kecelakan, meninggal, koma )

(6)

3. Pasien rawat jalan,rawat darurat, rawat inap.

4. Pasien pada saat sebelum pemberian tindakan operasi.

5. Pasien pada saat sebelum pemberian obat

6. Pasien pada saat sebelum pengambilan darah dan specimen lain untuk pemeriksaan klinis

7. Pasien pada saat sebelum pemberian diet pasien.

E. RUANG LINGKUP

Dalam rangka mewujudkan keselamatan pasien (pasien safety) di Puskesmas Rawat Inap Air Naningan maka perlu disusun Pedoman-pedoman sebagai acuan petugas rumah sakit dalam melakukan pekerjaannya.Salah satu pedoman yang dibuat adalah pedoman pelaksanaan system identifikasi pasien dengan tujuan sebagai acuan petugas identifikasi dalam menemukenali pasien secara benar dan tepat dalam memberikan pelayanan pengobatan atau tindakan.Sehingga mencegah kesalahan dalam penanganan pasien. Petugas identifikasi meliputi Keperawatan, Front Office, Rekam Medis, Dokter, Farmasi, Rehab Medik, Penunjang Medik.

(7)

BAB II

PELAKSANAAN SISTEM IDENTIFIKASI

A. PEMBERIAN IDENTITAS PASIEN 1. Sistem Penamaan Pasien

Sistem penamaan dalam pengidentifikasi pasien adalah tata cara penulisan nama seseorang yang bertujuan untuk membedakan satu pasien dengan pasien lain dan untuk memudahkan dalam pengindeksan database pasien sebagai Indeks Utama Pasien(IUP) secara komputeriasi. Sistem penamaan yang digunakan di Puskesmas Rawat Inap Bukit Kapur adalah dengan memberikan identitas kepada seorang pasien serta membedakan antara pasien satu dengan pasien lainnya, sehingga mempermudah atau memperlancar di dalam memberikan pelayanan rekam medis kepada pasien yang dating berobat ke Puskesmas Rawat Inap Bukit Kapur.

Prinsip utama yang harus ditaati oleh petugas identifikasi khususnya petugas admission adalah :

a. Nama pasien sendiri terdiri dari satu suku kata atau lebih.

b. Penulisan nama sesuai dengan KTP/SIM/PAPSOR yang masih berlaku.

c. Untuk keseragaman penulisan nama pasien digunakan ejaan baru yang disempurnakan dengan menggunakan huruf cetak/capital.

d. Tidak diperkenankan adanya pencantuman title/jabatan/gelar.

e. Perkataan Tuan, Saudara, Bapak, tidak dicantumkan dalam penulisan nama pasien.

f. Apabila pasien berkewarganegaraan asing maka penulisan namanya harus disesuaikan dengan paspor yang berlaku di Indonesia.

g. Bila seorang bayi baru lahir hingga saat pulang belum mempunyai nama, maka penulisan namanya adalah Bayi Ny.Xxx.

h. Penulisan nama menggunakan nama asli pasien bukan nama samara atau panggilan.

Adapun cara penulisannya adalah sebagai berikut:

a. cara penulisan nama pasien:

nama pada KTP/SIM : KENZO JULIAN

nama pada data dasar pasien : KENZO JULIAN nama pada gelang pasien : KENZO JULIAN b. Cara penulisan Nama pasien bayi:

Nama Ibu : DESI RATNASARI

Nama pada bayi : By. Ny. DESI RATNASARI

Nama pada data dasar pasien : By. Ny. DESI RATNASARI Nama pada gelang bayi : By. Ny. DESI RATNASARI Apabila pada kunjungan selanjutnya bayi telah memiliki nama, maka nama yang digunakan adalah namanya saat ini. Maka hanya petugas admission yang berwenang dapat merubah nama bayi sesuai dengan namanya sekarang.

c. Petunjuk Silang

(8)

Dengan penulisan nama pasien sesuai dengan KTP/SIM/PASPOR serta diharapkan seorang pasien hanya memiliki satu nomor pasien. Apabila ditemukan seorang pasien memiliki lebih dari satu nomor rekam medis maka berkas medis tersebut harus digabungkan menjadi satu nomor dimana berkas nomor tersebut juga digabung, biasanya nomor yang digunakan adalah nomor rekam medis yang pertama. Tetapi terlebih dahulu harus dicocokan antara tanggal lahir, alamat, serat identitas lainnya apakah benar-benar sesuai antar keduanya

Contoh penggabungan nomor:

Nama pasien : Danish Hafizhud Nomor pasien 1 : 00-30-99

Nomor pasien 2 : 00-90-11 Setelah digabungkan maka pada:

Nomor pasien 1 : 00-30-99 (DANISH HAFIZHUD) Nomor pasien 2 : 00-30-11 00-30-99

3.Data Base Pasien Sebagai Indeks Utama Pasien.

Indeks utama pasien adalah salah satu cara menunjang kelancaran pelayanan terhadap pasien, karena apabila seorang pasien lupa membawa kartu berobat-maka indeks utama pasien yang tersimpan dalam database computer akan membantu untuk mencarikan data pasien yang diperlukan. Indeks utama pasien merupakan kunci utama bagi setiap pasien baru yang disimpan selamanya.Indeks utama pasien disimpan berdasarkan atas ringkasan klinik yang diperoleh dari tempat penerimaan pasien.Karena IUP merupakan sumber data yang selamanya harus disimpan, maka harus dibuat selengkap mungkin. Dalam IUP memuat data identitas pasien yang harus dibuat secara terperinci dan lengkap, antara lain :

a. Nama lengkap pasien b. Nomor rekam medis c. Tempat/ Tanggal lahir d. Jenis kelamin

e. Alamat lengkap f. Nama Ayah g. Nama Ibu

h. Nama Suami / Istri i. Agama

j. Pekerjaan k. Status

l. Penanggung jawab m. Tanggal Kunjungan awal

Indeks utama pasien di Puskesmas Bukit Kapur sudah menggunakan Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) merupakan aplikasi sistem informasi kesehatan daerah yang berlaku secara nasional yang menghubungkan secara online dan terintegrasi seluruh puskesmas, rumah sakit, dan sarana kesehatan lainnya, baik itu milik pemerintah maupun swasta, dinas kesehatan kabupaten/kota, dinas kesehatan provinsi, dan Kementerian Kesehatan. Data dasar pasien diperoleh dari petugas admission dan disimpan pada data base computer yang setiap harinya data tersebut di back up melalui media penyimpanan lain.

(9)

Puskesmas Bukit Kapur sudah menggunakan Pengelolaan SIK komputerisasi online, pada jenis ini pengelolaan informasi di pelayanan kesehatan sebagian besar/seluruhnya sudah dilakukan dengan menggunakan perangkat komputer, dengan menggunakan aplikasi Sistem Informasi Manajemen dan sudah terhubung secara online melalui jaringan internet ke dinas kesehatan kabupaten/kota dan provinsi/bank data kesehatan nasional untuk memudahkan dalam komunikasi dan sinkronisasi data.

Dengan adanya sistem komputeritasi online memudahkan dalam proses pelayanan dan perolehan data data dasar pasien secara cepat, efesien dan efektif. Bila seorang pasien berganti nama, pekerjaan, ataupun alamat maka petugas pendaftaran harus segera merubah data tersebut agar selalu menghasilkan data yang up to date.

4.Indeks Penyakit

Yang dimaksud adalah indeks tentang jenis penyakit tertentu yang telah ditetapkan diagnosis penyakitnya oleh dokter dan kode diagnosis penyakitnya oleh rekam medis.Indeks penyakit di Puskesmas Bukit Kapur menggunakan indeks penyakit rawat jalan dan rawat inap yang telah terintegrasi dalam aplikasi SIKDA.Setiap nama penyakit diikuti dengan penulisan kode ICD 10, serta di klasifikasikan kedalam jenis kasus lama atau kasus baru.

D. IDENTIFIKASI PADA PASIEN TIDAK SADAR

Dalam pemenuhan tujuan sasaran keselamatan pasien (pasien safety) pada sasaran pertama yaitu ketetapan identifikasi pasien juga harus melihat kondisi pasien tersebut guna mencegah kesalahan dalam penanganan pada pasien. Kesalahan identifikasi pasien bias terjadi pada pasien yang dalam keadaan terbius/tersedasi, mengalami disorentasi, tidak sadar.

Maka Puskesmas Rawat Inap Bukit Kapur membuat prosedur tetap dalam penanganan identifikasi pasien yang datang dengan kondisi tidak sadar, sebagai contoh meninggal, kecelakaan, koma/pingsan/terbius. Adapun prosedur tetapnya sebagai berikut ;

1. Identifikasi pasien meninggal,prosedurnya meliputi ;

a. Jenazah diidentifikasi oleh dokter pemeriksa dengan melakukan pemeriksaan luar dicatat pada lembar gawat darurat

b. Pemeriksaan luar yang dimaksud pada poin 1 memuat hal-hal yang merupakan keadaan umum yang ada pada jenazah serta menemukan penanda-penanda tertentu yang merupakan ciri-ciri fisik secara khusus yang ditemukan pada saat pemeriksaan.

 Berikan nomor rekam medis

 Nama pasien ditulis NN.

a. Koordinasikan dengan pihak kepolisian untuk menghubungi keluarga.

Data sosial pasien ditulis menunggu sampai ada keluarga yang datang.

 Buatkan surat kematian rangkap dua, lembar pertama untuk disimpan sebagai rekam medis, rangkap dua digunakan untuk keluarga pasien.

2. Identifikasi pasien kecelakan, prosedurnya meliputi ;

Pasien dibuatkan rekam medis IGD dan diberi nomor rekam medis dengan dicatat tentang :

 Identitas pasien meliputi :

(10)

 Nama, Umur, Agama, Jenis Kelamin, status Perkawinan, Alamat, Pekerjaan dan Nomor Telepon.

 Identitas pengantar meliputi :

 Nama, Umur, Alamat, Pekerjaan dan Nomor Telepon.

 Kejadian meliputi :

 Tempat, waktu kejadian, Macam kendaraan yang telah menyebabkan kecelakaan.

 Pada pasien tak sadar barang miliknya dicatat dan diamankan untuk diserahkan pada keluarganya dengan identitas lengkap penerima barang tersebut.

 Dibuatkan berita acara.

 Pasien yang tak ada pengantarnya atau diantar oleh orang lain agar dilaporkan ke kepolisian terdekat.

3. Identifikasi pasien tak sadar.

 Sebelum memberikan penangan, perawat/dokter harus kenali pasien dengan cara melihat rekam medis pasien.

 Menganamnesa keluarga pasien bahwa benar pasienlah yang akan diberikan penanganan.

 Perawat harus benar-benar cermat dan teliti sebelum memberikan penanganan pada pasien.

 Catatlah segala kegiatan pemeriksaan,pengobatan ataupun tindakan pada lembara rekam medis secara lengkap, benar dan jelas dan diberi nama terang dan tanda tangan.

(11)

BAB III

PEMANTAUAN DAN EVALUASI

DENGAN MENGEMBANGKAN SISTEM PELAPORAN INSIDEN

Mengacu kepada standar keselamatan pasien, maka harus dirancang proses baru atau memperbaiki proses yang ada, memonitoring dan mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data, menganalisis secara intensif insiden, dan melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja serta keselamatan pasien. Dengan cara membangun komitmen dan focus yang kuat dan jelas tentang keselamatan pasien di rumah sakit.Dalam memonitoring system tersebut maka harus ada pelaporan dilaporkan setiap bulannya tentang insiden kejadian tidak diharapkan (KTD), Kejadian Tidak Cedera (KTC), Kejadian Nyaris Cedera (KNC), Kejadian Potensial Cedera (KPC).

Pelaporan insiden adalah suatu system untuk mendokumentasikan laporan insiden keselamatan pasien, analisis dan solusi untuk pembelajaran. Dengan adanya pelaporan tersebut maka rumah sakit mampu mengevaluasi sejauh mana tingkat kesukesan system identifikasi pasien ini diterapkan.

(12)

BAB IV PENUTUP

Telah disusun Pedoman Pelaksanaan Sistem Identifikasi Pasien di Puskesmas Rawat Inap Bukit Kapur yang dapat digunakan sebagai acuan dan pedoman bagi seluruh petugas identifikasi dalam memberikan pelayanan,pengobatan dan tindakan, dengan tujuan mencegah kesalahan pemberian penanganan pada pasien sehingga meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit dan meningkatkan spesifik dalam keselamatan pasien.

Pedoman Pelaksanaan Sistem Identifikasi Pasien ini masih perlu untuk disempurnakan, oleh sebab itu diharapkan partisipasi dari berbagai pihak untuk ikut memberikan sumbang saran demi perbaikan dan penyempurnaan system ini.

Harapan kami pedoman ini dapat menjadi alat bagi Puskesmas Rawat Inap Bukit Kapur dalam upaya meningkatkan keselamatan pasien. Semoga Allah Subhanahu wata’ala selalu meridhloi dan memberi petunjuk pada setiap langkah kegiatan kita.

Ditetapkan di : Dumai Pada tanggal : Juni 2022

KEPALA PUSKESMAS BUKIT KAPUR

dr.

EKA WAHYU DIANINGSIH 197911202009042001

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian fungsi-fungsi yang terkait dalam pelayanan pendaftaran pasien rawat jalan adalah pasien, petugas pendaftaran, dan Kepala Puskesmas, data base dalam

pelayanan pengolahan data pasien rawat inap bersalin yang sedang berjalan pada Puskesmas Puter Bandung.  Bagaimana pengujian sistem

Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi efektif dokter dan pasien dalam upaya keselamatan pasien (patient safety) di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Haji Medan belum

Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi efektif dokter dan pasien dalam upaya keselamatan pasien (patient safety) di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Haji Medan belum

Di puskesmas tersebut, setiap kali pasien datang mendaftar untuk berobat, petugas pendaftaran Puskesmas Alalak Tengah akan meminta pasien untuk menunjukan kartu

jenis kelamin saat pertama kali bertemu dengan pasien rawat inap, petugas tidak melakukan identifikasi pasien dengan cara meminta pasien mneyebutkan minimal 2 dari 4

Form Cetak Laporan Pemeriksaan Rawat Inap seperti terlihat pada Gambar 4.19 di atas berfungsi untuk mencetak laporan pemeriksaan pasien rawat inap di Puskesmas

Bahwa peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien puskesmas merupakan gerakan universal maka diperlukan upaya-upaya khusus peningkatan keselamatan pasien yang berdasarkan masalah