• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERAGAMAN DALAM MODERASI BERAGAMA

N/A
N/A
Nola 12

Academic year: 2023

Membagikan "KERAGAMAN DALAM MODERASI BERAGAMA"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Nola Juita NIM : 2301203004 Jurusan : PGMI 1

KERAGAMAN DALAM MODERASI BERAGAMA

Bangsa Indonesia sudah terkenal keragaman budaya dan dengan sifat kemajemukannya. Kemajemukan bangsa Indonesia tampak dari keragaman budaya, agama, ras, bahsa, suku, tradisi, dan sebagainya sehingga berpredikat sebagai bangsa yang multikutural. Masyarakat multikutural terdiri dari masyarakat negara, bangsa, daerah, atau lokasi geografis seperti kota atau kampung, yang memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Masyarakat multicultural tidak bersifat homogeny, namun memiliki karakteristik heterogen di mana pola hubungan sosial antar individu di masyarakat bersifat toleran dan menerima kenyataan untuk hidup berdampingan secara damai satu sama lain dengan perbedaan yang ada pada tiap identitas budayanya.

Fenomena kehidupan damai dan harmonis tersebut ternyata tidak selalu terjadi di Indonesia, masyarakat multicultural di Indonesia tidak selamanya dapat hidup berdampingan sebagimana yang diharapkan. Ketegangan dan konflik sering muncul pada masyarakat Indonesia yang memiliki keragaman kultur, agama, bahasa, ras, dan tradisi yang berbeda, yang pada saat tertentu multicultural tersebut menjadi persoalan besar bagi keharmonisan bahkan kelangsungan bangsa. Oleh sebab itu, perlu perjuangan terus menerus untuk mewujudkannya.

Berbagai tragedi ketidakharmonisan masyarakat multibudaya yang pernah terjadi di Indonesia dapat terjadi akibat dari minimnya kesadaran multibudaya, rendahnya moderasi beragama, serta kekurangarifan dalam mengelola keberagaman masyarakat, yang menyebabkan terjadinya gesekan horizontal yang berujung pada perpecahan, yang semuanya menjadi pengalaman pahit bangsa Indonesia. Dalam upaya mengantisipasi terjadinya ketegangan dan konflik di tengah masyarakat, maka perlu perdepatan kultural, dengan memperkuat falsafah lokal atau kearifan lokal yang memiliki pesan-pesan luhur tentang keharmonisan.

Namun, solusi dengan pendekatan tersebut juga tidak selalu berhasil digunakan tanpa dibarengi dengan paham keagamaan yang tepat dan bijak, karena masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragama. Pesan-pesan agama menjadi sesuatu yang mendasar menjadi pijakan masyarakat dalam bertingkah laku. Sebagai masyarakat yang fanatic dengan keyakinannya, maka pendekatan keagamaan menjadi pilihan untuk membangun keharmonisan umat. Pendekatan yang dipilih tentunya sikap beragama yang damai, yang sesuai dengan kultur masyarakat Indonesia yang multicultural.

Dengan pendekatan ini, moderasi beragama yang ramah, toleran, terbuka, fleksibel, dapat menjadi jawaban terhadap kekhawatiran konflik yang marak terjadi di tengah masyarakat multicultural. Moderasi beragama tidk berarti bahwa

(2)

mencampuradukkan kebenaran menghilangkan jati diri masing-masing. Sikap moderasi tidak menistakan kebenaran, kita tetap memiliki sikap yang jelas dalam suatu persoalan, tentang kebenaran, tentang hukum suatu masalah, namun dalam moderasi beragama, kita lebih pada sikap keterbukaan menerima bahwa diluar diri kita ada saudara sebangsa yang juga memiliki hak yang sama dengan kita sebagai masyarakat yang berdaulat dalam bingkai kebangsaan. Masing-masing orang memiliki keyakinan di luar keyakinan atau agama yang mesti kita hormati dan akui kebenarannya, untuk itu kita perlu terus menerus bertindak dan beragama dengan cara moderat.

Moderasi dalam Islam telah dicontohkan oleh para pendahulu kita, mulai dari Nabi kita, sahabat, para ulama termasuk alim ulama kita adalah berlaku adil atas sesama tanpa harus melihat latar belakang agama, ras suku, dan bangsa.

Sekarang marilah kita membahas lebih dalam lagi tentang moderasi beragama.

Moderasi beragama memiliki prinsip yang menjadi cirri moderasi beragama diantarnya 1) Tawassuth (mengambil jalan tengah), 2) Tawazun (berkeseimbangan), 3) I’tidal (lurus dan tegas), 4) Tasamuh (Toleransi), 5) Musyawarah (persamaan), 6) Syura (Musyawarah), 7) Ishlah(reformasi), 8) Aulawiyah (mendahulukan), 9) Tathawur Wa Ibtikar (dinamis dan inovatif), 10) Tahadhdhur (berkeadaban). Dari prinsip moderasi itu dapat kita lihat bahwa moderasi beragama ini sudah mencakkup segala aspek kehidupan yang didalamnya terdapat kerukunan dan toleransi.

Di Indonesia, moderasi beragama dibangun di tengah keragaman beragama dan menjauhi bentrokan yang terjadi dalam perkumpulan setiap agama. Untuk mengembangkan sikap moderat kita harus memperhatikan empat indicator didalamnya yaitu : 1) Komitmen Kebangsaan yaitu praktik keagamaaan seseorang yang mengakui dan menghargai kebenaran Pancasila, UUD 1945 dan NKRI sebagai bagian dari Bangsa Indonesia; 2) Tolensi terhadap orang lain yang berbeda keyakinan dan pendapat; 3) Tidak menimbulkan ketegangan dna perpecahan di masyarakat; 4) Akomodatif terhadap kebudayaan lokal yaitu menyeimbangkan kehidupan keagaman dengan kehidupan kebudayaan. Dengan memahami empat dari indicator sikap moderat itu kita dapat mengembangkan sikap moderat dalam kehidupan bermasyarakat. Ketika kita belajar tentang moderasi beragama banyak sekali yang dapat kita bahas, selain dari prinsip dan indicator sikap moderat kita juga dapat mengembangkan teori-teori dalam konteks moderasi beragama antara lain :

1. Teori pemahaman saling : Teori ini menekankan pentingnya pemahaman dan pengetahuan yang mendalam tentang agama-agama lain.

2. Teori rekonsiliasi agama : Teori ini berkaitan dengan upaya memulihkan hubungan yang tegang antara kelompok agama.

3. Teori toleransi agama : Teori ini berfokus pada pengembangan sikap toleransi.

4. Teori kolaborasi agama : Teori ini mengusulkan kerjasama antara pemeluk agama dalam menghadapi masalah.

Itulah beberapa teori yang dapat kita kembangkan dan kita pahami dalam konteks bemoderasi beragama. Moderasi beragama bukan hanya sebuah rangkain

(3)

kata tapi mengandung banyak arti dan makna. Yang mana jika kita pahami dengan seksama maka moderasi beragama merupakan jalan utama menuju kesatuan dalam perbedaan.

Moderasi beragama juga erat sekali hubungannya dengan toleransi, karena moderasi beragama tidak dapat dipisahkan dari toleransi, atau toleran. Moderasi beragama adalah proses, dan jika moderasi diterapkan toleransi adalah hasil atau buah (outcome).

Untuk lebih pahamnya tentang moderasi beragama marilah kita simak video dibawah ini :

https://vt.tiktok.com/ZSNHhp4Yk/

https://vt.tiktok.com/ZSNHk5UPe/

Setelah kita melihat video-video diatas semakin menambah wawasan kita tentang moderasi beragama. Untuk itu marilah kita sama-sama menghidupkan moderasi beragama di setiap kalangan masyarakat. Karena dengan moderasi akan terciptanya persatuan dan kesatuan. Seperti semboyan “Bhineka Tunggal Ika”

walaupun kita berbeda-beda tetepi tetap satu jua.

REFERENSI :

http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/intizar/article/view/5640

file:///C:/Users/user/Downloads/82-Article%20Text-150-1-10-20190531.pdf

Referensi

Dokumen terkait

Menurut kutipan dari jurnal pendidikan dan pelatihan agama tahun 2019, dalam konteks fundamentalisme agama, perlu ditumbuhkan sikap moderasi beragama juga dikenal sebagai

Berkaitan dengan konsep dan prinsip moderasi beragama, pandangan Mohammad Hashim Kamali 2015 tentang manifestasi moderasi dalam Islam penting dikemukakan di sini, yaitu pertama,

Operasionalisasi moderasi beragama sebagai hidden curriculum dapat dilakukan dalam tiga posisi sekaligus yaitu hidden curriculum menjadi intsrumen, moderasi beragam sebagai nilai yang

Implementasi Moderasi Beragama pada Madrasah Ibtidaiyah MI, Madrasah Tsanawiyah MTs, Madrasah Aliyah MA dan Madrasah Aliyah Kejuruan MAK Implementasi moderasi beragama pada madrasah

moderasi beragama perspektif bimas islam untuk

Laporan Penelitian Kompetitif Klaster: Penelitian Pengembangan Pendidikan Tinggi KAJIAN TINGKAT KEMATANGAN BERAGAMA DAN PENGARUHNYA TERHADAP PEMAHAMAN SERTA SIKAP MODERASI

Artikel ini membahas tentang konsep moderasi beragama dalam ajaran Islam, yang menekankan pentingnya menghindari sikap ekstrem dan mencari solusi damai dalam menyelesaikan

Demikian peneliti amat tertarik dengan pembahasan moderasi beragama dan mengangkat judul internalisasi nilai-nilai moderasi beragama dalam pelaksanaan pembelajaran akidah akhlak kelas X