• Tidak ada hasil yang ditemukan

moderasi beragama perspektif bimas islam

Tagor Mulia

Academic year: 2023

Membagikan "moderasi beragama perspektif bimas islam"

Copied!
346
0
0

Teks penuh

Oleh karena itu, saya sangat mengapresiasi dan mendukung penyusunan dan penerbitan buku Moderasi Beragama dalam Perspektif Kepemimpinan Islam ini. Kehadiran buku ini juga akan memperkaya dan melengkapi wacana moderasi beragama dalam khazanah pemikiran dan pengamalan Islam. Untuk membangun landasan pemahaman, bagian pembuka buku ini menguraikan dimensi ontologis, epistemologis, dan aksiologis konsep moderasi beragama dalam Islam.

Pada bagian tengah dan akhir buku ini, konsep moderasi beragama didasari pada pelayanan publik yang membina masyarakat muslim.

KONSEP DAN TEORI MODERASI BERAGAMA

Ayat kedua menyatakan bahawa "jalan yang lurus" ini adalah jalan orang-orang yang berpegang teguh kepada Allah SWT (Q.S. Ali Imran adalah jalan Nabi Isa a.s. Adakah orang ini sama dengan orang yang menyuruh berlaku adil dan berada di atas jalan yang lurus Sesungguhnya , orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa.

Tunjukilah kami jalan yang lurus, (iaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat; Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling mulia?" bersabda: "Yang paling bertakwa di antara mereka." Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengolok-olok orang lain (kerana) mereka (mengapa diperolok-olokkan) lebih baik. daripada mereka (yang bergurau) dan perempuan juga tidak menyukai perempuan lain (kerana mereka diperolok-olokkan) (kerana) lebih baik menjadi perempuan (yang diperolok-olokkan) daripada perempuan (yang diperolok-olokkan) semakin menjadi).

ISLAM MODERAT DAN PAHAM-PAHAM

Ungkapan "Islam moderat" digunakan untuk menggambarkan entitas Islam tertentu yang berbeda dari entitas Islam lainnya. Secara harafiah, kata sifat moderat ini bisa diibaratkan dengan ideologi agama apapun, sehingga bisa kita sebut dengan Kristen moderat, Hindu moderat, Budha moderat, dan sebagainya. Berbagai kategori kelompok agama digunakan oleh para pengamat dan ulama untuk menunjukkan perbedaan sikap dan perilaku umat Islam, sehingga kita mengenal beberapa istilah yang menggambarkan entitas Islam yang berbeda, seperti kitab suci, radikal, liberal, tradisionalis, modernis dan lain-lain.

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, istilah “moderat” dalam literatur Islam identik dengan “Islam Wasathiyah” sebagai visi umat Islam yang menekankan pada keadilan (‘adl), keseimbangan (tawâzun) dan umat pilihan (khiyâr atau asyraf).

KEBERAGAMAAN ISLAM LAINNYA

Ada dua buku yang menjelaskan epistemologi Islam liberal secara panjang lebar, yaitu Islamic Liberalism: A Critique of Development Ideologies karya Leonard Binder (Chicago: The University of Chicago Press, 1988) dan buku aslinya, Introduction to Liberal Islam karya Charles Kurzman (Oxford: Oxford University Pers, 1998). Tradisi pertama adalah "Islam biasa", yang dicirikan oleh kombinasi Islam dengan adat istiadat atau praktik lokal yang dipraktikkan di seluruh dunia Islam. Islam Liberal mendefinisikan dirinya sebagai oposisi terhadap Islam tradisional dan menyerukan keutamaan periode Islam paling awal dengan menegaskan ketidakabsahan praktik keagamaan modern.

Islam Liberal menentang Islam revivalis, yang disebutnya sebagai "keterbelakangan", karena Islam menghalangi umat Islam untuk menikmati buah-buah modernitas. Islam Liberal berpendapat bahwa Islam, jika dipahami dengan benar, sejalan dengan, atau bahkan membuka jalan bagi liberalisme Barat (Kurzman, 2003: xvi-xvii). Dalam konteks Indonesia, pada awal era Reformasi muncul gerakan Islam liberal yang mendeklarasikan dirinya kuat dalam bentuk organisasi yang kemudian bergerak memperjuangkan pemahamannya melalui berbagai diskusi, tulisan di media dan jurnal, website dan portal. di Internet, serta penerbitan buku-buku yang mengedepankan fundamentalisme yang cenderung literal dalam pemahaman teks agama.

Hasyim Muzadi bahkan menegaskan, Islam liberal tidak cocok dengan SEKARANG, karena kata “liberal” dimaknai sebagai kecenderungan untuk menghalalkan segala sesuatu. Penolakan pemikiran Islam liberal yang dilakukan oleh para pemimpin umat Islam di Indonesia nampaknya menimbulkan pandangan tertentu yang menganggap kelompok ini ekstrem (ultra-liberal). Sebagaimana juga dikritik Rumadi dengan mengutip Barton, model Islam liberal Kurzman sangat mirip dengan modernisme Islam (Rumadi 2009: 160).

Muhammad Natsir dan Nurcholish Madjid merupakan dua tokoh Indonesia yang dimasukkan Kurzman ke dalam kelompok Islam liberal. Selain itu, beberapa organisasi Islam liberal di Indonesia memberikan sanksi dan memfasilitasi pernikahan beda agama, baik bagi pria maupun wanita Muslim.

PRAKTIK MODERASI BERAGAMA DI MASA ISLAM KLASIK

Salah satu hujah yang sering digunakan oleh konservatif apabila melarang atau murtad daripada amalan agama ialah mereka "tidak mengikut amalan Rasulullah." Sesuatu yang tidak diketahui dan tidak pernah diamalkan oleh Rasulullah adalah dianggap bid'ah (bid'ah) yang menyesatkan dan oleh itu tidak boleh dilakukan. Apabila golongan konservatif berkata, "Mengikuti Sunnah Rasulullah, salam dan rahmat ke atasnya," mereka bermaksud mengikuti kelakuan dan tindakan Nabi saw. Apakah sebenarnya yang dimaksudkan dengan ungkapan “setelah teladan Rasulullah SAW.” ialah “mengikut Muhammad” sebagai manusia biasa yang tidak setanding dengan semua manusia (basyar lâ ka al-basyar).

Sebagai umat Islam kita wajib mengikuti dan meneladani Nabi Muhammad SAW karena beliau adalah manusia terdepan yang berakhlak mulia (wa innaka la 'alâ khuluq 'azhîm). Bahkan, saat pertama kali tiba di Yatsrib, ditengah sambutan haru yang penuh kerinduan dan kekaguman dari penduduk setempat, Rasulullah SAW. Semua sifat tersebut dimiliki oleh Rasulullah Muhammad SAW yang akhirnya melahirkan konvensi Yatsrib atau yang lebih dikenal dalam sejarah dengan Piagam Madinah.

Tak lama kemudian, kedua wakil marga utama setempat, yaitu Aus dan Khazraj, telah mengambil sumpah (umpan) untuk mengikuti, melindungi, dan berperang bersama Nabi. Padahal, sebagai pemimpin negara yang wilayahnya sangat luas, Nabi bisa saja melakukannya. Dan kisah romantis penuh air mata itu jelas menunjukkan sikap Nabi yang moderat dan toleran.

Itulah berbagai permasalahan yang dihadapi penerus Khalifah Nabi Muhammad yaitu Abu Bakar al-Siddiq r.a. Ia mendapat kemuliaan dengan nama keluarga Dzû al-Nurayn – Pemilik Dua Cahaya, karena menikah dengan dua orang putri Nabi Saw, yaitu Ruqayyah dan Ummu Kulthum r.a.

PENERAPAN

Upaya harmonisasi hubungan umat beragama dan berbangsa merupakan bagian penting dalam mewujudkan masyarakat dan bangsa Indonesia yang beradab, damai, dan menghargai perbedaan. Oleh karena itu, sinergi antar berbagai pihak sangat diperlukan agar semua kalangan berkontribusi dalam penguatan moderasi beragama guna mewujudkan masyarakat dan bangsa yang beradab.

9 NILAI MODERASI BERAGAMA UNTUK PENGUATAN CIVIL SOCIETY

Seseorang yang telah mencontohi sifat belas kasihan atau penuh kasih sayang sehingga menjadi seorang yang penyayang sudah tentu tidak akan melakukan kekerasan terhadap makhluk lain. Dalam hadis lain diceritakan bahawa seseorang datang kepada Nabi Muhammad dan bertanya, “Apakah (status/jawatan) kamu?” Rasulullah menjawab: “Nabi”. Sebagai contoh, Allah berfirman: “Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman dan suka berbuat kebajikan (‘amilû al-shâlihât) bahawa bagi mereka syurga” (Q.S. al-Baqarah [2]: 25).

Dalam surah yang sama, Allah juga berfirman: "Dan orang-orang yang beriman dan suka beramal ('amilû al-shâlihât), mereka itulah penghuni syurga". Al-Quran (Q.S. al-Baqarah) menggambarkan orang yang mufsid (suka merosakkan) sebagai orang yang mengaku beriman tetapi tidak beriman. Orang yang beragama sederhana bukan sahaja mengikut peraturan dalam Islam tetapi juga mematuhi peraturan negara yang mereka tinggali

Orang yang bertindak sebagai pengganti biasanya diberikan segala kekuasaan untuk mengurus urusan yang dipercayakan kepadanya. Mereka seringkali berperang melawan orang yang berbeda dan tidak mengakui hubungan damai antar kelompok yang berbeda. Nabi banyak memberikan contoh bagaimana hidup damai di antara perbedaan dengan tetap memastikan bahwa setiap orang merasa aman dan nyaman serta tidak khawatir jika umat Islam menjadi mayoritas.

Komitmen Nabi terhadap toleransi dan perlindungan terhadap umat yang berbeda agama tidak diragukan lagi. Ibnu Qayyim al-Jawziyyah mengecam keras orang-orang yang memberikan fatwa tanpa memperhatikan kondisi sosial, tradisi, dan budaya masyarakat.

MODERASI BERAGAMA

DI NEGARA-NEGARA MUSLIM

TANTANGAN DAN PELUANG

Pendapat para ulama al-Azhar masih didengar hingga saat ini dan dijadikan rujukan keagamaan di masyarakat. Bahkan baru-baru ini, Presiden Mesir Abdul Fattah al-Sisi menjalin kerja sama dengan al-Azhar untuk memperkuat pemerintahannya. Institusi pendidikan semakin kuat, narasi keislaman yang dikembangkan al-Azhar semakin dominan dan meluas.

Akibat dari ketetapan tersebut salah satunya adalah kedudukan Syekh Agung al-Azhar diangkat oleh Presiden (Machmudi. Jika al-Azhar ditutup sama saja dengan memutuskan hubungan baik Mesir dan Indonesia. Syekh Ahmad Thayyib menjamin bahwa al-Azhar tetap dapat bertahan, mandiri dan tidak dihalangi oleh otoritas.

Oleh karena itu, ia kerap menolak aturan dan kebijakan yang dapat merusak dan merugikan harkat dan martabat al-Azhar. Grand Sheikh juga menentang rancangan undang-undang yang memisahkan al-Azhar dari lembaga fatwa Mesir, Darul Ifta'. Di sisi lain, rezim al-Sisi juga tidak menginginkan konflik besar-besaran dengan al-Azhar.

Kontribusi Al-Azhar dalam memperkuat moderasi beragama Salah satu permasalahan terbesar yang dihadapi banyak negara di Timur Tengah saat ini adalah otoritarianisme. Dokumen ini menjadi bukti bahwa al-Azhar tidak hanya mendakwahkan moderasi beragama di kancah internasional, namun juga berupaya mewujudkannya di Mesir.

FONDASI

Hal ini terlihat dari kondisi geografis dan sosial budaya Indonesia yang beragam, kompleks dan luas. Secara horizontal keberagaman bangsa Indonesia terlihat dari perbedaan suku, agama, pangan, pakaian, bahasa dan budaya daerah, sedangkan secara vertikal keberagaman bangsa Indonesia terlihat dari perbedaan tingkat sosial budaya, ekonomi dan pendidikan. . Selain keragaman agama dan kepercayaan, dalam setiap agama juga terdapat keragaman penafsiran terhadap ajaran agama, terutama dalam praktik dan ritual keagamaan.

MODERASI BERAGAMA DI INDONESIA

Dalam hal ini, untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan keagamaan tersebut, penting untuk menggunakan paradigma moderasi beragama sebagai solusi yang dapat menciptakan keharmonisan dan kebebasan dalam menjalankan kehidupan beragama. Moderasi beragama diharapkan menjadi “perekat” antara berbagai pluralitas dan pluralitas yang ada, sehingga tidak mudah timbul konflik antar anggota bangsa. Atas dasar itulah penguatan moderasi beragama menjadi penting, karena salah satu semangat moderasi beragama adalah menjadikan konstitusi...

Sebelum menjelaskan dimensi ontologis moderasi beragama Islam di Indonesia, penting untuk memahami sejarah transmisi Islam di Indonesia dan bagaimana Islam dipraktikkan dari masa ke masa. Sebab dengan memahami proses transfernya maka kita akan memahami apa itu moderasi beragama di Indonesia. Setiap kediaman Islam pada umumnya mengajarkan wacana keislaman yang meliputi kitab-kitab tata bahasa Arab (ilmu alat), fiqh dan ushul fiqh, akidah (ushuluddin, tauhid), tafsir Al-Qur'an, ilmu hadis dan hadis, akhlak dan tasawuf, serta sirah (sejarah). hidup). ) Nabi Muhammad (Martin van Bruinessen.

Pada masa perkembangan Islam pada awal abad ke-20, muncul gerakan pembaharuan Islam yang mengusung semangat pemurnian Islam. Jadi bisa dikatakan moderasi beragama bukanlah sesuatu yang baru, namun secara empiris sudah menjadi pola keagamaan masyarakat Indonesia. Woodward mengatakan, wacana Islam yang berkembang di Indonesia misalnya, berbeda dengan apa yang muncul di dunia Islam pada umumnya.

Dalam buku berjudul “Jalan Baru Islam”, kumpulan ontologi tokoh Islam terhadap wacana Islam yang berkembang di Indonesia, Mark R. Umat Islam Indonesia telah memberikan kontribusi yang sangat berharga bagi politik dunia dengan menunjukkan bahwa demokrasi selaras dengan nilai-nilai terdalam umat Islam. Islam...

Referensi

Dokumen terkait

Kesulurahan buku ini mengandung penjelasan tentang makna moderasi dalam konteks beragama tersebut, agar dapat dipahami dengan baik oleh semua umat beragama. Penjelasan ini

Berkaitan dengan konsep dan prinsip moderasi beragama, pandangan Mohammad Hashim Kamali 2015 tentang manifestasi moderasi dalam Islam penting dikemukakan di sini, yaitu pertama,

Moderasi Beragama - PART 5 - Sembilan Kata Kunci Moderasi

Artikel ini membahas tentang konsep moderasi beragama dalam ajaran Islam, yang menekankan pentingnya menghindari sikap ekstrem dan mencari solusi damai dalam menyelesaikan

Sumber: Buku Paket Sejarah Kebudayaan Islam SKI Implementasi Nilai Moderasi Beragama Dalam SKI Implementasi nilai moderasi beragama yang diterapkan pada pembelajaran SKI memiliki

Proses Penguatan Nilai Moderasi Beragama Bagi Peserta Didik Melalui Pendidikan Agama Islam di SMAN 7 Samarinda Proses penguatan nilai moderasi beragama melalui pendidikan agama Islam

Dokumen ini membahas tentang peran moderasi agama dalam kegiatan pemerintah di

Oleh karena itu, integrasi nilai-nilai moderasi beragama perspektif Al-Qur’an harus terkampanyekan kepada seluruh masyarakat hingga diaktualisasikan dalam kehidupan bermasyarakat,