• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERAGAMAN DAN KEKEYAAN BUAH NUSANTARA

N/A
N/A
Ida Fatmawati

Academic year: 2025

Membagikan "KERAGAMAN DAN KEKEYAAN BUAH NUSANTARA"

Copied!
170
0
0

Teks penuh

(1)

Keragaman dan Kekayaan Buah Tropika Nusantara

Catur Hermanto Ni Luh Putu Indriani

Sri Hadiati

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

(2)

Sambutan

Kepala Badan Litbang Pertanian

Indonesia menyimpan begitu banyak kekayaan sumberdaya hayati terutama buah tropika beserta komponen genetik pendukungnya seperti mikroorganisme tanah, serangga polinator, dan musuh alami. Komoditas hortikultura Indonesia, terutama buah-buahan, berada pada situasi yang sulit karena harus bersaing dengan buah impor yang keberadaannya begitu menjamur terutama di kota-kota besar. Meskipun volume buah impor hanya sekitar 5% dari total produksi nasional, namun terdapat kecenderungan meningkat setiap tahun.

Kebijakan pengaturan impor melalui Peraturan Menteri Perdagangan no.

60/2012 dan Peraturan Menteri Pertanian no. 60/2012 menimbulkan reaksi pro dan kontra yang cukup tajam di kalangan masyarakat, padahal kebijakan tersebut diambil untuk melindungi petani hortikultura dan kepentingan ekonomi nasional. Tingginya impresi terhadap produk impor yang tampil prima, serta rendahnya pengenalan, pemahaman dan penghargaan terhadap produk buah tropika nusantara menjadi salah satu penyebab dari rendahnya konsumsi dan apresiasi terhadap produk buah domestik.

Penerbitan buku “Keragaan dan Kekayaan Buah Tropika Nusantara” ini diharapkan dapat meningkatkan pengenalan, pemahaman dan apresiasi masyarakat terhadap keberadaan dan potensi buah tropika Indonesia.

Penghargaan saya sampaikan kepada penulis yang telah menuangkan hasil kerja dan pengalamannya dalam bentuk yang sangat informatif ini. Saya berharap, buku-buku sejenis yang dapat menguak informasi potensi produk- produk nasional beserta strateginya dalam pengembangan nasional dapat terbit lebih banyak.

Jakarta, Oktober 2013

Kepala Badan,

Dr. Haryono, M.Sc

(3)

Kata Pengantar

Membujur di sabuk katulistiwa, Indonesia, negeri kepulauan yang dikenal sebagai salah satu sentra keragaman buah-buah- an tropis di dunia. Sejalan dengan perubahan iklim, intensitas serangan hama dan penyakit, pembukaan hutan, perubahan perilaku masyarakat yang cenderung berorientasi komersial dan berlakunya perdagangan bebas, kelestarian keragaman ini makin mengkhawatirkan. Beberapa jenis buah yang dulu sangat populer di masyarakat, saat ini sudah mulai jarang ditemukan. Generasi sekarang lebih mengenal berbagai buah impor daripada buah nusantara.

Buku Keragaan dan Kekayaan Buah Tropika Nusantara ini diharapkan dapat membuka ulang kekayaan Indonesia, membangkitkan minat pelestarian, ser- ta promosi dan pengembangannya, mengingat minat masyarakat terhadap buah tropika juga makin meningkat. Eksplorasi terhadap fungsi medis dan kekayaan nutrisi perlu dilakukan secara lebih serius untuk pengembangan pangan fungsional, obat dan kosmetika berbahan buah-buahan tropis.

Buku ini bertujuan untuk mendokumentasikan dan mengundang perhatian semua pihak untuk melakukan penelitian, pengembangan dan pemanfaatan buah tropika nusantara secara lebih luas. Disadari sepenuhnya bahwa karya ini belum sempurna, dan terbuka untuk mendapat saran dan kritik untuk perbaikan. Semoga bermanfaat.

Jakarta, Oktober 2013

Kepala Pusat,

Dr. M. Prama Yufdy, M.Sc

(4)

Daftar Isi

Sambutan Kepala Badan Litbang Pertanian ... ii

Kata Pengantar ... iv

Daftar Isi ... v

Pendahuluan ... 1

Alpukat (Avocado) Persea americana Mill.Persea gratissima Gaerth ... 3

Asam Jawa (Tamarindus indica L.) ... 6

Belimbing (Averrhoa carambola L.) ... 9

Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) ... 13

Biriba/Srikaya Malinau (Rollinia mucosa (Jacq.) Baill) ... 15

Bisbul/Buah Mentega (Diospyros blancoi A. DC) ... 17

Buah Naga (Hylocereus sp.) ... 20

Ceremai (Phyllanthus acidus Skeels.) ... 25

Delima (Punica granate L.) ... 27

Dewandaru (Eugenia micnelii Lamk.) ... 29

Duku (Lansium domesticum Corr.) ... 33

Durian (Durio zibethinus Murr.) ... 37

Duwet/Jamblang (Syzygium cumini) ... 43

Jambu Air (Eugenia javanica) ... 46

Jambu Biji (Psidium guajava L.) ... 50

Jambu Bol (Syzygium malaccense L.) ... 56

Jambu Monyet/Mede/Mete (Anacardium occidentale L.) ... 58

Jeruk Besar/Pomelo (C. grandis Osbeck.) ... 61

Jeruk Keprok (Citrus reticulata) ... 64

Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia Swingle) ... 65

Karamunting (Melastoma malabathricum) ... 68

Kedondong (Spondias dulcis Forst.) ... 71

Kenitu/Sawo Duren (Chrysophyllum cainito) ... 75

(5)

Kepel/Burahol (Stelechocarpus burahol) ... 77

Lengkeng (Dimocarpus longan Lour.) ... 79

Mangga (Mangifera indica) ... 81

Manggis (Garcinia mangostana L.) ... 85

Markisa(Passiflora edulis Sims.) ... 87

Markisa Besar/Erbis (Passiflora quadrangularis L.) ... 90

Mata Kucing/Lengkeng Liar (Euphoria malesianus) ... 93

Matoa (Pometia pinnata Forster) ... 96

Melon (Cucumis melo L.) ... 98

Mengkudu ... 101

Mundu (Garcinia dulcis) ... 105

Nagasari (Mesua ferrea L.) ... 106

Namnam (Cynometra cauliflora L.) ... 110

Nangka (Artocarpus heterophyllus Lam.) ... 112

Nenas (Ananas comosus (L). Merr.) ... 116

Nona (Annona reticulata L.) ... 121

Nyamplung/Kosambi (Calophyllum inophyllum L.) ... 123

Pepaya (Carica papaya L.) ... 124

Pisang (Musa spp.) ... 127

Rambutan (Nephelium lappaceum L.) ... 130

Salak (Salacca edulis) ... 134

Sawo (Manilkara zapota van Royen) ... 139

Sawo Kecik (Manilkara kauki) ... 144

Semangka (Citrullus lanatus (Thunb.) Matsum.)... 146

Sirsak (Annona muricata L.) ... 150

Sirsak Gunung (Annona montana Macf.) ... 154

Srikaya (Annona squamosa) ... 156

Sukun (Artocarpus communis) ... 159

Acuan ... 161

Glossary ... 162

(6)
(7)

Pendahuluan

I

ndonesia dengan ribuan pulaunya menyimpan segudang kekayaan sumber daya hayati, terutama buah tropika beserta komponen genetik pendukungnya yaitu mikroorganisme tanah, serangga polinator dan musuh alami. Tidak kurang dari 329 jenis buah-buahan, baik yang merupakan jenis asli Indonesia maupun introduksi, dapat ditemukan di Indonesia. Buah- buahan asli Indonesia terdapat 266 jenis yang sebagian besar tumbuh liar di hutan dan hanya sebagian kecil yang telah dibudidayakan. Dari 266 jenis buah-buahan yang ada, 76% di antaranya termasuk jenis pohon. Dari 62 jenis tanaman buah yang telah dibudidayakan, 18 jenis di antaranya merupakan endemik, dan 4 jenis termasuk langka.

Eksplorasi, koleksi, dan konservasi tanaman buah tropika perlu terus dilakukan karena ancaman terhadap kepunahan (extinction) sumber daya genetik semakin menuju ambang berbahaya. Hal ini terjadi akibat perubahan orientasi sistem pertanian, perluasan distribusi dan peningkatan intensitas serangan hama dan penyakit, deforestasi dan perubahan iklim yang semakin ekstrim.

Berdasarkan jenisnya, tanaman buah yang paling banyak ditemukan adalah di Sumatera (148 jenis) dan Kalimantan (144 jenis), kemudian diikuti oleh Jawa (96 jenis), Sulawesi (43 jenis), dan Maluku (30 jenis). Meskipun secara umum dapat ditemukan hampir di seluruh wilayah, pusat keanekaragaman buah tropika di Indonesia menonjol secara spesifik di wilayah tertentu, seperti pisang di Sumatera, Kalimantan, Kepulauan Halmahera, dan Papua. Kerabat durian, manggis, duku, rambutan, mangga, dan jeruk lebih banyak terdapat di Sumatera, Kalimantan, dan Papua.

Keberhasilan program pemuliaan tanaman buah nusantara sangat ditentukan oleh variabilitas genetik, yang biasanya diseleksi dari variabilitas yang terdapat di dalam maupun antarspesies, meskipun seringkali mengalami plato atau habis terkuras. Oleh karena itu perlu dirakit variabilitas baru dari spesies atau aksesi lain yang membawa ciri spesifik atau sifat yang sesuai dengan keinginan. Keunggulan ciri menjadi sumber gen baru pada perbaikan genetik tanaman buah. Untuk memperoleh bahan genetik tersebut dapat pula

(8)
(9)

Alpukat (Avocado)

Persea americana Mill.Persea gratissima Gaerth

A

lpukat berasal dari Meksiko dan Amerika Tengah, ben- tuk kanopi rimbun dengan tinggi tanaman dapat mencapai 20 m. Daerah penghasil alpukat di Indonesia adalah Jawa Barat, Jawa Timur, sebagian Sumatera, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara.

Tanaman ini berdaun tunggal, tumbuh berdesakan di ujung ranting, berbentuk jorong sampai bundar telur memanjang. Panjang daun berkisar antara 12-25 cm.

Alpukat tumbuh baik di dataran rendah hingga dataran tinggi pada

elevasi 200-1.000 m di atas permukaan laut, dan memiliki daya tahan terhadap suhu udara 15-30oC atau lebih. Untuk dapat tumbuh optimal, tanaman alpukat me-merlukan cahaya matahari 40-80% dan suhu optimal 12,8- 28,3oC. Curah hujan minimum yang diperlukan untuk pertumbuhannya berkisar antara 750-1.000 mm/tahun.

Di daerah dengan curah hujan kurang dari kebutuhan minimal (2-6 bulan kering), tanaman masih dapat tumbuh jika kedalaman air tanah maksimal 2 m.

(10)

Bunga alpukat berjenis kelamin dua, tersusun pada malai yang keluar dekat ujung ranting, berwarna kuning-kehijauan. Meskipun berjenis kelamin dua, penyerbukan sendiri tidak pernah terjadi. Bunga alpukat bersifat dikogami, putik dan benang sari masak tidak bersamaan. Putik

bunga berfungsi jika mengalami penyerbukan silang dari bunga yang berasal dari tanaman lain.

Buah alpukat memiliki tipe buni, kulit lembut, tidak rata, berwarna hijau tua hingga ungu kecoklatan, bergantung pada varietas. Daging

(11)

buah yang dekat ke kulit berwarna hijau muda dan yang dekat ke biji berwarna kuning muda dengan tekstur lembut. Alpukat merupakan sumber karotenoid, phytonutrient, dan asam amino esensial yang diperlukan bagi tubuh untuk membentuk protein lengkap, dapat meningkatkan kadar HDL (kolesterol “baik”) yang juga dapat membantu melindungi tubuh dari kerusakan yang disebabkan

oleh radikal bebas, mengatur kadar trigliserida, dan mencegah diabetes.

Buah alpukat dapat mencegah peradangan karena mengandung kombinasi unik seperti Vitamin C dan E, karotenoid, selenium, seng, pitosterol dan omega-3 asam lemak.

Alpukat juga mengandung asam oleat yang dapat meningkatkan kesehatan jantung.

(12)

Asam Jawa

(Tamarind) Tamarindus indica L.;

T. occidentalis Gaertn.; T. officinalis Hook

A

s a m j a w a t e r m a s u k tumbuhan tropis yang di- perkirakan berasal dari savana Afrika, di antaranya Sudan. Tanaman ini menyebar ke Asia, Karibia, dan Amerika Latin.

Berukuran besar, tanaman asam selalu hijau sepanjang tahun karena

tidak mengalami masa gugur daun, tinggi tanaman mencapai 30 m dan diameter batang di bagian pangkal hingga 2 m. Kulit batang berwarna coklat keabu-abuan, kasar dan memecah, beralur-alur vertikal, bertajuk rindang dan berdaun lebat, melebar dan membulat.

(13)

Tanaman asam tumbuh baik di dataran rendah hingga ketinggian 1.000-1.500 m dpl, pada tanah berpasir atau tanah liat, khususnya di kawasan yang musim keringnya jelas dan cukup panjang.

Daun tanaman tergolong majemuk menyirip genap, panjang 5-13 cm, terletak berseling, dengan daun

pasang, masing-masing berukuran 0,5-1 × 1-3,5 cm, bertepi rata, pangkalnya miring dan membundar, ujung membundar sampai sedikit berlekuk.

Buah asam berbentuk polong yang menggelembung, hampir silindris, bengkok atau lurus, berbiji sampai 10 butir, sering dengan penyempitan di

(14)

mengeras dan liat serupa benang.

Daging buah berwarna putih kehijauan pada saat masih muda, kemudian berubah menjadi merah kecoklatan sampai kehitaman setelah masak, rasanya asam manis dan lengket. Bentuk biji agak persegi, berwarna coklat kehitaman, mengilap, dan keras.

Daging buah asam kaya kalsium, fosfor, zat besi, thiamin dan riboflavin.

Kandungan vitamin C tinggi pada buah muda. Selain daging buah, bagian dari pohon asam juga dapat dijadikan obat tradisional. Daun

muda digunakan sebagai bahan jamu jawa tradisional dan sebagai tapal (dioles atau ditempel di permukaan kulit) untuk mengurangi radang dan rasa sakit di persendian, di atas luka atau mengobati penyakit rematik.

Daun muda yang direbus dapat diminum untuk menghilangkan batuk dan demam. Kulit kayunya setelah ditumbuk dapat pula digunakan untuk menyembuhkan luka, borok, bisul dan ruam. Kulit kayu asam juga dapat digunakan sebagai obat kuat dan tepung bijinya untuk mengobati penyakit disentri dan diare.

(15)

Belimbing

(Star fruit) Averrhoa carambola L.

B

e l i m b i n g b e r a s a l d a r i Indonesia, India, Sri Langka, dan telah tersebar ke penjuru Asia Tenggara, Republik Dominika, Brasil, Peru, Ghana, Guyana, Tonga, dan Polinesia. Sentra produksi belimbing di Indonesia adalah Deli Serdang (Sumut), Depok (Jabar), Demak (Jateng) dan Blitar (Jatim).

Tanaman belimbing dapat tumbuh

penyinaran 45–50%. Tinggi tanaman berkisar antara 5-12 m, mempunyai banyak cabang dengan diameter batang 10-30 cm. Jika telah tua, permukaan batang kasar dan terdapat banyak tonjolan.

Buah belimbing mengandung banyak vitamin C, berkhasiat untuk mengobati diabetes, kolesterol, batuk, radang tenggorokan, dan

(16)

sementara daunnya untuk meng- obati penyakit maag, melancarkan air seni, hipertensi, dan bisul. Akarnya diperlukan untuk mengobati penyakit rematik.

Daun belimbing tergolong majemuk menyirip ganjil dengan 21-45 pasang anak daun. Anak daun bertangkai pendek, pertulangan menyirip, berbentuk bulat telur sampai jorong, ujung runcing, pangkal membulat, tepi rata, panjang 2-10 cm,

lebar 1-4 cm, berwarna hijau, dan permukaan bawah daun berwarna hijau muda.

Bunga belimbing manis adalah bunga majemuk berupa malai, berkelompok, keluar dari batang atau percabangan yang besar, menggantung, bunga berukuran kecil berbentuk bintang, panjang kelopak 4-7 mm, warna merah, daun mahkota pada bagian tengah bergandengan, bulat telur, panjang 6-8 mm, berwarna merah keunguan.

(17)

Buah belimbing berbentuk bulat lonjong bersegi, panjang 4-13 cm, warna buah muda hijau sedangkan

rasa masam hingga manis. Buah mempunyai penampang berbentuk bintang bila dipotong, sehingga

(18)

Aneka bentuk dan ukuran buah

(19)

Belimbing Wuluh

Averrhoa bilimbi L.

T

anaman belimbing wuluh di- perkirakan berasal dari Ke- pulauan Maluku, dan ber- kembang di Indonesia, Filipina, Sri Lanka, Myanmar, dan Malaysia.

Tinggi tanaman dapat mencapai 5-10

Belimbing wuluh idealnya ditanam pada daerah dengan curah hujan merata sepanjang tahun, paling sedikit harus ada 2 – 3 bulan musim kemarau. Pertumbuhan yang lambat dalam kondisi teduh atau semi-teduh,

(20)

Belimbing wuluh berdaun majemuk, berselang-seling, panjang 30-60 cm dan berkelompok di ujung cabang. Pada setiap daun terdapat 11- 37 anak daun yang berselang-seling atau setengah berpasangan. Anak daun berbentuk oval.

Bunganya berukuran kecil, tumbuh langsung dari batang dengan tangkai berambut. Mahkota bunga lima, berwarna putih, kuning atau ungu.

Buah belimbing wuluh merupa- kan buah buni, berbentuk bulat

lonjong bersegi, panjang 4,0-6,5 cm, berwarna hijau kekuningan, bila masak berair banyak dengan rasa masam. Kulit buah mengkilap dan tipis.

Belimbing wuluh dapat diguna- kan sebagai obat batuk, sariawan, sakit perut, gondongan, rematik, batuk rejan, gusi berdarah, sariawan, sakit gigi berlubang, jerawat, panu, tekanan darah tinggi, kelumpuhan, dan memperbaiki fungsi pencernaan dan radang rektum.

(21)

Biriba/Srikaya Malinau

Wild sugar apple; Rollinia mucosa (Jacq.) Baill;

Rollinia deliciosa

T

anaman biriba berasal dari Amerika Tropis, banyak terdapat di Brazil, Kolombia,

pertumbuhannya sangat cepat dengan tinggi 4-15 m. Tanaman berdaun majemuk, anak daun tersusun

(22)

Bunga terletak pada ranting, menyerupai bulu ayam yang melengkung ke atas dan berbau harum. Benang sari banyak, me- manjang, dan terdapat kantung sari di bagian ujungnya. Bakal buah berambut dan tangkai putik ber- bentuk lonjong panjang.

Ukuran buah mencapai 1,7 kg dan kulit buah dihiasi oleh tonjolan yang menyerupai tanduk dengan kulit berwarna hijau pada saat masih muda

dan berubah menjadi kekuningan setelah buah masak. Daging buah lembut, tanpa serat, dan sedikit berair.

Buah manis dengan rasa perpaduan antara srikaya dan mangga, beraroma khas.

Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah hingga ketinggian tempat 600 m dpl. Selain dapat dimakan langsung, buah yang sudah matang juga dapat diolah menjadi bahan campuran es krim.

(23)

Bisbul/Buah Mentega

(Velvet Apple); Diospyros blancoi A. DC

B

isbul berasal dari Filipina dan k i n i t e l a h m e n y e b a r d i berbagai negera tropis, ter- masuk Indonesia. Tinggi tanaman

lurus dengan diameter hingga 50 cm atau lebih di pangkal batang, cabang mendatar dan bertingkat.

Tajuk berbentuk kerucut yang lebat

(24)

Daun tersusun berseling, berbentuk lonjong, 2,5-12 × 8-30 cm, bertepi rata, dengan pangkal membundar dan ujung meruncing, panjang tangkai sekitar 1,7 cm. Sisi atas daun berwarna hijau tua, mengkilap, seperti kulit. Sisi bawah daun berbulu halus berwarna keperakan. Daun muda berwarna hijau muda sampai merah jambu.

Jenis bunga berumah dua, bunga jantan tersusun dalam payung menggarpu, 3-7 kuntum, pada ketiak daun, berbilangan empat, daun mahkota berbentuk tabung ber-warna putih susu. Bunga betina soliter, bertangkai pendek dan terletak di ketiak daun.

(25)

Buah bisbul tergolong buni berbentuk bulat atau bulat gepeng dengan ukuran 5-12 × 8-10 cm, berbulu halus seperti beludru berwarna coklat kemerahan, kemudian berubah menjadi merah terang dan agak kusam setelah masak dengan “topi”

dari kelopak bunga yang tidak rontok.

Daging buah berwarna keputihan, agak keras dan padat, agak kering, manis agak sepat, dan berbau harum, ditutupi oleh kulit buah yang tipis dan berbulu. Biji berjumlah hingga 10 butir, dengan kulit berwarna kecoklatan, berbentuk baji agak mirip

Tanaman bisbul dapat tumbuh pada semua jenis tanah, di dataran rendah hingga dataran tinggi pada elevasi 0-800 m dpl. Selain dimakan segar, buah bisbul juga dapat digunakan sebagai campuran minuman. Buah bisbul mengandung serat cukup tinggi sehingga berkhasiat untuk meningkatkan daya tahan tubuh, memperbaiki saluran pencernaan, menghaluskan kulit, menjaga kesehatan mata dan mencegah sembelit. Kayu pohon bisbul berkualitas baik, berwarna coklat kemerahan hingga hitam,

(26)

Buah Naga

(Dragon Fruit) Hylocereus sp.

T

anaman buah naga berasal dari Meksiko dan Amerika Selatan bagian utara (Colombia), kemudian menyebar ke kawasan Indocina (Vietnam), Jepang, dan ke Indonesia. Terdapat beberapa spesies buah naga, antara lain (1) Hylocereus undatus, buah berwarna merah, daging buah berwarna putih; (2) Hylocereus polyrhizus, buah berwarna merah muda dan daging buah berwarna merah; (3) Hylocereus costacirensis, buah berwarna merah

cerah; (4) Selenicereus megalanthus, buah berwarna kuning dan daging buah berwarna putih.

Tanaman buah naga berakar serabut yang berkembang dalam tanah, batang bagian atas berfungsi sebagai akar gantung. Akar tumbuh di sepanjang batang pada bagian punggung sirip di sudut batang.

Batang berbentuk segitiga, berduri sangat pendek dan tidak mencolok, sehingga dujuluki sebagai “kaktus tak berduri”.

(27)

Pada bagian duri, tumbuh bunga yang mirip dengan bunga Wijaya- kusuma. Bunga mekar pada awal senja jika kuncup bunga sudah ber- ukuran sekitar 30 cm. Mahkota bunga bagian luar berwarna krem, mekar sekitar pukul 21.00, lalu disusul oleh mahkota bagian dalam berputih bersih, meliputi sejumlah benang sari berwarna kuning.

Bunga terbuka penuh pada tengah malam sehingga buah naga dikenal sebagai night blooming cereus. Pada saat mekar penuh, buah naga menyebarkan aroma harum untuk memikat kelelawar menyerbuki bunga.

Tanaman tumbuh subur jika media tanam bersifat porous, kaya hara,

berpasir, cukup sinar matahari, dan bersuhu antara 38-40°C.

Buah naga berbentuk bulat agak lonjong seukuran buah alpukat.

Kulit buah berwarna merah menyala untuk jenis buah naga putih dan merah, berwarna merah gelap untuk jenis buah naga hitam, dan berwarna kuning untuk jenis buah naga kuning.

Sekujur kulit dipenuhi oleh jumbai- jumbai yang dianalogikan sebagai sisik naga sehingga disebut buah naga. Buah naga mengandung banyak vitamin C, beta karoten, kalsium dan serat, berfungsi menurunkan kolesterol, penyeimbang gula darah, dan mencegah hipertensi.

(28)
(29)
(30)
(31)

Ceremai (Otaheite Gooseberry)

Phyllanthus acidus Skeels.; Cicca acida Merr.; C. disticha L. Phyllanthus acidus Müll.Arg., P. cicha, Cicca disticha,

C. acida Merr., C. nodiflora dan Averrhoa acida

Tinggi tanaman mencapai 10 m.

Batang berkayu berbentuk silindris, tegak, berwarna coklat kotor, bagian dalam solid, kulit tebal, permukaan kasar, dan percabangan simpodial.

Tanaman dapat tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian tempat 1.000 m dpl, pada tanah ringan sampai berat, dan toleran pada kondisi kekurangan dan kelebihan air.

Tanaman memiliki daun tunggal, bertangkai pendek, tersusun berseling, berwarna hijau muda, berbentuk bulat telur, panjang 2-7 cm dengan lebar 1,5- 2 cm, helaian daun tipis tegar, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi rata, pertulangan menyirip, tidak memiliki daun penumpu, permukaan halus, dan tidak pernah luruh.

Daun muda dan buah muda dapat dimasak sebagai sayuran. Buah masak dapat langsung dimakan atau dibuat manisan atau selai. Buah mengandung vitamin C. Daun, kulit batang, dan kayu ceremai mengandung saponin, flavonoida, tanin, dan polifenol.

Khasiat ceremei antara lain untuk

C

eremai diperkirakan berasal dari Madagaskar, kemudian menyebar ke berbagai wilayah tropis, termasuk Asia Tenggara, kepulauan di Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Pada tahun 1793, tanaman ini dibawa ke Jamaika dari Timor, kemudian menyebar luas ke seluruh kepulauan Karibia, selanjutnya ke Amerika Tengah dan Selatan.
(32)

Tanaman ceremai memiliki bunga majemuk dan bertandan, bunga keluar di sepanjang batang dan cabang, kelopak berbentuk bintang, mahkota bunga berwarna merah muda. Buah ceremai termasuk jenis buah batu,

bulat, panjang 1,2-1,5 cm, berwarna kuning muda, dan rasanya masam.

Bentuk biji bulat pipih dan berwarna coklat muda.

(33)

Delima

(Pomegranate) Punica granate L.

T

anaman delima diperkirakan berasal dari Iran, namun telah sejak lama dikembang-biakkan di daerah Mediterania. Tanaman ini berbentuk tumbuhan perdu atau pohon kecil dengan tinggi 2-5 m.

Batang berkayu, ranting bersegi,

pada saat masih muda, dan hijau kotor setelah tua. Daun bertipe tunggal, ber- tangkai pendek, dan berkelompok.

Daun berbentuk lonjong sampai lanset, pangkal lancip, ujung tumpul, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan mengilap, panjang 1-9

(34)

hijau keunguan, putih hingga coklat kemerahan atau ungu kehitaman.

Pada buah adakalanya terdapat bercak agak menonjol berwarna lebih tua.

Biji banyak, berukuran kecil, berbentuk bulat panjang, bersegi agak pipih, keras, tersusun tidak beraturan, berwarna merah, merah jambu, atau putih.

Tanaman dapat tumbuh baik pada berbagai tipe tanah di dataran rendah hingga ketinggian tempat 1.600 m dpl. Buah delima dengan mutu tinggi dihasilkan jika ditanam di daerah beriklim dingin yang sejuk dan musim panas yang kering. Pada kondisi kering diperlukan pengairan untuk mendapatkan hasil yang tinggi.

Khasiat buah delima antara lain adalah untuk mencegah berbagai penyakit, antara lain gangguan perut, jantung, kanker, gigi, rematik, kurang darah, dan diabetes. Sari buah delima mengandung flavonoid, antioksidan kuat untuk mencegah radikal bebas di dalam tubuh, sekaligus memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak, dan mampu memberikan perlindungan terhadap penyakit jantung, kanker kulit, dan kanker prostat, mencegah pe- nyumbatan pada pembuluh darah arteri oleh kolesterol.

Bunga bertipe tunggal, ber-tangkai pendek, keluar di ujung ranting atau ketiak daun paling atas. Biasanya terdapat satu sampai lima bunga, berwarna merah, putih, atau ungu.

Buah delima termasuk buah buni, berbentuk bulat dengan diameter 5-12 cm, warna kulit be-ragam, mulai dari

(35)

Dewandaru

Eugenia uniflora L. ; Eugenia micnelii Lamk.

T

anaman dewandaru tersebar luas di Amerika Selatan terutama di Brasil, Argentina, Uruguay, dan Paraguay. Di Indonesia, tanaman ini terdapat di Sumatera dan Jawa. Tanaman berbentuk perdu yang tumbuh secara tahunan dengan

berkayu, bulat, dan berwarna coklat.

Daun berwarna hijau, merupakan daun tunggal tersebar, berbentuk lonjong dengan ujung runcing dan pangkal meruncing. Tepi daun rata, tulang daun menyirip dengan panjang

(36)

kecil berwarna hijau. Kelopak bunga bertajuk 3-5, benangsari banyak dengan warna putih. Putik berbentuk slindris, makota bunga berbentuk kuku dan berwarna kuning.

Buah dewandaru bertipe buni bulat dengan diameter sekitar 1,5 cm dan berwarna merah. Bijinya berukuran kecil, keras, dan ber-warna coklat.

Tanaman dewandaru dapat tumbuh mulai dari dataran rendah sampai ketinggian tempat 1.800 m dpl dengan cahaya matahari penuh dan curah hujan sedang, mampu bertahan pada musim kering yang panjang.

Warna merah buah dewandaru menunjukkan kandungan senyawa Daun dapat digunakan untuk

menurunkan kolesterol, tekanan darah, dan metabolisme lipid yang berfungsi memproteksi trigliserida dan lipoprotein yang sangat rendah.

Daun juga mengandung zat anti- inflamasi yang tinggi.

Bunga berbentuk tunggal, ber- kelamin dua dengan daun pe-lindung

(37)

karotenoid. Pada daun dewandaru ditemukan senyawa fenolik.

Karotenoid dan fenolik berkhasiat sebagai antioksidan untuk melawan radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh manusia.

Buah dan daun dewandaru juga dapat digunakan untuk meningkat-kan kualitas astringent

dan menurunkan tekanan darah tinggi. Pada Brazilian folk medicine, buah dewandaru digunakan sebagai antidiare, diuretik, antirematik, anti- febrile, dan antidiabetik. Ekstrak daun dewandaru dapat digunakan sebagai agen hipotensif dan menghambat peningkatan kadar trigliserida dan glukosa plasma.

(38)
(39)

Duku (Lanzon)

Lansium domesticum Corr.

T

anaman duku berasal dari bagian barat Asia Tenggara dengan tinggi mencapai 30 m. Batangnya beralur tidak teratur dan banir (akar papan) pipih yang menonjol di atas tanah. Kulit kayu berwarna kelabu berbintik gelap dan jingga, mengandung getah kental berwarna susu.

Duku umumnya ditanam di dataran rendah hingga ketinggian 600 m dpl. di wilayah dengan curah hujan 1.500-2.500 mm per tahun. Tanaman ini dapat tumbuh dan berbuah pada berbagai jenis tanah, terutama Latosol, Podsolik Merah Kuning, dan Aluvial.

(40)

Daun majemuk menyirip ganjil, gundul atau berbulu halus, dengan 6-9 anak daun yang tersusun berseling, anak daun berbentuk elip sampai lonjong berukuran 9-21 cm × 5-10 cm, mengkilap di sisi atas, pangkal runcing dan ujung meruncing pendek, anak daun bertangkai 5–12 mm.

Bunga terletak di tandan yang muncul pada batang atau cabang yang besar, menggantung, sendiri atau pada berkas 2–5 tandan atau lebih, kerap bercabang pada pangkalnya, panjang bunga 10–30 cm, dan berambut.Bunga berukuran kecil, duduk atau bertangkai pendek, menyendiri, dan berkelamin dua.

Kelopak berbentuk cawan bercuping lima, berdaging, ber-warna kuning kehijauan. Mahkota berbentuk bulat

telur, tegak, berdaging, berukuran 2-3 mm × 4-5 mm, berwarna putih hingga kuning pucat. Benang sari satu berkas, panjang tabung sekitar 2 mm, kepala sari berada dalam satu lingkaran.

Putiknya tebal dan pendek.

Buah duku bertipe buni berbentuk jorong, bulat atau bulat memanjang berukuran 2-4 (-7) cm × 1,5-5 cm, dengan bulu halus ke-kuningan, dan daun kelopak tidak rontok. Kulit buah tipis hingga tebal (± 6 mm). Biji buah berjumlah 1–3, pipih, berwarna hijau, rasa pahit. Biji terbungkus oleh salut biji putih bening dan tebal, berair, dengan rasa manis hingga masam.

Duku terutama dimakan dalam keadaan segar atau diawetkan dalam sirup. Kayu pohon duku keras, padat, berat dan awet, sehingga sering

(41)

digunakan sebagai bahan perkakas pertukangan dan konstruksi rumah.

Beberapa bagian tanaman dapat untuk obat tradisional. Biji duku yang pahit ditumbuk dan dicampur air untuk obat cacing dan obat demam. Kulit kayunya dimanfaat- kan sebagai obat disentri dan malaria, sementara tepung dari kulit kayu

duku dijadikan tapal untuk mengobati gigitan kalajengking. Kulit buah juga digunakan sebagai obat diare. Bagi sebagian masyarakat tradisonal Filipina, kulit buah duku dibakar untuk pengusir nyamuk. Kulit buah langsat dikeringkan dan diolah untuk dicampurkan dalam setanggi atau dupa.

(42)
(43)

Durian

Durio zibethinus Murr.

D

urian berasal dari Asia Tenggara dengan pusat keanekaragaman di Kali- mantan. Tanaman tahunan ini berdifat flushing yang pada saat tertentu tumbuh daun-daun yang baru, setelah masa berbuah selesai. Tajuk rindang dan renggang, tinggi tanaman dapat mencapai 25–50 m.

Durian dapat tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian tempat 1.000 m dpl, produksi terbaik pada

ketinggian 400-600 m dpl dengan suhu optimal 22-30°C, curah hujan 1.500-2.500 mm/tahun yang ter-sebar merata sepanjang tahun. Periode kering yang berlangsung selama 1-2 bulan akan merangsang perbungaan lebih baik.

Tanaman durian tumbuh baik pada tanah yang dalam, ringan, dan berdrainase baik dengan tingkat kemasaman (pH) 6-7, kedalaman air tanah tidak lebih dari 1 m.

(44)

Daun berbentuk jorong hingga lanset, 10-15 (-17) cm × 3-4,5 (-12,5) cm, terletak berseling, bertangkai, berpangkal lancip atau tumpul dan berujung lancip melandai. Sisi bagaian atas daun berwarna hijau terang, sisi bagian bawah daun tertutup sisik-

sisik berwarna perak atau keemasan.

Bunga dan buah muncul dari cabang-cabang yang ada di bagian pangkal, berkelompok dalam karangan berisi 3-10 kuntum berbentuk tukal atau malai rata. Kuncup bunga membulat

(45)

dengan diameter sekitar 2 cm dan bertangkai panjang. Kelopak bunga berbentuk tabung dengan panjang ± 3 cm, daun kelopak tambahan terpecah menjadi 2-3 cuping berbentuk bundar telur.

Bunga mulai mekar pada sore hari dan menyebarkan aroma wangi yang berasal dari kelenjar nektar di bagian pangkal untuk menarik perhatian kelelawar sebagai penyerbuk utama.

(46)

Mahkota bunga berbentuk sudip, sekitar dua kali panjang kelopak, berjumlah lima helai, berwarna keputih-putihan. Jumlah benang sari banyak, terbagi ke dalam lima berkas.

Kepala putik membentuk bongkol dengan tangkai berbulu.

Durian undang-1 Lokal Katingan

Durian undang-2 Lokal Katingan

Durian Lunek Lokal Katingan

Durian lokal

Banjarnegara Durian Kalumpang

lokal Sijunjung

Durian Merah

Lokal Banyuwangi

Setiap buah biasanya memiliki lima ruang, masing-masing terisi oleh tiga atau lebih biji. Biji terbungkus oleh daging buah dengan warna yang bervariasi, dari putih sampai kuning terang, bahkan orange dan merah dengan ketebalan bervariasi.

(47)

Buah mengandung vitamin B, vitamin C, zat besi, kalium, magnesium, fosfor, seng, thiamin, riblofavin, omega 3 dan 6, karbo- hidrat, lemak tak jenuh, dan protein.

Selain itu buah durian mengandung phytonutrient, polyphenol, phytosterol, antioksidan, organosulfur, dan tryptophan. Phytonutrient mampu mematikan zat penyebab kanker, meningkatkan kekebalan tubuh, mencegah kanker, diabetes, dan penyakit jantung.

Phytosterol memperbaiki reaksi antitumor pada tubuh, memperbaiki

daya tahan tubuh terhadap kanker, dan membantu menghambat pertumbuhan tumor.

Vitamin C merupakan bahan baku pembuatan kolagen yang berperan penting dalam menjaga keremajaan kulit, pembuluh darah, tulang tendon, dan ligamen.

Vitamin B6 dapat membantu memproduksi hormon serotonin yang berfungsi mencegah risiko stres dan depresi. Kandungan amino triptofan meningkatkan kadar serotonin pada otak.

(48)
(49)

Duwet/Jamblang (Java plum)

Syzygium cumini

D

uwet atau jamblang dapat ditemui di Asia tropis dan Australia. Daerah penyebaran alaminya adalah Himalaya, India, Sri Lanka, Malaysia dan Australia. Tinggi tanaman duwet dapat mencapai 20 m, bercabang rendah, dan bertajuk bulat atau tidak beraturan.

Tanaman duwet dapat tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian tempat 500 m dpl. Curah hujan yang diperlukan untuk dapat tumbuh baik lebih dari 1000 mm per tahun dengan musim kering yang nyata. Tanaman ini toleran terhadap kekeringan dan dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah yang tidak subur, lahan basah, dan tanah yang berdrainase.

Daun terletak berhadapan, bertangkai 1-3,5 cm. Helaian daun bundar telur terbalik, agak jorong sampai jorong lonjong, berukuran 5-25 x 2-10 cm, pangkal berbentuk pasak atau membundar, ujung tumpul atau agak meruncing, bertepi rata. Daun yang muda berwarna merah jambu.

Karangan bunga dalam malai umumnya muncul pada cabang- cabang yang tidak berdaun. Bunga kecil terdapat 3-8 kuntum di setiap ujung tangkai, berbau harum. Daun kelopak berbentuk lonceng melebar atau corong, dengan tinggi 4-6 mm, berwarna kuning sampai keunguan.

Daun mahkota berbentuk bundar dan lepas, berukuran 3 mm, ber-

(50)

warna putih abu-abu sampai merah jambu, dan mudah gugur. Benang sari banyak, dengan panjang 4-7 mm, dan panjang putik 6-7 mm.

Buah bertipe buni dengan bentuk lonjong sampai bulat telur, sering agak bengkok, panjang 1-5 cm, bermahkota cuping kelopak, kulit tipis licin mengilap, berwarna merah tua sampai ungu kehitaman, dan kadang-

kadang putih, dalam gerombolan besar. Daging buah berwarna putih, kuning kelabu sampai agak merah ungu, hampir tidak berbau, dengan banyak sari buah, dengan rasa sepat masam sampai masam manis. Buah banyak mengandung vitamin A dan C. Biji berbentuk lonjong dengan panjang sampai 3,5 cm.

Batang, daun, buah dan bijinya sering digunakan sebagai obat kencing manis, diare, dan beberapa penyakit lain. Selain tanin, buah duwet juga mengandung glukosida yambolin (jamboline).

(51)
(52)

Jambu Air (Water Apple; Bell fruit)

Syzygium samarangense (Blume) Merrill & Perry;

Eugenia javanica

B

erasal dari Asia Tenggara, jambu air umumnya berupa perdu dengan tinggi tanaman 3-10 m.

Tanaman jambu air akan tumbuh baik di daerah dengan curah hujan rendah, sekitar 500–3.000 mm/tahun dan musim kemarau lebih dari 4 bulan. Intensitas cahaya matahari yang ideal adalah 40–80%. Suhu yang

cocok untuk per-tumbuhan tanaman adalah 18-28oC dan kelembaban udara 50-80%.

Daun bertipe tunggal tidak lengkap karena hanya memiliki tangkai dan helaian daun, lazimnya disebut daun bertangkai. Daun tunggal terletak berhadapan, bertangkai 0,5-1,5 cm.

Helaian daun berbentuk jorong dengan ukuran 7-25 x 2,5-16 cm.

(53)

Buah bertipe buni, seperti buah pir yang melebar dengan lekuk atau alur-alur dangkal membujur di sisinya, bermahkota kelopak yang melengkung berdaging dengan

(54)

merah-hijau kecoklatan. Daging buah berwarna putih, berair, bagian dalam seperti spons, aromatik, dengan rasa manis atau asam manis.

Jambu air memiliki khasiat dalam mengobati penyakit ginjal, membantu menyehatkan mata karena mengandung banyak vitamin A, dan vitamin C yang terkandung didalamnya berperan dalam mempercantik kulit, dan sebagai antioksidan.

(55)

Variasi warna dan bentuk buah jambu air

(56)

Jambu Biji (Guava)

Psidium guajava L.

J

ambu biji berasal dari kepulauan d i L a u t K a r i b i a , d a r a t a n Amerika Tengah dan Amerika Selatan bagian utara, kemudian menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Jambu biji termasuk tanaman perdu dan memiliki banyak cabang dan ranting, batang tanaman keras.

Permukaan kulit luar berwarna coklat dan licin. Jika kulit kayu dikelupas

akan terlihat permukaan batang yang basah.

Daun jambu biji tidak lengkap, karena strukturnya terdiri dari tangkai dan helaian daun. Letak bagian terlebar daun berada di tengah dan memiliki bangun jorong karena perbandingan panjang dan lebarnya adalah 1,5-2 : 1 (13-15 : 5,6-6 cm).

Jambu biji memerlukan suhu 23- 28°C di siang hari, iklim kering dan

(57)

lembab dengan curah hujan 1.000- 2.000 mm/tahun. Tanaman dapat tumbuh di hampir seluruh daerah di Indonesia. Ketinggian tempat yang sesuai adalah kurang dari 1.200 m dpl dan pH tanah 4,5-8,2.

Bunga berukuran kecil berwarna putih dan muncul di ketiak daun.

Perbungaan terdiri dari 1-3 bunga, panjang gagang perbungaan 2-4 cm. Bunga sempurna dengan hiasan bunga yang jelas dapat dibedakan dalam kelopak dan mahkota bunga.

Daun mahkota berbentuk bulat telur

terbalik, dengan panjang 1,5-2 cm, berwarna putih, dan cepat rontok.

Benang sari terdapat pada tonjolan dasar bunga yang berbulu, berwarna putih, pipih dan lebar, seperti tangkai putik, berwarna seperti mentega.

Tabung kelopak berbentuk lonceng/

corong, panjang 0,5 cm, pinggiran tidak rontok (panjang 1 cm). Bakal buah tenggelam dengan 1-8 bakal biji setiap ruang.

Aneka penampilan buah jambu biji.

Buah mengandung banyak vitamin C dan serat. Buah yang berdaging merah

(58)

Jambu biji variegata, menampilkan daun dan buah variegata tetapi ukuran dan bentuknya sama dengan jambu biji yang lain

(59)
(60)

kaya vitamin A dan antioksidan. Daun bermanfaat untuk mengobati batuk dan diare.

(61)
(62)

Jambu Bol (Malay Apple)

Syzygium malaccense L.

A

sal usul tanaman tidak diketahui, tetapi jambu bol telah dibudidayakan secara luas di Malaysia, Sumatera, dan Jawa.

Tinggi tanaman dapat mencapai 15 m. Batang lurus, bercabang rendah dan bertajuk rimbun padat sampai membulat, memberikan naungan yang berat. Daun bertipe tunggal yang terletak berhadapan, tangkai pendek dengan ukuran 1,0-1,5 cm, tebal dan berwarna kemerahan pada saat masih muda. Helaian daun lonjong menjorong, berukuran 15-38 x 7-20 cm, tebal agak kaku.

Tanaman beradaptasi luas di lingkungan tropis, mulai dari dataran rendah sampai ketinggian tempat 1.200 m dpl., tumbuh baik di daerah dengan curah hujan 500-3.000 mm/

tahun dan intensitas cahaya matahari 40-80%. Suhu yang ideal untuk pertumbuhannya adalah 18-28°C dan kelembaban udara 50-80%.

Karangan bunga muncul pada bagian ranting yang tidak berdaun (sering pula pada cabang dekat batang utama), bertangkai pendek dan menggerombol, berisi 1-12 kuntum.

Bunga berwarna merah agak ungu atau jingga, berbilangan empat,

(63)

bergaris tengah 5-7 cm, panjang tabung kelopak 1,5-2 cm. Mahkota berwarna merah, ber-bentuk lonjong, bundar telur atau bundar, berukuran 1,5-2 cm. Benang sari banyak, dengan panjang sampai 3,5 cm. Panjang tangkai putik berkisar antara 3-4,5 cm.

Buah bertipe buni, berbentuk bulat sampai menjorong, dengan garis tengah 5-8 cm, merah tua, kuning- keunguan, atau keputihan. Daging buah padat, tebal dengan ukuran 0,5-2,5 cm, berwarna putih, banyak sari buah dan memiliki aroma yang khas, rasa asam manis sampai manis.

Jumlah biji satu, berbentuk bulat kecoklatan dengan diamater 2,5-3,5 cm.

Jambu bol mengandung serat, kalsium, fosfor, vitamin A, tiamin, riboflavin, asam askorbat, dan niacin, dipercaya dapat mengatasi sembelit, diabetes, batuk, sakit kepala, dan radang selaput lendir pada saluran napas.

Biji, kulit kayu, dan daunnya memiliki zat antibiotika dan dapat menurunkan tekanan darah. Kulit batangnya dapat digunakan sebagai obat sariawan, sedangkan kayunya yang keras dan kemerahan cukup baik sebagai bahan bangunan asal tidak kena tanah.

(64)

Jambu Monyet/Mede/Mete

(Cashew apple) Anacardium occidentale L.

B

erasal dari Brazil, jambu monyet berukuran sedang dengan tinggi tanaman men- capai 12 m, tajuk melebar, ber-cabang, dan selalu hijau. Tajuk bisa lebih tinggi dan menyempit, atau rendah

dan melebar, bergantung pada kondisi lingkungan tumbuhnya. Jambu monyet dapat beradaptasi dengan lingkungan yang kering sepanjang perakarannya dapat mencapai air tanah.

(65)

Tanaman berumah satu, ter- kumpul dalam sebuah malai , dengan lebar 15–25 cm. Kelopak berambut dengan ukuran 4–5 mm. Mahkota runcing, kira-kira 1 cm, berwarna putih kemudian merah.

Daun terletak pada ujung ranting.

Helai daun bertangkai, bulat telur terbalik, kebanyakan dengan pangkal meruncing dan ujung membulat, melekuk ke dalam, gundul, berukuran 8–22 × 5–13 cm.

Buah jambu monyet seperti buah pir, berdaging lunak dan berair, berwarna kuning kemerah-merahan.

Buah sebenarnya berupa buah batu yang berbentuk ginjal, kulitnya

keras, dengan warna abu-abu. Jambu monyet mengandung tanin dan kardol yang bermanfaat sebagai antibakteri.

Jambu monyet dapat digunakan untuk mengurangi risiko diabetes, mengobati disentri dan radang.

Batang tanaman dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan dan barang kerajinan. Kulit batang dapat pula dimanfaat-kan di bidang kesehatan dan industri, antara lain sebagai obat diare dan obat kumur untuk pen-derita sariawan, obat penyamak kulit, bahan batik, bahan tinta, bahan pewarna, bahan perekat, dan obat antingengat.

(66)
(67)

Jeruk Besar/Pomelo (Pummelo)

Citrus maxima Merr.; C. grandis Osbeck.; C. decumana L.

J

eruk besar diduga berasal dari Malaysia yang selanjutnya menyebar ke Indo Cina, Cina Selatan dan Jepang, India, Mediterania dan Amerika. Batang tanaman agak kuat dengan diameter 10-30 cm, berkulit agak tebal, kulit bagian luar berwarna coklat kekuningan, bagian dalam berwarna kuning. Pohon jeruk mempunyai banyak cabang yang terletak saling berjauhan dan merunduk pada bagian ujung. Cabang yang masih muda bersudut dan berwarna hijau, kemudian berbentuk bulat dan berwarna hijau tua.

Jeruk besar dapat tumbuh baik di dataran rendah tropik dengan suhu bulanan rata-rata 25-30°C dan kelembaban 50-85%. Tanaman lebih adaptif pada daerah dengan musim kemarau yang berlangsung 3-4 bulan dan curah hujan tahunan sekitar 1.500-1.800 mm/tahun. Ketinggian tempat yang ideal untuk pertanaman ini tidak lebih dari 400 m dpl. Jeruk pamelo mampu beradapatasi pada berbagai jenis tanah, mulai dari tanah berpasir hingga lempung berat.

Daun tanaman berbentuk bulat telur dan berukuran besar, bagian

(68)

ujung tumpul dan bagian tepi hampir rata, bagian dekat ujung agak berombak. Letak daun terpencar dengan tangkai daun bersayap lebar, warna kekuningan, dan berbulu agak suram.

Bunga bertipe majemuk, tersusun dalam malai yang keluar dari ketiak daun. Bunga berbentuk bintang dengan diameter 1,5-2,5 cm, berwarna putih, dan harum.

Buah berukuran besar dan berkulit tebal, berbentuk bulat atau bola

yang tampak tertekan. Daging buah berwarna putih sampai merah muda atau merah jambu, memiliki tekstur keras sampai lunak, rasa manis sampai sedikit asam, dan berbiji sedikit. Jeruk besar atau jeruk bali mengandung likopen, pectin, flavonoid, dan vitamin C. likopen bermanfaat untuk mencegah ber-bagai penyakit kanker, terutama kanker prostat. Jeruk Bali dapat menurunkan risiko penyakit jantung.

(69)
(70)

dalam, tepinya bergerigi beringgit sangat lemah dengan panjang 3,5-8 cm. Tangkai daun bersayap sangat sempit sampai tidak bersayap dengan panjang 0,5-1,5 cm.

Diameter bunga berkisar antara 1,5-2,5 cm, berkelamin dua, dan daun mahkota berwarna putih. Buah berbentuk bola tertekan dengan panjang 5-8 cm, tebal kulit 0,2-0,3 cm, dan daging buah berwarna oranye.

Buah kaya dengan vitamin C, kalium, serat, antioksidan, dan enzim pembakar lemak. Kalium bermanfaat untuk mengatur tekanan darah dalam tubuh. Kandungan antioksidan berperan memperlambat penuaan (antiaging), meindungi dari berbagai penyakit seperti jantung dan kanker.

Kulit jeruk Citrus reticulata mempunyai berbagai macam senyawa, di antaranya tangeritin dan nobiletin. Tangeritin merupakan senyawa methoxyflavone yang mempunyai potensi sebagai agen antikanker. Nobiletin dapat menghambat induksi kanker kulit, menghambat pertumbuhan sel kanker prostat.

Jeruk Keprok

Citrus reticulata; C. nobilis; C. deliciosa; C. chrysocarpa

J

eruk keprok berasal dari Asia Timur. Tinggi tanaman dapat mencapai 2-8 m dan mampu beradaptasi di daerah kering.

Helaian daun berbentuk bulat telur memanjang, elip atau lanset dengan ujung tumpul, melekuk ke

(71)

Jeruk Nipis (Lime)

Citrus aurantifolia Swingle

J

eruk nipis berasal dari Asia Tenggara. Tanaman memiliki banyak dahan dan ranting, dengan tinggi mencapai 3,5 m, batang berkayu ulet, berduri dan

bertipe majemuk, berbentuk elip dengan pangkal membulat, ujung tumpul, dan tepi beringgit. Panjang daun berkisar antara 2,5-9 cm dan lebar 2-5 cm. Tulang daun menyirip

(72)

Jeruk nipis dapat tumbuh pada daerah dengan ketinggian 200-1.300 m dpl., curah hujan 1.000-1.500 mm/

tahun, suhu berkisar antara 20-30oC, dengan penyinaran sedang.

Bunga berukuran kecil berwama putih, bertipe majemuk/tunggal, tumbuh di ketiak daun atau di ujung batang dengan diameter 1,5-2,5 cm.

Kelopak bunga berbentuk seperti mangkok berbagi 4-5 dengan diameter 0,4-0,7 cm berwama putih kekuningan dan tangkai putik silindris putih kekuningan.

(73)

Daun mahkota berjumlah 4-5, berbentuk bulat telur atau lanset dengan panjang 0,7-1,25 cm dan lebar 0,25-0,5 cm berwarna putih.

Buah biasanya bulat, berwarna hijau atau kuning, diameter 3-6 cm, rasa masam dan agak pahit. Jeruk nipis bisa menyembuhkan berbagai penyakit antara lain ambeien,

amandel, anyang-anyangan, batuk, batuk disertai influenza, bau badan, batu ginjal, difteri, demam, haid tidak teratur, jerawat, radang tenggorokan, dan tekanan darah tinggi. Jeruk nipis juga bermanfaat untuk kecantikan, antara lain membuat kuku jadi cemerlang, rambut halus, lembut dan berkilau, dan dapat menghilangkan ketombe.

(74)

Karamunting

Melastoma malabathricum, M. malabathricum;

Rhodomyrtus tomentosa; Ochthocharis bornensis Bl.

K

aramunting berasal dari India, Cina Bagian Timur sampai Selatan, Hong Kong, Taiwan, Filipina, Malaysia Bagian Selatan dan Sulawesi. Tanaman bertipe perdu berkayu dengan tinggi

mencapai 4 m. Karamunting toleran terhadap cahaya matahari penuh dan genangan, tumbuh pada tempat dengan ketinggian 300 m, jarang ditemukan pada daerah dengan ketinggian 1.300 m dpl.

(75)

bagian atas dihiasi oleh helaian menyerupai kelopak dengan warna yang senada dan bakal buah, memiliki empat sampai enam ruang. Menjelang matang, warna buah yang semula hijau menjadi merah kecoklatan sampai hitam dan dapat dikosumsi.

Buah yang matang berukuran ¾ buah anggur. Kulitnya seperti beludru, tidak licin mengilat, kecuali jika baru tersiram hujan. Buah memiliki biji seperti biji anggur, daging buah terasa lebih berserat, tidak banyak mengandung air, dan rasanya manis.

Buah karamunting banyak mengandung antioksidan dan menunjukkan efek hemostatik dalam saluran pencernaan bagian atas dan melawan metrorrhagia penyebab pendarahan pada wanita.

Buah juga dapat menaikkan tingkat hemoglobin dan jumlah sel darah Letak daun bersilang berhadapan

dan tulang daun berjumlah tiga dari pangkal, berbentuk oval, ujung dan pangkal meruncing, tepi rata, permukaan bagian atas mengilap, sedangkan permukaan bagian bawah kasar karena memiliki rambut-rambut halus, panjang 5-7 cm dan lebar 2-3 cm.

Bunga berwarna merah jambu- ungu, bertipe majemuk dengan kelopak berlekatan, jumlah mahkota

(76)

nisme. Buah karamunting dan ekstrak akarnya menghambat Staphylococcus aureus dan E. coli. Akar Karamunting

juga bisa meningkatkan trombosit, fibrinogen, dan otot kontrak pembuluh darah halus.

(77)

Kedondong (Ambarella)

Spondias dulcis Forst.; S. cytherea Sonn.

K

edondong berasal dari Asia

Selatan dan Asia Tenggara. daerah penghasil kedondong antara lain Karimunjawa (Jepara, Jawa

(78)

Tanaman ini mempunyai batang berkayu, keras dan kuat, tumbuh tegak, percabangan batangnya simpodial, permukaan batang halus berwarna putih kehijauan. Tanaman kedondong memerlukan banyak cahaya, curah hujan 1.000-1.500 mm/tahun, suhu sekitar 30°C dan kelembaban udara sekitar 14%.

Daun bertipe majemuk, bagian terlebar berada di tengah helaian, berbentuk jorong, pangkal daun runcing dan ujungnya meruncing, berwarna hijau, panjang daun 5-8 cm dan lebar 3-6 cm, termasuk daun yang bertulang menyirip dan anak daun berpasangan, tepi daun rata, tata letak daun menyebar, permukaan daun licin dan mengilat.

Tanaman berbunga majemuk, berbentuk malai dimana ibu

tangkainya bercabang monopodial, panjang 24-40 cm, panjang kelopak bunga ± 5 cm, jumlah benang sari delapan, berwarna kuning, mahkota bunga berjumlah 4-5, berbentuk lanset dan warna bunga putih kekuningan.

Buah bertipe buni, berbentuk lonjong, buah sejati bertipe tunggal berdaging, diameter ± 5 cm dan berserat, buah berwarna hijau kekuningan dengan bobot ± 0,7-1 kg/

buah, biasanya dalam jumlah yang banyak. Buah memiliki biji tunggal yang berserabut.

Buah kedondong dapat dimakan dalam keadaan segar, juga dapat diolah menjadi selai, jeli, dan sari buah. Buah mentah banyak digunakan untuk rujak, sayur, dan acar. Daun mudanya dapat dikukus sebagai lalapan. Buah dan daunnya juga

(79)

dapat dijadikan sebagai pakan ternak.

Daging buah merupakan sumber vitamin C dan zat besi, buah yang belum matang mengandung pektin sekitar 10%. Daun, kulit batang,

dan kulit akar Spondias dulcis juga mengandung saponin, flavonoida, dan tanin. Buah, daun, dan kulit batangnya dapat pula digunakan untuk pengobatan borok, kulit perih, dan luka bakar.

(80)
(81)

Kenitu/Sawo Duren

Chrysophyllum cainito

Pohon selalu hijau dan tumbuh cepat, tinggi tanaman dapat men- capai 30 m, batang berkayu, silindris, tegak, pepagan ber-permukaan kasar berwarna coklat, abu-abu gelap sampai keputihan. Bagian pohon mengeluarkan lateks (getah putih pekat) setelah dilukai.

Kenitu dapat tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian tempat lebih dari 400 m dpl dan di daerah dengan musim kemarau yang jelas.

Tanaman ini tumbuh baik pada hampir semua jenis tanah dan iklim.

Daun tunggal berwarna coklat keemasan karena adanya bulu-bulu halus yang tumbuh, terutama di sisi bawah daun dan di ranting.

Permukaan atas daun berwarna hijau cerah. Letak daun berseling, memencar, berbentuk lonjong sampai bundar telur terbalik dengan ukuran 3-6 x 5-16 cm , panjang tangkai 0,6-1,7 cm.

Bunga terletak di ketiak daun, berupa 5-35 kuntum bunga kecil- kecil bertangkai panjang, berwarna kekuningan sampai putih lem-bayung,

K

enitu berasal dari dataran rendah Amerika Tengah dan Hindia Barat dan telah menyebar ke seluruh daerah tropis.

Di Asia Tenggara, sawo duren banyak terdapat di Filipina, Thailand dan Indocina Bagian Selatan.

(82)

sampai bundar telur, mahkota berbentuk tabung bercuping lima, bundar telur, dengan panjang hingga 4 mm.

Buah bertipe buni berbentuk bulat hingga bulat telur sungsang, diameter 5-10 cm, kulit buah licin mengilap, berwarna coklat ke-unguan atau hijau kekuningan sampai keputihan. Kulit agak tebal, liat, banyak mengandung lateks dan tidak dapat dimakan.

Daging buah berwarna putih atau keunguan, lembut dan banyak mengandung sari buah, rasa manis, membungkus endokarp berwarna

putih yang terdiri dari 4-11 ruang yang bentuknya mirip bintang jika dipotong melintang. Biji berjumlah 3-10 butir, berbentuk pipih agak bulat telur, berwarna coklat muda sampai hitam keunguan, keras berkilap.

Rebusan daunnya dapat me- nyembuhkan diabetes dan rematik dan pepagannya (kulit kayu) dapat dijadikan obat kuat dan obat batuk.

Pohon kenitu kerap digunakan sebagai tanaman hias dan peneduh di taman dan pinggir jalan. Kayunya cukup baik unttuk bahan bangunan.

(83)

Kepel/Burahol

(Stelechocarpus burahol )

K

epel atau burahol adalah tanaman buah meja yang merupakan flora spesifik Daerah Istimewa Yogyakarta. Buah kepel digemari oleh putri kraton Jawa karena dapat membuat keringat

Pohon tegak, daun tidak rontok serentak, tinggi tanaman mencapai 25 m. Tajuknya teratur berbentuk kubah meruncing ke atas dengan percabangan mendatar atau agak mendatar. Diameter batang utama

(84)

secara khas tertutup oleh banyak benjolan yang besar. Daun berbentuk lonjong-jorong sampai bundar-telur/

lanset, berukuran 12-27 cm × 5-9 cm, berwarna hijau gelap, tidak berbulu, dan panjang tangkai daun 1,5 cm.

Bunga berkelamin tunggal, awalnya berwarna hijau, kemudian berubah menjadi keputih-putihan, muncul pada tonjolan-tonjolan di batang. Bunga jantan terletak pada batang sebelah atas dan pada cabang-

cabang yang lebih tua, berkumpul 8-16 kuntum dengan diameter 1 cm. Bunga betina hanya terdapat di pangkal batang dengan diameter 3 cm.

Tipe buah kepel mirip buah buni, panjang tangkai buah 8 cm, buah yang matang berbentuk hampir bulat, berwarna kecoklat-coklatan, dengan diameter 5-6 cm, perikarp berwarna coklat, berisi sari buah, dan dapat dimakan. Biji berbentuk menjorong, berjumlah 4-6 butir dan panjang sekitar 3 cm. Bobot segar buah berkisar antara 62-105 g, bagian yang dapat dimakan 49% dan volume biji 27% dari bobot buah segar.

Kepel tumbuh liar pada tanah lembap dan dalam, di hutan-hutan sekunder di Jawa. Tanaman tumbuh pada ketinggian hingga 600 m dpl.

Curah hujan yang diperlukan adalah 2.500-3.000 mm per tahun dengan 5-6 bulan kering dan suhu 22-32oC.

(85)

Lengkeng (Longan)

Dimocarpus longan Lour.; Euphoria longan Steud.;

E. longana Lam.; Nephelium longan Cambess.

L

engkeng berasal dari daratan Asia Tenggara, tinggi tanam- an dapat mencapai 40 m dan diameter batang 1 m. Lengkeng cocok ditanam di dataran dengan ketinggian 200-600 m dpl yang bertipe iklim basah, dan musim kering tidak lebih dari 4 bulan, curah hujan 1.500-3.000 mm per tahun dengan 9-12 bulan basah dan 2-4 bulan kering.

Tanaman lengkeng berdaun majemuk dengan 2-4 (-6) pasang anak daun. Panjang tangkai daun 1-20 cm, tangkai anak daun 0,5-3,5 cm. Anak daun bulat memanjang, dengan panjang 1-5 kali lebarnya, bervariasi antara 3-45 × 1,5-20 cm.

Bunga umumnya terletak di ujung tanaman dengan panjang 4-80 cm.

(86)

Buah berbentuk bulat, berwarna coklat kekuningan, hampir gundul, licin, berbutir-butir, berbintil kasar atau beronak, bergantung pada jenisnya. Daging buah tipis ber-warna putih dan agak bening. Pembungkus biji berwarna coklat kehitaman, mengilat.

Daging buah mengandung sukrosa, glukosa, protein, lemak, vitamin A dan B, asam tartarik dan fitokimia lainnya.

Kombinasi dari senyawa fitokimia berguna untuk mengendurkan syaraf sehingga memberikan efek penenang dan berkhasiat mengatasi gelisah, susah tidur, menyehatkan dan meredakan jantung berdebar keras.

Disarankan untuk dikonsumsi oleh orang-orang yang dalam pemulihan stamina sehabis sakit karena dapat memper-kuat limpa, meningkatkan produksi darah merah, menambah nafsu makan dan menambah tenaga.

Buah lengkeng juga menyehat- kan usus dan memperbaiki proses penyerapan makanan, melancarkan buang air kecil, mengatasi cacingan, mengobati sakit kepala, keputihan dan hernia. Akar pohon lengkeng berkhasiat sebagai peluruh kencing dan melancarkan sirkulasi darah.

Daun lengkeng berkhasiat sebagai antiradang dan peredam demam. Bijinya berguna untuk menghilangkan rasa sakit dan meng-hentikan pendarahan. Biji me- ngandung senyawa saponin yang dapat menghasilkan busa dalam jumlah banyak sehingga dimanfaat- kan sebagai bahan pembuat shampo pencuci rambut.

(87)

Mangga (Mango)

Mangifera indica

M

angga berasal dari India dan telah menyebar ke Asia Tenggara. Tinggi tanaman dapat berkisar antara 10-40 m, batang tumbuh tegak, bercabang agak kuat dengan daun-daun lebat membentuk tajuk seperti kubah, oval atau memanjang dengan diameter sampai 10 m.

Tanaman mangga umumnya tumbuh di daerah dengan musim kering selama 3 bulan. Masa kering

basah, tanaman mendapat banyak serangan hama penyakit dan mengalami gugur buah jika bunga muncul pada saat hujan. Mangga yang ditanam di dataran rendah dan menengah pada ketinggian 0-500 m dpl menghasilkan buah yang lebih baik dengan jumlah yang lebih banyak daripada di dataran tinggi.

Buah yang matang dimakan dalam keadaan segar atau sebagai campuran es, dalam bentuk irisan

(88)

diolah sebagai manisan, irisan buah kering, dikalengkan dan lain-lain. Di berbagai daerah di Indonesia, mangga (tua atau muda) yang masam kerap dijadikan campuran sambal atau masakan ikan dan daging.

Daun berjenis tunggal, terletak menyebar tanpa daun penumpu.

Panjang tangkai daun bervariasi antara 1,25-12,5 cm, bagian pangkalnya membesar dan pada sisi sebelah atas terdapat alur. Helai daun bervariasi namun kebanyakan berbentuk jorong sampai lanset, berukuran 2-10 × 8-40 cm, agak liat seperti kulit, berwarna hijau tua berkilap, berpangkal lancip dengan tepi daun bergelombang dan ujung lancip, dan memiliki 12-30 tulang daun sekunder.

Daun yang masih muda biasanya bewarna kemerah-an, keunguan atau kekuningan; yang kemudian akan

berubah pada bagian permukaan sebelah atas menjadi hijau mengilat, sementara bagian permukaan bawah berwarna hijau muda.

Teknologi top working dapat digunakan untuk memperbaiki tanaman tua yang sudah tidak produktif, baik dengan cara menata kanopi baru atau mengganti dengan varietas baru yang lebih komersial.

Bunga-bunga dalam karangan berkelamin campuran, ada yang jantan dan hermaprodit. Panjang bunga 6-8 mm. Bunga mangga bertangkai pendek dan berbau harum. Kelopak bunga biasanya bertajuk lima dan mahkota bunga terdiri atas lima daun bunga, kadang-kadang 4-8. Warna bunga kuning pucat, pada bagian

(89)

tengah terdapat 3-5 garis timbul berwarna ketuaan. Bagian tepi daun mahkota berwarna putih. Pada waktu akan layu, warna mahkota bunga berubah menjadi kemerahan.

Benang sari berjumlah lima buah, tetapi yang subur hanya satu atau dua buah sedangkan yang lainnya steril.

Benang sari yang subur biasanya hampir sama panjang dengan putik, sekitar ± 2 mm, sedangkan yang steril lebih pendek. Kepala putik berwarna kemerah-merahan dan akan berubah menjadi ungu pada saat kepala sari

Bentuk tepung sari biasanya bulat panjang, ± 20-35 mikron.

Buah mangga termasuk jenis buah batu yang berdaging dengan ukuran dan bentuk berubah-ubah, bergantung pada macam dan varietas, mulai dari bulat, bulat telur hingga lonjong memanjang. Panjang buah berkisar antara 25-30 cm. Pada ujung buah terdapat bagian yang runcing yang disebut paruh. Di atas paruh terdapat bagian yang membengkok yang disebut sinus, yang dilanjutkan ke bagian perut. Kulit buah agak tebal

(90)

Golek 229 Swarnarika Gandik 429

Malaba Podang Urang Gedong

Garifta Gading Garifta Orange Garifta Kuning

Arumanis 157 Dugur 141 Bangalora

(91)

Manggis (Mangosteen)

Garcinia mangostana L.

M

anggis diyakini berasal Manggis tumbuh lambat dan berakar
(92)

ketinggian 800 m dpl. Curah hujan yang diperlukan 1.500-2.500 mm/

tahun dengan periode basah 6 bulan.

Bunga manggis berwarna hijau pada bagian luar dan kuning ke merahan di bagian dalam, dengan empat kelopak.

Buah berbentuk bulat dengan bobot 75-150 g, kulit buah halus dan tebal berukuran 0,6-1,0 cm, warna buah hijau pucat bila belum matang

dan ungu gelap setelah matang.

Bagian dalam buah berisi 4-8 biji dengan daging buah berwarna putih, rasanya manis keasaman.

Manggis dapat menyembuhkan dan mencegah penyakit kanker, mencegah tumbuhnya sel pada penyakit leukemia, dapat pula mencegah beberapa penyakit yang mematikan seperti diabetes, kanker, arthritis, dan jantung, mengurangi rasa sakit, mengurangi tekanan darah tinggi, melawan radikal bebas. Buah manggis juga bermanfaat untuk melancarkan pencernaan di dalam tubuh karena kaya serat alami, menurunkan kadar kolesterol, mengatasi penyakit batu ginjal dan menambah energi.

(93)

Markisa (Passion Fruit)

Passiflora edulis Sims.

M

arkisa merupakan tanaman

tropis dan subtropis yang dibudidayakan di Sumut, Sumbar, Sulsel, Jabar, Jateng, Yogyakarta, dan

(94)

Markisa berbunga tunggal, bulat, berkelamin dua, terletak di ketiak daun, tangkai bergerigi, panjang

3-4 cm dan berwarna hijau. Benang sari bertangkai, berbentuk tabung, panjang sekitar 6 cm, dan berwarna kuning. Jumlah kelopak lima dan mahkota bunga juga lima berbentuk lonjong dengan permukaan beralur berwarna ungu, jumlah benang sari lima dan putik tiga. Markisa dapat berbunga setiap waktu, namun musim utama di Indonesia terjadi pada bulan Desember/Januari dan Juni.

Buah markisa berbentuk agak bulat lonjong, panjang 4-6 cm. Kulit hijau muda, setelah masak berubah warna menjadi violet. Kulit buah tipis, liat, dan tahan benturan pada saat pengangkutan. Bagian dalam buah

(95)

diliputi oleh lapisan berwarna putih (endocarp) yang mengandung banyak petkin. Buah memiliki banyak biji berwarna hitam dan dibungkus oleh selaput berisi sari buah (juice) yang masam manis dan beraroma harum semerbak.

Markisa, terutama markisa ungu dan konyal, tumbuh pada ketinggian tempat 800-1.500 m dpl dengan kemiringan tidak lebih dari 15% dan jika lebih harus dibuat terasering.

Curah hujan minimal yang diperlukan untuk dapat tumbuh sempurna adalah 1.200 mm per tahun, kelembaban nisbi 80-90%, suhu 20-30°C, tidak banyak angin, dan pH tanah 6,5-7,5.

Markisa banyak mengandung fitokimia yang mampu membunuh sel kanker, kaya vitamin B dan potassium. Markisa berkhasiat menyembuhkan gejala alergi kronis, memulihkan penyakit liver dan ginjal, meningkatkan kekebalan tubuh dan kekuatan antibodi dalam darah.

Markisa juga mampu menyaring, memisahkan, dan mem-buang racun dari dalam tubuh. Selain itu, markisa juga dapat meningkatkan kesegaran kulit tubuh dan merangsang pertumbuhan sel muda pada kulit wajah. Markisa mengandung vitamin C dosis tinggi dan antioksidan.

(96)

Markisa Besar/Erbis

Passiflora quadrangularis L.; Granadilla buto

M

arkisa besar berasal dari Amerika Selatan dan menyebar luas ke dataran r e n d a h t r o p i s . T a n a m a n i n i dibudidayakan dalam skala kecil di Amerika Selatan dan Tengah, Hawaii, Asia Tenggara dan Australia.

Ketinggian tempat yang ideal untuk tanaman erbis adalah 200-500 m

dpl, tanah mengandung banyak bahan organik dan pH 5,5-6,5. Di dataran rendah, terutama dekat permukaan laut, buahnya sedikit, sedangkan di dataran tinggi pertumbuhannya lambat. Untuk dapat tumbuh dengan baik, tanaman ini memerlukan lokasi terbuka meskipun toleran naungan.

Tanaman tidak tahan terhadap kondisi lahan yang tergenang air.

(97)

Bunga bertipe tunggal, bulat, berbentuk mangkok, berkelamin dua (hermaprodit) dan menempel di ketiak daun, tangkai bergerigi, panjang 3-4 cm berwarna hijau, mahkota berbentuk lonjong, permukaannya beralur berwarna ungu, benang sari bertangkai berbentuk tabung dengan panjang ± 6 cm berwarna ungu, kepala sari ber-bentuk silindris dengan panjang ± 6 cm berwarna putih, putik pendek berwarna kuning

dengan kelopak bunga berbentuk lonjong berwarna hijau.

Daun dan batang daun markisa lebar sebagian bercanggap menjari dan sebagian tidak. Batang berkisar antara kecil, langsing, hingga panjang sekali, tumbuh merambat dengan bantuan sulur berbentuk pilin (spiral).

Buah markisa berbentuk lonjong dengan panjang ± 20 cm, diameter ± 15 cm, bobot 3-5 kg, berwarna hijau keputihan. Buah yang sudah masak atau ranum berwarna kekuningan dan beraroma khas buah markisa.

(98)

Daun markisa besar berkhasiat untuk peluruh air seni, kencing nanah, dan buahnya selain untuk sari buah segar (dicampur dengan sirup) juga dapat dimanfaatkan sebagai obat penenang, juga berkhasiat menghilangkan rasa nyeri (analgesik) dan memperkuat paru.

(99)

Mata Kucing/Lengkeng Liar

(Euphoria malesianus)

T

anaman mata kucing berasal dari Asia Tenggara. Keragam- an genetik terbanyak ditemu-

tanaman ini juga ditemukan di Sabah dan Filipina. Tinggi tanaman dapat mencapai 20-30 m dengan bentuk

(100)

Tanaman berdaun majemuk dengan panjang 12-19,5 cm dengan 7-8 anak daun. Panjang tangkai daun berkisar antara 4,4-8,6 cm, panjang anak daun 6,9 -20,1 cm dengan lebar 3,1-7,9 cm, berwarna hijau gelap.

Bentuk anak daun lonjong dengan panjang 2-3 kali lebar. Panjang tangkai anak daun 0,2-0,6 cm.

Bunga muncul pada ujung ranting.

Dalam satu tanaman terdapat bunga jantan, bunga betina, dan bunga hermaprodit. Biasanya hanya bunga hermaprodit yang menjadi buah.

Buah berukuran kecil (diameter 1,5-2 cm), bulat, berwarna coklat berbintik.

Jika dikupas akan kelihatan biji yang besar seperti mata kucing.

<

Referensi

Dokumen terkait

Buah naga merah merupakan salah satu buah yang memiliki kulit bersisik dan tebal menyerupai kulit naga, berwarna merah mencolok dan rasanya segar dapat dimanfaatkan sebagai

Maja merupakan tanaman perdu dengan kulit buah berwarna hijau sebesar bola voli dan memiliki kulit tempurung yang sangat keras, bahkan dua kali lebih keras dari tempurung

LAMPIRAN N Hasil Kromatografi Lapis Tipis Ekstrak Kulit Nanas Dan Sediaan Pembersih ( Cleansing ) Ekstrak Kulit Buah Nanas ( Ananas comosus ) dalam

Kromatogram Lapis Tipis Ekstrak Pekat Lapisan Kloroform Kulit Buah.. Rambutan ( Nephellium lappaceum L.) Sebelum

Buah pepaya yang sudah dipanen dilakukan uji kualitas, yaitu bobot buah, panjang buah, diameter buah, kekerasan kulit buah, kekerasan daging buah, tebal daging buah, jumlah

Dari penelitian ini tidak ditemukan hibrida yang memiliki sekaligus tiga karakter kriteria unggul, yaitu bobot buah sedang, TSS tinggi, dan kulit buah agak

Perbedaan yang sangat nyata terdapat pada peubah panjang, diameter, bobot buah, bobot kulit buah, bobot daging buah, bobot biji, bobot 100 biji, jumlah biji,

Buah dari bunga betina yang diserbuki polen genotipe IPB 3, IPB 4, dan IPB 9 memiliki diameter buah, tebal daging buah minimum, bobot buah utuh, bobot daging buah, bobot kulit