KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
Pekerjaan Lanjutan Pembangunan Kawasan Sisi Darat Jalan Akses
Termasuk Pagar Pengaman
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan sarana dan prasarana perhubungan baik darat, laut maupun udara merupakan upaya mewujudkan dan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa serta pemerataan hasil-hasil pembangunan keseluruh wilayah Indonesia demi tercapainya wawasan nusantara dan ketahanan nasional.
Sub sektor perhubungan udara memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan kondisi tersebut. Dilihat dari jangkauan dan kemampuan secara ekonomis dan cepat ke berbagai daerah pada kondisi geografis yang terdiri atas pulau-pulau. Upaya membangun dan mengembangkan bandar udara merupakan upaya menyediakan sarana dan prasarana yang mampu menampung semua kegiatan operasional bandar udara.
Peranan bandar udara semakin meningkat karena pengembangan sektor lain yang akan semakin memerlukan dukungan dari keberadaan bandar udara, peningkatan prasarana diwujudkan dalam kegiatan pembangunan di bandar udara, yang harus ditindaklanjuti dengan pengawasan pekerjaan sesuai dengan quantity dan quality berdasar gambar dan spesifikasi teknis yang telah ditetapkan.
1.2 Maksud dan Tujuan
Pekerjaan Jasa Pengawasan ini adalah untuk membantu Unit Penyelenggara Bandar Udara Tampa Padang Mamuju untuk pengawasan pelaksanaan konstruksi di Unit Penyelenggara Bandar Udara Tampa Padang Mamuju.
Maksud pelaksanaan pekerjaan pengawasan adalah melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan pekerjaan fisik sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan.
Tujuan pelaksanaan pekerjaan pengawasan ini adalah agar kegiatan pembangunan dapat terlaksana dengan baik, memenuhi persyaratan keselamatan operasi penerbangan, tercapai kualitas dan kwantitas pekerjaan sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.
1.3 Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai pada Pelaksanaan Pekerjaan Lanjutan Pengawasan Sisi Darat Bandar Udara pada Unit Penyelenggara Bandar Udara Tampa Padang Mamuju adalah :
a) Pekerjaan Lanjutan Pembangunan Kawasan Sisi Darat Jalan Akses Termasuk Pagar Pengaman
b) Pelaksanaan pekerjaan konstruksi dapat diawasi dengan baik dan dilaksanakan sesuai dengan dokumen RKS dan Gambar.
c) Kualitas pekerjaan konstruksi sesuai dengan persyaratan yang ditentukan, sehingga umur konstruksi dapat lebih optimal.
d) Kwantitas pekerjaan konstruksi sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan, e) Tersedianya administrasi dokumen pengawasan pelaksanaan pekerjaan,
e) Hasil pembangunan prasarana dan sarana Fasilitas Bandar Udara dapat menjadi lebih memadai.
1.4 GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN KONDISI EKSISTING BANDAR UDARA TAMPA PADANG MAMUJU – PROVINSI SULAWESI BARAT
A. Keadaan Geografis Mamuju Provinsi Sulawesi Barat
Provinsi Sulawesi Barat yang beribukota di Mamuju terletak antara 00 12’- 30 38’00’’
Lintang Selatan/South Latitude dan 1180 43’15’’ - 1190 54’3’’ Bujur Timur/East Longitude, Provinsi Sulawesi Barat wilayahnya berbatasan dengan :
• Sebelah Utara : Sulawesi Tengah
• Sebelah Timur : Sulawesi Selatan
• Sebelah Barat : Selat Makassar
• Sebelah Selatan : Sulawesi Selatan
Luas wilayah Provinsi Sulawesi Barat tercatat 810,405 Km2 yang meliputi 5 (lima) Kabupaten, dimana Kabupaten Polewali Mandar dengan luas wilayah 2,022 Km2, Kabupaten Mamasa dengan luas wilayah 2,985 Km2, Kabupaten Mamuju Utara dengan luas wilayah 3,044 Km2, Kabupaten Majene 948 Km2, dan Kabupaten Mamuju 8,222 Km2. Kabupaten Mamuju adalah kabupaten terluas. Luas kabupaten tersebut 48% dari seluruh wilayah Provinsi Sulawesi Barat. Sementara kabupaten Majene adalah Kabupaten terkecil dengan luas wilayah 948 Km2.
Gambar 2.1 Peta Lokasi Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat
Faktor yang paling berpengaruh terhadap pelayanan kesehatan adalah masih banyaknya daerah yang sulit dijangkau yang disebabkan oleh medan yang berat karena melalui sungai, pulau terpencil yang harus ditempuh 2-3 hari dan ada juga daerah pegunungan yang harus dilewati dengan kuda. Disamping itu masih ada sekelompok masyarakat yang sukar berinteraksi dengan dunia luar dan menutup diri dari perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan termasuk intervensi pelayanan kesehatan ke daerah mereka seperti pelayanan imunisasi, pentingnya hidup bersih dan sehat, pemeriksaan ibu hamil, bayi dan balita dan pelayanan kesehatan lainnya.
B. Topografi
Wilayah Provinsi Sulawesi Barat terdiri atas dataran tinggi dan rendah. Di Sulawesi Barat terdapat 193 buah gunung dan yang tertinggi adalah Gunung Ganda Dewata dengan ketinggian 3.037 meter diatas permukaan laut. Gunung ini berdiri tegak di Kabupaten Mamuju. Umumnya ditiap Kabupaten memiliki beberapa perbukitan dan pegunungan yang berpotensi dijadikan cadangan untuk ekosistem guna mendukung pembangunan berwawasan lingkungan, juga memiliki garis pantai yang merupakan daerah dataran rendah yang berpotensi untuk pengembangan pertanian, perkebunan
dan perikanan darat dan laut seperti di Kabupaten Mamuju, Kabupaten Polewali Mandar dan Kabupaten Majene.
Jumlah sungai yang mengalir di Wilayah Sulawesi Barat tercatat sekitar 8 aliran sungai, dengan jumlah aliran yang terbesar di Kabupaten polewali Mandar, yakni 5 aliran sungai. Sungai terpanjang tercatat ada dua yaitu sungai yakni Sungai Saddang yang mengalir meliputi Kabupaten Tana Toraja, Enrekang, Pinrang dan polewali Mandar serta Sungai Karama di Kabupaten Mamuju. Panjang kedua sungai tersebut masing-masing 150 km.
C. Iklim
Suhu udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya tempat tersebut dari permukaan air laut dan jaraknya dari pantai. Pada tahun 2008 suhu udara maksimum terjadi di Stasiun Meteorologi Kabupaten Majene, yaitu sebesar 34,2°C , sedangkan suhu udara minimum yaitu sebesar 22,4°C.
Provinsi Sulawesi Barat mempunyai kelembaban udara relative tinggi, dimana pada tahun 2008 rata-rata berkisar antara 76,5 persen sampai 82,8 persen. Sedangkan kecepatan angin hampir diseluruh wilayah kabupaten di Sulawesi Barat umumnya merata setiap bulannya, yaitu berkisar 5 km/jam hingga 14 km/jam. Data suhu minimum dan maksimum serta posisi Stasiun Pengamatan, arah dan kecepatan angin serta kelembaban udara selengkapnya disajikan pada tabel berikut ini :
Dengan Kelembaban udara yang relative tinggi dan adanya 2 musim yaitu musim hujan dan musim kemarau menjadikan daerah ini masih sering terjadi penyakit- penyakit yang berbasis lingkungan seperti DBD, Malaria, TBC, ISPA, diare dan peyakit lainnya.
D. Kondisi Eksisting Bandar Udara Tampa Padang Mamuju Kondisi Eksistiing Bandar Udara Tampa Padang Mamuju : 1. Dimensi Runway : 2.500 m x 45
2. Orientasi : 05 – 23
3. Pesawat terbesar : Boeing 737 – 900 ER 4. Konstruksi Perkerasan : PCN
5. Elevasi : ± 16,4 FT (MSL)
6. Letak Koordinat : 11901’44.51”BT ; 2035’15.45”LS
1.5 Dasar / Acuan Peraturan Perundang-Undangan
Dasar / Acuan peraturan perundang-undangan dalam pekerjaan pengawasan pembangunan / peningkatan Fasilitas Sisi Udara di Bandar Udara mengacu pada :
a. Undang – Undang
1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan.
2. Undang-undang Nomor 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi.
b. Peraturan Pemerintah
1. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan ( Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4075 )
2. Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2001 tentang Kebandarudaraan (Lembaran Negara Tahun 2001 tentang 2001 Nomor 128, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4146)
3. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah beserta perubahan – perubahannya.
4. Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah.
c. Keputusan Menteri dan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara
1. Keputusan Menteri Perhubungan nomor 44 Tahun 2002, tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional.
2. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 47 Tahun 2002, tentang Sertifikasi Operasi Bandar Udara.
3. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 48 Tahun 2002, tentang Penyelenggaraan Bandar Udara Umum.
4. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 22 Tahun 2002, tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil ( CASR ).
5. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP/161/IX/03 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan / Perancangan Landasan Pacu, Taxiway, Apron pada Bandar Udara.
6. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP/347/XII/1999 tentang Standar Rancang Bangun dan / atau Rekayasa Fasilitas dan Peralatan Bandar Udara.
7. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP 003/I/2005 tentang Pedoman Teknis Perancangan Rinci Konstruksi Landas Pacu, Landas Hubung, Landas Parkir pada bandar Udara di Indonesia.
8. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : KP 262 Tahun 2017 tentang Standar teknis dan Operasional Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 (Manual of Standard CASR-PART 139) Volume Bandar Udara (AERODROME).
9. Standar dan Spesifikasi yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Departemen Perhubungan RI yang relevan.
10. Standar Nasional Indonesia ( SNI ).
11. Standar Industri Indonesia ( SII ).
12. Peraturan dan Standar lain yang relevan.
d. Standar Internasional 1. ICAO Annex 14.
2. Aerodome Desaign manual ( Doc 9157 ), terdiri dari : a. Part 1 – Runways
b. Part 2 – Taxiways, Aprons and Holding Bays c. Part 3 – Pavements
3. FAA Advisory Circular Nomor 159/5320-6C, ”Airport Pavement Desaign and Evaluation”.
4. FAA Advisory Circular Nomor 150/5320-5B, ”Airport Drainage”.
5. American Standard Testing Material ( ASTM ).
6. ASHTO
7. Dan Standard lainnya yang relevan dengan jenis pekerjaan.
1.6 Nama dan Organisasi Pengguna Jasa
Pengguna Barang / Jasa adalah Pejabat Pembuat Komitmen – Unit Penyelenggara Bandar Udara Tampa Padang Mamuju, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan.
1.7 Sumber Dana
Sumber dana yang akan digunakan sebagai pembiyaan pekerjaan ini berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2023/2024.
BAB II
LINGKUP PEKERJAAN
2.1 Lingkup Pekerjaan.
Lingkup kegiatan Pekerjaan Lanjutan Pembangunan Kawasan Sisi Darat Jalan Akses Termasuk Pagar Pengaman Bandar Udara Tampa Padang Mamuju pada Unit Penyelenggara Bandar Udara Tampa Padang Mamuju mencakup hal-hal sebagai berikut : a. Pekerjaan Persiapan
Melengkapi fasilitas kerja dan peralatan sesuai dengan dokumen dalam kontrak;
Menyampaikan nama personil konsultan yang ditempatkan di lapangan sesuai dengan data kontrak;
Inventarisasi data dan informasi terkait yang meliputi data kontrak, RKS, gambar, temperatur dan kelembaban udara tiap bulan dalam satu tahun penuh, harga satuan barang dan jasa setempat, data-data infrastruktur dan data-data lainnya yang diperlukan;
Inventarisasi data lapangan dan membandingkan korelasinya dengan data yang tertera dalam kontrak pekerjaan fhisik;
Menyusun program kerja dan metode pengawasan di lapangan.
b. Pekerjaan Pengawasan meliputi :
Pekerjaan Pekerjaan Lanjutan Pembangunan Kawasan Sisi Darat Jalan Akses Termasuk Pagar Pengaman
Melakukan koordinasi dengan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Unit Penyelenggara Bandar Udara Tampa Padang Mamuju dan Instansi Teknis terkait lainnya yang dibutuhkan;
Meneliti usulan pelaksana yang menyangkut usulan tenaga inti dan peralatan sesuai kontrak;
Meneliti usulan pelaksana yang menyangkut rencana kerja, time schedule dan metode pelaksanaan;
Memberikan pengarahan dan petunjuk tentang sfesifikasi teknis dan gambar pekerjaan yang akan dilaksanakan;
Mengawasi dan menyetujui pekerjaan pengukuran awal, selama masa pelaksanaan dan pengukuran akhir selesai pekerjaan;
Meneliti volume pekerjaan hasil pengukuran yang disampaikan pelaksana dan menyiapkan rekomondasi apabila terjadi pekerjaan tambah kurang, sehingga perubahan kontrak yang diperlukan dapat dibuat secara optimal dengan mempertimbangkan aspek teknis, kondisi lapangan serta dana yang tersedia;
Meneliti usulan pelaksana tentang shop drawing dan as build drawing;
Mengawasi pengujian material yang akan dipergunakan dalam pelaksanaan dan pengujian terhadap pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam RKS.
Mengawasi seluruh pekerjaan konstruksi secara terus menerus di lapangan berdasarkan kontrak sehingga tercapai kwalitas pekerjaan yang sesuai sfesifikasi.
Mengawasi seluruh volume pekerjaan konstruksi di lapangan sehingga tercapai kwantitas pekerjaan sesuai dengan kontrak.
Mengawasi pengendalian waktu agar pelaksanaan konstruksi dapat diselesaikan sesuai jadwal waktu pelaksanaan.
Menyusun laporan mingguan yang memuat tentang kegiatan yang dilaksanakan selama kurun waktu 1 (satu) minggu, laporan kemajuan pekerjaan, kendala dan pemecahannya apabila ada.
Menyusun laporan mingguan yang memuat tentang rangkuman kegiatan yang dilaksanakan selama kurun waktu 1 (satu) bulan, laporan kemajuan pekerjaan kendala dan pemecahannya apabila ada.
Melakukan evaluasi akhir pekerjaan dan merangkum seluruh hasil pelaksanaan pekerjaan.
c. Pengawasan pekerjaan fisik meliputi :
Pekerjaan persiapan yang mencakup pengawasan pembuatan direksi keet, mobilisasi peralatan, mobilisasi tenaga ahli, rencana kerja, pengukuran, pengujian laboratorium dan administrasi kegiatan.
Pekerjaan pembuatan Jalan akses kawasan siis darat darat yaitu menyiapkan perkerasan jalan sesuai dengan speseifikasi teknis termasuk pembuatan paving pedestrian jalan.
d. Sistem pelaporan :
Rencana Mutu Kontrak (RMK) rangkap 3 (tiga) yang disampaikan paling lambat 7 (hari ) hari setelah Penandatangan Kontrak dan/atau diserahkan untuk dibahas dan disahkan pada saat pelaksanaanPree Construction Meeting (PCM),
Laporan bulanan rangkap 3 (tiga) masing-masing paket yang disampaikan selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setiap akhir bulan,
Laporan akhir rangkap 3 (tiga) diserahkan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja setelah akhir masa kontrak.
Laporan Akhir mencakup : - Laporan Utama
- Laporan quality control / kualitas pekerjaan (Hasil Uji Lab., dll), - Gambar shop drawing dan as build drawing,
- HD Ekternal Kapasitas 250 GB yang berisikan seluruh laporan tersebut di atas,
- Dokumentasi Pelaksanaan Konstruksi dalam bentuk Video pekerjaan dimasukkan ke dalam Hardisk Eksternal atau USB sebanyak 2 buah.
- Dokumentasi Pelaksanaan Konstruksi dalam bentuk Album Photo sebanyak 3 Album
2.3 Hasil yang diharapkan
Hasil yang diharapkan dari kegiatan pekerjaan pengawasan fasilitas sisi udara dan bangunan termasuk saluran adalah sebagai berikut :
a. Tercapainya hasil pelaksanaan pekerjaan konstruksi sesuai dengan persyaratan teknis;
b. Tersedianya laporan kualitas dan kwantitas pekerjaan;
c. Tersedianya laporan akhir pekerjaaan;
d. Meningkatkan daya dukung fasilitas sisi udara dan darat untuk kebutuhan operasi penerbangan.
2.4 Fasilitas Kerja dan Peralatan
Untuk memenuhi persyaratan pekerjaan sehingga dapat dihasilkan keluaran hasil pekerjaan yang baik, fasilitas yang harus dipenuhi :
a. Fasilitas Mess dan Kantor
Penyedia Jasa harus menyediakan fasilitas Mess Tenaga Ahli yang merangkap Kantor dengan ketentuan :
Memiliki kamar tidur yang cukup dilengkapi fasilitasnya sebagai mess tenaga ahli.
Memiliki 1 ruangan yang digunakan untuk kantor kerja dan ruang rapat.
Memiliki listrik PLN yang cukup.
Memiliki kamar mandi yang cukup dan instalasi air PDAM.
Lokasi strategis, dapat dilalui kendaraan roda 4 dan terjangkau dari lokasi pekerjaan pengawasan.
Kantor kerja harus memiliki jaringan telekomonikasi telepon dan internet b. Peralatan dan fasilitas komunikasi:
Seluruh personil diberikan tunjangan pulsa handphone untuk memudahkan sistim koordinasi,
Kantor kerja harus dilengkapi mobiler yang cukup berupa meja kerja, kursi kerja, meja rapat, white board dan kursi tamu,
Peralatan kerja dilengkapi Laptop, computer, printer ukuran kertas A3, kamera digital,
Penyiapan alat tulis kantor, kertas, tinta komputer, foto copy dan lain-lain dilengkapi sesuai dengan kebutuhan pekerjaan pengawasan,
c. Transportasi
Untuk kelancaran transportasi dibutuhkan :
Kendaraan operasional roda 4 (empat) sebanyak 1 (Satu) unit.
Kendaraan operasional roda 2 (dua) sebanyak 1 (Satu) unit.
2.5 Kebutuhan Tenaga Ahli
Untuk kebutuhan tenaga ahli melaksanakan pekerjaan pengawasan ini, Penyedia jasa harus melengkapi kebutuhan tenaga dengan kwalifikasi sesuai persyaratan. Penyedia jasa tidak dibenarkan mengganti tenaga yang diusulkan dalam usulan teknis dan ditetapkan dalam kontrak tanpa persetujuan pengguna jasa. Dalam kondisi terpaksa atas persetujuan pengguna jasa dapat dilakukan penggantian maksimum 20% (dua puluh persen) dari yang diusulkan dengan syarat kualifikasi minimal sama.
Untuk pelaksanaan pelaksanaan pekerjaan pengawasan ini dibutuhkan tenaga ahli dengan bidang keahliannya dan pengalaman kerja sebagai berikut :
a) Tenaga Ahli
i) Ketua Tim/Team leader (1 Org) dengan persyaratan :
Pendidikan Sarjana Teknik Sipil Minimal Strata 1 (S1),
Pengalaman kerja minimal 4 tahun (dihitung dari CV Tahun Kerja),
Pengalaman kerja minimal 3 Tahun pada pengawasan pekerjaan Jalan,
Pernah menjadi Team Leader pekerjaan pengawasan bandara fasilitas sisi udara atau darat minimal 5 (lima) paket kegiatan,
Memiliki KTA, NPWP dan SKA Ahli Muda Teknik Jalan, b) Tenaga Pendukung
Tenaga pendukung yang terdiri dari :
Inspector (1 Org), Pendidikan minimal SMK Teknik Sipil atau Arsitektur, pengalaman 3 tahun dan pernah menjadi Inspector pada pekerjaan pengawasan bandara fasilitas sisi udara atau darat minimal 3 (tiga) paket kegiatan.
2.6 Jangka Waktu Pelaksanaan
Waktu Pelaksanaan untuk menyelenggarakan Pekerjaan Lanjutan Pembangunan Kawasan Sisi Darat Jalan Akses Termasuk Pagar Pengaman Bandar Udara Tampa Padang Mamuju pada Unit Penyelenggara Bandar Udara Tampa Padang Mamuju ini adalah sama dengan waktu kontrak pelaksanaan konstruksi yaitu 14 bulan. Waktu pelaksanaan terhitung sejak dikeluarkannya Surat perintah Mulai Kerja.
BAB III
PEMAHAMAN DAN TANGGAPAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
3.1 PEMAHAMAN TERHADAP KERANGKA ACAUAN KERJA (KAK)
Penyedia jasa diharapkan memberikan pemahaman terhadap kerangka acuan kerja (KAK) agar dapat memahami lingkup kerja jasa konsultasi dan juga aspek utama dari kegiatan Pengawasan Pekerjaan Lanjutan Pembangunan Kawasan Sisi Darat Jalan Akses Termasuk Pagar Pengaman pada Unit Penyelenggara Bandar Udara Tampa Padang Mamuju.
3.2 TANGGAPAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
Berdasarkan pemahaman penyedia jasa, penyedia jasa dapat menyampaikan tanggapan terhadap kerangka acuan kerja (KAK) dalam rangka pencapaian sasaran.
BAB IV
PELAKSANAAN PEKERJAAN
4.1 Pendekatan terhadap Permasalahan
Bandar udara merupakan prasarana angkutan udara untuk melayani pergerakan arus penumpang dan barang secara lancar, aman dan cepat dengan tetap memenuhi persyaratan dan ketentuan yang sudah dikeluarkan baik peraturan-peraturan dalam negeri maupun peraturan internasional. Dalam upaya penyediaan prasarana angkutan udara (bandar udara) tersebut, Konsultan Pengawas harus memahami dan memperhatikan secara detail persyaratan teknis yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dalam perencanaan, perancangan / rekayasa dan pembangunan / peningkatan fasilitas sisi udara bandar udara sehingga Konsultan Pengawas dapat melakukan koreksi terhadap kesesuaian dokumen dalam gambar dengan kondisi lapangan yang selanjutnya dilakukan inovasi dalam pembuatan gambar detail dan desain pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan dengan baik dan benar.
4.2 Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan teknis dan administrasi harus dilakukan oleh Konsultan Pengawas sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, meliputi langkah-langkah yang akan dilakukan berupa penyusunan rencana kerja yang mencakup :
a. Membuat program kerja yang berisi uraian kegiatan pekerjaan, Jadwal pelaksanaan (Time Schedulle), Susunan tenaga ahli yang akan dilibatkan dalam pelaksanaan pekerjaan, Perlengkapan / peralatan yang akan dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan.
b. Mengumpulkan data-data yang menyangkut dokumen pelaksanaan kegiatan, data kondisi lapangan, data cuaca, data infrastruktur di sekitar kegiatan, data sosial dan data informasi sekunder lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan.
4.3 Pendekatan Teknik
Dalam melaksanakan kegiatan pekerjaan pengawasan konstruksi fasilitas sisi udara, penyedia jasa perlu melakukan pendekatan teknis yang membutuhkan integrasi di berbagai bidang dan tingkat keahlian yang benar - benar berkualitas. Selain itu juga Konsultas Pengawas harus dapat berkoordinasi dengan pelaksana kegiatan sehingga menghasilkan presepsi yang sama dalam melaksanakan kegiatan.
4.4 Pekerjaan Pengawasan Konstruksi Prasarana Bandar Udara Pekerjaan pengawasan yang dilaksanakan meliputi :
1. Pengawasan Test Laboratorium sesuai dengan kebutuhan yang tercantum dalam sfesifikasi.
2. Pengawasan pengukuran awal dan akhir sesuai dengan gambar rencana.
3. Pengawasan Pekerjaan Tanah,
4. Pengawasan Pekerjaan Tanah Sub Grade.
5. Pengawasan Pekerjaan Subbase.
6. Pengawasan Pekerjaan Agregrat Base.
7. Test Pendahuluan Material Hotmix ( Agregrat, Aspal dan JMF ) 8. Pengecekan Peralatan AMP.
9. Pengawasan Pekerjaan Hotmix.
10. Pengawasan Pekerjaan Marking 11. Pengawasan administrasi kegiatan.
12. Penjelasan Spesifikasi.
13. Pengawasan Quality dan Quantity Pekerjaan.
14. Justifikasi Perubahan Pekerjaan apabila dibutuhkan.
Standarisasi dari Syarat-syarat pengawasan mengacu pada tabel pengawasan pelaksanaan pekerjaan dibawah ini.
TABEL PENGAWASAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
TABEL 1 : TEST LABORATORIUM / PENELITIAN PENDAHULUAN
NO JENIS PEKERJAAN PERSYARATAN TEST FREKWENSI KET
I PEKERJAAN TANAH
1 Analisa Saringan Sesuai Spefikasi 2 Klasifikasi Tanah GW, GP, GM, GC, SW,
SP, SM 3 Atterberg Limit - Batas cair : 0 – 45%
- Batas Plastis : - - Plastis Indeks :6%
4 Modified Proctor 5 CBR Laboratorium
- 100 %d max - 95 %d max
II PEKERJAAN SUB BASE
1 Analisa Saringan Sesuai spesifikasi Ø maks 3 ” 2 Modified Proctor
3 Sand Equivalent > 95 %
4 Kotoran Organik < 8 %
5 Percobaan Homogenitas campuran pasir & batu pecah
60 % pasir 40 % batu pecah
III PEKERJAAN BASE COURSE
1 Bentuk Agregrate ( Visual ) 75 % terhadap berat mempunyai 2 bidang
pecah, 100 % mempunyai 1 bidang
pecah
1 Test / Quary
2 Analisa Saringan Sesuai spesifikasi Ø maks 3 ”
3 Soundness < 12 %
4 Abration Test ( LA ) < 45 %
IV PEKERJAAN BETON 1. Bahan :
- Semen
SII 0013 – 77 “Semen Portland” atau J1S R 5210 “Portland Cement”
atau AASHTO M 85 (Type I).
Setiap pengiriman maksimum 300 ton disertai sertifikat lulus pengujian dari produsen
2. - Gradasi Agregat AASHTO T 27 1000 m3
3. - Abrasi Agregat < 25% 5000 m3
4. Untuk kelecakan (Workability)
AASHTO T 119 atau JIS A 1101
ASTM C 143 – 71
Setiap 6 – 8 m³ atau setiap kedatangan Truck Mixer
5. Kuat Tekan ASTM C 39 – 71
ASTM C 192 – 69 ASTM C 167 – 71 ASTM 114 – 69
Setiap 12 m³ dibuat minimum 2 benda uji untuk umur beton 7 dan 28 hari 6. Kuat Lentur ASTM C 31, C 31 M Setiap 12 m³
dibuat minimum 2 benda uji untuk umur beton 7 dan 28 hari untuk bandar udara yang
beroperasi pesawat > 28 ton
7. PH Air AASHTO T 26 – 70 1 test / tempat
pengambilan air
8. Tambahan :
- Dengan menggunakan Sclerometer
- Benda Uji Inti Core) Beton
Pada bagian yang di pertanyakan / meragukan.
V PEK.ATB & AC
1 Analisa Saringan Sesuai spesifikasi ATB Ø maks 1 ” WC Ø maks 3/4 ”
2 Sand Equivalent > 95 %
3 Bentuk Batuan (visual) Agregrate mempunyai permukaan pecah minimum 3 sisi, tidak
berbentuk panjang ataupun gepeng
4 Soundness < 9 %
5 Abration Test / LA < 25 %
6 Kotoran Organik < 8 %
7 Asphalt Properties - Penetrasi - Titik Lembek - Titik Nyala - Daktilitas - Berat Jenis - Kelarutan dalam C2HCL3
- Kehilangan Berat TFOT - Kadar Parafin
60 – 70 mm 48 – 56 °C
> 232 °C
> 100 cm 1,01 – 1,06
> 99 %
< 0,2 %
< 2 %
8 Kelekatan aspal dengan batuan
9 Mix Design dengan Metode Marshall
TABEL 2 PENGAWASAN PEKERJAAN TANAH
NO JENIS PEKERJAAN PERSYARATAN
TEST
FREKWENSI KET
I PENELITIAN PENDAHULUAN/
TEST LABORATORIUM
1 Klasifikasi Tanah 1 Test/Quary
2 Analisa Saringan s/d Hidrometer
1 Test/Quary
3 Atterberg Limit PI > 6%
LL < 25 %, 4 Modified Proctor
5 CBR Laboratorium - 100 %d max - 95 %d max
II PENGAWASAN LAPANGAN
1 Asal Quary Harian Untuk
Borrow
2 Kepadatan Lapangan > 95 % 2000 m2
3 Proof Rolling ( 12 T ) Visual
4 Kerataan Permukaan 12 mm/3m
TABEL 3 PENGAWASAN PEKERJAAN TANAH SUB GRADE
NO JENIS PEKERJAAN PERSYARATAN TEST FREKWENSI KET
I PENELITIAN
PENDAHULUAN / TEST LABORATORIUM
1 Klasifikasi Tanah GW, GP, GM, GC, SW, SP, SM
1 Test / Quary 2 Analisa Atterberg Limit PI > 6 %
LL < 25 % 1 Test / Quary
3 Modified Proctor - 1 Test / Quary
4 CBR Laboratorium - 100 %d max - 95 %d max
1 Test / Quary
II PENGAWASAN LAPANGAN 1 Kepadatan Lapangan (sand
cone)
Kedalaman : 0 – 0,3 m > 100%
0,3 m - 1 m > 95%
2000M²/Layer
2 CBR Lapangan 6 % 2000
M²/Layer
3 Proof Rolling (12 T) Visual
4 Ketinggian Peil Permukaan Sesuai Gambar Desain
5 Kerataan Permukaan 12 mm / 3 m -
TABEL 4 PENGAWASAN PEKERJAAN SUB BASE / COMPACTED SAND
NO JENIS PEKERJAAN PERSYARATAN
TEST
FREKWENSI KET
I PENELITIAN PENDAHULUAN / TEST LABORATORIUM
1 Analisa Saringan Max 3 ” 1 Test / Quary
2 Sand Equivalent > 95 % 1 Test / Quary
3 Kotoran Organik < 8 %
4 Percobaan Homogenitas
Campuran Pasir / Batu 60 % pasir
40 % batu pecah 1 Test / Quary II PENGAWASAN LAPANGAN
1 Asal Quary Harian
2 CBR Lapangan > 25 % 2000 M² / Layer
3 Proof Rolling (12T) Visual
4 Tebal Konstruksi Sesuai Gambar Harian
5 Kerataan Permukaan 12 mm / 3 m
6 Kepadatan Lapangan > 95 % 2000 M² / Layer 7 Ketinggian Peil Permukaan Sesuai Gambar
Desain
TABEL 5 PENGAWASAN PEKERJAAN BASE COURSE
NO JENIS PEKERJAAN PERSYARATAN
TEST
FREKWENSI KET
I PENELITIAN PENDAHULUAN / TEST LABORATORIUM
1 Bentuk Batuan ( Visual ) Agregrate mempunyai permukaan pecah minimum 3 sisi, tidak
berbentuk panjang ataupun gepeng
1 Test / Quary
2 Analisa Saringan Ukuran saringan : - 3” : 100 - 1,5” : 80-100 - 3/4” : 60-100 - 3/8” : 45-60 - No.4 : 30-50 - No.8 : 20-40 - No.40 : 10-30 - No.200 : 0-10
1 Test / Quary
3 LA Abration Test < 45 % 1 Test / Quary
4 Soundness Test < 12 % 1 Test / Quary
II PENGAWASAN LAPANGAN
1 Asal Quary Harian Khusus
untuk borrow material
2 Kepadatan Lapangan > 100 % 1500 M²
3 CBR Lapangan > 80 % 1500 M²
4 Tebal Lapisan Sesuai Gambar
Desain
Harian 5 Kerataan Permukaan 10 mm / 3 m
TABEL 6 PENGAWASAN PEKERJAAN BETON
NO JENIS PEKERJAAN PERSYARATAN
TEST
FREKWENSI KET
I PENELITIAN PENDAHULUAN / TEST LABORATORIUM
1.
Bahan :
- Semen SII 0013 – 77
“Semen Portland”
atau J1S R 5210
“Portland Cement”
atau AASHTO M 85 (Type I).
Setiap pengiriman maksimum 300 ton disertai sertifikat lulus pengujian dari produsen
2. - Gradasi Agregat AASHTO T 27 1000 m3
3. - Abrasi Agregat < 25% 5000 m3
Untuk kelecakan (Workability) AASHTO T 119 atau JIS A 1101
ASTM C 143 – 71
Setiap 6 – 8 m³ atau setiap kedatangan Truck Mixer
4. Kuat Tekan ASTM C 39 – 71
ASTM C 192 – 69 ASTM C 167 – 71 ASTM 114 – 69
Setiap 12 m³ dibuat minimum 2 benda uji untuk umur beton 7 dan 28 hari
5. Kuat Lentur ASTM C 31, C 31 M Setiap 12 m³ dibuat minimum 2 benda uji untuk umur beton 7 dan 28 hari untuk bandar udara yang beroperasi pesawat > 28 ton
Khusus untuk borrow material
6. PH Air AASHTO T 26 – 70 1 test / tempat
pengambilan air 7. Tambahan :
- Dengan menggunakan Sclerometer
- Benda Uji Inti Core) Beton
Pada bagian yang di pertanyakan / meragukan.
TA\BEL 7 TEST PENDAHULUAN MATERIAL HOTMIX ( AGREGRATE, ASPAL dan JMF )
NO JENIS PEKERJAAN PERSYARATAN TEST FREKWENSI KET
I PENELITIAN PENDAHULUAN / TEST LABORATORIUM A Agregrate
1 Analisa Batuan Kasar : - Soundness Test - LA Abration Test - Analisa Saringan - Kotoran Organik
< 9 %
< 25 % Sesuai Spesifikasi
< 8 %
2 Bentuk Agregrate ( Visual ) 75 % terhadap berat mempunyai 2 bidang
pecah, 100 % mempunyai 1 bidang
pecah
1 Test / Quary
B ASPAL
1 Aspal AC 60/70 (Aspal Properties)
- Penetrasi - Titik Lembek - Titik Nyala - Daktilitas - Berat Jenis
- Kelarutan dalam C2HCL3 - Kehilangan Berat TFOT - Kadar Parafin
60 – 70 mm 48 – 56 °C
> 232 °C
> 100 cm 1,01 – 1,06
> 99 %
< 0,2 %
< 2 %
2 Kelekatan Aspal pada Batuan C JOB MIX FORMULA (JMF)
1 Grading Limit Sesuai Spesifikasi 2 Mix Desain Aspal beton dengan
Metode marshall test
Sesuai Spesifikasi Memenuhi
TABEL 8 PENGECEKAN PERALATAN AMP
NO JENIS PEKERJAAN PERSYARATAN TEST FREKWENSI KET
I PERSIAPAN PEKERJAAN
1 Kalibrasi AMP Sesuai Sertifikasi Cek pada permulaan pemasangan
AMP dan setiap perubahan
AMP
2 Percobaan Menentukan bukaan
Coldbin dan Perbandingan Berat di
Hotbin II PEMERIKSAAN AMP
1 Bukaan Coldbin Feeder Sedapat mungkin di segel
Harian 2 Temperatur Agregrate Ada Indikator Suhu Harian 3 Temperatur Aspal Ada Indikator Suhu Harian 4 Temperatur Campuran / Aspal
Beton
Cek saat Aspal Beton keluar dari Pugmil
Setiap Truck
III PEMERIKSAAN LAB Marshall Test :
- Aspal Content - Stability - Flow
- Void Filled with Bitumen - Void in Total Mix
- Gradasi Agregrate
Satu kali / hari produksi setiap
gerakan
1 Test/115 T Sampling dengan System Quartile langsung
dari produksi
AMP
TABEL 9 PENGAWASAN PEKERJAAN ASPAL BETON
NO JENIS PEKERJAAN PERSYARATAN TEST FREKWENSI KET
1 Percobaan Produksi Hotmix di AMP
Trial Mix :
-Penentuan Tebal Penggelaran
-Penentuaan Jumlah Lintasan Pemadatan
-Penentuan Suhu Lintasan
1. Marshall Test
2.Kepadatan Lapangan Sesuai Trial Mix Sesuai Trial Mix Sesuai Trial Mix
Secukupnya 1000 M²
Produksi AMP, 1 Coredrill
2 Temperatur Aspal Beton diatas Dump Truck
> 150 ° C Setiap Truck
3 Kadar Aspal prime Coat 2 Kg/m² Harian
4 Kadar Aspal Tack Coat 1 Kg/m² Harian
5 Temperatur Penggelaran Sesuai Trial Mix Setiap Gelaran 6 Temperatur dan jumlah
Lintasan
Sesuai Trial Mix Setiap Gelaran 7 Tebal Hamparan Aspal
Beton/Lepas
Sesuai Trial Mix Check Random
Coredrill
8 Tebal padat Aspal Beton Sesuai Tebal Rencana Check
Random Coredrill
9 Kepadatan Lapangan > 98 % Check
Random Laboratori um dan Lapangan
10 Kerataan Lapangan 3 mm / 3 m Secukupnya
11 Pengawasan Pengukuran Awal
& Akhir
Sesuai data Lapangan 12 Pengawasan Penggambaran as
built drawing
Sesuai Hasil Lapangan