• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERANGKA ACUAN KERJA Paket Pekerjaan DD Pembangunan Pengaman Pantai Kabupaten Jeneponto

N/A
N/A
billy siahaya

Academic year: 2023

Membagikan "KERANGKA ACUAN KERJA Paket Pekerjaan DD Pembangunan Pengaman Pantai Kabupaten Jeneponto"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

KERANGKA ACUAN KERJA

Paket Pekerjaan

DD Pembangunan Pengaman Pantai Kabupaten Jeneponto

Tahun Anggaran 2021

(2)

KERANGKA ACUAN KERJA

DD PEMBANGUNAN PENGAMAN PANTAI KABUPATEN JENEPONTO Tahun Anggaran 2021

1. LATAR BELAKANG A. PENDAHULUAN

Kabupaten Jeneponto merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan yang memiliki wilayah pesisir pantai. Wilayah pesisir ini memiliki arti penting bagi masyarakat Jeneponto karena selain memiliki keanekaragaman yang tinggi juga merupakan aktivitas ekonomi seperti sebagai wilayah rekreasi, budidaya perikanan dan rumput laut. Namun saat ini abrasi pantai di Kabupaten Jeneponto telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Jika tidak disediakan pencegahan terhadap abrasi air laut ini maka akan terjadi degradasi sistem alamiah yang berujung pada terjadinya perubahan garis pantai. Pemukiman warga, tambak, fasilitas umum dan fasilitas sosial terancam akan tergerus apabila tidak segera dilakukan penanganan.

Berdasar amanat Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 9 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengamanan Pantai bahwa untuk melindungi dan mengamankan masyarakat yang tinggal di sepanjang pantai, ekosistem pantai, fasilitas umum, fasilitas sosial dan kawasan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi, atau nilai sejarah dari perusakan yang diakibatkan kegiatan manusia atau akibat bencana alam, perlu dilakukan pengamanan pantai.

Atas dasar pertimbangan tersebut di atas maka Balai Besar Pompengan Jeneberang akan melakukan pembangunan pengaman pantai di Kabupaten Jeneponto. Sebelum masuk pada tahap pembangunan konstruksi maka dilakukan kegiatan detail desain yang akan dijadikan sebagai acuan dalam pelaksanaan konstruksi.

B. NAMA PEKERJAAN

DD Pembangunan Pengaman Pantai Kabupaten Jeneponto

Kementerian Negara/Lembaga : Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Unit Eselon II : BBWS Pompengan Jeneberang

Program :

Hasil (Outcome) : 1 laporan

Kegiatan : DD Pembangunan Pengaman Pantai Kabupaten

Jeneponto

Indikator Kinerja Kegiatan : Tersedianya Laporan DD Pembangunan Pengaman Pantai Kabupaten Jeneponto

Jenis Keluaran : Laporan

Volume : 1 (satu)

Satuan Ukur : Laporan

(3)

2. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud kagiatan ini yaitu melakukan suatu perencanaan secara rinci bangunan pengaman abrasi pantai. Tujuan kegiatan ini yaitu untuk menyiapkan suatu dokumen dan gambar kerja yang dapat dijadikan pedoman pada saat pelaksanaan konstruksi serta dilengkapi spesifikasi teknik, Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan membuat pedoman pemeliharaan.

3. SASARAN

Sasaran kegiatan ini yaitu untuk melindungi pemukiman penduduk dan prasarana umum lainnya.

4. LOKASI KEGIATAN

Lokasi pekerjaan adalah Pesisir Pantai Kabupaten Jeneponto 5. SUMBER DANA

Kegiatan ini dilaksanakan dengan Nilai Pagu sebesar Rp. 1.000.000.000,- (Satu Milyar Rupiah) dan Nilai HPS sebesar Rp. 998.344.600,- (Sembilan Ratus Sembilan Puluh Delapan Juta Tiga Ratus Empat Puluh Empat Ribu Enam Ratus Rupiah) termasuk PPn yang bersumber dari dana APBN, DIPA Satker Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang Tahun Anggaran 2021

6. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

Organisasi Pejabat Pembuat Komitmen yaitu PPK Perencanaan dan Program Satker Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang.

7. STANDAR TEKNIS

 Kriteria perencanaan yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pengairan, Kementerian Pekerjaan Umum.

 Norma, Standar, Pedoman, dan Manual.

 Pedoman, kriteria dan standar lainnya berdasarkan pertimbangan penyesuaian terhadap kondisi di lapangan, kemudahan pemeliharaan serta biaya yang paling menguntungkan, dan disetujui oleh direksi pekerjaan.

 Permen PU No 09/PRT/M/2010 tentang Pedoman Pengaman Pantai

 Permen PUPR 07/PRT/M/2015 tentang Pengamanan Pantai

 Surat Edaran Menteri PU 08/SE/M/2010 tentang Penilaian Kerusakan Pantai dan Prioritas Penanggulangannya

 Standar SNI 3417 : 2008 tentang Tata Cara Penentuan Titik Perum menggunakan alat sipat ruang

 Pedoman Teknis Pd T-02-2005-A tentang Analisis Daya Dukung tanah Pondasi Dangkal pada Bangunan Air

 Pedoman Teknis Pd T-03.2-2005-A tentang Penyelidikan Geoteknik untuk Pondasi Bangunan Air Vol. 1, 2 dan 3

 Pedoman Teknis Pd T-03-2005-A tentang Pedoman Penyelidikan Geoteknik untuk Pondasi Bangunan Air Vol. 1

(4)

8. STUDI TERDAHULU

Data-data hasil studi sebelumnya yang berkaitan dengan kegiatan ini harus dikumpulkan oleh penyedia jasa sebagai bahan acuan.

9. REFERENSI HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air.

2. Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

3. Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 1991 tentang Sungai.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air 5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Rakyat Nomor 05/PRT/M/2014 Tentang

Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SK3) Konstruksi bidang Pekerjaan Umum.

6. Peraturan Menteri PUPR 07/PRT/M/2015 tentang Pengamanan Pantai.

10. LINGKUP KEGIATAN

Lingkup kegiatan Detail Desain ini berupa studi literatur baik aspek teknis-substansial, sosial ekonomi maupun kebijakan dan peraturan yang terkait dengan perencanaan, perancangan, persyaratan teknis, pelaksanaan pembangunan, dan pengawasan pembangunan serta survei pengumpulan data, analisis data dan desain, meliputi :

1. Menyusun Program Mutu

2. Pengumpulan data (primer dan Sekunder) 3. Pengolahan dan Analisa Data

4. Melakukan analisis penyebab dan dampak kerusakan.

5. Melakukan Pemodelan Numerik

6. Melakukan perencanaan teknis dan metode pelaksanaan.

7. Menyiapkan gambar desain

8. Melakukan perhitungan biaya konstruksi.

9. Menyiapkan spesifikasi teknis.

Semua hasil pekerjaan yang telah selesai di desain secara detail sudah didiskusikan serta disetujui oleh semua Direksi Pekerjaan dibuat dalam bentuk buku laporan segera diserahkan. Adapun kegiatan yang diperlukan untuk kelengkapan dan penyelesaian pekerjaan ini tetapi belum tercantum dalam kegiatan-kegiatan tersebut diatas akan ditentukan kemudian berdasarkan petunjuk Direksi.

11. METODOLOGI

Rincian kegiatan Detail Desain, meliputi:

A. Persiapan

Kegiatan persiapan terdiri dari :

 Mobilisasi sumber daya, persiapan administrasi dan teknik

 Menyusun Program Mutu

 Survei pendahuluan.

(5)

 Koordinasi dengan instansi terkait sehubungan dengan program pembangunan sektoral/regional dan perencanaan pengembangan wilayah meliputi RUTR dan RDTR.

 Inventarisasi kondisi fisik dan permasalahan pantai.

 Wawancara dengan penduduk setempat mengenai kondisi pantai

 Penentuan referensi pengukuran dengan menggunakan referensi nasional (TTG)

B. Pengumpulan Data (Sekunder dan Primer) 1. Pengumpulan Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder diperlukan untuk pengolahan data selanjutnya.

Data yang diperlukan diantaranya adalah : a) Peta Topografi Lingkungan Pantai b) Peta Geologi Teknik

c) Peta Seismotektonik d) Data angin jam-jaman

e) Panjang fetch dari lokasi studi f) Daftar harga bahan dan upah g) Potensi kawasan yang dilindungi.

h) Studi-studi terdahulu.

i) Foto udara yang tersedia (bila ada)

j) Data sosial ekonomi dan kebijakan pemerintah k) Sarana dan prasarana yang ada.

l) Dampak sosial yang terjadi.

m) Peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pengendalian abrasi pantai.

n) RUTR Provinsi, RDTR Kabupaten/Kawasan, program regional/sektoral.

2. Pengumpulan Data Primer

Survei Primer diperlukan untuk mendapatkan data lokal terkini yang akan digunakan dalam perencanaan seperti peta dasar, kondisi fisik area pekerjaan seperti kondisi tanah dan kondisi topografi. Pengukuran topografi yang dilakukan di sepanjang sungai yang menjadi lokasi studi. Jenis Survei primer yang dibutuhkan adalah:

a. Pemetaan Situasi dan Profil Pantai

Survei ini dilakukan untuk mendapatkan peta rupa bumi di darat. Lokasi survei adalah sepanjang pantai atau sepanjang Satuan Wilayah Pengamanan Pantai dan selebar sempadan pantai (biasanya diambil 100-200 meter ke arah darat). Peta yang akan dihasilkan adalah berukuran skala 1:2000 atau 1:1000.

(6)

Metode pengukuran yang digunakan adalah teresterial. Elevasi lahan diikatkan terhadap muka air terendah hasil analisa pasang surut dan posisinya diikatkan terhadap koordinat global. Item dalam pengerjaan survei topografi adalah:

 Pembuatan titik tetap yang berupa Bench Mark (BM) dan Control Point (CP) yang mengacu pada titik referensi nasional (TTG).

Benchmark (BM) terbuat dari beton dengan ukuran 20 x 20 x 100cm dipasang pada jalur Polygon ditempatkan pada daerah yang aman dan muncul diatas tanah setinggi 20 cm agar mudah dicari kembali.

 Pemetaan situasi detail

Pemetaan situasi detail dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

 Pengukuran Situasi Detail

 Titik detail diukur dengan toleransi 10 mm dengan interval kerapatan kontur 0,25 s/d 0,50 meter.

 Pengukuran situasi diukur merata keseluruh daerah rencana pengukuran mencakup batas penggunaan lahan, saluran dan bangunan – bangunan yang ada

 Pengukuran Ketinggian

Pengukuran profil memanjang dan melintang dengan interval jarak 50 meter untuk daerah abrasi kerapatan potongan melintang sesuai kebutuhan perencanaan.

 Ketelitian

 Ketelitian horizontal minimal 90% titik yang mudah dikenal dilapangan, digambar dengan toleransi kesalahan planimetris 0,8 mm pada skala peta

 Ketelitian Vertikal minimal 90% dari semula titik tinggi /garis kontur dipeta yang mudah dikenal dilapangan, toleransi kesalahan adalah maksimum setengah interval garis kontur.

 Jumlah polygon antara dua control azimuth maksimum 50 buah

 Koreksi sudut antara dua (2) control azimuth maksimum 20”

 Salah penutup koordinat maksimum 1 : 5.000 dari skala gambar

b. Survei Batimetri

Survei ini dilakukan untuk mendapatkan peta rupa bumi di laut. Survei Batimetri direkomendasikan untuk dilakukan seluas-luasnya atau sepanjang Satuan Wilayah Pengamanan Pantai (SWPP), berguna untuk simulasi numerik perairan, dikarenakan simulasi baik dilakukan

(7)

untuk area yang luas. Biasanya dilakukan sepanjang pantai yang akan disurvei dengan lebar ke arah laut sampai ke kedalaman yang disebut closure depth. Cara yang dipakai dalam pengukuran ini adalah dengan menentukan posisi-posisi kedalaman laut pada jalur memanjang dan jalur melintang untuk cross check. Penentuan posisi-posisi kedalaman dilakukan menggunakan GPS MAP.

Pelaksanaan survei batimetri dengan sounding. Jalur sounding adalah jalur perjalanan kapal yang melakukan sounding dari titik awal samping ketitik akhir dari kawasan survei. Pada bagian yang mengalami abrasi, jalur sounding dibuat dengan jarak 25 meter. Untuk tiap jalur sounding dilakukan pengambilan data kedalaman perairan setiap jarak 25 meter.

Dibuat lintasan cross check pada jarak 100 meter, 200 meter, 600 meter, 800 meter, 1.000 meter dan 1.500 meter dari garis pantai.

Echosounder dan GPS dipasang diperahu, secara otomatis data kedalaman dan posisi atau X,Y dan Z direkam setiap perahu bergeser.

Kedalaman hasil survei dikoreksi oleh muka air pasang surut yang surveinya dilakukan pararel. Data diperlukan sebagai parameter penentu layout.

c. Survei Hidro-Oseanografi

Survei ini terdiri dari survei pasang surut, survei arus dan pengambilan contoh sedimen. Hasil analisa survei pasang surut muka air. Survei Pasang Surut harus dilakukan pada saat yang bersamaan dengan survei batimetri dan topografi.

 Pengamatan Pasang Surut

Pengamatan Pasang Surut dilaksanakan selama 15 hari pada kondisi bulan yang sesuai (bulan mati sampai dengan bulan purnama) dengan pembacaan ketinggian air setiap 1 jam.

Pengukuran dilakukan pada satu tempat yang secara teknis memenuhi syarat di lokasi studi. Hasil pengamatan pada papan peilschaal dicatat pada formulir pencatatan elevasi air pasang surut yang telah disediakan. Kemudian diikatkan (levelling) ke patok pengukuran topografi terdekat pada salah satu patok, untuk mengetahui elevasi nol peilschaal dengan menggunakan alat Waterpass yang direkomendasi. Sehingga pengukuran topografi, bathimetri, dan pasang surut mempunyai datum (bidang referensi) yang sama.

 Pengukuran Kecepatan Arus

Tujuan pengukuran arus adalah untuk mendapatkan besaran kecepatan dan arah arus yang akan berguna dalam penentuan sifat dinamika perairan lokal. Metoda pelaksanaan pengukuran ini dijelaskan sebagai berikut:

 Pengukuran arus dilakukan pada beberapa lokasi dimana arus mempunyai pengaruh penting. Penempatan titik pengamatan ini disesuaikan dengan kondisi oceanografi lokal dan ditentukan hasil studi pengamatan/survei pendahuluan

(8)

(reconnaissance survei). Yang dilakukan adalah pengukuran distribusi kecepatan, dalam hal ini pengukuran dilakukan di beberapa kedalaman dalam satu penampang.

 Pengamatan kecepatan arus dilakukan pada kedalaman yang syaratkan.

 Pengukuran arus akan dilakukan pada 2 kesempatan, yaitu pada saat pasang tertinggi (spring tide) dan surte terendah (neap tide). Lama pengukuran masing-masing selama 24 jam dengan interval waktu tertentu, yaitu dari saat surut sampai dengan saat surut berikutnya atau pada saat pasang ke saat pasang berikutnya atau (1 siklus pasang surut). Data ini akan dipergunakan sebagai kalibrasi dalam sirmulasi hidrodinamika SMS (Shore Modeling System).

 Pengamatan arus ini untuk mengatahui besar dan arah arus.

 Pengukuran arus dilakukan pada area tersebar dalam radius  5 km dengan jumlah beberapa tiik.

 Pengambilan Sampel Sedimen

 Pekerjaan ini mencakup pengambilan contoh sedimen suspensi dan dasar.

 Untuk contoh sedimen suspensi, peralatan pengambilan contoh air (sedimen suspensi) menggunakan satu unit botol yang dilengkapi dengan katup-katup pemberat. Botol yang digunakan, dimasukkan pada kedalaman yang dikehendaki di titik pengambilan sampel air. Sampel air yang didapat, disimpan dalam botol plastik unuk di tes di laboratorium. Dalam pengambilan sampel air ini, metode yang dipilih untuk diterapkan dalam pekerjaan ini adalah composite sample yakni pengambilan sample pada kedalaman air yang berbeda dan kemudian digabung menjadi satu sampel (sesuai metode pengambilan contoh yang direkomendasi).

 Pengambilan contoh sedimen suspensi dilakukan pada kedalaman yang sama dengan pengukuran arus.

 Pengambilan sampel sedimen dasar menggunakan satu unit grabber.

 Selanjutnya sample yang diambil di uji laboratorium untuk mendapatkan kecepatan jatuh sedimen, ukuran butiran sedimen (dengan uji saringan) dan kadar konsentrasi sedimen suspense. Ketiga data ini dibutuhkan dalam input simulasi hidrodinamika SMS (Shore Modelling System).

d. Penyelidikan Geologi/Mekanika Tanah

Investigasi geologi teknik dilakukan pada lokasi bangunan. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran struktur geologi dan keadaan struktur tanah, terutama pada daerah-daerah yang akan ditempati struktur bangunan.

(9)

Investigasi Geologi Teknik pada site bangunan, meliputi:

1) Penyelidikan lapangan antara lain:

− Pengeboran Sondir pada lokasi rencana bangunan sampai dengan tanah keras.

− Pengujian Test Pit untuk sampel tanah lokasi borrow area

− Pengambilan sample tanah (undisturbed)/ UDS minimal 1 sampel setiap jenis tanah/lapis tanah,untuk setiap lubang bor.

− Standard Penetration test (SPT) setiap jenis tanah/lapis tanah, untuk setiap lubang bor dengan minimal selang 3 meter.

− Permeability test setiap jenis tanah/lapis tanah,untuk setiap lubang bor.

2) Penelitian Laboratorium disyaratkan laboratorium yang telah memiliki sertifikasi. Pengujian laboratorium terdiri dari:

− Sieve Analysis dan Hydrometer Test

− Atterberg Limit Test

− Specivic Gravity

− Water Content Test

− Unit Weight

− Consolidation test

− Triaxial CU Test e. Survey Sosial Ekonomi

- Melakukan survei identifikasi permasalahan social dan ekonomi yang timbulkan akibat terjadinya abrasi

- Survey identifikasi kondisi sosial ekonomi di daerah study f. Survey Lingkungan

Dilakukan untuk mengetahui kondisi fisik-biologi-kimia dari lingkungan yang terkena dampak (positif maupun negatif). Survei dilakukan dengan cara wawancara, penyebaran kuesioner, pengamatan langsung maupun pengukuran dilapangan.

C. Pengolahan dan Analisa Data

1. Pembuatan Peta Dasar (Pengolahan Data Topografi dan Batimetri)

Data hasil survei topografi dan batimetri akan diolah dengan menjadikan elevasi tiik-titik yang diukur dalam satu referensi yakni muka air terendah (LLWL = Lowest Low WaterLevel) yang didapat dari pengolahan hasil survei pasang surut. Untuk memperoleh kontur permukaan tanah di bawah air. Titik- titik ini kemudian dimasukkan kedalam piranti lunak seperi Surfer untuk membuat suatu peta dasar dengan skala tertentu seperti skala 1:2000.

(10)

2. Pengolahan Data Survei Pasang Surut

Pengolahan data dilakukan untuk mendapatkan konstanta pasang surut, dan digunakan untuk mendapat ramalan pasang surut rencana (Pasang surut 20 tahun).

3. Pengolahan Data Survei Arus

Pengolahan data arus dilakukan untuk mengetahui besar arus rata-rata di lokasi titik survei, untuk menganalisis angkutan sedimen dan kalibrasi simulasi hidrodinamika.

4. Pengolahan Data Sedimen

Pengelolaan data sedimen dilakukan di laboratorium untuk memperoleh gradasi butiran sedimen, konsentrasi sedimen suspensi dan kecepatan jatuh sedimen. Data ini selanjutnya digunakan sebagai data masukan dan kalibrasi dalam simulasi transpor sedimen atau simulasi perubahan garis pantai.

5. Analisa Data Sample Mekanika Tanah

Tes laboratorium yang dilakukan terhadap contoh tanah yang diambil melalui pengeboran dimaksudkan untuk mendapatkan data-data besaran index tanah serta sifat mekanisnya, jenis tanah, bentuk tanah, warna serta sifat butiran tanah, kandungan mineral dalam tanah serta sifat mekanis secara deskriptif.

Sehubungan maksud tersebut maka tes laboratorium yang meliputi : - Size analysis

- Atterberg Limit

- In situ bulk and dry density - Natural Moisture Content - Triaxial Test

- Direct Shear Test - Permeability Test

6. Pengolahan Data Angin Jam-jam-an (Proses Hindcasting)

Data angin jam-jaman yang diperoleh dalam kegiatan pengumpulan data sekunder akan diolah untuk menjadi data tinggi gelombang jam-jaman yang disebut analisa Hindcasing. Data gelombang hasil hindcasting ini dapat dipakai sebagai input dalam simulasi garis pantai dengan menggunakan piranti lunak GENESIS, dan untuk memperoleh tinggi gelombang rencana dengan perioda ulang tertentu (tinggi gelombang 5, 10, 50, 100 tahunan).

7. Pemodelan Numerik

Pemodelan Numerik dilakukan untuk mendapatkan gambaran prediksi kejadian apabila dilakukan perubahan kondisi fisik dari perairan. Dalam perencanaan bangunan pantai pemodelan yang sering dilakukan adalah pemodelan untuk mengetahui perubahan garis pantai akibat hantaman gelombang rencana 2 (dua) pemodelan yang sering dilakukan adalah pemodelan :

(11)

 Perubahan garis pantai

 Tinggi gelombang dilokasi rencana (lazim menggunakan model yang disebut Refraksi- Difraksi).

 Pemodelan air permukaan yang disebut Surface Modelling System (SMS). Pemodelan ini menggambarkan pola arus permukaan dan sedimentasi akibat arus tersebut.

8. Analisa Kelayakan Pekerjaan ditinjau dari aspek ekonomi serta sosial lingkungan

D. Perencanaan Teknis

Kegiatan perencanaan dimaksudkan guna membuat rencana teknis rinci berdasarkan kondisi topografi / Bathimetri, karakteristik hidro-oceanografi dan kondisi sosial ekonomi yang akan digunakan dalam pelaksanaan konstruksi bangunan pengaman pantai.

1. Pembuatan System Planning

a. Analisa dan evaluasi fisik dan sosek termasuk di dalamnya menggambarkan masalah dan penyebab masalah secara detail.

b. Perumusan rencana pengembangan lokasi survey dengan memperhatikan aspek teknis, non teknis dan lingkungan.

c. Perencanaan sistem planning yang mencakup :

 Konsep pengamanan pantai

 Dasar pemilihan metode/type pengamanan dan jenis bangunan pengamanan

 Penyusunan beberapa alternatif lay-out dan jenis bangunan pengaman pantai serta pertimbangan alternatif terpilih dengan memperhatikan kondisi yang ada dan yang direncanakan.

 Melakukan kajian perkiraan secara ekonomi dengan adanya perbaikan dari kawasan pantai tersebut.

2. Perencanaan Rinci Bangunan Pengaman Pantai.

Perencanaan ini meliputi :

a. Analisa struktur, yang mencakup : Jenis / type bangunan terpilih

 Ukuran / dimensi bangunan yang diperlukan

 Pemilihan bahan yang dipakai

 Stabilitas konstruksi

(12)

b. Perencanaan Rinci Bangunan Pengaman Pantai Perencanaan ini meliputi :

 Penyusunan Nota desain, metode pelaksanaan dan spesifikasi teknis pekerjaan

 Perhitungan volume dan Rencana Anggaran Biaya

 Penyusunan pedoman pemeliharaan bangunan pengaman pantai c. Dokumen Lelang

d. Penggambaran

Mengikuti rincian pada KAK kegiatan yg sdh dibahas ditambahkan gambar kontur bawah air (hasil batimetri).

Syarat-syarat teknis dari masing-masing paket pekerjaan yang diusulkan beserta syarat-syarat umum dan syarat-syarat administrasi

E. Pelaksanaan Pertemuan Konsultasi Masyarakat

Melakukan Pertemuan Konsultasi Masyarakat (PKM), kegiatan ini dimasudkan untuk menjaring pendapat, masukan dan inspirasi dari masyarakat dan pemerintah di lokasi studi.

F. Pembuatan Laporan dan Gambar

12. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

Jangka waktu pelaksanaan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah selama 180 (Seratus Delapan Puluh) hari kalender terhitung sejak tanggal mulai kerja sesuai dengan yang tercantum dalam Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).

13. TENAGA AHLI

Tenaga ahli yang diminta pada pekerjaan ini sebagai berikut:

Tabel 01 Kebutuhan Personil

No Uraian Jumlah

Personil

Waktu

Penugasan Jumlah Orang Bulan Bulan

Tenaga Ahli

1 Ketua Tim/Ahli Teknik Pantai 1 6 6

2 Ahli Bangunan Air 1 2 2

3 Ahli Hidro-Oceanografi 1 2 2

4 Ahli Geodesi 1 3 3

5 Ahli Geologi / Mekanika Tanah 1 2 2

6 Ahli Estimasi Biaya 1 1 1

(13)

No Uraian Jumlah Personil

Waktu

Penugasan Jumlah Orang Bulan Bulan

7 Ahli Lingkungan 1 1 1

8 Ahli K3 1 1 1

Total 18

Tenaga Sub Profesional

1 Asisten Ahli Geodesi 1 2 2

Total 2

Tenaga Pendukung

1 Surveyor 2 2 4

2 Cad Operator 1 3 3

3 Tenaga Lokal Pengukuran 6 2 12

4 Operator Komputer 1 6 6

Total 25

Tabel 02 Kebutuhan Personil Tenaga Ahli

No. Posisi Kualifikasi

Pendidikan Keahlian Pengalaman Tenaga Ahli

1 Ketua Tim / Ahli Teknik Pantai

Minimal Sarjana Teknik (S1) Sipil/Pengairan, Lulusan

universitas/perguruan tinggi negeri atau swasta yang telah terakreditasi.

sertifikat Ahli Madya di bidang SDA.

Berpengalaman profesional dalam perencanaan/detail desain bangunan pengaman pantai, Minimal 6 (enam) tahun, serta berpengalaman sebagai Ketua Tim 2 Ahli Bangunan

Air

Sarjana Teknik (S1) Sipil/Pengairan Strata Satu, Lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau swasta yang telah terakreditasi.

Mempunyai

sertifikat ahli Muda di bidang SDA

Berpengalaman professional dalam perencanaan/detail desain bangunan pengaman pantai, Minimal 4 (empat) tahun,

3 Ahli Hidro- Oceanografi

Sarjana Teknik (S1) Sipil/Pengairan Strata Satu, Lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau swasta yang telah terakreditasi.

Mempunyai

sertifikat ahli Muda di bidang SDA

Berpengalaman professional dalam analisis hidro-

oceanografi, Minimal 4 (empat) tahun

(14)

No. Posisi Kualifikasi

Pendidikan Keahlian Pengalaman 4 Ahli Geodesi Sarjana Teknik

Geodesi (S1), Lulusan

universitas/perguruan tinggi negeri atau swasta yang telah terakreditasi.

Mempunyai

sertifikat ahli Muda di bidang

Geodesi.

Berpengalaman minimal 4 (empat) tahun dalam bidang pengukuran dan pemetaan prasarana SDA.

5 Ahli Geologi / Mekanika Tanah

Sarjana Teknik Geologi/Teknik Sipil Strata Satu, Lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau swasta yang telah terakreditasi.

Memiliki sertifikat ahli Muda di bidang geoteknik.

Berpengalaman minimal 4 (empat) tahun dalam bidang investigasi/penyelidikan geologi/mekanika tanah prasarana SDA 6 Ahli Estimasi

Biaya

Sarjana Teknik Sipil/Pengairan Strata Satu, Lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau swasta yang telah terakreditasi.

Mempunyai

sertifikat ahli Muda di bidang SDA.

Berpengalaman minimal 4 (empat) tahun dalam analisis harga atau biaya konstruksi serta

dokumen tender bidang SDA.

7 Ahli

Lingkungan

Sarjana Teknik Lingkungan Strata Satu, Lulusan

universitas/perguruan tinggi negeri atau swasta yang telah terakreditasi.

Mempunyai

sertifikat ahli Muda di bidang

Lingkungan

Berpengalaman membuat kajian lingkungan terhadap bangunan pengaman pantai minimal 4 tahun

8 Ahli K3 S1 Semua Jurusan, Lulusan

universitas/perguruan tinggi negeri atau swasta yang telah terakreditasi.

Mempunyai

sertifikat ahli Muda di bidang K3.

Berpengalaman minimal 1 (satu) tahun dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) konstruksi Tenaga Sub Profesional

1 Asisten Ahli Geodesi

Sarjana Teknik Geodesi/Sipil Diploma Tiga (D3), Lulusan

universitas/perguruan tinggi negeri atau swasta yang telah terakreditasi.

- Mempunyai

kemampuan dalam mengkoordinasi dan mengawasi

pelaksanaan pekerjaan pengukuran dan

pemetaan di lapangan serta pembuatan laporan.

Tenaga Sub Pendukung

1 Surveyor Minimal Sarjana Muda (D3) Teknik Sipil / Teknik Geodesi

Mempunyai Sertifikat

Keterampilan Kerja (SKT) yang

diterbitkan oleh

pengalaman kerja profesional minimal 2 Tahun di bidangnya

(15)

No. Posisi Kualifikasi

Pendidikan Keahlian Pengalaman Asosiasi Profesi

yang telah terakreditasi oleh Lembaga yang berwenang.

2 Cad Operator Sarjana Muda (D3) Teknik Sipil/

Pengairan

- pengalaman kerja profesional minimal 2 Tahun di bidangnya 3 Tenaga Lokal

Pengukuran

Minimal SMA - pengalaman kerja

profesional minimal 2 Tahun di bidangnya

4 Operator Komputer

Minimal D-3 - pengalaman kerja

profesional minimal 2 Tahun di bidangnya

Tabel 03 Kebutuhan Non Personil

No URAIAN KEGIATAN

Volume Bulan Kuantitas Satuan

2.1. PENGUMPULAN DATA

1 Pengumpulan data dan studi terdahulu 1 - 1 LS

2.2. KANTOR DAN PERALATAN

1 Sewa Kantor 1 6 6 Bulan

2 Operasional Kantor (Listrik, Air, dll) 1 6 6 Bulan

3 Sewa Komputer + Printer 1 6 6 Unit

Bulan

4 ATK, Tinta Printer 1 6 6 Bulan

5 Sewa Basecamp 1 3 3 Bulan

6 Perlengkapan K3 1 1 LS

2.3. BIAYA SEWA KENDARAAN/TRANSPORTASI

1 Sewa & Ops. Kendaraan Roda 4 1 6 6 Unit

Bulan

2 Sewa Kendaraan Roda 2 Trail 1 2 2 Unit

Bulan

2.4. BIAYA PENINJAUAN LAPANGAN

1 Ketua Tim /Ahli Teknik Pantai 1 6 6 Trip

2 Ahli Bangunan Air 1 2 2 Trip

(16)

No URAIAN KEGIATAN

Volume Bulan Kuantitas Satuan

3 Ahli Hidro-Oceanografi 1 2 2 Trip

4 Ahli Geodesi 1 3 3 Trip

5 Ahli Geologi/Mekanika Tanah 1 2 2 Trip

6 Ahli Estimasi Biaya 1 1 1 Trip

7 Ahli Lingkungan 1 1 1 Trip

8 Ahli K3 1 1 1 Trip

2.5. BIAYA SURVEY TOPOGRAFI

1 Bench Mark beton ( BM ) 5 - 5 Buah

2 CP 15 - 15 Buah

3 Patok Kayu 1 - 1 LS

5 Sewa Waterpass 1 2 2 Unit

Bulan

6 Sewa Theodolit (TS) 1 2 2 Unit

Bulan

7 Sewa Echo Sonding 1 2 2 Unit

Bulan

8 Sewa Perahu 1 2 2 Unit

Bulan

9 Sewa GPS Geodetic 1 0.25 0.25 Unit

Bulan

2.6. BIAYA PENYELIDIKAN MEKANIKA TANAH

1 Mobilisasi dan Demobilisasi 1 - 1 Ls

2 Sondir 5 5 Titik

3 Test Pit untuk Borrow Area 6 - 6 Titik

4 Pengujian Laboratorium:

a. Zise Analysisi 4 - 4 sampel

b. Atterberg Limit 4 - 4 sampel

c. In situ bulk and dry density 4 - 4 sampel

d. Naturat Moisture Content 4 - 4 sampel

d. Naturat Moisture Content 4 - 4 sampel

f. Triaxial Test 4 - 4 sampel

g. Permeability Test 4 - 4 sampel

h. Sedimen Test 1 - 1 Ls

2.7. BIAYA SURVEY HIDRO-OCEANOGRAFI

1 Pengukuran Pasang Surut (15 hari @ 1 jam) 1 - 1 paket 2 Pengukuran Arus (2 titik @ 1 jam selama 3

hari) 1 - 1 paket

(17)

No URAIAN KEGIATAN

Volume Bulan Kuantitas Satuan

3 Pengukuran Transport Sedimen ; 1 - 1 paket

- Sedimen Melayang (5 titik @ 24 jam)

- Sedimen Dasar (interval 250 m)

4 Peramalan Gelombang Laut 1 - 1 paket

5 Simulasi Model Numerik 1 - 1 paket

2.8. BIAYA DISKUSI

1 Laporan Pendahuluan 1 - 1 Kali

2 Laporan Antara 1 - 1 Kali

3 Laporan Akhir 1 - 1 Kali

4 Pertemuan Konsultasi Masyarakat 1 - 1 Kali

2.9. BIAYA LAPORAN

A Laporan Utama :

1 Laporan Program Mutu 10 - 10 Buku

3 Laporan Pendahuluan 10 - 10 Buku

4 Laporan Bulanan 5 8 40 Buku

5 Laporan Interim 10 - 10 Buku

6 Laporan Akhir 10 - 10 Buku

B Laporan Penunjang :

1 Laporan Ringkasan 5 - 5 Buku

2 Laporan Buku Ukur 5 - 5 Buku

3 Laporan Topografi 5 - 5 Buku

4 Laporan Deskripsi BM 5 - 5 Buku

5 Laporan Analisa Hidro_Oceanografi 5 - 5 Buku

6 Laporan Geologi dan Mekanika Tanah 5 - 5 Buku

7 Laporan Pertemuan Konsultasi Masyarakat

(PKM) 10 - 10 Buku

8 Laporan Nota Desain 5 - 5 Buku

9 Laporan BOQ, Metode Pelaksanaan dan RAB 5 - 5 Buku

10 Dokumen Tender, Spesifikasi Umum dan Teknis 5 - 5 Buku

11 Manual OP dan PROM 5 - 5 Set

12 Laporan SMKK 5 - 5 Buku

13 Kalkir Gambar Desain dan Peta (Skala 1:10.000

dan 1:2.000 ukuran A1) 1 - 1 Set

14 Copy Gambar desain A1 2 - 2 Set

(18)

No URAIAN KEGIATAN

Volume Bulan Kuantitas Satuan

15 Copy Gambar desain A3 5 - 5 Set

16 Eksternal Hardisk 1 - 1 set

Tugas dan Tanggung Jawab Tenaga Ahli

1) Ketua Tim / Ahli Teknik Pantai, memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

- Memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim kerja, dalam pelaksanaan kegiatan sampai pekerjaan dinyatakan selesai

- Memimpin kegiatan PKM, diskusi dan asistensi ke pemilik proyek - Membuat Program Kerja

- Membuat Laporan RMK, Laporan Pendahuluan, Laporan Antara, Ringkasan Laporan, Laporan Akhir, dan Laporan Manual OP.

- Bertanggungjawab atas kelancaran pelaksanaan pekerjaan, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu.

- Bertanggungjawab atas kualitas dan kuantitas pekerjaan sesuai dengan KAK.

- Berwenang untuk memberikan arahan kepada anggota tim dalam melaksanakan kegiatan agar tepat waktu dan tepat sasaran pekerjaan.

2) Ahli Bangunan Air, memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

- Pengumpulan data studi dan desain sebelumnya - Membuat analisis hidrolika saluran dan bangunan air - Membuat perencanaan Saluran dan bangunan air

- Bersama Ketua Tim dan tim lainnya, melaksanakan kegiatan PKM

- Bersama Ketua Tim dan tim lainnya, asistensi dan diskusi ke pemilik proyek - Membantu Ketua Tim dalam pembuatan Laporan Akhir

- Bertanggungjawab kepada Ketua Tim atas pelaksanaan kegiatan analisa dan perencanaan hidrolika

- Bertanggungjawab atas kuantitas dan kualitas hasil analisa hidrolika 3) Ahli Hidro-Oceanografi, memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

- Menganalisa dan mengkaji ulang data-data Hidro dari study terdahulu - Menghitung debit andalan

- Menghitung kebutuhan air dan rencana pola tata tanam - Membuat laporan Hidrologi

- Bertanggungjawab kepada Ketua Tim atas pelaksanaan kegiatan analisis dan perhitungan hidrologi.

- Bertanggungjawab atas kuantitas dan kualitas pekerjaan sesuai dengan lingkup tugasnya.

4) Ahli Geodesi, memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

- Mengumpulkan data pengukuran dan pemetaan - Menyusun program kerja pengukuran

- Memimpin tim survey topografi, dalam melaksanakan pengukuran - Menghitung data pengukuran

(19)

- Membuat laporan Pengukuran dan deskripsi BM

- Bertanggungjawab kepada Ketua Tim atas pelaksanaan kegiatan pengukuran.

- Bertanggungjawab atas kuantitas dan kualitas hasil pengukuran.

5) Ahli Geologi / Mekanika Tanah, memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

- Bertanggung jawab terhadap kegiatan yang menyangkut aspek penyelidikan geoteknik/mekanika tanah dan kegiatan laboratorium

- Membantu Team Leader dalam membuat laporan-laporan dan/atau diskusi - Melakukan analisis parameter-parameter tanah

- Memberikan masukan jenis pondasi bangunan yang akan digunakan di lokasi pekerjaan

- Melakukan perhitungan stabilitas lereng saluran dan daya dukung tanah - Menyusun laporan pendukung geoteknik/mekanika tanah

6) Ahli Estimasi Biaya, memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

- Mengumpulkan daftar harga di lapangan.

- Menghitung Analisa Teknis Harga Satuan Pekerjaan Pelaksanaan.

- Menyusun spesifikasi teknis dan menghitung BOQ serta RAB, dan menyiapkan dokumen Tender.

- Menyusun Laporan RAB dan Dokumen Tender.

- Membantu menyusun Laporan Akhir bagian BOQ, RAB dan Spesifikasi Teknis - Menghitung analisa ekonomi dan kelayakan ekonomi

- Melaksanakan survey sosek dan pengumpulan data sosial ekonomi.

- Menampung aspirasi masyarakat serta menginformasikan untuk dapat dimasukkan dalam desain bangunan irigasi.

- Menyusun laporan analisis kelayakan ekonomi.

- Mempertanggungjawabkan semua hasil pekerjaannya kepada Team Leader, untuk dipertanggungjawabkan oleh ketua team kepada direksi pekerjaan maupun perusahaan.

7) Ahli Lingkungan, memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

- Membuat kajian lingkungan terhadap bangunan yang akan dibuat.

- Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan terkait Lingkungan..

- Bertanggungjawab kepada Ketua Tim atas pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kajian lingkungan

8) Ahli K3, memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

- Membuat rencana program mutu pelaksanaan pekerjaan.

- Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan terkait K3.

- Mengkaji dokumen kontrak dan metode kerja pelaksanaan pekerjaan.

- Merencanakan dan menyusun program K3

- Membuat prosedur kerja dan instruksi kerja penerapan ketentuan K3

- Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasan pelaksanaan program, prosedur kerja dan instruksi kerja K3

- Melakukan evaluasi dan membuat laporan penerapan SMK3 dan pedoman teknis K3 - Mengusulkan perbaikan metode kerja pelaksanaan pekerjaan berbasis K3, jika

diperlukan

(20)

- Melakukan penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta keadaan darurat.

14. KELUARAN

A. Program Mutu

Konsultan diwajibkan untuk menerapkan Jaminan Mutu sesuai Surat Edaran Menteri PUPR Nomor 15/SE/M/2019 tentang Penjaminan Mutu dan Pengendalian Mutu Pekerjaan Konstruksi di Kementerian PUPR. Konsultan kualifikasi menengah dan besar diwajibkan untuk menerapkan Sistem Jaminan Mutu dalam bentuk pembuatan Program Mutu.

Laporan Program Mutu berisi rincian program kerja, metode pelaksanaan, dan tanggapan konsultan terhadap isi Kerangka Acuan Kerja (KAK) sehubungan dengan data-data dan kondisi awal yang diperoleh selama orientasi lapangan.

Program Mutu diklarifikasi oleh Core Team Jaminan Mutu dan disetujui oleh PPK Program & Perencanaan Satker Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang.

Program Mutu diselesaikan sebelum pembuatan laporan pendahuluan dan diserahkan dalam bentuk buku sebanyak 10 (sepuluh) rangkap.

B. Laporan Pendahuluan Laporan Pendahuluan berisi:

 Rencana kerja penyedia jasa secara menyeluruh.

 Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya.

 Jadual kegiatan penyedia jasa.

 Pengumpulan data sekunder

 Gambaran umum lokasi pekerjaan.

Konsep laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak SPMK diterbitkan. Konsep Laporan Pendahuluan dibuat sebanyak 20 (dua puluh) buku untuk didiskusikan.

Hasil perbaikan setelah diskusi Laporan Pendahuluan dibuat sebanyak 10 (sepuluh) buku untuk diserahkan.

C. Laporan Bulanan Laporan Bulanan berisi:

 Kemajuan pekerjaan

 Permasalahan yang dihadapi dan rencana tindak lanjut/penyelesaian permasalahan.

 Rencana kegiatan bulan berikutnya

 Lampiran-lampiran lain yang dibutuhkan seperti foto-foto pelaksanaan dan absensi personil.

Laporan ini diserahkan setiap bulan sebanyak 5 (lima) buku selambat-lambatnya pada minggu pertama bulan berikutnya.

(21)

D. Laporan Antara (Interm)

Laporan ini berisi hasil-hasil kegiatan mulai dari awal kegiatan hingga periode pertengahan minimal telah menyelesaikan seluruh kegiatan survey dan investigasi lapangan, serta analisis data. Kerangka logik rumusan hasil studi harus sudah jelas dan berada pada jalur yang benar sesuai maksud dan tujuan studi.

Hasil sementara pelaksanaan pekerjaan dilaporkan paling lambat pada akhir periode pertengahan masa proyek. Konsep Laporan Antara dibuat sebanyak 20 (dua puluh) buku untuk didiskusikan.

Hasil perbaikan setelah diskusi Laporan Antara dibuat sebanyak 10 (sepuluh) buku untuk diserahkan.

E. Laporan Pertemuan Konsultasi Mayarakat (PKM)

Laporan ini merupakan hasil dari pelaksanaan Pertemuan Konsultasi Mayarakat (PKM), berisikan daftar hadir peserta, foto-foto pelaksanaan, berita acara pelaksanaan dan notulen hasil dari PKM.

Laporan ini dibuat 5 (lima) rangkap dan diserahkan paling lambat 1 minggu setelah pelaksanaan PKM.

F. Konsep Laporan Akhir

Konsep Laporan Akhir berisi seluruh hasil kegiatan studi. Konsep Laporan Akhir didiskusikan paling lambat 2 (dua) minggu sebelum masa kontrak berakhir.

Konsep laporan diserahkan sebanyak 20 (dua puluh) rangkap.

G. Laporan Akhir

Laporan Akhir diserahkan setelah diadakan perbaikan sesuai hasil diskusi Konsep Laporan Akhir. Laporan Akhir diserahkan sebanyak 10 (sepuluh) buku laporan pada akhir masa kontrak bersama-sama dengan:

1. Ringkasan Laporan

Ringkasan laporan dibuat sebanyak 10 (sepuluh) rangkap yang merupakan rangkuman dari laporan akhir beserta biaya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan.

2. Laporan Penunjang masing-masing terdiri dari :

a) Laporan Ringkasan = 5 Rangkap

b) Buku Ukur = 5 Rangkap

c) Laporan topografi = 5 Rangkap

d) Laporan Deskripsi BM = 5 Rangkap

e) Laporan Analisa Hidrologi dan Hidrometri = 5 Rangkap f) Laporan Geologi dan Mekanika Tanah = 5 Rangkap

g) Laporan PKM = 10 Rangkap

h) Laporan Nota Desain = 5 Rangkap

i) Laporan Dokumen Tender dan Spesifikasi Teknis = 5 Rangkap j) Laporan BOQ, Metode Pelaksanaan dan RAB = 5 Rangkap k) Laporan Manual OP dan PROM = 5 Rangkap

l) Laporan SMKK = 5 Rangkap

m) Kalkir Gambar Desain dan Peta = 1 Rangkap

(22)

(Skala 1:10.000 dan 1;2.000 ukuran A1)

n) Copy Gambar Desain ukuran A1 = 2 Rangkap o) Copy Gambar Desain ukuran A3 = 5 Rangkap 3. Eksternal hardisk yang berisi seluruh laporan dan file-file data dan analisa

pekerjaan

15. RAPAT TEKNIS

Setiap penyedia jasa wajib mengikuti technical meeting sebelum melakukan survei pendahuluan.

LAIN-LAIN

16.1 Peralatan Dan Fasilitas Yang Harus Disediakan Oleh Konsultan.

Konsultan harus menyediakan perangkat keras maupun perangkat lunak seperti yang tercantum dalam Daftar Kuantitas Pekerjaan (BOQ) dan memelihara setiap fasilitas serta peralatan maupun pemakaian bahan yang diperlukan, berikut peralatan dan fasilitas yang disediakan. Hal ini perlu karena untuk kelancaran dan kesempurnaan pekerjaan yang akan datang.

16.2 Penerapan SMK3

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Undang-undang Ketenaga Kerjaan yang dikeluarkan oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi mengenai penerapan SMK3 (Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Tenaga Kerja) bidang layanan jasa konstruksi, maka diwajibkan bagi konsultan yang melaksanakan pekerjaan mengikuti JAMSOSTEK.

16.3 Penjelasan Pelengkap

Segala sesuatu yang belum tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja (Terms of Reference) ini akan diberikan atau dapat ditanyakan pada saat Acara Aanwijzing (penjelasan) di kantor dan di lapangan

(23)

Hal-hal lain yang tidak disebutkan dalam KAK ini perlu dilaksanakan sesuai dengan SIN/SK- SNI yang berkaitan serta berpedoman pada persyaratan yang dikeluarkan oleh Ditjen SDA dan persyaratan teknis yang umum berlaku di Indonesia saat ini, namun dalam pelaksanaannya diperlukan fleksibilitas yang disesuaikan dengan kondisi lapangan.

Makassar, Oktober 2020 Kepala Satker

BBWS Pompengan Jeneberang

Adenan Rasyid, ST, MT Nip. 197207111999031004

.

(24)

Referensi

Dokumen terkait