PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Kerangka Teori
- Pengertian Biaya
- Penggolongan Biaya
- Pengertian Kualitas
- Pengertian Biaya Kualitas
- Pengendalian Biaya Mutu
Pengertian biaya menurut Mulyadi (2014:8) berikut adalah: “Biaya adalah pengorbanan sumber daya ekonomi yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang mungkin terjadi untuk tujuan tertentu.” Mursyidi (2015:14) menyatakan bahwa: “Biaya diartikan sebagai pengorbanan yang dapat mengurangi uang tunai atau aset lainnya untuk mencapai tujuan, baik yang dapat dibebankan pada saat ini maupun di masa yang akan datang.” Biaya bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan yang merupakan bagian dari produk dasar dan produk jadi.
Biaya kegagalan internal adalah biaya yang timbul karena produk dan jasa tidak sesuai dengan spesifikasi atau kebutuhan pelanggan. Biaya kualitas menurut Yami (2002:12) menyatakan bahwa: “biaya kualitas adalah biaya yang terjadi atau mungkin terjadi akibat produk cacat atau kualitas buruk”. Sulastiningsih dan Zulkifli menyatakan bahwa: “Biaya mutu adalah biaya yang dikeluarkan untuk mencegah rendahnya mutu”.
Kerangka Pikir
Hal ini hanya dapat dilaksanakan jika produk akhir dikontrol kualitasnya sehingga produk yang rusak (cacat) tidak sampai ke konsumen. Masalah kualitas akan muncul ketika produk tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Dimana biaya kualitas yang dimaksud adalah biaya pencegahan, biaya penilaian kualitas, biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal, hal ini bertujuan untuk mengurangi besarnya kerusakan produk dan meningkatkan keuntungan yang dihasilkan pada PT Toarco Jaya Makassar.
Hipotesis
METODE PENELITIAN
- Rancangan Penelitian
- Lokasi dan Waktu Penelitian
- Jenis dan Sumber Data
- Jenis Data
- Sumber Data
- Metode Pengumpulan Data
- Metode Analisis
- Definisi Operasional
Sehubungan dengan uraian di atas, akan disajikan jumlah produksi kopi yang tidak memenuhi baku mutu pada tahun 2008 hingga 2017, yang dapat disajikan pada tabel 4.2 di bawah ini. Dengan pentingnya permasalahan biaya kualitas pada produksi kopi, maka salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh PT Toarco Jaya Makassar adalah permasalahan biaya kualitas yang timbul sehubungan dengan produk yang tidak memenuhi standar kualitas produk kopi. Untuk mengetahui sejauh mana dampak biaya mutu terhadap mutu produksi kopi dibawah standar.
Hal ini menunjukkan bahwa keempat variabel dan biaya kualitas secara bersama-sama mempunyai hubungan yang simultan terhadap produk yang tidak memenuhi standar kualitas. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa biaya pencegahan dapat mengurangi jumlah produksi kopi yang tidak memenuhi baku mutu produksi kopi. Berdasarkan hasil uji regresi yang dilakukan berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil bahwa penilaian biaya berpengaruh negatif terhadap jumlah produksi yang tidak memenuhi baku mutu.
Dimana dapat disimpulkan bahwa biaya penilaian yang dikeluarkan perusahaan akan mengurangi banyaknya produk yang tidak memenuhi standar kualitas. Hasil uji regresi yang dilakukan terletak antara biaya kegagalan eksternal dan tingkat produk yang tidak memenuhi standar kualitas yang dapat diterima. Hal ini terlihat dan hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa biaya kegagalan eksternal berpengaruh positif terhadap banyaknya produk yang tidak memenuhi standar kualitas produk khususnya pada PT Toarco Jaya Makassar.
Berdasarkan hasil analisis diketahui pengaruh biaya internal terhadap produk cacat yang tidak memenuhi standar mutu. Disarankan kepada perusahaan untuk mengurangi tingkat produk dibawah standar dengan melakukan pengendalian kualitas terhadap jumlah produksi yang tidak memenuhi standar kualitas.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Perusahaan
- Sejarah Singkat Berdirinya PT Toarco Jaya Makassar
- Struktur Organisasi PT Toarco Jaya Makassar
- Uraian Tugas
- Proses Produksi
PT Toarco Jaya didirikan dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Asing No.1 Tahun 1967 berdasarkan akta No.2 tanggal 2 April 1976 dari Eliza Pondang, SH Notaris di Jakarta. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.4 tanggal 14 Januari 1997. Sejarah berdirinya PT Toarco Jaya dimulai pada tahun 1970, ketika segenggam biji kopi Toraja dibawa ke dalam negeri. Ruang Direksi di kantor pusat Kimura CoffeeCo.Ltd (sekarang Key Coffee Inc) di Jepang.
Pada tanggal 2 April 1976, PT Toarco Jaya resmi didirikan sebagai perusahaan patungan Jepang dan Indonesia dengan penyertaan modal dari Sulawesi Development Company Ltd. Nama Toarco Jaya berasal dari kata TOARCO yang merupakan singkatan dari Kopi Arabika Toraja yang setiap katanya terdiri dari dua huruf, artinya kopi Arabika dikembangkan di Toraja. Sedangkan kata JAYA melambangkan kemakmuran dan kesuksesan. Pembagian tugas di lingkungan PT Toarco Jaya Makassar dimaksudkan agar pegawai yang diberi tugas dapat mempertanggungjawabkan pekerjaan yang dilimpahkan kepadanya.
Bersama direktur produksi mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga kuantitas dan kualitas produksi sesuai dengan standar kuantitas dan kualitas yang ditetapkan perusahaan. Untuk memudahkan memahami proses produksi di PT Toarco Jaya, maka pada Gambar 3 akan kami tampilkan proses produksi bahan baku kopi mentah (cherry) yang diolah atau diolah menjadi biji kopi hijau. Dalam mengelola usaha pengolahan biji kopi, PT Toarco Jaya Makassar memiliki keterbatasan peralatan terutama dalam produksi biji kopi kualitas ekspor.
Kegiatan selanjutnya adalah penimbangan bahan baku yang telah dibersihkan, disesuaikan dengan kapasitas mesin penggorengan. Bahan baku yang telah disiapkan sesuai langkah diatas selanjutnya digoreng dalam mesin penggoreng berkapasitas 10 kg.
Hasil Penelitian
- Analisis Pertumbuhan produksi Kopi dengan jumlah produk
- Analisis Biaya Kualitas
- Uji Asumsi Klasik
- Uji Pengaruh Secara Parsial dan Simultan
- Uji Hipotesis
Berdasarkan tabel 4.2 yaitu jumlah kopi yang diproduksi perusahaan, rata-rata jumlah produksi kopi yang tidak memenuhi standar adalah 45.756 Kg atau 9,28%, sedangkan menurut data perusahaan, jumlah kopi yang memenuhi baku mutu adalah 5%. , sehingga dapat dikatakan jumlah produksi kopi yang tidak memenuhi baku mutu (lebih dari 5%) tidak sesuai standar, oleh karena itu perlu diperhatikan biaya mutu untuk menurunkan tingkat produksi kopi yang tidak memenuhi standar. tidak memenuhi standar kualitas yang diselesaikan. Permasalahan biaya dalam perusahaan mempengaruhi kualitas produksi yang sesuai dengan standar, karena biaya kualitas akan berperan dalam mengurangi tingkat cacat produksi. Untuk itu biaya kualitas pada perusahaan bertujuan untuk menurunkan tingkat cacat produksi, dimana biaya kualitas meliputi: biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan eksternal dan biaya kegagalan internal.
Berdasarkan tabel 4.3 yaitu data biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam proses produksi kopi khususnya di PT Toarco Jaya Makassar, maka akan disajikan kenaikan biaya kualitas yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Berdasarkan tabel 4.4 yaitu perkembangan biaya kualitas pada produksi kopi diperoleh hasil bahwa biaya kualitas yang dikeluarkan perusahaan pada tahun 2016 mengalami penurunan, sedangkan pada tahun 2017 mengalami peningkatan. Berdasarkan rumus di atas selanjutnya akan dihitung biaya kualitas penjualan produk kopi yang dapat dilihat pada Tabel 4.6 di bawah ini.
Berdasarkan tabel 4.6 yaitu rasio antara biaya kualitas dengan turnover pada periode tahun 2008 hingga 2017 terlihat rata-rata rasio antara biaya kualitas dengan turnover adalah sebesar 3,67%, sedangkan menurut Mowen yang menyatakan bahwa biaya kualitas tidak boleh melebihi 5 % per tahun. Meskipun kenyataan yang diharapkan oleh perusahaan adalah biaya kualitas dibandingkan dengan penjualan lebih tinggi dari 2,5%, namun dapat disimpulkan bahwa besarnya biaya kualitas yang dikeluarkan perusahaan belum optimal karena lebih tinggi dari 2,5% omzet. Untuk lebih jelasnya akan disajikan uji asumsi heteroskedastisitas yang dapat dilihat pada tabel 4.9 dibawah ini.
Analisis regresi linier berganda merupakan analisis yang digunakan untuk mengukur dampak biaya kualitas terhadap produk yang tidak. Dari persamaan regresi di atas maka interpretasi dan persamaan regresinya dapat dinyatakan sebagai berikut: b yang berarti jika biaya kualitas (biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan eksternal, dan biaya kegagalan internal) adalah konstan, maka besarnya produk yang tidak memenuhi standar mutu adalah kg.
Pembahasan
- Pengaruh Biaya Pencegahan Dalam Mengurangi Tingkat
- Pengaruh Biaya Penilaian Dalam Mengurangi Tingkat
- Pengaruh Biaya Kegagalan Eksternal Dalam Mengurangi
- Pengaruh Biaya Kegagalan Internal Dalam Mengurangi
Karena fhitung (4,691) > ftabel (4,53), berarti terdapat hubungan yang signifikan antara biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal, dan biaya kegagalan eksternal pada produk yang tidak memenuhi baku mutu. Dimana semakin tinggi biaya penilaian maka semakin banyak produk kopi yang tidak memenuhi baku mutu produksi kopi, artinya setiap kenaikan biaya penilaian akan berdampak pada berkurangnya jumlah produk kopi yang tidak memenuhi baku mutu produksi. dari PT Toarco Jaya Makassar. Kemudian secara parsial ditemukan bahwa biaya kualitas dan kuantitas produksi yang tidak memenuhi standar mempunyai pengaruh yang signifikan karena mempunyai nilai sig < 0,05.
Dimana dan hasil analisis uji regresi yang dilakukan menunjukkan bahwa biaya kegagalan internal berpengaruh signifikan terhadap jumlah produk yang tidak memenuhi standar, dimana semakin tinggi biaya kegagalan internal maka akan semakin berkurang pula produk yang tidak memenuhi standar mutu. Berdasarkan hasil analisis, jumlah produk kopi yang tidak memenuhi standar kualitas produk sebanyak 45.756, sedangkan hasil analisis regresi jumlah produk kopi yang tidak memenuhi standar adalah 9,28%. Hasil analisis data mengenai pengujian regresi yang dilakukan menunjukkan bahwa biaya pencegahan dan biaya penilaian berpengaruh negatif dan signifikan terhadap banyaknya produk yang tidak memenuhi standar mutu, sedangkan biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal berpengaruh positif dan signifikan. pada banyaknya produk yang tidak memenuhi standar.
Disarankan juga agar perusahaan meningkatkan biaya pencegahan dan biaya penilaian untuk mengurangi jumlah produk yang tidak memenuhi standar atau kualitas. Mursyidi, 2015, Akuntansi Biaya, Penetapan Biaya Konvensional, Just In Time dan Activity Based Costing, Cetakan Pertama, Bandung: Penerbit Refika Aditama. Mulyadi, 2014, Akuntansi Biaya, Edisi Kelima, Cetakan Kesebelas, Penerbit Yogyakarta UPP STIM YKPN Nasution, M,N, 2001, Total Quality Management, Cetakan Pertama, Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia.
Prawirosentono Suyadi, 2007, Filosofi Baru Manajemen Mutu Terpadu Total Quality Management untuk Studi Kasus dan Analisis Abad 21, Edisi Pertama, Jakarta: Penerbit Bumi Aksara. Purnama, Nursdyabani, 2015, Manajemen Mutu Perspektif Global, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Jakarta: Penerbit Ekonisia, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Heizer, Jay dan Rander, Barry, 2006, Prinsip Manajemen Operasi, edisi ke-9, penerjemah: Kresnohadi Ariyoto,' Prinsip Manajemen Operasi, Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Munjiati, Munawaroh, Titin Ekowati, Nurhayati, Arini Hidayah, Edi Purwo Saputro, Rony Handayanto, Muhammad Imam Teguh, Eni Zuhriyah, dan Jasa, 2004, Manajemen Operasional, edisi pertama, cetakan pertama, Yogyakarta, Penerbit Unit Penerbitan Fakultas Ekonomi Penerbitan ( UPFE ) ) UMY. Kurniasari, Mitreka Unggu, 2011, Analisis Pelaporan dan Pengendalian Biaya Kualitas Sebagai Upaya Peningkatan Efisiensi Biaya Kualitas (Studi Kasus pada PT. Guna Atmaja Jaya), Universitas Brawijaya, Malang.
Nasiah, 2007, Penelitian yang dilakukan oleh Nasiah (2007) mengenai dampak biaya kualitas terhadap penjualan tandan buah segar (TBS) di PT. Statistik untuk setiap pengujian didasarkan pada semua kasus dengan data yang valid untuk variabel yang digunakan dalam pengujian tersebut.