• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETERKAITAN ANTAR DOKUMEN

N/A
N/A
Devy Riesta

Academic year: 2023

Membagikan "KETERKAITAN ANTAR DOKUMEN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

KETERKAITAN ANTAR DOKUMEN

Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244)

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104)

3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 120 Tahun 2018 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 157);

4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 Tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1312)

Kebijakan Perencanaan Pembangunan dan Penganggaran Daerah Keterkaitan RPJPN, RPJPD dan RPJMD

Perencanaan Pembangunan Berdasatkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 dan Undang -undang Nomor 32 Tahun 2004 Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Perencanaan pembangunan sangat diperlukan suatu negara salam mencapai tujuan bernegara. Salah satu alasan penting perlunya sistem perencanaan pembangunan nasional adalah untuk menjamin agar pembangunan berjalan efektif, efisien, dan bersasaran. Tujuan sistem perencanaan pembangunan nasional antara lain adalah: (1) mendukung koordinasi antarperlaku pembangunan, (2) menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antardaerah, antarruang, antarwaktu, antarfungsi pemerintah maupun antara pusat dan daerah, (3) menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan, (4) mengoptimalkan partisipasi masyarakat, dan (5) menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan.

Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengatur rahapan perencanaan pembangunan jangka panjang (20 tahun), jangka menengah (5 tahun) maupun jangka pendek (1tahun), baik yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat (termasuk kementerian/lembaga =KL) maupun pemerintah daerah (termasuk satuan kerja perangkat daerah = SKPD). Pada tingkat daerah, perencanaan pembangunan yang dihasilkan berupa dokumen-dokumen:

Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP Daerah) untuk jangka panjang, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM Daerah) dan Rencana Strategis Satuan

(2)

Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD) untuk jangka menengah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) serta Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) untuk jangka pendek.

Keterkaitan antar dokumen perencanaan berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 ini dapat digambarkan dalam skema sebagai berikut:

Berdasarkan skema ini dapat dijelaskan bahwa:

a. RPJPN, atau Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional, adalah dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang yang menjadi landasan bagi pembangunan nasional di Indonesia. RPJPN memberikan arah dan strategi pembangunan nasional yang mencakup berbagai sektor, termasuk ekonomi, sosial, lingkungan, dan infrastruktur. RPJPN menjadi pedoman utama dalam menyusun kebijakan pembangunan nasional, dan implementasinya memerlukan kerjasama lintas sektor dan partisipasi aktif dari berbagai pihak termasuk pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta.

b. Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah dengan periode waktu 20 tahun memuat visi, misi, dan arah pembangunan daerah. Sehingga kedudukan RPJP Daerah ini menggantikan kedudukan Pola Dasar Pembangunan (POLDAS) Daerah yang selama ini menjadi dokumen induk pemerintah daerah atau ”GBHN-nya” daerah. RPJP Daerah menurut undang- undang ini ditetapkan dengan Peraturan Daerah (Perda) sehingga tidak menjamin bahwa dalam 20 tahun tersebut dokumen RPJP Daerah tidak berubah seiring dengan pergantian pimpinan daerah. Jika setiap 5 tahun sekali diubah

(3)

maka nasib dokumen RPJP Daerah itu mungkin tidak berbeda dengan RPJP Daerah yang setiap 5 tahun sekali disusun.

c. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah (RPJM) Daerah merupakan penjabaran visi, misi dan arah pembangunan daerah yang ada dalam RPJP Daerah. RPJM Daerah memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, dan program satuan Kerja Perangkat Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam rangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. RPJM Daerah disusun berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional.

Prosedur itu memungkinkan terjadi ketidaksinkronan antara RPJM Daerah dengan RPJM Nasional. RPJM Daerah merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah terpilih sedangkan RPJM Nasional adalah penjabaran visi, misi dan Program Presiden terpilih. Misalnya, Presiden terpilih dati partai A dengan ideologi X, sementara di daerah tertentu Kepala Daerah terpilih dari partai B dengan ideologi Y, sehingga akibatnya RPJM nasional dapat saja berbeda jauh dengan RPJM Daerah tertentu tersebut.

Keterkaitan RPJPD dengan RPJMD

Mempedomani RPJPD dalam penyusunan RPJMD dilakukan dengan cara menyelaraskan sasaran, strategi, arah kebijakan dan program pembangunan jangka menengah Daerah dengan arah kebijakan dan sasaran pokok pembangunan jangka Panjang Daerah. Sasaran RPJMD selain menerjemahkan tujuan dari visi dan misi Kepala Daerah terpilih paling sedikit juga berisi sasaran pokok RPJPD periode berkenaan. Keterkaitan antar dokumen perencanaan berdasarkan Pasal 263 ayat (2) Undang - Undang No 23 Tahun 2014 ini dapat digambarkan dalam skema sebagai berikut:

(4)

Berdasarkan skema ini dapat dijelaskan bahwa:

a. RPJPD merupakan penjabaran dari visi, misi, arah kebijakan dan sasaran pokok pembangunan daerah jangka Panjang untuk 20 tahun yang disusun dengan berpedoman pada RPJPN dan RTRW.

b. RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang memuat tujuan, sasaran strategi, arah kebijakan pembangunan daerah dan keuangan daerah serta program Perangkat Daerah dan lintas perangkat Daerah yang disertai dengan kerangka pendanaan bersifat indikatif untuk jangka waktu 5 tahun dengan berpedoman pada RPJPD, RTRW dan RPJMN.

c. RKPD merupakan penjabaran dari RPJMD yang memuat rancangan kerangka ekonomi Daerah, prioritas pembangunan Daerah, serta rencana kerja dan pendanaan untuk jangka waktu 1 tahun dengan berpedoman pada RKP dan program strategis nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.

Keterkaitan RTRW, RDTR dengan RPJPD

Perencanaan pembangunan daerah harus selaras dengan perencanaan pembangunan nasional, salah satunya antara lain dengan Surat Edaran Bersama (SEB) Mdn dengan Mppn. Apa yang direncanakan dibuat anggarannya dan apa yang dianggarkan telah (ada) dasarperencanaannya. Tidak boleh lagi ada program/kegiatan yang ada dalam dokumen APBD namun tidak ada dalam RKPD (dan juga sebaliknya).

Keterkaitan antar dokumen perencanaan berdasarkan dapat digambarkan dalam skema sebagai berikut:

Berdasarkan skema ini dapat dijelaskan bahwa:

a. Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) merupakan suatu dokumen perencanaan yang digunakan oleh pemerintah untuk mengatur tata ruang dan penggunaan lahan di suatu wilayah. RTRW menjadi dasar hukum bagi

(5)

penyelenggaraan tata ruang dan wilayah di Indonesia. RTRW menjadi instrumen penting dalam pengelolaan tata ruang dan wilayah untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan dan mendukung keberlanjutan lingkungan hidup. Implementasi RTRW yang baik memerlukan koordinasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan partisipasi aktif masyarakat.

b. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) merupakan dokumen perencanaan yang lebih rinci daripada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). RDTR biasanya disusun untuk wilayah administratif yang lebih kecil, seperti kota atau kabupaten, dan memberikan pedoman lebih spesifik untuk penggunaan lahan, zonasi, dan tata letak perkotaan. RDTR menjadi instrumen penting dalam mengarahkan pembangunan dan pertumbuhan suatu wilayah secara terkoordinasi. Dengan menyediakan pedoman yang jelas, RDTR membantu mewujudkan tata ruang yang berkelanjutan dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.

c. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), dan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) adalah tiga dokumen perencanaan yang saling terkait dalam konteks perencanaan dan pengembangan suatu daerah. RTRW harus selaras dengan RPJPD. RTRW mencerminkan strategi dan kebijakan pengembangan wilayah dari RPJPD ke dalam bentuk zonasi dan tata ruang yang lebih konkreto. RTRW memberikan landasan untuk pengembangan yang sejalan dengan visi pembangunan jangka panjang yang diatur dalam RPJPD. RDTR harus sejalan dengan RTRW. RTRW memberikan kerangka umum tentang pola ruang dan penggunaan lahan di tingkat wilayah, sedangkan RDTR merinci implementasi RTRW di tingkat lokal, seperti kota atau kabupaten. RDTR mencakup zonasi, ketentuan bangunan, dan infrastruktur sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam RTRW.

RPJPD sebagai dokumen pembangunan jangka panjang memberikan panduan umum untuk pengembangan daerah. RTRW memberikan rinciannya dalam hal tata ruang dan penggunaan lahan di tingkat wilayah, sementara RDTR merinci implementasi RTRW di tingkat lokal.

Keterkaitan KLHS dengan RPJPD

Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikanbahwa Prinsip Tujuan Pembangunan Berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program. Keterkaitan antar dokumen perencanaan berdasarkan dapat digambarkan dalam skema sebagai berikut:

(6)

Berdasarkan skema ini dapat dijelaskan bahwa:

a. Berdasarkan amanat Peraturan Pemerintah (PP) No. 46 Tahun 2016 Pasal 2 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), demi memastikan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan masuk ke dalam setiap dokumen perencanaan pembangunan, dokumen KLHS harus diintegrasikan ke dalam seluruh dokumen-dokumen perencanaan, baik di tingkat pusat maupun tingkat daerah, yang akan berdampak pada kelestarian lingkungan hidup dan/atau menimbulkan risikopada kelestarian lingkungan hidup.

b. Hubungan antara Kebijakan Lingkungan Hidup dan Strategi Pembangunan Daerah (RPJPD) erat kaitannya dengan upaya mengintegrasikan aspek lingkungan dalam perencanaan dan pembangunan suatu daerah. Kebijakan Lingkungan Hidup dan Strategi Pembangunan Daerah (RPJPD) harus saling mendukung. Prinsip-prinsip dan strategi yang terkandung dalam Kebijakan Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) perlu diintegrasikan ke dalam RPJPD untuk memastikan bahwa pembangunan daerah berlangsung secara berkelanjutan. Dengan mengintegrasikan KLHS dalam RPJPD, diharapkan dapat terwujudnya pembangunan daerah yang berkelanjutan, berdaya lingkungan, dan memperhatikan keberlanjutan ekosistem.

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi

Kaidah Pelaksanaan Renja Dinas Kesehatan Tahun 2024 disusun berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 Tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi