• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of KISAH NABI ZAKARIYAH DALAM AL-QUR’AN (Kajian Hermeneutika Fazlur Rahman (Double Movement))

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of KISAH NABI ZAKARIYAH DALAM AL-QUR’AN (Kajian Hermeneutika Fazlur Rahman (Double Movement))"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

KISAH NABI ZAKARIYAH DALAM AL-QUR’AN (Kajian Hermeneutika Fazlur Rahman (Double Movement))

KISAH NABI ZAKARIYAH DALAM AL-QUR’AN (Kajian Hermeneutika Fazlur Rahman (Double Movement) )

Nur Izzatul A’yunin, Ahmad Zainuddin Universitas Yudharta Pasuruan, East Java, Indonesia

[email protected], [email protected]

ABSTRACT: The Qur'an is a holy book that provides instructions and lessons for Muslims, one of the forms of lessons is conveyed through verses that contain stories such as the story of the prophet Zakariyah studied in this thesis. the author will examine the meaning of the verse in order to find the value contained so that it can be taken away. The purpose of this study is that the author wants to make the ibrah of the verse of the story an example for today's people.

This research us a literature review (Library Research) by choosing the Fazlur Rahman Hermeneutics method or Double Movement as a method of interpreting the verses of the story of the prophet Zakariyah which focuses on understanding the verses of the Qur'an with the socio-historical state of the current verses and circumstances.

With this step, the author can prove that the prosperity of the Qur'an is not limited by time and forever becomes a guide for human life.

Keywords: Story of Prophet Zakariyah, al-Qur’an, Hermeneutics Fazlur Rahman (Double Movement).

PENDAHULUAN/INTRODUCTION

Allah memberikan mukjizat kepada nabi Muhammad berupa al-Qur’an sebagai pedoman yang menjadi rujukan untuk menghadapi persoalan terkait pemikiran dan peradaban Islam hingga akhir zaman.1 Sebagai pedoman umat maka keterkaitan al-Qur’an dengan kehidupan manusia sangatlah erat, sebagaimana proses penurunannya pasti tidak terlepas dengan proses kehidupan manusia seperti sebuah karya sastra yang terinspirasi dari kehidupan manusia yang berbentuk kisah. Al-Qur’an juga terkenal sebagai karya sastra yang tidak bisa ditandingi dengan dengan karya sastra manapun termasuk karangan bangsa arab jahiliyah yang sudah lama terkenal dengan kehebatannya.2

Kisah merupakan sebuah peristiwa bersangkutan dengan sebab akibat yang tertuang pada peristiwa manusia terdahulu sehingga dapat menarik perhatian pembaca atau pendengarnya dalam memahami makna yang terkandung didalamnya apabila menggunakan bentuk bahasa yang indah.3 Kisah al-Qur’an merupakan sebuah kisah nonfiktif dengan kebenaran yang akurat dan gaya bahasa yang menarik. Sebagai bentuk manifestasi tradisi lisan yang terbentuk dalam sebuah peristiwa kemudian dinterpretasikan sehingga menjadi sebuah hikmah dan pembelajaran yang mengandung nilai-nilai moral, dapat mengantarkan manusia menuju arah dikehendaki-Nya.4 Gaya penuturan kisah al-Qur’an bukan

1 Islah Gusmian, Khazanah Tafsir Indonesia: Dari Hermeneutika Hingga Ideologi, (Jakarta: Teraju, 2003), 27.

2Muwaffiqoh, Kisah Nabi Zakariyah Dalam Surat Maryam, (Kajian Semiotika al-Qur’an),

3Manna Khalil al-Qattan, Mabahits Fi Ulum al-Qur’an, (kairo: Dar Kutub, 1994), 305.

4Muhammad Qurthubi, nazharat fi Qashashil al-Qur’an, (Mekkah: Rabithah al-A’lam al-Islamy, tt), 13-14.

Volume 6 Nomor 1 Mei 2021 Volume xx Nomor xx Desember 2020

(2)

KISAH NABI ZAKARIYAH DALAM AL-QUR’AN (Kajian Hermeneutika Fazlur Rahman (Double Movement))

seperti buku cerita akan tetapi menuturkan sebuah tujuan tinggi yang di dalamnya tertanam sebuah nasehat, hakikat peristiwa yang banyak manfaatnya dan kemurnian sebuah akidah ynag diungkapkan dengan bahasa yang indah dengan uslub yang .mempesona.5

Kisah al-Qur’an disebutkan berulang kali pada beberapa tempat ada yang diawal surah ada juga yang diakhir, bentuk ungkapannya juga berbeda-beda, ada yang panjang lebar atau ringkas.6 Di dalam al- Qur’an sebagian besar didominasi oleh kisah para nabi dan rosul terbukti banyak ayat-ayat yang membahas tentang kisah tersebut, jika dijumlahkan sekitar 1600 ayat yang menceritakan kisah nabi dan rosul sedangkan ayat-ayat tentang hukum berjumlah 330 ayat. Dari perhitungan tersebut maka disimpulkan bahwa sebagian besar ayat al-Qur’an memberi perhatian pada wilayah kisah nabi dan rosul.7 Diantaranya kisah Zakariyah yang belum diberikan keturunan hingga tua, meskipun begitu ia tetap setia kepada istrinya dan tidak pernah berhenti berdoa kepada Allah. Kisah ini patut dicontoh bagi umat islam sampai Allah pernah memerintahkan kepada nabi Muhammad untuk menceritakan kisah nabi Zakariyah kepada para sahabatnya.8 Dalam hal ini perlu adanya proses penafsiran. Proses ini sudah ada mulai zaman nabi Muhammad dalam rangka menyebarkan pesan al-Qur’an sesuai keyakinan teologis yang berlaku untuk semua ruang dan waktu, kapanpun dan dimanapun. Penafsiran dari zaman nabi sampai kontemporer mengalami perkembangan yang baik.9

Salah satu pemikir kontemporer yang menggagas metode tafsir yaitu Fazlur Rahman dengan metode tafsirnya yang disebut Double Movement (gerak ganda) merupakan gerakan yang berangkat dari keadaan yang terjadi pada zaman kini ke era al-Qur’an diwahyukan serta kembali ke masa kini dengan melihat keadaan sosio-historis untuk penunjang dalam menetukan konteks sosial pada suatu ayat agar mendapat sebuah penafsiran yang objektif dan mampu memahami al-Qur’an secara kontekstual yang dapat diaplikasikan pada kehidupan saat ini.10sehingga selaras dengan motto dari al-Qur’an disebut Shahih li kulli zaman wa makan. Maka dari kisah nabi Zakariyah ini sangat menarik jika dikaji melalui metode hermeneutika Fazlur Rahman (Double Movement), salah satu contohnya kisah perjuangan dan kesabaran nabi Zakariyah yang belum diberi keturunan sampai tua dan Ketika beliau merawat Maryam.

Dengan menggunakan metode tersebut maka pesan dari ayat tentang kisah nabi Zakariyah akan menjadi teladan bagi umat islam hingga saat ini seperti contoh permasalahan pada pasangan yang belum diberi keturunan.

5Manna Khalil al-Qattan, Mabahits Fi Ulum al-Qur’an, 439.

6M, Mukhid Mashuri dan Ibnu Romadhon, Jurnal “Khalifah Di Bumi Sebelum Nabi Adam As (Tafsir Tematik Qs, al-Baqoroh :30)”, Vol.4 No.1, (Mafhum: UniversitasYudarta Pasuruan, 2019), 79.

7M. Bani Mulyanto, Kisah Nabi Ayyub dalam Al-Qur’an, (Skripsi UIN Sunan Kalijaga Fakultas Ushuluddin: Yogyakarta), 2.

8Jihad Muhammad Hajjaj, umur dan silsilah para Nabi, cet 2 (Jakarta: Qisthi Press, 2008), 185.

9Nurcholis Madjid, Islam Agama Kemanusiaan, (Jakarta: Paramadina, 1995), 17.

10Siti Alamah Alfahiroh, Skripsi: Aplikasi Teori Double Movement Fazlur Rohman Pada Qs. Quraisy, (Bandung: UIN SGD Bandung, 2018), 6-7.

(3)

KISAH NABI ZAKARIYAH DALAM AL-QUR’AN (Kajian Hermeneutika Fazlur Rahman (Double Movement)) METODE/METHOD

Jenis pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif yang bersifat dekriptif analisis maka data yang dihasilkan berbentuk uraian bukan angka.11Untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan, maka menggunakan jenis kepustakaan (Library Research) sehingga semua data diambil dari bahan pustaka.12Terdapat dua sumber data pada penelitian ini yaitu data primer (data utama) berupa al-Qur’an, kitab tafsir, buku-buku karangan Fazlur Rahman dan buku yang membahas metodologi tafsirnya seperti buku Islam Modernity, Major of The Qur’an dan lainnya.Sumber data sekundernya berupa penelitian yang dipublikasikan seperti jurnal, skripsi, tesis dan artikel.

Untuk metode penafsirannya menggunakan metode hermeneutika yang digagas oleh Fazlur Rahman yang disebut metode penafsiran Double Movement.Pada penelitian untuk teknik pengumpulan data dengan cara menghimpun data-data atau referensi kemudian mengkaji atau menelaah secara mendalam sesuai masalah yang dibahas yaitu tentang latar belakang, fungsi dan peran dari metode Double Movement dan sumber yang menjelaskan tentang kisah nabi Zakariyah beserta ayat-ayat serta tafsirannya data tentang keadaan historis masyarakat dalam kisah tersebut. Setelah itu akan dianalisis sesuai prosedur metode Double Movement.

Adapun analisis data dari penelitian ini yaitu mengumpulkan semua data yang memuat objek penelitian kemudian diklarifikasi dan dianalisi.kemudian menelaah data-data yang memuat metode Double Movement yang menjadi metode interpretasi pada pemaknaan ayat-ayat tentang kisah nabi Zakariyah dengan menggunakan analisis sosio historis pada ayat untuk menemukan pesan yang tersirat dari ayat.13Sehingga penulis dapat menemukan jawaban dari rumusan masalah pada penelitian ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN/RESULT AND DISCUSSION A. Biografi Fazlur Rahman

Fazlur Rahman lahir Hazara yaitu sebuah daerah anak benua Indo-Pakistan yang saat ini terletak di barat laut Pakistan, pada tanggal 21 september 1919.14Fazlur Rahman tumbuh dari lingkungan keluarga yang alim religius bermadzhab madzab Hanafi.15merupakan anak dari bernama Maulana Syahab al-Din atau Malak.16Ayah beliau adalah sosok yang alim dan berpendidikan dengan pola pemikiran islam tradisional, tetapi memiliki pandangan bahwa pendidikan itu sangat penting dan berkeyakinan bahwa seharunya islam memandang modernitas sebagai tantangan dan

11Frizal, Metode Penelitian Kualitatif Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian Kualitatif Dalam Berbagai Disipilin ilmu, (Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada, 2014), 12.

12Ulya, Metode Penelitian Tafsir (Kudus: Nora Media Enterprise, 2010), 19.

13Noeng Muhadjir, Metodologi Penelian Kualitatif (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1993), 76-77.

14Nailis Sa’adah, Skripsi “Tabarruj Dalam Prespektif Teori Double Movement Fazlur Rahman” (Semarang: UIN Semarang, 2019), 45.

15Jazim Hamidi dkk, Metodologi Tafsir Fazlur Rahman Terhadap Ayat-ayat Hukum dan Sosial ( Malang: UB Press, 2013), 13.

16Ahmad Syukri Saleh, Metodologi Tafsir al-Qur’an Kontemporer dalam Pandangan Fazlur Rahman,19.

(4)

KISAH NABI ZAKARIYAH DALAM AL-QUR’AN (Kajian Hermeneutika Fazlur Rahman (Double Movement))

peluang.17Pemikiran inilah yang membentuk pola pemikiran Fazlur Rahman toleran terhadap nilai modernitas namun tetap menganut islam tradisional. Sedangkan ibu beliau berperan dalam membentuk kepribadiannya dengan nilai-nilai kebenaran, kejujuran, kesetiaan, cinta dan kasih sayang.18

Pendidikan dasar yang ditempuh Fazlur Rahman diperoleh secara formal dan mendapatkan bimbingan dari ayahnya sendiri di bidang islam tradisional, langkah pertama dengan menghafal al- Qur’an yang diselesaikan di umur 10 tahun, disamping itu beliau juga mempelajari bahasa Persia, bahasa Arab, sastra, ilmu retorika, filsafat, logika, kalam, fiqih, tafsir dan hadis.19Ketika berusia 14 tahun pada tahun 1933 Rahman dan keluarganya menetap di Lahore wilayah Barat Laut Pakistan, kota ini dikenal sebagai “kota Taman dan Perguruan tinggi”, sekaligus sebagai tempat pertama Fazlur Rahman mendapatkan pendidikan modern, tetapi juga masih mempelajari Pendidikan agama dari ayahnya.

Rahman melanjutkan pendidikannya di Universitas Punjab dengan mengambil jurusan Bahasa Arab dan lulus di tahun 1940 sebagai sarjana muda. Dua tahun sesudahnya beliau meraih gelar Master of Arts (M.A) di tempat dan program studi yang sama.20Pada tahun 1946, ia melanjukan studi doktornya di Universitas Oxford dengan fokus dalam jurusan filsafat islam.21Pada tahun 1949 Rahman telah merampungkan studi doktoralnya yang ditempuh selama 3 tahun dengan karya disertasi yang dibimbing oleh S. Van den Berg dan H.A.R.Gibb yang berjudul Avicenna’s Psychology merupakan sub bahasan dari karangan Ibnu Sina yaitu kitab al-Najat.Dari keseriusan Rahman ini mengangkat reputasinya sebagai pakar yang mumpuni tentang Ibnu Sina di kalangan sarjana-sarjana ketimuran.22

Sesudah meraih gelar Doktor di Oxford University, beliau menjadi dosen bahasa Persia pada tahun 1950 sampai 1958 di Universitas Durham Inggris.23Setelah mengajar di Durham, beliau pindah tugas ke kanada menjadi lektor kepala (Associate Professor) di Institut Studi Islam Universitas Mc.

Gill.24Pada awal dekade 1960-an,25 kepala pemerintah Pakistan yaitu Sultan Ayyub Khan mengirim surat panggilan agar Rahman kembali ke tanah airnya26 Setelah kembali pada agustus 1962 Sultan Ayyub Khan menugaskan Rahman untuk menjabat sebagai Direktur Lembaga Riset Islam dan

17Fazlur Rahman, Cita-Cita Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000), 3-4.

18Ahmad Syukri Saleh, Metodologi Tafsir al-Qur’an Kontemporer dalam Pandangan Fazlur Rahman, 20.

19Ahmad Syukri Saleh, Metodologi Tafsir al-Qur’an Kontemporer dalam Pandangan Fazlur Rahman, 21.

20Ahmad Syukri Saleh, Metodologi Tafsir al-Qur’an Kontemporer dalam Pandangan Fazlur Rahman, 21

21Mawardi, Hermeneutika Al-Qur’an Fazlur Rahman(Teori Double Movement) dalam Hermeneutika Al-Qur’an dan Hadis, ed. Sahiron Syamsuddin (Yogyakarta: Elsaq Press, 2010), 62.

22Ahmad Syukri Saleh, Metodologi Tafsir al-Qur’an Kontemporer dalam Pandangan Fazlur Rahman, 22.

23Mawardi, Hermeneutika Al-Qur’an Fazlur Rahman(Teori Double Movement) dalam Hermeneutika Al-Qur’an dan Hadis, ed. Sahiron Syamsuddin, 63.

24Taufik Adnan Amal, Islam dan Tantangan Modernitas, 83.

25Ahmad Syukri Saleh, Metodologi Tafsir al-Qur’an Kontemporer dalam Pandangan Fazlur Rahman, 22.

26John L Esposito, Islam dan Perubahan Politik Sosial di Negara Berkembang, Pent. Drs. Wardah Hafidz, MA (Yogyakarta:

PLP2M,1985), 43.

(5)

KISAH NABI ZAKARIYAH DALAM AL-QUR’AN (Kajian Hermeneutika Fazlur Rahman (Double Movement))

ditunjuk sebagai anggota penasehat ideologi pemerintahan Pakistan (Ta’limat Islamiyah), merupakan badan yang mempunyai wewenang memberikan advis dari temuan lembaga riset islam kepada pemerintah dan majelis.27 Dua jabatan ini merupakan jabatan penting dan saling berhubungan, hal ini menjadi kesempatan bagi Rahman untuk terlibat secara intens dalam menjelaskan definisi “islam”

bagi negaranya yang baru selesai dijajah Inggris dan dapat ikut memberi jawaban-jawaban atas pertanyaan kaum muslimin saat itu serta dapat merumuskan kembali pesan islam demi merespon kebutuhan dan tantangan di era modern.28

Namun saat menjabat ia dihadapkan oleh perselisihan antara kubu Tradisionalis, Sekularis dan Fundamentalis serta modernis yang saling berebut pengaruh di Pakistan. Keadaan ini menyebabkan kontroversi yang menyebabkan berbagai aksi fisik sehingga mengancam keamanan negara.Di momen tersebut Rahman mengemukakan gagasan pembaharuan yang mewakili kubu modernis tetapi memiliki metodologi yang sistematis sehingga dikenal dengan pelopor Neo-Modernis.29 Tetapi gagasan ini tidak mendapat sambutan yang layak yang menyebabkan nyawa Rahman terancam dan akhirnya ia mengundurkan diri.

Setelah mengundurkan diri dari jabatannya, pada tahun 1969 beliau menjadi guru besar tamu di Universitas California, Los Angeles. Setelah itu pindah ke Chicago dengan profesi yang sama sebagai pengajar pada program studi kajian islam dan berbagai aspeknya di Universitas Chicago tepatnya pada jurusan bahasa dan peradaban Timur (Departement of Near Eastern Languages and Civilization).30 Disini karirnya semakin berkibar, banyak karya-karya yang dihasilkan dan ia juga sering diundang untuk mengisi kuliah umum atau seminar bertaraf internasional tentang kajian islam. Beliau juga merupakan satu-satunya sarjana muslim yang pertama kali mendapat penghargaan sebagai Giorgio the Levi Della Vida pada 1983 diberikan oleh Pusat Kajian Timur Dekat Gustave E. von Grunebaum di Universitas California, Los Angels atas jasanya terhadap kesarjanaan Islam.31

B. Metode Double Movement

Al-Qu’an menurut pandangan Fazlur Rahman sebagai bagian dari perjalanan nabi baik dari aspek fisik maupun psikologisnya. Kemudian segala peringatan pada al-Qur’an selalu dikaitkan dengan pernyataan-penyataan dari al-Qur’an yang berhubungan dengan cara penyampaian wahyu maupun dalam menelusuri tujuan dan legislasi dari ajaran al-Qur’an, disini peran konteks sosio- historis era nabi menjadi bukti yang krusial. Namun utamanya adalah al-Qur’an dijadikan sebagai sumber moral (hukum) yang abadi dan memandang peristiwa dibalik aturan moral tersebut menjadi

27Ahmad Syukri Saleh, Metodologi Tafsir al-Qur’an Kontemporer dalam Pandangan Fazlur Rahman, 26.

28John L Esposito, Islam dan Perubahan Politik Sosial di Negara Berkembang, Pent. Drs. Wardah Hafidz, MA, 285.

29Jazim Hamidi dkk, Metodologi Tafsir Fazlur Rahman Terhadap Ayat-ayat Hukum dan Sosial, 17.

30Taufik Adnan Amal, Islam dan Tantangan Modernitas,105.

31Ahmad Syukri Saleh, Metodologi Tafsir al-Qur’an Kontemporer dalam Pandangan Fazlur Rahman, 33.

(6)

KISAH NABI ZAKARIYAH DALAM AL-QUR’AN (Kajian Hermeneutika Fazlur Rahman (Double Movement))

fenomena yang bisa mengalami perubahan sesuai konteks waktu dan situasinya.Nilai moral inilah yang sebenarnya menjadi petunjuk dan solusi untuk menjawab persoalan umat sepanjang zaman.32

Rahman menggagas sebuah metode (teori) penafsiran yang disebut gerak ganda (Double Movement) merupakan metode yang menyajikan penafsiran yang logis, kritis, komperehensif dengan pemahaman yang sistematis dan kontekstual sehingga mampu menjawab persoalan-persoalan masa kini.adapun langkah-langkah penafsiran Double Movement sebagai berikut:

Pertama, situasi kontemporer menuju era al-Qur’an diturunkan.Terdapat dua langkah pada gerakan pertama teori Double Movement. Pertama, memahami situasi atau problem historis pada saat ayat diturukan (asbabun nuzul) dan mengkajinya berdasarkan konteks sosio-historisnya dari kehidupan masyarakat Arab, adat istiadat pada masa islam ketika wahyu tersebut diturunkan dan boleh menyertakan tentang peristiwa peperangan Persia-Byzantium dari langkah tersebut dapat memberi pemahaman bagaimana al-Qur’an merespon atas persoalan yang terjadi pada masa itu sehingga melahirkan aturan khusus (legal spesifik) dari teks ayat. Maka perlu dicantumkanasbabun nuzul untuk meninjau keadaan ketika ayat tersebut diturunkan.Terkait asbabun nuzul memang tidak semua ayat memilikinya, ada juga ayat diturunkan tanpa sebab turun.Diantaranya terdapat pada ayat tentang perintah beriman, penjelasan tentang nikmat dan siksa kubur, dan kisah para nabi.33Maka dari itu perlu digarisbawahi apabila mengkaji ayat tapi tidak memiliki asbabun nuzul maka menurut kalangan ahli tafsir dapat melihat pada munasabahnya.

Langkah yang kedua, teks yang bermakna spesifik tersebut dinalar dengan pemahaman utuh dan umum (universal). Teknik dari langkah ini yaitu menghimpun dan mencari makna atau tafsiran dari ayat, kemudian dikaitkan dengan ide pokok yang terkandung pada al-Qur’an kemudian akan melahirkan ide moralnya. Langkah ini merupakan sebab makna al-Qur’an menjadi koheren yang melahirkan prinsip dari nilai moral yang umum sehingga dapat mendasari perintah normative yang bermacam-macam.34

Kedua.Dari era al-Qur’an diturunkan (setelah menemukan ideal moral) kembali ke era kontemporer.Teori ini membawa prinsip-prinsip umum yang terkandung dalam ideal moral dibawa ke konteks sosio-historis yang konkrit di masa sekarang tujuannya untuk merumuskan sebuah hukum baru (legal spesifik) yang relevan dengan perkembangan keadaan sosial saat ini.Teknis dari langkah kedua ini dengan mengkaji secara cermat atas situasi sekarang dan menganalisis unsur- unsurnya sehingga situasi tesebut dapat dinilai kemudian legal spesifik sebelumnya telah dirumuskan dapat diimplementasikan sesuai keadaan masa kini.35

32Ahmad Syukri Saleh, Metodologi Tafsir al-Qur’an Kontemporer dalam Pandangan Fazlur Rahman, 121-122.

33Mu’ammar Zayn Qadafy, Buku Pintar Sababun Nuzul dari Makro hingga Mikro, (Yogyakarta: In Azna Books, 2015).

34Jazim Hamidi, Dkk, Metodologi Tafsir Fazlur Rahman Terhadap Ayat-ayat Hukum dan Sosial, 48.

35Fazlur Rahman, Islam dan Modernitas tentang Transformasi Intelektual Fazlur Rahman, Terj. Ahsin Mohammad, 8.

(7)

KISAH NABI ZAKARIYAH DALAM AL-QUR’AN (Kajian Hermeneutika Fazlur Rahman (Double Movement)) C. Analisis Kisah Nabi Zakariyah Dengan Metode Double Movement

1. Gerakan pertama

Keadaan sosio-historis Nabi Zakariyah

Nabi Zakariyah hidup ditengah kaum Bani Israil, ia juga diutus menjadi seorang Nabi yang memberi petunjuk bagi Bani Israil. Bani Israil merupakan kaum yang terkenal dengan keduhakaannya. Semasa hidup nabi Zakariyah keadaan Bani Israil sangat kacau sebab ia mengalami berbagai serangan sehingga mereka menjadi kaum yang fanatisme. Fanatisme ini berawal dari kekalahan Bani Israil melawan penguasa Babilona yaitu Nebukadnezar yang berkuasa kurang lebih 1000 tahun, selama itu mereka telah menghancurkan tempat-tempat beribadah, membakar kitab taurat serta membungkam agama mereka. pasukan Alexander Agung dan bangsa Yunani mengalami kejayaan dengan menguasai bangsa Yahudi dan Persia.

Namun mereka mereka mengalami kehancuran dan direbut Kembali oleh Yahudi dibawah pimpinan Kohen dari bani Hasmoneans.

Pada saat itu mereka menfokuskan bangsanya untuk memerangi bangsa Yunani hingga tanpa disadari mereka lalai dalam mempertahankan diri sehingga dikalahkan oleh musuh lain dari bangsa Romawi. Dengan demikian bangsa Romawi kembali ke Baitul Maqdis yang pada saat itu dikuasai oleh bani Herodos merupakan menantu-menantu periode terakhir dari bani Hasmoneans.Tujuannya untuk memblokade mereka, menguasai bangsa mereka secara paksa dengan melakukan penghancuran, pengasingan bangsa Yahudi ke Romawi bahkan pembunuhan serta pembakaran Baitul Maqdis.Situasi ini merupakan kehancuran peribadatan kedua bangsa Yahudi yang disebut peristiwa al-Jalwah al-Kubro (Pengasingan terbesar).36 Karena latar belakang kedurhakaan Bani Israil tersebut membuat nabi Zakariyah khawatir jika ia tidak memiliki seorang anak untuk melajutkan kenabiannya dan membimbing Bani Israil.

Ideal Moral

Qs. ali Imron ayat 37-38

اَىَدْنِع َدَجَو َۙ

َباَرْحِمْلا َّيَِّرَكَز اَهْ يَلَع َلَخَد اَمَّلُك ۗ َّيَِّرَكَز اَهَلَّفَكَّو ۖاانَسَح اتًاَبَ ن اَهَ تَ بْْۢنَاَّو ٍنَسَح ٍلْوُ بَقِب اَهُّ بَر اَهَلَّ بَقَ تَ ف ٍباَسِح ِْ َ ِب ُ اۤاَ َّ ْنَ ُ ُزْرَ َيٰمَّاا َّ ِا ۗ ِيٰمَّاا ِدْنِع ْنِ َوُى ْ َلاَ ۗ اَ يٰمَى ِ َل يٰمَّ َا َُ ْرَيٰمَ َلاَ ۚ اا ْزِر َّيَِّرَكَز اَعَد َ ِلاَنُى

ِ اَعُّدلا ُييَِ َ َّنِ ۖ ا َبِّيَ ا َّ ِّرُ َ ْنُدَل ْنِميِل ْ َِّ َر َلاَ ۖ ُوَّبَر

Dikisahkan tentang janji seorang wanita yang akan menyerahkan keturunannya yang Bernama Maryam kepada Allah. Maka Allah menerimanya dengan baik sebagaimana kata

36Abdurrahman bin Muhammad bin Khaldun, Mukaddimah Ibnu Khaldun terj. Masturi Irham dkk, (Jakarta: Pustaka al- Kautsar, 2011), 414.

(8)

KISAH NABI ZAKARIYAH DALAM AL-QUR’AN (Kajian Hermeneutika Fazlur Rahman (Double Movement))

taqabbala yang diiringi dengan hasanan sehingga Allah menjaga Maryam dengan memberi kesehatan dan pendidikan yang baik melalui perantara nabi Zakariyah, kemudian ia dijaga dalam Mihrab. Ketika itu ia melihat makanan musim panas disamping Maryam Ketika beribadah dalam Mihrab padahal saat itu musim dingin. Akhirnya nabi Zakariyah menanyakan kepada Maryam dan jawabannya “semua rezeki ini dari Allah melalui hubungan timbal balik yang saling menguntungkan dan Allah memberikannya kepada semua yang telah di kehendaki-Nya”.37

Menyaksikan karunia Allah yang diberikan kepada Maryam sebagaimana dipahami dalam artian kata hunalika berarti di sanalah, maka menunjukkan tempat Maryam berada yaitu di Mihrab, pada saat itu beliau mengetahui sumber karunia berupa rezeki yang diterima Maryam membuat semangat Zakariyah kembali lagi untuk terus memohon kepada Allah yang sebelumnya telah terpendam.38

Melihat Maryam seorang anak yang sholeh membuat jiwa Zakariyah mengharapkan keturunan seperti itu, sebagaimana dipahami pada ayat ke-38 dalam kata ladunka yaitu seorang anak yang berkualitas.Kemudian dilanjut dengan ungkapan bahwa Allah maha mendengar dan mengabulkan do’a.dalam hal ini Quraish Shihab menyebutkan bahwa dalam al-Qur'an berkali- kali ditemukan ayat yang menguraikan sifat Allah as-Sami’(maha mendengar). Tetapi hanya ada dua ayat yang mengemukakan sifat tersebut tanpa disertai sifat lain dan berkonteks do’a yaitu kisah Nabi Ibrahim as. dalam QS. Ibrâhîm ayat 39, dan Nabi Zakariyya as pada ayat ini.Ayat yang menunjukkan makna permohonan yang hanya menyebut sifat Tuhan yang maha mendengar tetapi tidak dirangkai dengan sifat Allah yang lainnya, maka menunjukkan isyarat bahwa yang berdo’a itu tidak diketahui orang lain, namun hanya di dalam hati yang hanya terdengar Allah.39

Qs. Al-An’am ayat 85

ينِحِليٰمََّصلٱ َنِّ ّّلُك ۖ َساَيْلِ َو يٰمَىَسيِعَو يٰمََيََْيََو َّيَِّرَكَز و

Ayatini sebagai bukti kenabian nabi Zakariyah dan kezuhudannya nabi-nabi itu sehingga Allah menyifatinya sebagai orang-orang sholeh.ayat ini sebagai lanjutan dari ayat sebelumnya:

َفُسوُ َو َبوُّ َأَو َنيٰمََمْيَلُسَو َدۥُواَد ۦِوِتَّ ِّرُ نِ َو ۖ ُلْبَ نِ اَنْ َدَى ااحوُنَو ۚ اَنْ َدَى ِّلًُّك ۚ َبوُقْعَ َو َقيٰمََحْسِ ٓۥُوَل اَنْ بَىَوَو َ ينِنِسْحُمْلٱ ِ َْ َ ِليٰمََ َكَو ۚ َ وُريٰمََىَو يٰمَىَسوُ َو

37Wahab Zuhaily, al-Tafsir al-Munir fi al-Aqidah wa al-Syari’ah wa al-Manhaj (Beirut: Dar al-Fikr, 2003), 257.

38Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah (Jakarta: Lentera Hati, 2017),101.

39Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah,102.

(9)

KISAH NABI ZAKARIYAH DALAM AL-QUR’AN (Kajian Hermeneutika Fazlur Rahman (Double Movement))

Dari keterangan diatas maka kata wahaba pada ayat ini mengisyaratkan bahwa maksud dari nikmat yang berkesinambungan ini berupa anak cucu nabi Ibrahim maka nama-nama yang disebutkan dalam ayat diatas merupakan keturunan nabi Ibrahim yang telah diberi Rahmat oleh Allah.Nama nabi Nuh juga disebutkan karena beliau merupakan kakek kesepuluh nabi Ibrahim, beliau juga diberikan petunjuk dan dianugrahi kenikmatan sebagai keturunan nabi dan anak cucunya termasuk para nabi seperti yang Allah berikan pada nabi Ibrahim. Hal ini sebagai pelajaran bahwa berapapun tingginya derajat seseorang, ia tidak akan terlepas dari peran leluhur maka tidak boleh melupakannya, apalagi nabi Nuh adalah nabi pertama yang melarang untuk menyembah berhala.40Allah telah menjamin kepada nabi Nuh dan Ibrahim memberikan kitab dan kenabian Sebagaimana firman Allah dalam Qs. al-Hadid ayat 26:

وُقِسيٰمََف ْمُهْ نِّ ٌ ِثَكَو ۖ ٍدَتْهُّ مُهْ نِمَف ۖ َ يٰمََتِكْلٱَو َةَّوُ بُّ نلٱ اَمِهِتَّ ِّرُ ِفِ اَنْلَعَجَو َميِىيٰمََرْ بِ َو ااحوُن اَنْلَسْرَأ ْدَقَلَو

Dhamir (kata ganti) pada kata dzurriyatihi bisa jadi kembali kepada Ibrahim karena ia sebagai topik pembicaraan, bisa juga kepada Nuh karena ia yang terakhir disebutkan.41Dengan demikian Allah telah menjamin kepada keturunan nabi Ibrahim dengan karunia anak cucu yang sholeh dan mulia seperti do’a dan harapan nabi Zakariyah.

Qs.Maryam ayat 2

َّٓيَِّرَكَز ۥُهَدْبَع َ ِّبَر ِ َْحَْر ُرْك

Ayat ini menerangkan rahmat Allah akan diberikan kepada semua hambanya. Kata abdihi artinya hambanya.Dalam tafsir al-Misbah menyatakan puncak tertinggi seorang manusia adalah menjadi abdullah atau hamba Allah,42 Kata abid dalam al-Qur’an yang dirangkai dengan kata ganti persona ketiga yang merujuk pada Allah selalu menunjuk kepada nabi Muhammad, kecuali pada ayat ini yang juga ditujukan kepadanabi Zakariyah.Maka nabi Zakariyah dan Muhammad adalah makhluk yang paling sempurna ibadah dan pengabdiannya.43

Qs. Maryam ayat 7

ايَِ ُلمبَ منِ وَّل ْلَع مَ مَلَ َۙ يٰمَيَمَيَ وُم ۨا ِميٰمَلُ ِب َكُرِّ َبُ ن َّنَِّا اَّۤيَِّرَكَ يٰمَ

Ayat diatas merupakan jawaban Allah terhadap do’a-do’a yang sudah lama dimohonkan olehnya, ia diberi Allah seorang anak yang bernama Yahya. Kata Yahya berarti hidup, ini sebagai bukti bahwa istri Zakariyah yang sebelumnya dinyatakan mandul kini kembali hidup dan

40Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, 533.

41Wahab Zuhaily, al-Tafsir al-Munir fi al-Aqidah wa al-Syari’ah wa al-Manhaj, 255.

42Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, 409.

43Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, 104.

(10)

KISAH NABI ZAKARIYAH DALAM AL-QUR’AN (Kajian Hermeneutika Fazlur Rahman (Double Movement))

subur.Allah menjamin nama Yahya tidak ada yang menyamainya dengan nama-nama sebelumnya. Kata samiyyan dalam ayat ini terambil dari kata as-Simah artinya tanda, nama merupakan tanda (isim). Maka para ulama mengartikan as-Simah dan isim sebagai nama. Ibnu Asyur memahami dalam konteks sifat, kata samiyyan berasal dari kata wasama artinya menyifati.44

Qs.al-Anbiya’ ayat 89

ينِثِريٰمََوْلٱ ُرْ يَخ َ نَأَو اادْرَ ف ِ ْرَ َت َلَ ِّبَر ۥُوَّبَر يٰمَ َدَنَّ ْ ِ َّٓيَِّرَكَزَو

Pada ayat ini merupakan perintah Allah kepada umatnya untuk mengingat dan meneladani kisah nabi Zakariyah, Allah mengijabahi do’anya dengan membenahi kandungan istri Zakariyah serta memujinya atas kekhusyu’an do’a yang dimohonkan dan ketaatannya. Sebagaimana di ayat yang ke 90:

۟اوُناَكَو ۖ اابَىَرَو اابَغَر اَنَ نوُعْدَ َو ِتيٰمََرْ يَْلْٱ ِفِ َ وُعِريٰمََسُ ۟اوُناَك ْمُهَّ نِ ۚ ٓۥُوَجْوَز ۥُوَل اَنْحَلْصَأَو يٰمََيََْيَ ۥُوَل اَنْ بَىَوَو ۥُوَل اَنْ بَجَتْسٱَف َ ينِعِ يٰمََخ اَنَل

Allahmemberi hikmah balasan atas do’a orang yang sungguh-sungguh, begitulah yang dialami nabi Zakariyah dan istrinya, di ayat ini kata ۥُهَج ْو َز ۥُهَل اَنْحَلْصَأ َوmenurut Quraish Shihabtidak harus dipahami bahwa Allah akan mengembalikan istrinya dalam keadaan muda sebagaimana dikemukakan oleh Thabathaba’i tetapi Islah atau perbaikan pada ayat ini adalah perbaikan kesehatan sehingga yang tidak memiliki keturunan bisa hamil.

Kemudian kata ِت ََٰرْيَخْلٱ ىِف َنوُع ِر ََٰسُي menurut Abu Zahrah bahwa nabi Zkariyah dan istri seakan-akan berlomba untuk taat dan mendapat ridho-Nya dalam keadaan lapang maupun sempit.45Begitulah prosesnya sampai Allah mengijabah do’a nabi Zakariyah dengan istrinya menyertai karakter yang ada pada diri Yahya setelah dilahirkan. Ayat ini seolah mengingatkan manusia bahwa Allah selalu mendengar keluh kesah umat-Nya maka berdo’a dan bertaqwa kepada-Nya karena takdir Allah akan diberikan kepada siapapun yang ia kehendaki.

Setelah mengetahui kondisi sosio historis Bani Israil saat itu dan sebab Nabi Zakariyah meminta agar dikarunia seorang anak. Selanjutnya mencari nilai-nilai universal dari ayat-ayat yang menceritakan kisah nabi Zakariyah agar nilai-nilai dari ayat tersebut bisa diterapkan pada kehidupan saat ini seperti mottonya bahwa al-Qur’an itu relevan di setiap tempat dan waktu

44Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, 413.

45Silvia Marina, Tesis “Dzurriyah Thayyibah dalam al-Qur’an (Analis Terhadap Kata Dzurriyah Thayyibah Pada Do’a Nabi Zakariyah Alaihissalam), (Riau: UIN Sunan Syarif Kasim, 2021), 88.

(11)

KISAH NABI ZAKARIYAH DALAM AL-QUR’AN (Kajian Hermeneutika Fazlur Rahman (Double Movement))

disebutShahih Li Kulli Zaman Wa Makan. Maka ayat-ayat tentang kisah nabi Zakariyah yang diamati memiliki nilai dan tujuan umum pada ayat tersebut, sebagaimana berikut:

a. Ayat-ayat tersebut memberi teladan kepada manusia bahwa Allah akan menolong hambanya asal mendekatkan diri kepada Allah, seperti keadaan nabi Zakariyah dan istrinya yang tidak bisa hamil.

b. Perintah untuk memberikan pendidikan dan pemahaman spiritual kepada anak perempuan untuk mengokohkan keimanan kepada Allah karena dengan keimanan dan pengetahuan seseorang akan bisa menjaga marwah.

Gerakan Kedua Situasi Kontemporer

Sebelum menerapkan ajaran-ajaran umum kedalam konteks yang konkrit dimasa kini, maka diperlukan kajian cermat atas situasi masa kini dengan segala kondisinya. Berikut beberapa catatan penting yang menjadi gambaran kondisi dan situasi saat ini:

Pertama, di zaman dulu berkat taat dan kesholehan nabi Zakariyah dengan istrinya, Allah mengabulkan permohonannya untuk diberi anak dengan membenahi kesehatan istrinya.Namun hal ini berlaku untuk seorang hamba mulia seperti nabi Zakariyah, sedangkan di masa kini bagi pasangan yang belum bisa memiliki keturunan selain berdo’a mereka harus berikhtiyar.

Kedua, era globalisasi ini banyak isu-isu yang dialami perempuan, hak-hak perempuan seolah dibedakan dengan laki-laki.Padahal perempuan memiliki peran besar terhadap generasi selanjutnya, mereka adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya yang memberikan pengajaran tentang akidah, moral, akhlak dan lain sebagainya.Namun mayoritas orang tua tidak memberi fasilitas pendidikan yang baik bagi anak perempuannya, sebab mereka menganggap setelah menikah perempuan adalah ibu rumah tangga yang tugasnya memasak, membersihkan rumah, membesarkan anak dan melayani suami.Dengan alasan itu mereka membiarkan anak perempuannya tidak memdapatkan pendidikan yang baik, padahal pendidikan juga berpengaruh bagi diri seseorang baik dalam hal spiritual dan juga pembentukan karakter, apalagi seorang perempuan, mereka juga harus menjaga marwah nya. Maka sudah seharusnya wanita diberi hak untuk mendapatkan pendidikan yang baik, apalagi di era modern ini banyak pengaruh teknologi yang berdampak buruk Seperti pengaruh hp, saat ini banyak orang termasuk perempuan yang secara sengaja mengunggah dirinya di media sosial atau menari tanpa punya rasa malu, maka dari itu sangat penting pendidikan bagi perempuan.

(12)

KISAH NABI ZAKARIYAH DALAM AL-QUR’AN (Kajian Hermeneutika Fazlur Rahman (Double Movement)) Kontekstualisasi Nilai Moral Dengan Situasi Kontemporer

Setelah melihat kondisi yang konkrit dari situasi kontemporer, maka selanjutkan akan memerapkan nilai-nilai umum dari ayat-ayat kisah nabi Zakariyah kedalam situasi, kondisi dan problem masa kini sebagai berikut:

Bayi Tabung

Salah satu ikhtiyar yang dapat dilakukan bagi pasangan mandul adalah dengan melakukan program bayi tabung atau inseminasi buatan, merupakan penghamilan seorang wanita dengan cara buatan yaitu menyuntikkan sperma ke dalam rahim atau disebut kawin suntik.46Dalam kitab Fatawa karangan Mahmud Saltut, bayi tabung ialah pembuahan buatan yang prosesnya diluar Rahim dengan cara menggabungkan sel telur dan sperma ke dalam tabung kimia yang suhunya seperti suhu tubuh wanita kemudian kedua sel kelamin tersebut mengalami fertilasi, Zygote akan berkembang menjadi Morulla kemudian dinidasi kedalam rahim perempuan sehingga hamil.

Menurut ulama Fuqaha’ hukumnya boleh asalkan benih itu berasal dari suami sendiri atau hubungan sah, ika tidak maka hukumnya haram.47Maka program bayi tabung ini diperbolehkan oleh syari’at, berdasarkan pada firman Allah Qs. al-Baqoroh ayat 223:

َينِنِ ْ ُمْلٱ ِرِّ َبَو ۗ ُهوُقيٰمََلُّ مُكَّنَأ ۟آوُمَلْعٱَو ََّاٱ ۟اوُقَّ تٱَو ۚ ْمُكِسُفنَِ ۟اوُ ِّدَ َو ۖ ْمُتْ ِ يٰمََّ َأ ْمُكَثْرَح ۟اوُتْ َف ْمُكَّل ٌثْرَح ْمُكُ ٓاَسِن

Dengan demikian program keluarga berencana dan bayi tabung ini diperbolehkan, maka pasangan mandul dapat berikhtiyar dengan program ini dan juga disertai do’a yang tulus kepada Allah.

Pendidikan Bagi Anak Perempuan (sekolah Formal dan Nonformal)

Di masa sekarang masih banyak orang tua yang membiarkan anak perempuan tidak mendapatkan pendidikan, padahal pendidikan adalah hak semua orang tanpa memandang jenis kelaminnya.Seorang wanita juga berhak untuk mendapatkan pendidikan karena mereka seharusnya memiliki kompetensi tertentu untuk melaksanakan perannya sebagai seorang ibu, istri dan profesi lainnya. Maka dari itu sekolah merupakan nafkah yang juga harus diberikan kepada anak perempuan karena menimba ilmu termasuk ibadah seperti dalam Qs. an-Nisa’ ayat 124:

اا ِقَن َ وُمَلْظُ َلََو َ َّنَْلْٱ َ وُلُخْدَ َ ِ ٓيٰمََل۟وُ َف ٌنِ ْ ُ َوُىَو يٰمَىَثنُأ ْوَأ ٍرَكَ نِ ِ يٰمََحِليٰمََّصلٱ َنِ ْلَمْعَ نَ َو

Sebagai orang tua haruslah memberi pendidikan yang baik bagi anaknya, karena sudah menjadi tanggung jawabnya untuk memberikan pendidikan spiritual dan intelektual untuk membentuk pola berfikir yang baik dan bermanfaat, dengan demikian anak bisa memiliki

46M. Ali Hasan, Masail Fiqhiyah al-Haditsah pada Masalah-masalah Kontemporer Hukum Islam (Jakarta: Grafindo Persada, 1998), 70.

47Hasbullah Bakry, Pedoman Islam di Indonesia (Jakarta: UI-Press, 1988), 211.

(13)

KISAH NABI ZAKARIYAH DALAM AL-QUR’AN (Kajian Hermeneutika Fazlur Rahman (Double Movement))

pemikiran yang unggul.Untuk itu orang tua dapat menitipkan anaknya kepada lembaga-lembaga pendidikan seperti pendidikn formal maupun nonformal.Pendidikan formal adalah Lembaga Pendidikan yang memilik struktur, biasanya berbentuk lembaga sah dalam negara terdiri dari sekolah dasar, menengah dan tinggi.seperti Paud, SD, SMP, SMA sampai Universitas. Sedangkan pendidikan nonformal adalah pendidikan diluar sekolah yang pendidikannya lebih menonjol pada keilmuan agama seperti pondok pesantren, Tpq, Madrasah Diniyah.

Dengan pendidikan ini dapat menjadikan perempuan menjadi seorang yang berpengetahuan luas dan memiliki keimanan sehingga dapat menjaga Marwah nya dihadapan orang lain seperti yang dicontohkan pada Maryam, sejak kecil ia diberi pemahaman tentang agama oleh nabi Zakariyah sehingga ia mengerti hal yang baik dan buruk serta bisa menjaga dirinya sebagai perempuan yang baik. Dengan demikian seseorang akan menjaga Marwah nya apabila ia paham tentang norma-norma sebagai manusia dan itu didapatkan apabila dalam dirinya sudah ditanamkan pendidikan yang baik.

KESIMPULAN/CONCLUSION

Kesimpulan dari ulasan diatas yaitu sebagai berikut:

1. Penulis memahami ayat-ayat tentang kisah nabi Zakariyah dengan Teori Double Movement, teori inimerupakan metode penafsiran yang memuat dua gerakan ganda yaitu dari masa al-Qur’an ke masa kini kemudian masa kini kembali ke masa al-Qur’an, langkah-langkahnya yaitu Gerakan pertama, penulis melihat kondisi sosio historis pada ayat-ayat kisah nabi Zakariyah. penulis memahami kehidupan nabi Zakariyah masyarakat sekitarnya (Bani Israil), kemudian ayat-ayat tentang kisah nabi Zakariyah digeneralisasi sehingga menjadi pernyataan yang memuat idea moral. Gerakan kedua, penulis melihat kondisi dan problematika kehidupan sekarang lalu nilai umum tersebut dikontektualisasikan ke dalam problem yang ditemukan.

2. Dengan menggunakan teori Double Movement penulis menemukan ideal moral pada ayat-ayat kisah nabi Zakariyah yaitu memberi teladan kepada manusia bahwa Allah akan menolong hambanya asal mendekatkan diri kepada Allah, seperti keadaan nabi Zakariyah dan istrinya yang belum bisa memiliki keturunan dan perintah untuk memberikan pendidikan dan pemahaman spiritual kepada anak perempuan untuk mengokohkan keimanan kepada Allah karena dengan keimanan dan pengetahuan seseorang akan bisa menjaga marwah.

Idea moral atau nilai umum tersebut dapat kita kontekstualisasikan sesuai problematika kehidupan sekarang. Diantaranya adalah masalah pasangan suami istri yang dan banyak anak-anak perempuan dibiarkan tidak mendapatkan pendidikan yang baik. dari problem tersebut penulis menemukan solusi yang disusuaikan dengan nilai moral tersebut yaitu program bayi tabung bagi

(14)

KISAH NABI ZAKARIYAH DALAM AL-QUR’AN (Kajian Hermeneutika Fazlur Rahman (Double Movement))

pasangan mandul dan program pendidikan bagi anak perempuan berupa sekolah formal atau nonformal.

DAFTAR PUSTAKA/REFERENCES

Alfahiroh, Siti Alamah. 2018. Skripsi: Aplikasi Teori Double Movement Fazlur Rohman Pada Qs. Quraisy.

Bandung: UIN SGD Bandung

Al-Qattan, Manna Khalil.1994. Mabahits Fi Ulum al-Qur’an.kairo: Dar Kutub Bakry, Hasbullah. 1988. Pedoman Islam di Indonesia. Jakarta: UI-Press

Bin Khaldun, Abdurrahman bin Muhammad. 2011. Mukaddimah Ibnu Khaldun terj. Masturi Irham dkk.

Jakarta: Pustaka al-Kautsar

Esposito, John L. 1985. Islam dan Perubahan Politik Sosial di Negara Berkembang, Pent. Drs. Wardah Hafidz, MA.Yosgyakarta: PLP2M

Frizal.2014. Metode Penelitian Kualitatif Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian Kualitatif Dalam Berbagai Disipilin ilmu.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Gusmian, Islah. 2003. Khazanah Tafsir Indonesia: Dari Hermeneutika Hingga Ideologi. Jakarta: Teraju Hajjaj, Jihad Muhammad. 2008. umur dan silsilah para Nabi, cet 2. Jakarta: Qisthi Press

Hamidi Jazim, dkk. 2013. Metodologi Tafsir Fazlur Rahman Terhadap Ayat-ayat Hukum dan Sosial. Malang:

UB Press.

Hasan, M. Ali. 1998. Masail Fiqhiyah al-Haditsah pada Masalah-masalah Kontemporer Hukum Islam.Jakarta:

Grafindo Persada

Kementrian Agama RI. 2012. al-Qur’an dan Terjemah. Bekasi: PT. Sukses Mandiri Madjid, Nurcholis. 1995. Islam Agama Kemanusiaan. Jakarta: Paramadina

Marina, Silvia. 2021. Tesis “Dzurriyah Thayyibah dalam al-Qur’an (Analis Terhadap Kata Dzurriyah Thayyibah Pada Do’a Nabi Zakariyah Alaihissalam). Riau: UIN Sunan Syarif Kasim

Mashuri, M, Mukhid, dkk. 2019. Jurnal “Khalifah Di Bumi Sebelum Nabi Adam As (Tafsir Tematik Qs, al- Baqoroh:30)”, Vol.4 No.1. Mafhum:UniversitasYudarta Pasuruan

Mawardi. 2010. Hermeneutika Al-Qur’an Fazlur Rahman(Teori Double Movement) dalam Hermeneutika Al- Qur’an dan Hadis, ed. Sahiron Syamsuddin. Yogyakarta: Elsaq Press

Muhadjir, Noeng.1993. Metodologi Penelian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin

Mulyanto, M. Bani.Tt. Kisah Nabi Ayyub dalam Al-Qur’an. Skripsi UIN Sunan Kalijaga Fakultas Ushuluddin: Yogyakarta

Qadafy, Mu’ammar Zayn. 2015. Buku Pintar Sababun Nuzul dari Makro hingga Mikro. Yogyakarta: In Azna Books

Qurthubi, Muhammad. Tt. nazharat fi Qashashil al-Qur’an. Mekkah: Rabithah al-A’lam al-Islamy

(15)

KISAH NABI ZAKARIYAH DALAM AL-QUR’AN (Kajian Hermeneutika Fazlur Rahman (Double Movement)) Rahman, Fazlur. 2000. Cita-Cita Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sa’adah, Nailis. 2019. Skripsi “Tabarruj Dalam Prespektif Teori Double Movement Fazlur Rahman”. Semarang:

UIN Semarang

Shihab, Quraish. 2017. Tafsir al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati

Sodiqin, Ali. 2008. Antropologi al-Qur’an: Model dialektika wahyu dan Realitas.Yogyakarta: al-Ruzz Media Ulya. 2010. Metode Penelitian Tafsir. Kudus: Nora Media Enterprise

Zuhaily, Wahab. 2003. al-Tafsir al-Munir fi al-Aqidah wa al-Syari’ah wa al-Manhaj. Beirut: Dar al-Fikr

Referensi

Dokumen terkait

3.3 Pesan-Pesan yang Terkandung dalam Ayat yang Menjelaskan Tentang Kisah Kelahiran Nabi Isa Putera Maryam

Nilai Tauhid pada Kisah Nabi Ibrahim AS di dalam al- Qur‟an. Pada

Penelitian ini menyimpulkan bahwa menurut metode double movement Fazlur Rahman melalui interpretasi hermeneutika yang menjadi nilai inti Surah Al-Alaq terletak pada

Berdasarkan tema kisah, ayat-ayat yang menceritakan kisah pasangan suami istri Nabi Luth membawa satu tema besar yaitu tentang hakikat perjalanan hidup manusia, perjalanan

Ini dilakukan dengan jalan mempertimbangkan perbedaan “dalam hal-hal yang spesifik yang ada pada situasi sekarang” yang mencakup baik pengubahan aturan-aturan di masa

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa konsep moralitas Fazlur Rahman merupakan pandangan holistik terhadap al-Qur’an terhadap tema-tema pokok ketuhanan,

Tidak aneh jika seruannya disambut antusias oleh kalangan bawah (arâdzil) yang merupakan mayoritas masyarakat. Sedangkan kisah Nabi Mûsâ as. mengajarkan bahwa ajaran

Kisah dalam al-Qur‟an memiliki berbagai macam kategorinya. Di antaranya ialah menceritakan para Nabi dan umat terdahulu, mengisahkan berbagai macam peristiwa dan