KLASIFIKASI
LAPANGAN TERBANG
OSING KERTARAJASA
Deffinisi:
Lapangan terbang menurut ilmu Teknik sipil adalah, suatu kumpulan dari beberapa fisilatas pendukung yang saling penudukung yang saling berhubungan dan melayani aktivitas transportasi udara seperti landasan pacu (runway), landasan penghubung (taxiway), apron, Gedung terminal, AtC-tower, dan hangar.
Rutinitas dari aktivitas penerbangan pada lapangan terbang membentuk suatu system bandara udara
Langpangan Terbang
Peran
kawasan di daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat udara
mendarat dan lepas landas, naik turun penumpang, bongkar muat barang, dan tempat perpindahan intra dan antarmoda
transportasi, yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan penerbangan, serta fasilitas pokok dan fasilitas
penunjang lainnya.
• Pengembangan fasilitas fisik sebuah lapangan terbang.
• Tata guna lahan dan pengembangannya di dalam dan di sekitar lapangan terbang.
• Menentukan pengaruh lingkungan dari pembangunan lapangan terbang dan operasi penerbangan.
• Pembangunan untuk kebutuhan jalan masuk.
• Pembangunan kegiatan ekomoni dan kegiatan lainnya yang menghasilkan uang bagi pelabuhan udara yang bisa di kerjakan.
• Pembahian fase dan kegiatan prioritas yang bisa di laksanakan sesuai rancangan induk.Rancangan lapangan terbang di susun berdasarkan banyak sekali kriteria dan prosedur
Tujuan umum dari perencanaan lapangan terbang adalah untuk memberikan pedoman
untuk pengembangan di kemudian hari yang memadai bagi operasi penerbangan yang selarasdengan lingkungan dan pengembangan masyarakat serta modal transportasi yang lain.Lebih detail rancangan induk memberikan pedoman untuk:
RENCANA INDUK BANDAR UDARA
1.Prakiraan permintaan kebutuhan pelayanan penumpang dan kargo;
2.Kebutuhan fasilitas;
3.Tata letak fasilitas;
4.Tahapan pelaksanaan pembangunan;
5.Kebutuhan dan pemanfaatan lahan;
6.Daerah Lingkungan Kerja;
7.Daerah Lingkungan Kepentingan;
8.Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan; dan 9.Batas Kawasan Kebisingan
Di dalam Undang - Undang nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan, rencana induk bandar udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 201 ayat (2) huruf b paling sedikit memuat