• Tidak ada hasil yang ditemukan

Klp2 Pengantar Psikometrika

N/A
N/A
Rezky Rahmadani

Academic year: 2024

Membagikan "Klp2 Pengantar Psikometrika"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS PENGANTAR PSIKOMETRIKA

“ Pengukuran Psikologi berfokus pada permasalahan dalam Penyusunan Alat Ukur Psikologi”

A. Maura Azzahra K. 210701502213 Rezky Rahmadani 210701502086 Ammara Shifa Nadira 230701501113

Riny Kartika Sary 230701500091 Kelompok 2

Kelas B

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2024

(2)

Definisi Pengukuran

Cabang dari ilmu statistika terapan bertujuan untuk membangun dasar-dasar pengembangan tes yang lebih baik agar dapat menghasilkan tes untuk di uji ke validan serta keakuratan (reliable) secara optimal, itulah yang dinamakan ilmu pengukuran.

Menurut (Calengosi, 1995) pengukuran (measurement) ialah sebuah pengumpulan data dengan proses pengamatan empiris dengan mengumpulkan informasi yang relavan dan dengan tujuan yang telah ditentukan.

Adapun (Alwasilah, 1996) menjelaskan jika measurement (pengukuran) merupakan suatu proses yang medeskripsikan performance seseorang dengan menggunakan suatu skala kuantitatif (system angka) sedemikian rupa sehingga sifat kualitatif dari performance orang tersebut dinyatakan dengan angka-angka.

Pengukuran sendiri adalah suatu proses atau prosedur untuk mengkuantifikasikan atribut dalam sebuah kontinum dan menjadi pembanding antara objek ukur dengan alat ukurnya.

Karakteristik dari sebuah pengukuran menurut (Widhiarso, 2011) sbb.

1.⁠ ⁠Proses, pengukuran memuat prosedur terstandar 2.⁠ ⁠Kuantifikasi, pengukuran menghasilkan angka

3.⁠ ⁠Kontinum, karena berada pada suatu kontinum, hasil pengukuran antar individu dapat dibandingkan.

4.⁠ ⁠Deskriptif, hasil pengukuran dapat dipetakan dalam suatu klasifikasi.

Namun adapun menurut (Zainul & Nasution, 2001) pengukuran memiliki dua karakteristik yaitu: 1) penggunaan angka atau skala tertentu; 2) menurut suatu aturan atau formula tertentu,

Maka dapat disimpulkan bahwa pengukuran merupakan sebuah proses untuk membandingkan satu dengan yang lain menggunakan satuan ukuran tertentu sehingga sifatnya menjadi kuantitatif.

Permasalahan dalam Penyusunan Alat ukur Psikologis

Dalam buku Saifuddin Azwar, Crocker dan Algina (1986) menjelaskan berbagai permasalahan yang dialami oleh penyusun tes pengukuran konstruk psikologis, diantaranya:

a) Tidak adanya single approaches pada pengukuran construct yang dapat diterima secara mendunia. Hal ini disebabkan karena pengukuran struktur psikologi tidak dapat dilakukan secara langsung, tetapi juga harus

dilakukan melalui pengamatan terhadap fenomena perilaku. Dua

(3)

perancang uji yang mengukur struktur yang sama dapat memilih jenis dan sampel perilaku yang berbeda dalam definisi operasional mereka tentang struktur yang dimaksud. Bahkan jika tes dilakukan untuk mengungkapkan atribut yang sama dari orang yang sama, perbedaan definisi operasional dapat menyebabkan kesimpulan yang berbeda.

b) Pengukuran psikologis secara umum didasarkan pada sampel perilaku dengan jumlah yang terbatas. Menurut teori, jumlah bentuk perilaku atribut psikologis yang akan diukur tidak terbatas. Karena keterbatasan kemampuan kandidat untuk menulis proyek, tidak memungkinkan untuk mengekspos individu ke sejumlah besar pertanyaan tes dan karena waktu tes terlalu lama. Hal ini sangat tidak efisien. Selanjutnya , pertanyaannya adalah bagaimana memilih sampel perilaku yang merupakan representasi structural area pengukuran.

c) Multidimensi skala psikometrik dipengaruhi oleh jumlah item. Terlalu banyak elemen maka dapat meningkatkan kemungkinan penambahan varian kesalahan ke elemen, sehingga menghasilkan dimensi baru.

d) Pengukuran bisa jadi mengandung error. Pada dasarnya psikometri di ikuti pada sampel yang terbatas dan dilakukan satu kali saja. Jika pengukuran diulang, tidak dapat dipastikan bahwa hasilnya akan konsisten dari waktu ke waktu karena ada berbagai faktor dari individu yang di uji dan individu yang melakukan tes.

e) Satuan dalam skala pengukuran tidak dapat di jelaskan secara operasional semata tapi harus pula penampakan hubungan dengan konstrak fenomena lain yang dapat diamati.

f) Item yang membingungkan responden adalah karena terlalu panjang atau struktur gramatikalnya tidak cukup tepat sehingga mendorong responden untuk hanya memilih jawaban tertentu, yang menyebabkan reaksi negatif dari responden, mengandung konten yang sangat diinginkan secara sosial, dan memiliki kekurangan yang sama. hasil dari proses penulisan dokumen yang tidak mengikuti aturan baku. Item ini tidak akan berfungsi seperti yang diharapkan.

g) Construct alat ukur psikologis tidak bisa didefenisikan secara operasional namun perlu menampilkan relasi dari construct atau fenomena lain yang dapat diamati. Pengukuran psikologis didasarkan pada traits atau respon yang dapat diamati, apabila tidak dapat ditafsirkan sesuai dengan constract teoretis yang di ikuti. Maka dari itu Lord Dan Novick (1968 Dalam

Crocker & Algina, 1986) memprioritaskan betapa pentingnya untuk

(4)

mendefinisikan konstrak yang didasarkan pada pengukuran psikologis dalam dua level.

i. Pertama, konstrak psikologis harus dijelaskan secara operasional dalam bentuk indikator perilaku yang dapat diamati. Pengertian ini yang akan menjadi penentu bagaimana pengukuran harus

dilakukan.

ii. Kedua, konstrak psikologis harus diungkapkan dalam bentuk hubungan logis dan matematis dengan konstrak lain yang sama- sama berada dalam sistem teoretiknya. Adapun penjelasan yang kedua tersebut memberikan dasar dalam penginterpretasian hasil pengukuran apabila hubungan semacam itu tidak dapat

diperlihatkan secara empiris, maka hasil pengukuran yang diperoleh tidak berguna.

Faktor Yang membuat Validitas Alat Ukur Psikologi lemah

Faktor-faktor permasalahan dalam penyusunan alat ukur psikologi dan pengujian secara daring (online testing) meliputi beberapa faktor yaitu sebagai berikut :

-Validitas dan Reliabilitas : merupakan alat ukur psikologi yang memiliki validitas atau kemampuan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur dan reliabilitas atau konsistensi hasil pengukuran. Dalam konteks

pengujian daring, harus memastikan validitas dan reliabilitas tersebut agar menjadi lebih menantang karena keterbatasan kontrol terhadap lingkungan tes dan kemungkinan akan terjadi gangguan teknis.

-Keamanan dan Privasi : Di dalam pengujian daring, terdapat risiko terkait keamanan data dan privasi peserta juga ada kemungkinan data hasil tes bisa diakses oleh pihak yang tidak berwenang atau dapat digunakan untuk hal yang tidak diinginkan.

-Bias Teknologi : Akses ke teknologi, seperti komputer atau internet yang stabil, bisa mempengaruhi hasil tes. Tidak semua peserta dapat memiliki akses yang sama terhadap teknologi, yang dapat menyebabkan bias dalam hasil tes

-Adaptasi Item Tes : Alat ukur psikologi pada awalnya dikembangkan untuk pengujian tatap muka yang mungkin memerlukan adaptasi ketika digunakan dalam format daring. Beberapa item mungkin tidak sesuai untuk disajikan dalam format daring, atau pengalaman pengguna bisa berbeda, mempengaruhi interpretasi item dan respons yang diberikan.

(5)

-Masalah Etika : Ada berbagai permasalahan yang perlu dipertimbangkan, seperti cara memastikan peserta memahami informasi tentang partisipasi mereka dan mendapatkan persetujuan yang tepat.

-Gangguan Eksternal : Lingkungan pengujian daring sulit dikendalikan seperti pengujian di laboratorium, sehingga gangguan eksternal (seperti suara bising, interupsi, dll.) dapat memengaruhi konsentrasi dan

hasil tes peserta.

(6)

PENGECEKAN PLAGIARISM

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. (2016). Reliabilitas dan validitas aitem. Buletin Psikologi, 3(1), 19-26 Alwasilah, et al. (1996). Glossry of educational assesment term. Jakarta: Ministry of education and culture.

Calengosi, J. S. (1995). Merancang tes untuk menilai prestasi siswa. Bandung:

ITB.

Nasution, Z. &. (2001). Penilaian hasil belajar. Jakarta: Dirjen dikti.

Widhiarso, W. (2011). Teori pengukuran. Bahan Materi Fakultas Psikologi UGM.

American Psychological Association. (2020). Guidelines for psychological assessment and evaluation. American Psychological Association.

Referensi

Dokumen terkait

Data penelitian diperoleh melalui alat ukur empati (130 item) yang dikembangkan dari konsep profound empathy in education oleh Bridget Cooper (2011) serta alat ukur dari

  Pengambilan keputusan keuangan tidak terlepas dari faktor psikologi pengambil keputusan, yang dapat mengarah pada pada penyimpangan yang menyebabkan keputusan menjadi bias..

Koefisien reliabilitas awalnya merupakan suatu korelasi antara dua distribusi skor tes dari satu alat ukur yang sama dan diukurkan pada subyek yang sama dengan

❖ Kesempatan belajar materi adaptasi alat ukur lintas budaya dalam kaitannya dengan mata kuliah yang diampu subjek yaitu Psikologi Budaya, Metode penelitian. Manfaat Bagi lembaga :

Dari beberapa pengertian di atas, SIM dapat disimpulkan bahwa SIM merupakan jaringan prosedur pengolahan data yang dikembangkan dalam suatu organisasi dan disahkan bila diperlukan

Kecemasan pada kehamilan merupakan suatu bentuk adaptasi yang normal terhadap perubahan dari psikologi selama masa hamilnya yang apabila terjadi terus menerus akan menyebabkan stres dan

Empat jenis akses tersebut dapat diperjelaskan: 1 Akses psikologi iaitu motivasi untuk menggunakan teknologi sekiranya kurang berpengalaman yang disebabkan oleh tiada minat, takut

NORMA DAN ARTI SKOR TES Norma Dalam Psikologi Norma – norma pengukuran dalam psikologi adalah penyebaran skor – skor dari suatu kelompok yang digunakan sebagai tolok ukur untuk