• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komunikasi Massa Analisis Model Komunikasi dan Hambatannya

N/A
N/A
Maria Angela

Academic year: 2025

Membagikan "Komunikasi Massa Analisis Model Komunikasi dan Hambatannya"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Menganalisis Model-Model Komunikasi Massa serta Hambatannya dengan Media Massa Cetak/Elektronik

Dosen pengampu: Laurensia Retno H, M.I.Kom

Disusun oleh:

Afril Mumek – 44211502 Astrid Dwi. P – 44211388 Noval Januar – 44211493 Triatmojo Haryo – 44211423 Maria Angela B. L – 44211478

ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA

2022

(2)

PENDAHULUAN

Pada dasarnya komunikasi massa adalah sebuah proses penyampaian pesan, ide, atau gagasan, atau informasi kepada khalayak melalui berbagai macam media, baik media cetak, elektronik, maupun online.

Ada banyak hal yang dapat terpikirkan dibenak kita setiap kali membicarakan tentang komunikasi massa, contohnya seperti gatekeeper, receiver, encoder, channel, komunikator, komunikan, audience, dan lain-lain. Hal tersebut membuat komunikasi massa membuat modelnya sendiri guna memahami lebih jauh tentang istilah- istilah tersebut dalam cakupan yang lebih luas.

Apabila kita menyinggung tentang komunikasi massa, tentunya kita akan menggali terlebih dahulu tentang dasar pemahaman komunikasi massa secara keseluruhan yang dimulai dengan model komunikasi massa.

Model komunikasi massa merupakan suatu acuan atau gambaran yang bisa dijadikan sebagai titik tengah guna mempermudah para audiens dalam memahami beberapa informasi yang sedang atau akan dibahas nantinya, agar tidak sampai melenceng jauh dari topik pembahasan. Serta membuat arah pembicaraan agar tetap berfokus pada satu arah saja.

Terdapat 4 macam model komunikasi yang pada saat ini akan kelompok kami bahasa, yaitu model komunikasi Shanon-Weaver, model komunikasi De Fleur, model komunikasi HUB (Hiebert- Ungurait-Bohn), dan model komunikasi Maletzke.

(3)

Model komunikasi Shanon-Weaver secara linier dikembangkan oleh Shannon dan Weaver pada 1949. Shannon adalah seorang insinyur pada Bell telepon dan ia berkepentingan dengan penyampaian pesan yang cermat melalui telepon. Weaver mengembangkan konsep Shannon untuk menerapkannya pada semua bentuk komunikasi.

Model komunikasi Shannon-Weaver mengasumsikan bahwa sumber informasi menghasilkan suatu pesan yang dikeluarkan oleh transmitter (pemancar) mengubah pesan menjadi suatu sinyal yang sesuai dengan saluran yang digunakan. Saluran (channel) adalah medium yang mengirimkan sinyal dari transmitter ke penerima (receiver) yaitu mekanisme pendengaran melakukan operasi yang sebaliknya dilakukan transmitter dengan merekonstruksi pesan dari sinyal sasaran (destination) adalah (otak) orang yang menjadi tujuan pesan itu.

Model komunikasi Shannon-Weaver terdiri dari 5 elemen, yaitu source yang memproduksi pesan, transmitter yang menyandi pesan dalam bentuk sinyal, channel yang berfungsi sebagai saluran pesan, receiver atau pihak yang menguraikan atau mengkontrusikan pesan dari sinyal yang diterima, dan destination dimana yang merupakan sasaran pesan tersebut dikirimkan.

Konsep penting dalam model komunikasi Shannon-Weaver adalah gangguan (noise) yakni setiap rangsangan tambahan dan tidak dikehendaki yang dapat menganggu kecermatan pesan yang disampaikan.

(4)

Transmitter yang dimaksudkan dalam model komunnikasi Shannon-Weaver adalah mulut dalam percakapannya, sinyalnya adalah gelombang suara, dan pendengaran kita adalah receivernya.

2. Model Komunikasi DeFleur

Model komunikasi DeFleur dirumuskan oleh Melvin DeFleur pada tahun 1966. Ini merupakan konsep pengembangan model komunikasi Shannon-Weaver dengan menyelipkan perangkat media massa dalam modelnya. Dalam model komunikasi DeFleur, terdapat komponen-komponen komunikasi seperti sumber (source), pemancar (transmitter), saluran komunikasi (channel), penerima pesan (receiver), sasaran (destination), gangguan (noise), perangkat media massa, dan perangkat umpan balik (feedback).

Gangguan dapat muncul pada unsur pengirim, transmitter, saluran, pihak penerima atau pada pengartian makna pesan. Namun menurut DeFleur, adanya gangguan inilah yang menyebabkan proses komunikasi yang terjadi berjalan lebih dinamis.

Model komunikasi DeFleur memiliki kekurangan dan kelebihan. Adapun kelebihan dan kekurangannya adalah model komunikasi DeFleur menggambarkan kekuasaan media terhadap khalayak. Namun juga dipandang tidak dapat menggambarkan efek media jangka panjang terhadap khalayak.

(5)

Model komunikasi HUB menjelaskan bahwa komunikasi tercipta setelah melalui serangkaian komponen, seperti communicator, codes, gatekeepers, mass media, regulators, filters, audiences dan effects.

Dalam model komunikasi HUB, komunikator yang dimaksud adalah setiap pihak yang berkontribusi dalam menerbitkan pemberitaan. Ada beberapa karakteristik yang harus dimiliki dalam model komunikasi HUB, yaitu daya saing (competitiveness), ukuran dan kompleksitas (size and complexity), industrialisasi (industrialization), dan perwakilan (representation).

Pengertian codes adalah pesan yang disampaikan dalam bentuk tulisan, gambar, suara, data grafik, serta bentuk lainnya yang menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran yang ada.

Gatekeepers merupakan seseorang yang bertugas untuk menyeleksi pemberitaan yang layak untuk disebarluaskan kepada publik.

Media massa menurut Effendi (2002:72) merupakan wadah untuk menyalurkan berita dan/atau informasi kepada orang dalam jumlah yang banyak.

Regulator merupakan peran yang diemban oleh Dewan Pers dalam hal mengawasi pemberitaan media cetak dan media siber.

Sementara itu Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) memiliki peran untuk mengawasi media elektronik (televisi dan radio).

(6)

Menurut Hibert Ungurait dan Bohn (1985), filter adalah kerangka berpikir khalayak dalam menyaring pesan. Setiap khalayak memiliki filter yang berbeda, dan filter ini akan memegaruhi mereka untuk menerima atau tidak pesan yang disampaikan media.

Audience atau khalayak menurut Marshall McLuhan merupakan target utama komunikasi massa yang dilakukan secara kontinyu.

Effects akan memunculkan umpan balik (feedback). Umpan balik dapat berupa surat tanggapan yang berisi kritik, saran, maupun keluhan, ada juga yang berupa telpon interaktif.

4. Model Komunikasi Maletzke

Model komunikasi Maletzke menekankan 4 komponen utama, yaitu communicator, message, medium, dan receiver.

Communicator sendiri dipengaruhi oleh banyak hal, seperti self image (citra diri), communicator’s personality structure (struktur kepribadian komunikator), communicator working team (kerjasama komunikator dalam tim), communicator in organization (komunikator di dalam organisasi), communicatior’s social environment (lingkungan sosial komunikator), dan tekanan dan paksaan mengenai isi media yang disebabkan oleh karakter publik.

Sedangkan pesan (message) hanya dipengaruhi oleh 2 hal, yaitu seleksi dan susunan pesan dan tekanan atau paksaan dari pesan.

Pengaruh medium terhadap komunikator memiliki karakter sendiri, yang menentukan apa yang bisa disampaikan dan bagaimana hal itu disampaikan.

(7)

ingin dikonsumsinya sesuai dengan kepribadian dan juga kebutuhan.

Penerima pesan juga akan memilih media tertentu berdasarkan apa yang sedang tren atau berkembang dalam komunitas atau lingkungan sosialnya. Pesan-pesan yang diterima oleh receiver akan disaring oleh kepercayaan diri, perilaku, dan nilai-nilai yang dianut.

(8)

Analisis Hambatan Model-Model Komunikasi dan Kaitannya dengan Media Massa

 Model Komunikasi Shannon-Weaver

Pada model komunikasi Shannon-Weaver, hambatan komunikasi yang kami temukan yaitu adanya gangguan sinyal atau jaringan saat melakukan percakapan dengan lawan bicara melalui telepon. Contohnya adalah ketika hujan, seringkali kita merasakan susah sinyal yang mengakibatkan telpon terputus secara tiba-tiba. Hal tersebut tentu saja sangat menganggu komunkasi antara komunikator dan komunikan, terlebih apabila sedang membicarakan hal yang penting atau mendesak.

 Model Komunikasi DeFleur

Dari model komunikasi DeFleur, dapat kami simpulkan bahwa hambatan komunikasi terjadi pada pengirim dan penerima pesan yang umpan baliknya (feedback) tidak terjadi segera atau tertunda. Contoh yang dapat diambil adalah media cetak koran, wartawan yang mengirimkan hasil tulisannya kepada editor namun editor tersebut tidak langsung memberikan umpan balik, biasanya bisa tertunda beberapa hari.

(9)

Dalam model komunikasi HUB, kelompok kami berasumsi bahwa adanya 3 hambatan yang terjadi karena penyaringan informasi program diprogram acara stasiun televisi.

Ketiga hambatan tersebut berupa :

a. Gatekeeper, karena beretugas menyeleksi pemberitaan media. Dikhawatirkan ada sumber informasi yang tertinggal dan menyebabkan adanya misunderstanding, yaitu audience tidak menerima berita yang disampaikan dengan baik.

b. Media massa sebagai wadah untuk meyalurkan berita/informasi kepapada khalayak luas. Pada proses pembuatan film atau pemberitaan, terjadi hambatan yang akan terjadi antara pihak media dengan regulator.

c. Regulators yang diamanahkan kepada Dewan Pers dan Komisi Penyiaran Indonesia bertugas untuk mengawasi informasi yang akan disebarluaskan kepada khalayak.

Biasanya mereka akan menyunting, merevisi, maupun menyamarkan bagian-bagian yang dianggap bermasalah, dan tak jarang menuai kritik oleh publik karena beberapa kali membuat kontroversi.

(10)

 Model Komunikasi Maletzke

Hambatan yang ditemukan pada model komunikasi Maletzke adalah hambatan yang ada pada media terkait dan audience.

Terkadang media memberikan informasi yang headlinenya berupa clickbait, yang judul dan isinya tidak sinkron. Beritanya berisi hal-hal yang seolah dikarang oleh si penulis, yang menyebabkan misleading dan audience terpenaruh oleh berita bohong. Contoh kasusnya adalah media Tribun News yang seringkali membuat headline berita konyol hanya demi menarik audience untuk membaca berita yang tidak bermutu.

Referensi

Dokumen terkait