• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONDISI AWAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "KONDISI AWAL"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Masalah Penelitian

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Permasalahan rendahnya minat belajar siswa, tidak mencapai KKM, dan rendahnya kemampuan berpikir kritis akan teratasi dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning. Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah penerapan strategi pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas VI SDN Leuwalang.

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

PengertianBelajar

Proses belajar disebabkan oleh pengalaman atau latihan, dan bukan oleh pengalaman atau latihan, dan bukan oleh pengalaman pertumbuhan atau kedewasaan. Berdasarkan pengertian di atas dapat kita simpulkan bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang diperoleh sebagai hasil latihan atau pengalaman dalam berinteraksi dengan lingkungan.

Teori-TeoriBelajar

Ada teori belajar yang berdasarkan asosiasi, ada pula yang berdasarkan wawasan, misalnya, dan ada prinsip yang tidak bisa digabungkan dengan yang lain. Teori belajar memberikan penjelasan terhadap aspek-aspek pembelajaran tertentu dan tidak sesuai dengan semua bentuk pembelajaran. Teori belajar ini menjelaskan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang dapat diamati, diukur, dan dievaluasi secara konkrit.

Cara kita berpikir tentang situasi, kita juga harus memikirkan keyakinan, harapan dan perasaan kita, yang akan mempengaruhi bagaimana dan apa yang akan kita pelajari.

Pembelajaran IPS di SekolahDasar

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran integratif dari Sejarah, Geografi dan Ekonomi, serta mata pelajaran ilmu sosial lainnya. Dalam kurikulum IPS tahun 1975 disebutkan sebagai berikut: IPS adalah suatu bidang studi yang merupakan gabungan dari sejumlah mata pelajaran IPS. IPS sebagai mata pelajaran pada tingkat sekolah dasar pada hakikatnya merupakan perpaduan utuh antara disiplin ilmu sosial dan disiplin ilmu lain yang relevan untuk mewujudkan tujuan pendidikan di tingkat sekolah.

Berdasarkan pandangan di atas, IPS dapat diartikan secara luas sebagai suatu pemilihan struktur disiplin akademik pada ilmu-ilmu sosial yang disusun dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk mewujudkan tujuan pendidikan dalam kerangka pencapaian tujuan pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila. Pengertian umum tersebut berarti penyederhanaan, adaptasi, seleksi dan modifikasi berbagai disiplin ilmu ilmu-ilmu sosial. Selain itu, pencapaian tujuan kelembagaan tersebut secara praktis digambarkan dalam tujuan kurikuler atau tujuan mata pelajaran setiap mata kuliah dalam kurikulum, termasuk mata kuliah IPS.

Kelima tujuan di atas harus dicapai dalam penerapan kurikulum IPS di berbagai lembaga pendidikan dengan keluasan, kedalaman dan bobot yang sesuai dengan jenis dan jenjang pendidikan yang diselenggarakan. Ilmu sosial merupakan informasi dan metode penelitian yang dipilih dari ilmu-ilmu sosial, informasi yang dipilih dari berbagai tempat yang berkaitan langsung dengan pemahaman individu, kelompok, dan masyarakat, serta pemanfaatan informasi pilihan tersebut untuk keperluan mendidik warga negara yang baik. Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa tujuan mata pelajaran IPS di sekolah dasar adalah untuk membentuk warga negara yang baik, yaitu warga negara yang mempunyai kemampuan dan keterampilan yang berguna baginya dalam kehidupan sehari-hari, dan warga negara yang bangga menjadi warga negara. Indonesia dan mereka mencintai negaranya.

Pembelajaran IPS di tingkat sekolah pada dasarnya bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik sebagai warga negara yang menguasai pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang dapat digunakan sebagai kemampuan mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan sosial untuk menjadi warga negara yang baik ( Sapriya, 2009:157). Tugas mata pelajaran IPS di sekolah dasar adalah mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap dan keterampilan sosial dan kewarganegaraan siswa agar dapat tercermin dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indonesia. adalah untuk membekali siswa dengan pengetahuan sosial dan keterampilan sosial yang berguna, dan intelektual juga dalam meningkatkan perhatian.

PengertianHasilBelajar IPS

Hasil belajar adalah istilah keberhasilan siswa selama dan setelah proses pembelajaran yang diukur dengan instrumen tertentu. Keterampilan intelektual adalah kecakapan berpikir, ketangkasan dan kecepatan dalam menggunakan pikiran, cepat tanggap dalam menghadapi permasalahan sosial di masyarakat. Untuk meningkatkan dan memperkuat keterampilan ini, metode yang dapat digunakan guru antara lain metode tanya jawab dan diskusi.

Melalui metode ini siswa diberikan stimulus agar mereka dapat bertanya sendiri mengenai permasalahan yang terjadi di masyarakat. Siswa juga akan memiliki penalaran yang lebih peka terhadap permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat. Namun sebagai suatu kelompok/masyarakat, bahkan sebagai suatu bangsa, mempunyai kepribadian tertentu yang mempunyai ciri-ciri yang dapat dibedakan dengan kelompok/masyarakat atau bangsa lain.

Di lingkungan masyarakat, seseorang yang memiliki personal skill yang baik dapat menjadi teladan bagi anggota masyarakat lainnya. Selain itu, seseorang dengan keterampilan ini dapat mempengaruhi dan mengendalikan hal-hal yang dianggap buruk menjadi lebih baik. Misalnya saja ada beberapa sistem nilai yang bisa menghambat perkembangan, misalnya punya anak banyak, banyak rejeki, makan tidak makan, yang penting rukun, dan sebagainya.

Keterampilan sosial adalah keterampilan untuk melakukan sesuatu yang berkaitan dengan kepentingan kehidupan bermasyarakat, seperti bekerja sama, bekerja sama, membantu orang lain yang membutuhkan, dan bertindak cepat untuk menyelesaikan permasalahan sosial di masyarakat. Keterampilan tersebut menuntut guru IPS sebagai anggota masyarakat untuk berperan dan peka terhadap berbagai peristiwa dan permasalahan yang terjadi di masyarakat.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Langkah-langkah yang dilakukan pada siklus II secara umum sama dengan tahapan pada siklus I, namun pada siklus II akan dilakukan beberapa tahapan. Untuk itu peneliti berusaha melakukan perbaikan dengan melanjutkan penelitian pada siklus II untuk melihat sejauh mana pemahaman siswa terhadap pembelajaran IPS telah tercapai. Berdasarkan hasil yang dicapai siswa pada siklus I menunjukkan bahwa nilai yang dicapai siswa masih dibawah standar nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (MCC) yaitu 65, oleh karena itu peneliti merasa perlu dilakukan siklus II sebagai upaya untuk mencapai ketuntasan minimal. perbaikan pada siklus I.

Berdasarkan hasil refleksi kegiatan pembelajaran pada Siklus I diharapkan pelaksanaan pembelajaran pada Siklus II akan meningkatkan hasil belajar siswa. Seperti pada siklus I, pembelajaran pada siklus II dilaksanakan dalam 4 kali pertemuan yaitu 3 kali materi dan satu kali evaluasi. Hasil evaluasi yang dicapai siswa pada siklus II lebih baik dibandingkan dengan hasil evaluasi siklus I.

Berdasarkan tabel hasil observasi aktivitas siswa selama pembelajaran pada siklus II di atas dapat diketahui bahwa. Dilihat dari hasil observasi dan nilai yang dicapai siswa pada siklus II terjadi peningkatan walaupun belum maksimal namun jauh lebih baik dibandingkan siklus I. Pada siklus II siswa yang mencapai nilai memenuhi KKM terpenuhi mencapai 82,4%. , sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil pembelajaran pada siklus II berhasil.

Dalam pelaksanaan tindakan pada siklus II meskipun sudah berhasil, namun masih ada yang perlu ditingkatkan yaitu pemanfaatan waktu mengajar. Setelah melakukan refleksi terhadap kegiatan pada siklus I, maka dilakukan beberapa perbaikan terhadap kegiatan yang dirasa perlu, salah satunya adalah peningkatan. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan semangat belajar siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada siklus II.

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, pada siklus I hasil belajar siswa mencapai nilai rata-rata 69,7 dan kesempurnaan klasikal hanya 63,7%, pada siklus II.

Gambar 3.1 SkemaPelaksanaanTindakanKelas
Gambar 3.1 SkemaPelaksanaanTindakanKelas

Hakikat Strategi berbasis Masalah

Langkah-langkah Pendekatan Strategi Berbasis Masdalah Dalam

Keunggulandan KelemahanProblem Based Learning…

Kerangka Pikir

Dan menghasilkan sumber daya manusia tersebut dapat dicapai melalui pembelajaran.Kualitas dan keberhasilan pembelajaran khususnya pada lembaga pendidikan formal sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Seperti pada pengamatan awal terlihat bahwa minat belajar siswa sebagian besar rendah dan cenderung pasif, sehingga tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), Oleh karena itu permasalahan tersebut akan diselesaikan melalui suatu soal. - Pendekatan pembelajaran berbasis yang dapat digunakan agar hasil belajar siswa dapat lebih maksimal dibandingkan sebelumnya. sebagai alternatif dalam upaya meningkatkan kualitas dan keberhasilan siswa dalam pembelajaran khususnya mata pelajaran IPS yang terdiri dari beberapa siklus yang terdiri dari empat langkah yaitu 1) pelaksanaan, 2).

Hipotesis Tindakan

Tempat dan Subjek Penelitian

FokusPenelitian

Prosedur Penelitian

Guru memberi siswa pemahaman tentang materi yang tampak alami. C. Guru menjelaskan cara menyelesaikan masalah dengan bahan yang tampak alami. Pada tahap ini dilakukan proses observasi mengenai pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang dibuat dengan cara mengamati siswa selama proses pembelajaran. Hasil tindakan yang dilakukan dievaluasi dengan tes akhir siklus yang dilakukan pada akhir siklus I dan akhir siklus II.

Pada tahap refleksi ini dirumuskan kebaikan dan keburukan proses pembelajaran yang telah dilakukan.

Sumber Data

Teknik Analisis Data

Untuk menentukan kategori Nilai Keberhasilan Siswa pada Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) akan digunakan skala lima poin.

Indikator Keberhasilan

HASIL PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil tersebut akan memberikan gambaran hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS setelah diterapkannya strategi pembelajaran bebas masalah di Kelas VI SDN. Hasil analisis data menunjukkan nilai rata-rata hasil belajar IPS siswa VI. kelas di SD Leuwalang Kabupaten Lembata NTT yang pembelajarannya menggunakan strategi pembelajaran berbasis masalah. Nilai rata-rata tersebut menunjukkan bahwa nilai hasil belajar IPS siswa yang diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran berbasis masalah meningkat dari I ke II.

Hasilnya, hasil belajar siswa mencapai nilai rata-rata sebesar 69,7 dan jika ditempatkan pada kategori skala kelima termasuk dalam kategori sedang. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa dengan penerapan strategi berbasis masalah di kelas VI SDN.Leuwalang Kabupaten Lembata terjadi peningkatan dan setelah melihat hasil penelitian yang dianalisis terlihat bahwa hasil belajar IPS per siswa kelas VI SDN.Leuwalang Kabupaten Lembata NTT setelah diterapkan strategi berbasis masalah dalam pembelajaran IPS ternyata mengalami peningkatan. Jika dimasukkan pada kategori skala kelima, peningkatan hasil belajar IPS meningkat dari sedang menjadi tinggi.

Minat dan motivasi yang dimiliki siswa dengan sendirinya akan meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Dan hasil penelitian tersebut dapat membuktikan bahwa penerapan strategi pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Meskipun kita mengetahui bahwa secara umum semua guru mampu melaksanakan dan menggunakan pembelajaran tersebut, namun kita masih kurang mengetahui jenis-jenis model pembelajaran yang ada saat ini yang dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPS. .

Setelah penerapan model strategi pembelajaran berbasis masalah dapat disimpulkan bahwa hasil dan aktivitas belajar siswa kelas VI mengalami peningkatan. Aktivitas belajar siswa dari awal pembelajaran siklus I hingga akhir pembelajaran siklus II mengalami peningkatan yang positif.

KESIMPULAN DAN SARAN

Saran

Gambar

Gambar 3.1 SkemaPelaksanaanTindakanKelas
Tabel  4.1: Skor Statistik Pemahaman IPS Murid Kelas VI SDN.Leuwalang Kabupaten  Lembata  NTT setelah menerapkan Strategi pembelajaran berbasis masalah pada siklus I
Tabel 4.3: Diagram Batang Hasil Evaluasi siklus I
Tabel 4.4:  Persentase  Ketuntasan   Pemahaman IPS Murid  Kelas VI setelah menerapkan strategi pembelajaran Berbasis Masalah pada siklus I
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tabel pengkategoriaan skor hasil belajar murid menunjukkan bahwa hasil belajar murid kelas IV SD Inpres Bertingkat Mamajang 3 Makassar pada siklus I masih rendah. Hal ini