• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh penerapan model problem based learning terhadap

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh penerapan model problem based learning terhadap"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

Judul Skripsi: Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Inpres Maccini Sombala 1 Kecamatan Tamalate Kota Makassar. Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Inpres Maccini Sombala 1 Kecamatan Tamalate Kota Makassar.

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

  • Hakikat Belajar
  • Hakikat Hasil Belajar a. Pengertian hasil belajar
  • Faktor Internal murid meliputi a. Faktor jasmaniah
  • Hakikat Pengaruh
  • Hakikat Penerapan
  • Pengertian Model Pembelajaran
  • Hakikat Model Pembelajaran Problem Based Learning A. Pengertian Model PBL

Sedangkan menurut Purwant, hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Dari pendapat di atas dapat kita simpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar, yang dapat membawa pada pengembangan lebih lanjut ilmu yang diperolehnya.

Karakteristik Model PBL

Pembelajaran berbasis masalah adalah cara yang efektif untuk mengajarkan anak berpikir tingkat tinggi (Trianto Keterampilan berpikir tingkat tinggi mencakup kemampuan memecahkan masalah. Pembelajaran berbasis masalah membantu siswa memproses informasi atau pengalaman yang masuk yang dimiliki siswa untuk melakukan pemecahan masalah. Prosedur Penyelesaian Dari berbagai pendapat mengenai pembelajaran berbasis masalah (PBL), dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis masalah (PBL) adalah pembelajaran yang menghadapkan siswa pada permasalahan dunia nyata.

PBL tidak hanya mengatur keterampilan akademis tertentu, tetapi juga mengatur pembelajaran seputar pertanyaan dan permasalahan yang penting secara sosial dan pribadi bagi siswa. Siswa menghadapi permasalahan dunia nyata yang tidak dapat diberikan jawaban sederhana, dan mungkin terdapat banyak solusi untuk menyelesaikannya. Meskipun pembelajaran berbasis masalah dapat difokuskan pada bidang tertentu (matematika, sains, IPS), masalah yang diselidiki mempunyai banyak solusi yang dapat diambil dari mata pelajaran yang berbeda.

PBL menuntut siswa untuk melakukan penyelidikan otentik yang berupaya menemukan solusi nyata terhadap permasalahan nyata. Siswa harus merumuskan suatu masalah, kemudian membuat hipotesis dan mengembangkan prediksi serta mengumpulkan berbagai informasi untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Dari berbagai pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri model PBL yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendapat Arends, yaitu: mengajukan pertanyaan atau permasalahan, fokus pada keterkaitan antar disiplin ilmu, inkuiri autentik, kolaborasi, menghasilkan produk dan memamerkannya. .

Tujuan Model PBL

  • Mengembangkan keterampilan berpikir dan kemampuam memecahkan masalah Banyak ide yang digunakan untuk mengartikan tentang kemampuan berpikir. Sebagian
  • Mengembangkan keterampilan belajar secara mandiri
  • Dapat meniru peran orang dewasa

Guru hanya sebagai pembimbing dan pembimbing bagi siswa dalam pelaksanaan prosedur pemecahan masalah, dengan tujuan agar siswa dapat menyelesaikan permasalahannya secara mandiri. Mendorong siswa untuk mengamati dan berdialog sehingga siswa menyadari peran orang dewasa yang diamati (guru, jurnalis, dan polisi). PBL melibatkan siswa dalam penelitian yang mereka pilih sendiri, yang memungkinkan mereka menafsirkan dan menjelaskan berbagai fenomena dunia nyata dan berguna untuk membentuk pemahaman siswa terhadap fenomena tersebut.

Sintaks Model PBL

Kelebihan dan Kekurangan Model PBL

  • Pendidikan IPS di Sekolah Dasar A. Pengertian Mata Pelajaran IPS

Mengetahui tentang pengetahuan mempengaruhi pembelajaran Prinsip lain yang sangat penting dalam pembelajaran adalah proses cepat ketika siswa menggunakan keterampilan pemantauan diri, yang biasanya mengacu pada metakognisi (Bruer, 1993 dalam Gijselaers, 1996). Pemecahan masalah yang berhasil tidak hanya bergantung pada kepemilikan pengetahuan substantif (tubuh pengetahuan), tetapi juga pada penggunaan metode pemecahan masalah untuk mencapai tujuan. Membimbing siswa untuk memahami pengetahuan dan menerapkan proses pemecahan masalah adalah tujuan yang sangat ambisius.

Menurut Fakih Samlawi, IPS merupakan mata pelajaran yang memadukan konsep-konsep dasar dari berbagai ilmu-ilmu sosial yang disusun melalui pendekatan pendidikan dan psikologi serta kelayakan dan kebermaknaannya bagi peserta didik dan kehidupannya. Kontribusi ilmu-ilmu sosial seperti sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, dan psikologi sosial, yang menjelma menjadi ilmu-ilmu yang berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat, sehingga wajib dipelajari oleh mahasiswa. Berdasarkan uraian di atas, Zubaidi menyatakan bahwa IPS adalah mata pelajaran di sekolah yang dirancang berdasarkan fenomena, permasalahan dan realitas sosial dengan pendekatan interdisipliner yang mencakup berbagai cabang ilmu sosial dan humaniora seperti kewarganegaraan, sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi. dan antropologi..

Selain itu, Trianto mengartikan SPI sebagai integrasi berbagai cabang ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Ilmu sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang diwujudkan dengan pendekatan dari aspek dan cabang ilmu sosial lainnya. Dari berbagai definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa IPS merupakan suatu mata pelajaran hasil rumusan atau kajian berbagai ilmu sosial dan humaniora yang meliputi sejarah, geografi, sosiologi, ekonomi, dan politik.

Tujuan Mata Pelajaran IPS di Sekolah Dasar

  • Hakikat Pembelajaran Konvensional

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa model konvensional adalah model pengajaran yang proses belajar mengajarnya dilakukan dengan cara lama, yaitu guru masih bergantung pada ceramah ketika menyampaikan pembelajaran. Dalam model konvensional, guru berperan utama dalam menentukan isi dan urutan langkah penyampaian materi kepada siswa. Sedangkan siswa mendengarkan dengan penuh perhatian dan mencatat poin-poin penting yang dikemukakan oleh guru, sehingga dalam pembelajaran ini kegiatan proses belajar mengajar didominasi oleh guru.

Bahan ajar konvensional jumlahnya sangat terbatas karena tulang punggung kegiatan pembelajaran di sini adalah guru. Kegiatan pembelajaran ini berlangsung dengan menggunakan guru sebagai satu-satunya sumber belajar sekaligus berperan sebagai penyaji isi pembelajaran. Siswa berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran tersebut dengan mendengarkan ceramah guru, mencatat dan mengerjakan tugas yang diberikan guru.

Dalam pembelajaran konvensional, tanggung jawab guru dalam mengajar siswa cukup besar, dan peran guru dalam merencanakan kegiatan pembelajaran sangat besar. Menurut Subaryana (2005:9), pembelajaran konvensional dalam proses belajar mengajar dapat dikatakan efektif, namun hasilnya belum memuaskan. Gaya mengajar yang sering berubah-ubah atau perbedaan gaya mengajar antara guru yang satu dengan guru yang lain dapat menjadikan kegiatan mengajar tidak konsisten.

Kerangka Pikir

Hipotesis Penelitian

Penelitian terapan ini termasuk dalam penelitian “True Experiment” dengan menggunakan Posttest Only Control Group Design. Desain penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengaruh perlakuan pada kelompok eksperimen dengan cara membandingkan kelompok tersebut dengan kelompok kontrol. R : Acak terhadap subjek, artinya subjek kelompok eksperimen dan subjek kelompok kontrol (perbandingan) telah ditentukan secara acak.

O1 : Data yang diperoleh dari hasil posttest kelas eksperimen O2 : Data yang diperoleh dari hasil posttest kelas kontrol B.

Tabel 1.1  Populasi Penelitian
Tabel 1.1 Populasi Penelitian

Variabel Penelitian

Definisi Operasional Variabel

Hasil belajar IPS adalah tingkat keberhasilan memperoleh materi pembelajaran IPS setelah memperoleh pengalaman dalam jangka waktu tertentu yang ditunjukkan melalui skor yang diperoleh pada tes hasil belajar. Model konvensional merupakan pembelajaran yang proses belajar mengajarnya dilakukan dengan cara lama, yaitu guru masih mengandalkan ceramah dalam memberikan pembelajaran.

Instrument Penelitian 1. Soal

Teknik Pengumpulan Data

Teknik Analisis Data

  • Analisis Statistik Deskriptif
  • Analisis Data Statistik Inferensial
  • Deskripsi Data Hasil Penelitian
  • Hasil Analisis Statistika Deskriptif
  • Deskripsi Aktivitas Murid dalam Pembelajaran
  • ANALISIS DATA PENELITIAN

Mencari t tabel menggunakan tabel distribusi t dengan tingkat signifikan. g) Mengetahui apakah model pembelajaran berbasis masalah berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas IV di SD Inpres Maccini Sombala I Kecamatan Tamalate Kota Makassar. Hasil dan analisis data penelitian didasarkan pada data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian terkait hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah yang dilaksanakan di SD Inpres Maccini Sombala I Kecamatan Tamalate Kota Makassar. Tingkat hasil belajar IPS siswa pada kelompok kontrol Untuk memberikan gambaran awal mengenai hasil belajar siswa kelas IV yang dipilih sebagai unit penelitian.

Data hasil belajar Kelas IV SD Inpres Maccini Sombala 1 Kecamatan Tamalate Kota Makassar dapat dilihat sebagai berikut. Berdasarkan Tabel 2.1 dan Tabel 2.2 dapat digambarkan bahwa dari 32 siswa kelas IV SD Inpres Maccini Sombala 1 Kecamatan Tamalate Makassar yang hasil Posttestnya secara umum mempunyai tingkat hasil belajar mengajar pada tingkat paling rendah. kategori dengan skor rata-rata 61,66 dari skor ideal 100. Hasil belajar IPS siswa kelas IV kelompok eksperimen setelah mendapat perlakuan atau post-test.

Untuk memberikan gambaran awal tentang hasil belajar siswa di kelas IV yang dipilih sebagai unit penelitian. Data hasil belajar kelas IV SD Inpres Maccini Sombala I Kecamatan Tamalate Kota Makassar dapat dilihat seperti di bawah ini. Jika tabel 2.6 dikaitkan dengan indikator ketuntasan hasil belajar siswa, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Inpres Maccini Sombala I Kecamatan Tamalate Kota Makassar setelah penerapan model soal Pembelajaran berbasis pembelajaran telah melengkapi indikator klasik hasil pembelajaran komprehensif.

Sesuai dengan hipotesis penelitian yaitu “Terdapat pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah”. Artinya penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa.

Tabel 1.3 Kategorisasi Standar Hasil Belajar
Tabel 1.3 Kategorisasi Standar Hasil Belajar

Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini terutama mengukur perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dan model konvensional. Tes tertulis dilaksanakan setelah pembelajaran (postset) pada kelompok pembelajaran berbasis masalah dan kelompok kontrol. Berdasarkan data post test rata-rata nilai hasil belajar siswa pada kelas kontrol sebesar 61,66% dengan kategori sangat rendah yaitu 28,16%, rendah 31,25%, sedang 0%, tinggi 0% dan sangat tinggi dengan nilai persentase 0%.

Jadi, hasil belajar IPS dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah mempunyai hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Karena thitung ttabel berada pada taraf signifikansi 0,05 maka hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (H1) diterima yang berarti penggunaan model pembelajaran berbasis masalah berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hasil analisis di atas menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil belajar IPS siswa sesuai dengan hasil observasi.

Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial yang diperoleh, serta hasil observasi yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran problem based learning berpengaruh terhadap hasil belajar IPS. IV. siswa SD Inpres Maccini Sombala 1 Kecamatan Tamalate Kota Makassar. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah berpengaruh terhadap hasil belajar IPS siswa. Begitu pula berdasarkan hasil perhitungan uji-t untuk data post-test diperoleh nilai thitung sebesar 9,01 sehingga nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel yaitu sebesar 2,04 sehingga dapat dikatakan ttabel artinya thitung memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa yang menggunakan model PBL.

Saran

Hal ini terlihat dari rata-rata nilai posttest kelas pembelajaran berbasis masalah lebih besar dibandingkan dengan rata-rata nilai posttest kelas kontrol yaitu 79,41 untuk kelas Pembelajaran Berbasis Masalah dan 61,66 untuk kelas kontrol. HASIL ANALISIS DATA PENGENDALIAN KELAS IV SD INPRES MACCINI SOMBALA DI KOTA MAKASSAR Skor. HASIL ANALISIS DATA ENTRI KELAS EKSPERIMENTAL PADA SEKOLAH SWASTA KELAS IV INPRES MACCINI SOMBALA DI KOTA MAKASSAR Skor.

Gambar

Tabel 1.1  Populasi Penelitian
Tabel 1.2 Sampel Penelitian
Tabel 1.3 Kategorisasi Standar Hasil Belajar
Tabel 1.4 Kategorisasi Standar Ketuntasan Hasil Belajar IPS
+7

Referensi

Dokumen terkait

Page | 16 Adapun hasil persentase belajar IPS murid kelas IV SD Inpres Bontotene Kabupaten Pangkep setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe make a match