• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Dasar Pasar Modal Syariah dan Pelanggaran Syariah di Pasar Modal Konvensional

N/A
N/A
halidi keamanan

Academic year: 2023

Membagikan "Konsep Dasar Pasar Modal Syariah dan Pelanggaran Syariah di Pasar Modal Konvensional"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

1

MATA KULIAH Pasar Modal Syariah

DOSEN PENGAJAR

Muhammad Mualifarrahmi Arramidly, SEI, ME

Makalah

“Konsep Dasar Pasar Modal Syariah dan Pelanggaran Syariah di Pasar Modal Konvensional”

Oleh :

Nurmaulida Astuti (2021140191) PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUL ULUM KANDANGAN

TAHUN AKADEMIK

2023

(2)

2

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum, Wr.Wb.

Segala puji dan syukur penulis haturkan kehadiran Allah SWT. karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya makalah yang berjudul “Konsep Dasar Pasar Modal Syariah dan Pelanggaran Syariah di Pasar Modal Konvensional” dapat terselesaikan. Shalawat serta salam tak lupa pula dicurahkan kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan pengikut beliau hingga akhir zaman.

Tak lupa pula, penulis berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Muhammad Mualifurrahmi Arramidly, SEI, ME selaku dosen pengajar mata kuliah Pasar Modal Syariah yang telah memberikan arahan dan bantuan dalam proses pembuatan makalah ini.

Selanjutnya, penulis sadar bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan dan kelemahan sehingga kritik dan saran yang membangun dari pembaca akan sangat penulis harapkan. Terakhir, penulis harap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca sekalian, amin ya rabbal „alamin.

Kandangan, 3 Maret 2023

Penulis

(3)

3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Penulisan ... 2

BAB II : PEMBAHASAN ... 3

A. Konsep Dasar Pasar Modal Konvensional dan Pasar Modal Syariah ... 3

B. Pelanggaran Syariah di Pasar Modal Konvensional ... 5

BAB III : PENUTUP ... 17

A. Simpulan ... 17

DAFTAR PUSTAKA

(4)

4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah 'investasi' merujuk pada tindakan mengumpulkan aset dengan tujuan untuk menghasilkan keuntungan di masa yang akan datang. Sebagian orang awalnya hanya menyimpan uang mereka dalam bentuk tabungan sebelum mereka mengetahui konsep investasi. Namun, seiring berjalannya waktu, banyak yang mulai dengan membeli reksadana, saham, obligasi, emas, dan instrumen-instrumen lainnya yang diharapkan dapat menghasilkan keuntungan melalui pasar modal di masa mendatang.

Pasar modal terbagi menjadi dua jenis, yaitu pasar modal syariah dan pasar modal konvensional. Melalui sektor pasar modal syariah dengan berbagai instrumennya, terdapat potensi untuk membawa inovasi baru dalam perkembangan keuangan syariah di Indonesia. Penelitian ini menunjukkan bahwa dalam pasar modal syariah, sekuritas yang diperdagangkan harus berasal dari perusahaan yang menjalankan operasionalnya sesuai dengan prinsip syariah. Berbeda dengan pasar modal konvensional, di mana tidak ada aturan khusus yang mengatur operasional perusahaan dalam konteks prinsip syariah.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep dasar pasar modal konvensional dan pasar modal syariah?

2. Bagaimana pelanggaran syariah dalam pasar modal konvensional?

C. Tujuan Penulisan

1. Memahami konsep dasar pasa modal konvensional dan pasar modal syariah.

2. Memahami pelanggaran syariah dalam pasar modal konvensional.

(5)

5

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Pasar Modal Konvensional dan Pasar Modal Syariah 1. Konsep Dasar Pasar Modal Konvensional

Pasar modal (capital market) memiliki pengertian sebagai pasar yang digunakan untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri.1 Pasar modal adalah pasar untuk instrumen keuangan jangka panjang yang diterbitkan oleh pemerintah, perusahaan swasta, maupun public authorities, yang bisa diperjualbelikan dalam bentuk obligasi atau saham.

Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi.2

Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, pasar modal adalah kegiatan yang berkaitan dengan penawaran dan perdagangan efek umum, perusahaan publik dan lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek tersebut.3

Instrumen yang diperjualbelikan di pasar modal berbeda dengan pasar pada umumnya. Dalam ranah investasi, pasar modal berperan sebagai penghubung antara investor dengan perusahaan maupun institusi pemerintah yang menjual saham, obligasi, dan lain sebagainya.4 Pasar modal juga dapat diartikan sebagai sarana penghubung pihak-pihak yang

1 Fadilla,” Pasar Modal Syariah dan Konvensional”, Islamic Banking, II, 2, (Februari 2018), h 46.

2 Wastam Wahyu Hidayat, Konsep Dasar Investasi dan Pasar Modal, (Sidoarjo: Uwais Inspirasi Indonesia, 2019), cet. Ke- 1, h. 50.

3 Jamilah, “Konsep dan Prinsip Pasar Modal Konvensional Versus Pasar Modal Syariah”, Hukum dan Keadilan, X, 1, (Maret 2023), h. 116.

4 Wastam Wahyu Hidayat, Loc. Cit.

(6)

6

membutuhkan dan menyediakan dana menurut aturan yang ditetapkan oleh lembaga sekuritas dan kelompok profesi.5

Pasar modal memiliki peran dalam perkembangan ekonomi suatu bangsa. Di samping itu, terdapat beberapa fungsi, ciri, dan jenis pasar modal. Berikut ini fungsi-fungsi pasar modal konvensional:6

1. Fungsi Tabungan Pasar modal bertindak sebagai wadah tempat seseorang menginvestasikan modalnya untuk keuntungan jangka panjang.

2. Fungsi Kekayaan Penyimpanan uang atau modal di pasar modal terbilang lebih aman dibanding menyimpan uang di bank sebab tidak mengalami depresiasi.

3. Fungsi Likuiditas Kekayaan yang diinvestasikan dalam pasar modal dapat dicairkan dengan risiko yang lebih kecil.

Selanjutnya, ciri-ciri pasar modal ada tiga, yakni:7

1. Dalam konteks mekanisme pasar, pasar modal atau bursa efek mempertemukan pihak yang kekurangan dana dengan pihak yang tengah membutuhkan dana.

2. Menakankan pada target pemenuhan dana jangka pendek.

3. Tidak terikat pada tempat tertentu layaknya pasar konvensional.

Dalam melakukan transaksi dipasar modal, ada tiga tujuan utama para investor yaitu:8

5Dwi Epty Hidayati, “Perbandingan Pasar Modal Syariah dan Konvensional di Indonesia”, Yume:

Journal of Management, V, 3, (2022), h. 520

6 Wastam Wahyudi, Op.Cit, h. 54.

7 Ibid

8 Mia Lasmi Wardiyah, Manajemen Pasar Uang dan Pasar Modal, (Bandung: Pustaka Setia, 2017), Cet. Ke- 1,. 252

(7)

7

1. Memperoleh dividen; ditujukan pada keuntungan yang akan diperolehnya berupa bunga yang dibayar oleh emiten dalam bentuk dividen;

2. Kepemilikan perusahaan; semakin banyak saham yang dimiliki maka semakin besar pengusahaan (menguasai) perusahaan;

3. Berdagang; saham dijual kembali pada saat harga tinggi, pengharapannya adalah pada saham yang benar-benar dapar menaikkan keuntungannya dari jual beli saham.

Selanjutnya, untuk produk-produk investasi keuangan yang diperdagangkan di pasar modal Otoritas Jasa Keuangan mengklasifikasikan menjadi:9

a. Investasi secara langsung seperti saham/saham syariah dan obligasi/sukuk

b. Investasi tidak secara langsung seperti reksadana

c. Produk lainnya yang merupakan kombinasi dari kedua klasifikasi tersebut seperti waran, right dan produk derivatif lainnya.

Sedangkan Bursa Efek Indonesia mendefinisikan bahwa produk- produk investasi di pasar modal dibedakan menjadi : 10

a. Saham yang bersifat ekuitas

b. Obligasi/surat utang/Sukuk (berpendapatan tetap)

c. Kombinasi dari kedua produk tersebut dapat berbentuk Reksadana, Exchange Traded Fund, Efek Beragun Aset (EBA) dan produk derivatif

2. Konsep Dasar Pasar Modal Syariah

9 Adi Martono, et al, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Banten: Unpam Press, 2022), Cet. Ke-1, h. 276.

10 Ibid.

(8)

8

Pasar modal syariah merupakan pasar modal yang menerapkan prinsip syariah dalam kegiatan transaksinya dan terbatas dari-hal-hal yang dilarang, seperti riba, perjudian, spekulasi dan lain sebagainya.11

Pasar Modal Syariah adalah Pasar Modal beserta seluruh mekanisme kegiatannya terutama mengenai emiten, jenis efek yang diperdagangkan dan mekanisme perdagangannya dipandang telah sesuai dengan syariah apabila telah memenuhi Prinsip-prinsip Syariah. Suatu efek dipandang telah memenuhi prinsip-prinsip syariah apabila telah memperoleh Pernyataan Kesesuaian Syariah.12

Sedangkan yang dimaksud dengan efek syariah adalah efek sebagaimana dimaksud dalam pertauran perundang-undangan di bidang pasar modal yang merupaan surat berharga yang akad, pengelolaan perusahaannya, maupun cara penerbitannya memenuhi prinsip-prinsip syariah.13

Prinsip syariah di pasar modal berasal dari al-Quran sebagai sumber hukum tertinggi dan Hadits Nabi Muhammad SAW. Para ulama kemudian menafsirkan kedua sumber hukum ini, yang dikenal sebagai ilmu fiqih. Pembicaraan tentang muamalah— hubungan bisnis antara sesama manusia—adalah salah satu topik dalam ilmu fiqih. Dengan demikian, pasar modal syariah dengan dasar fiqih muamalah dikembangkan. Prinsip dasar pasar modal syariah di Indonesia adalah bahwa “pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya,” menurut kaidah fiqih muamalah.14

Prinsip-prinsip syariah di pasar modal ditetapkan dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSNMUI) Nomor 40 tentang

11 Fadillah, Op.Cit, h. 50

12 Abdullah, Pasar Modal Syariah si Indonesi: Tinjauan Teori dan Aspek Hukum, (Makassar: Nobel Press, 2022), h. 4

13 Ibid.

14 Jamilah, Op.Cit, h. 118.

(9)

9

pasar modal dan pedoman umum penerapan prinsip-prinsip syariah di bidang pasar modal, dan tidak bertentangan dengan peraturan Bapepam LK yang didasarkan pada fatwa tersebut. adalah:15

1. Pasar modal beserta seluruh mekanisme kegiatannya terutama mengenai emiten, jenis Efek yang diperdagangkan dan mekanisme perdagangannya dipandang telah sesuai dengan Syariah apabila telah memenuhi prinsip-prinsip syariah.

2. Suatu efek dipandang telah memenuhi prinsip-prinsip syariah apabila telah memperoleh pernyataan kesesuaian syariah dikeluarkan oleh DSN-MUI terhadap suatu Efek Syariah bahwa Efek tersebut sudah sesuai dengan prinsipprinsip syariah.

Penerapan Prinsip Syariah dalam mekanisme perdagangan efek bersifat ekuitas, diatur dalam Fatwa DSN-MUI Nomor:

80/DSNMUI/III/2011 tentang mekanisme perdagangan efek bersifat ekuitas di pasar reguler bursa efek, dengan mengikuti ketentuan khusus:16

a) Perdagangan efek

a. Perdagangan efek di pasar reguler Bursa Efek menggunakan akad jual beli (bai‟);

b. Akad jual beli dinilai syah ketika terjadi kesepakatan pada harga serta jenis dan volume tertentu antara permintaan beli dan penawaran jual.

c. Pembeli boleh menjual efek setelah akad jual beli dinilai sah sebagaimana dimaksud dalam huruf b, walaupun penyelesaian administrasi transaksi pembeliannya (setlement) dilakukan di kemudian hari, berdasarkan prinsip qabdh hukmi;

15 Jamila

16 Abdullah, Op.Cit, h. 15

(10)

10

d. Efek yang dapat dijadikan obyek perdagangan hanya efek bersifat ekuitas sesuai prinsip syariah;

e. Harga dalam jual beli tersebut dapat ditetapkan berdasarkan kesepakatan yang mengacu pada harga pasar wajar melalui mekanisme tawar menawar yang berkesinambungan (bai‟

almusawamah). Bai‟ al-Musawamah adalah akad jual beli dengan kesepkatan harga yang wajar melalui mekanisme tawar menawar yang berkesinambungan.

f. Dalam perdagangan efek tidak boleh melakukan kegiatan dan/atau tindakan yang tidak sesuai dengan prinsip syariah.

b) Mekanisme perdagangan efek

a. Bursa efek boleh menetapkan aturan bahwa:

1) Perdagangan efek hanya boleh dilakukan oleh anggota bursa efek.

2) Penjualan dan pembelian efek yang bukan anggota bursa efek dalam melaksanakan perdagangan efek harus melalui anggota bursa efek;

b. Akad antara penjual atau pembeli efek yang bukan anggota bursa efek dengan anggota bursa menggunakan akad ju‟alah;

c. Bursa Efek wajib membuat aturan yang melarang terjadinya dharar dan tindakan yang diindikasikan tidak sesuai dengan prinsip syariah dalam perdagangan efek yang berdasarkan prinsip syariah di Bursa Efek;

d. Bursa Efek menyediakan sistem dan/atau sarana perdagangan efek, termasuk namun tidak terbatas pada peraturan bursa dan sistem dalam rangka melakukan pengawasan perdagangan efek, antara lain untuk mendeteksi dan mencegah kegiatan atau tidakan yang diindikasikan tidak sesuai dengan prinsip syariah;

(11)

11

e. Bursa Efek dapat menggunakan biaya (ujrah/rusum) perdagangan efek berdasarkan prinsip ijarah atas penyediaan sistem dan/atau sarana perdagangan kepada Anggota Bursa Efek;

f. LKPdapat melakukan motivasi atas Perdagangan Efek yang dilakukan Anggota Bursa, berdasarkan prinsip hawalah bil ujrah;

g. LKP dapat mengenakan biaya (ujrah/rusum) kliring dan penjaminan dari Anggota Bursa/Kliring atas jasa yang dilakukan;

h. Penyimpanan dan penyelesaian atas Perdagangan Efek dilakukan melalui LPP;

i. LPP dapat mengenakan biaya (ujrah/rusum) penyimpanan dan penyelesaian dari Anggota Bursa Efek selaku Perusahaan Efek.

Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, Penerapan prinsip syariah di pasar modal tentunya bersumber pada al-qur‟an sebagai sumber hukum tertinggi dan hadis nabi Muhammad SAW.Selanjutnya dari kedua sumber hukum tersebut para ulam melekukan penafsiran yang kemudian disebut ilmu fiqih. Salah satu pembahasan dalam ilmu fiqih adalah pembahasan tentang muamalah yaitu hubungan diantara sesama manusia terkait perdagangan. Berdasarkan itulah kegiatan pasar modal syariah dikembangkan dengan basis fiqih muamalah. Terdapat kaidah fiqih muamalah yang menyatakan bahwa pada dasarnya semua muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalail yang mengharamkannya. Konsep inilah yang menjadi prinsip pasar modal syariah di Indonesia. Dasar hukum pasar modal syariah berdasarkan al-Qur‟an adalah sebagai berikut:17

17 Raymond Dantes, Wawasan Pasar Modal Syariah, (Ponorogo: Wade Group, 2019), Cet. Ke- 1, h. 92

(12)

12 1. Q.S Al- Baqarah: 275

َتَ ي ىِذَّلٱ ُموُقَ ي اَمَك َّلَِإ َنوُموُقَ ي َلَ ۟اٰوَ بِّرلٱ َنوُلُكَْيَ َنيِذَّلٱ َنِم ُنَٰطْيَّشلٱ ُوُطَّبَخ

َ بِّرلٱ َمَّرَحَو َعْيَ بْلٱ َُّللَّٱ َّلَحَأَو ۗ ۟اٰوَ بِّرلٱ ُلْثِم ُعْيَ بْلٱ اََّنَِّإ ۟آوُلاَق ْمُهَّ نَِبِ َكِلَٰذ ۚ ِّسَمْلٱ ۚ ۟اٰو

َِّللَّٱ َلَِإ ٓۥُهُرْمَأَو َفَلَس اَم ۥُوَلَ ف ٰىَهَ تنٱَف ۦِوِّبَّر نِّم ٌةَظِعْوَم ۥُهَءٓاَج نَمَف َ اَع ْنَمَو و

َنوُدِلَٰخ اَهيِف ْمُى و ِراَّنلٱ ُبَٰحْصَأ َكِئَٰٓل۟وُأَف

Artinya:

Orang- orang yang makan atau mengambil riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdiri seperti orang yang kemasukan syaitan lantaran penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu adalah disebabkan mereka berkata atau berpendapat sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba padahal allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang orang yang telah sampai kepadanya larangan dari tuhannya lalu terus berhenti dari mengambil riba maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu sebelum dating larangan dan urusannya terserah kepada allah.

Orang yang kembali mengambil riba maka orang itu adalah penghuni penghuni neraka mereka kekal di dalamnya.”

2. Q.S An nisa‟: 29

ْنَأ َّلَِإ ِلِطاَبْلِبِ ْمُكَنْ يَ ب ْمُكَلاَوْمَأ اوُلُكَْتَ َلَ اوُنَمآ َنيِذَّلا اَهُّ يَأ َيَ

َناَك ََّللَّا َّنِإ ۚ ْمُكَسُفْ نَأ اوُلُ تْقَ ت َلََو ۚ ْمُكْنِم ٍضاَرَ ت ْنَع ًةَراَِتِ َنوُكَت اًميِحَر ْمُكِب

Artinya:

(13)

13

Hai orang orang yang beriman janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil kecuali dengan jalan perdagangan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu.

Dan janganlah kamu membunuh dirimu sesungguhnya allah adalah maha penyayang kepadamu.”

3. QS. Al-Baqarah [2] 278-27918

َيِنِمْؤُّم مُتنُك نِإ ۟آٰوَ بِّرلٱ َنِم َىِقَب اَم ۟اوُرَذَو ََّللَّٱ ۟اوُقَّ تٱ ۟اوُنَماَء َنيِذَّلٱ اَهُّ يَأٰٓ َي َلَ ْمُكِلَٰوْمَأ ُسوُءُر ْمُكَلَ ف ْمُتْ بُ ت نِإَو و ۦِوِلوُسَرَو َِّللَّٱ َنِّم ٍٍۢبْرَِبِ ۟اوُنَذْأَف ۟اوُلَعْفَ ت َّْلَّ نِإَف

َنوُمِلْظَت َنوُمَلْظُت َلََو

Artinya:

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya”.(QS. Al-Baqarah [2]:278-279).

Beberapa hadis Nabi SAW, yang menjadi landasan dalam pembentukan pasar modal syariah, antara lain:19

Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh pula membahayakan orang lain.” (HR. Ibn Majah dari „Ubaidah bin Shamit, Ahmad dari Ibn „Abbas, dan Malik dari Yahya).

18 Abdullah, Op.Cit, h. 8.

19 Ibid, h. 11

(14)

14

Janganlah kamu menjual sesutu yang tidak ada padamu”. (HR. Al- khomsah dari Hukaim bin Hizam).

Tidak halal (memberikan) pinjaman dan penjualan, tidak halal (menetapkan) dua syarat dalam satu jual beli, tidak halal keuntungan sesuatu yang tidak ditanggung risikonya, dan tidak halal (melakukan) penjualan sesuatu yang tidak ada padamu.” (HR. Alkhomasah dari Amr bin Syu‟aib dari ayahnya dari kakenya).

Rasulullah SAW melarang jual beli (yang mengandung) gharar.”

(HR. Al Baihaqi dari Ibnu Umar).

Rasulullah SAW melarang (untuk) melakukan penawaran palsu”.

(Muttafaq „alaih)

Nabi SAW melarang pembelian ganda pada suatu transaksi pembelian”. (HR. Abu Dawud, al-Tirmidzi, dan al-Nasa‟i).

Beberapa pendapat ulama yang dijadikan landasan terbentuknya pasar modal syariah, antara lain:20

a. Pendapat Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni Juz 5/173 (Beirut: Dar Al-Fikr, Tanpa Tahun):

Jika salah seorang dari dua orang berserikat membeli porsi mitra serikatnya, hukumya boleh karena ia membeli milik pihak lain.”

b. Pendapat Dr. Wahbah al-Zuhaili dalam Al-Fiqh Al- Islami wa Adillatuhu Juz 3/1841:

beruamalah dengan (melakukan kegiatan transaksi atas) saham hukumnya boleh, karena pemilik saham adalah mitra dalam perseroan sesuai dengan saham yang dimilikinya.”

20 Ibid, h. 12

(15)

15

c. Pendapat para ulama yang menyatakan kebolehan jual beli saham pada perusahaan-perusahaan yang memiliki bisnis yang mubah, antara lain dikemukakan oleh Dr. Muhammad „Abdul Gaffar al- Syarif (al-Syarif, Buhuts Fiqhiyyah Mu‟ashirah, [Beirut: Dar Ibn Hazm, 1999], h.78-79); Dr. Muhammad Yusuf Musa (Musa, al- Islam wa Musykilatuna al-Hadhirah, [t.tp.: Silsilah al-Tsaqafah al- Islamiyah, 1958], h.58); Dr. Muhammad Rawas Qal‟ahji, (Qal‟ahji, al-Mu‟ammalat alMaliyah al-Mu‟ashirah fi Dhaw‟i al-fiqh wa al- Syariah, [Beirut: Dar al- Nafa‟is, 1999], h.56). Syaikh Dr. „Umar bin

„Abdul „Aziz al- Matrak (Al-Matrak, al-Riba wa alMu‟amalat al- Mashrafiyyah, [Riyadh: Dar al-„Ashimah, 1417 H], h. 369-375) menyatakan:

“(Jenis Kedua) adalah saham-saham yang terdapat dalam perseroan yang dibolehkan, seperti perusahaan dagang atau perusahaan manufaktur yang dibolehkan. Ber-Musahamah (saling bersaham) dan ber-Syarikat (berkongsi) dalam perusahaan tersebut serta menjualbelikan sahamnya, jika perusahaan itu dikenal serta tidak mengandung ketidakpastian dan ketidakjelasan yang signifikan, hukunya boleh. Hal itu disebabkan karena saham adalah bagian dari modal yang dapat memberikan keuntungan kepada pemiliknya sebagai hasil usaha perniagaan dan manufaktur. Hal itu hukumnya halal, tanpa diragukan.”

d. Pendapat para ulama membolehkan pengalihan kepemilikan porsi suatu surat berharga selama disepakati dan diizinkan oleh pemilik porsi lain dari suatu surat berharga (bi-idzni syarikihi). Lihat: Al- Majmu‟ Syarh al-Muhazdzab IX/265 dan Al-Fiqh Al-Islami wa Adillatuhu IV/881.

(16)

16

e. Keputusan Mukhtamar ke-7 Majma‟ Fiqh Islami tahun 1992 di Jeddah: “Boleh menjual atau menjaminkan saham dengan tetap memperhatikan peraturan yang berlaku pada perseroan.”

Sebagai bagian dari system pasar modal Indonesia, kegiatan di pasar modal yang menerapkan prinsip-prinsip syariah juga mengacu kepada undang-undang Nomor 8 tahun 1995 tentang pasar modal berikut peraturan pelaksanaanya. Bapepam LK selaku regulator pasar modal di Indonesia, memiliki beberapa peraturan kusus terkait pasar modal syaraiah yaitu sebagai berikut: 21

1. Peraturan Nomor II.K.1 tentang kriteria dan penerbitan daftar efek syaraiah;

2. Peraturan Nomor IX.A.13 tentang penerbitan efek syariah;

3. Peraturan Nomor IX.A.14 tentang akad- akad yang digunakan dalam penerbitan efek syariah.

Selanjutnya, berikut jenis-jenis instrument pasar modal syariah:22 1. Saham syariah

Saham merupakan surat erharga yang mempresentasikan penyertaan modal kedalam suatu perusahaan. Sementara dalam prinsip syariah, penyertaan modal dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang tidak melanggar prinsip syariah, seperti perjudian, riba, serta memproduksi barang yang diharamkan. Penyertaan modal dalam bentuk saham tersebut dilakukan berdasarkan akad musyarakah dan mudharabah.

2. Sukuk

21 Raymond Dantes, Op.Cit, h. 94.

22 Nuriyana, ”Analisis Perbandingan Instrumen Pasar Modal Konvensional dan Instrumen Pasar Modal Syariah”, Skripsi, (Parepare: IAIN Parepare, 2021), h. 24-26

(17)

17

Islamic Deveopment Bank (IDB) mengartikan sukuk dengan efek syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian penyertaan yang tidak terpisahkan, yang paling tidak terbagi atas kepemilikan asset berwujud tertentu, nilai manfaat dan jasa atas asset proyek tertentu atau aktivitas, dan kepemilikan atas asset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu.

3. Reksa Dana Syariah

Reksadana syariah adalah reksadana yang pengelolaan dan kebijakan investasinya mengacu kepada syariah Islam. Reksadana syariah tidak akan menginvestasikan dananya pada obligasi dari perusahaan yang pengelolaannya atau produknya bertentangan dengan syariah Islam, misalnya ppabrik minuman alcohol, industry peternakan babi, jasa keuangan yang melibatkan riba serta bisnis yang mengandung maksiat.

B. Pelanggaran Syariah di Pasar Modal Konvensional

Berdasarkan kaidah ushul fikih yang menyatakan bahwa dalam segala sesuatu dalam ibadah hukumnya haram kecuali ada dalil yang memperbolehkannya, akan tetapai hal ini berkebalikan jika dalam masalah mu‟amalah yang mana kaidahnya justru segala sesuatu dalam mu‟amalah diperbolehkan sampai ada dalil yang melarang. Hal ini menjadikan pada prinsipnya segala perikatan hukumnya adalah boleh sampai ada dalil yang mengharamkannya. Oleh karenanya segala perikatan yang ada kaitannya dengan kerja sama usaha, investasi, pinjam meminjam, jual beli dan lain sebagainya adalah boleh dilakukan oleh seorang muslin dengan muslim yang lainnya selama perikatan tersebut tidak ada unsur-unsur yang dilarang di

(18)

18

dalamnya. Fatwa DSN MUI no 40/DSN-MUI/X/ 2003 menyebutkan bahwa transaksi efek yang haram adalah:23

1) Transaksi yang dilaksanakan harus menurut prinsip kehati-hatian dan tidak diperkenankan melakukan spekulasi dan manipulasi yang terdapat unsur dharar, gharar, riba, maysir, risywah, maksiat dan kedzaliman di dalamnya.

2) Transaksi dharar, gharar, riba, maysir, risywah, maksiat dan kedzaliman yang dimaksud dalam ayat (1) mencakup:

a. Melakukan penawaran palsu (bai’ najsy). Transaksi ini di dalam pasar modal dikenal dengan istilah goreng-menggoreng saham. Tindakan- tindakan yang termasuk dalam kategori Najsy antara lain:

Pump and Dump, yaitu aktivitas transaksi suatu Efek diawali oleh pergerakan harga uptrend, yang disebabkan oleh serangkaian transaksi inisiator beli yang membentuk harga naik hingga mencapai level harga tertinggi. Setelah harga mencapai level tertinggi, pihakpihak yang berkepentingan terhadap kenaikan harga yang telah terjadi, melakukan serangkaian transaksi inisiator jual dengan volume yang signifikan dan dapat mendorong penurunan harga. Tujuannya adalah menciptakan kesempatan untuk menjual dengan harga tinggi agar memperoleh keuntungan.

Hype and Dump, yaitu aktivitas transaksi suatu Efek yang diawali oleh pergerakan harga uptrend yang disertai dengan adanya informasi positif yang tidak benar, dilebih-lebihkan, misleading dan juga disebabkan oleh serangkaian transaksi inisiator beli yang membentuk harga naik hingga mencapai level harga tertinggi.

Setelah harga mencapai level tertinggi, pihakpihak yang berkepentingan terhadap kenaikan harga yang telah terjadi,

23 Muh Bahtiar Ali Basya, “Akad dan Prinsip Dalam Bursa Efek Syariah”, Jurnal Ilmu Akuntansi dan Bisnis Syariah, II, 2, (Juli 2020), h. 107-108.

(19)

19

melakukan serangkaian transaksi inisiator jual dengan volumeyang signifikan dan dapat mendorong penurunan harga. Pola transaksi tersebut mirip dengan pola transaksi pump and dump, yang tujuannya menciptakan kesempatan untuk menjual dengan harga tinggi agar memperoleh keuntungan.

Creating fake demand/supply (permintaan/penawaran palsu), yaitu adanya 1 (satu) atau lebih pihak tertentu melakukan pemasangan order beli/jual padalevel harga terbaik, tetapi jika order beli/jual yang dipasang sudah mencapai best price maka order tersebut di- delete atau di-amend (baik dalam jumlahnya dan/atau diturunkan level harganya) secara berulang kali. Tujuannya untuk memberi kesan kepada pasar seolah-olah terdapat demand/suplpy yang tinggi sehingga pasar terpengaruh untuk membeli/menjual.

b. Melakukan penjualan barang efek Syariah yang belum dimiliki (bai’

al-ma’dum), dalam pasar modah lebih dikenal dengan istilah short selling.

c. Mendapatkan informasi dari orang dalam agar lebih mudah mendapatkan keuntungan terhadap transaksi yang dilarang. Dalam pasar modal dikenal dengan istilah insider trading.

d. Menciptakan Informasi yang tidak valid atau menyesatkan, dalam pasar modal berhubungan dengan fakta material (tadlis). Tindakan yang mengandung unsur tadlis yaitu:24

Front Running yaitu tindakan Anggota Bursa Efek (perusahaan pialang) yang melakukan transaksi lebih dahulu atas suatu efek tertentu, atas dasar adanya informasi bahwanasabahnya akan melakukan transaksi dalam volume besar atas efek tersebut yang

24 Raymond Dantes, Op.Cit., h. 98

(20)

20

diperkirakan mempengaruhi harga pasar, tujuannya untuk meraih keuntungan atau mengurangi kerugian.

Misleading information (informasi menyesatkan) yaitu membuat pernyataan atau memberikan keterangan yang secara material tidak benar ataumenyesatkan sehingga mempengaruhi harga efek di pasar.

e. Melakukan transaksi atas efek Syariah dengan cara meminjam yang berbasiskan pada bunga terhadap kewajiban penyelesaian pembelian efek Syariah, dalam pasar modal dikenal dengan istilah margin trading.

f. Melakukan pengumpulan suatu efek Syariah dengan tujuan untuk membuat berubahnya harga efek Syariah dan bertujuan untuk mempengaruhi pihak lain atau dikenal dengan istilah ikhtikar (penimbunan). Tindakan-tindakan yang termasuk dalam kategori Ikhtikar antara lain: 25

 Pooling interest, yaitu aktivitas transaksi atas suatu Efek yang terkesan likuid, baik disertai dengan pergerakan harga maupun tidak, pada suatu periode tertentu dan hanya diramaikan sekelompok Anggota Bursa Efek tertentu (dalam pembelian maupun penjualan). Selain itu volume transaksi setiap harinyadalam periode tersebut selalu dalam jumlah yang hampir sama dan/atau dalam kurun periode tertentu aktivitas transaksinya tiba-tiba melonjak secaradrastis. Tujuannya menciptakan kesempatan untuk dapat menjual atau mengumpulkan saham atau menjadikan aktivitas saham tertentu dapat dijadikanbenchmark.

 Cornering, yaitu pola transaksi ini terjadi pada saham dengan kepemilikan publik yang sangat terbatas. Terdapat upaya dari

25 Ibid, h. 101.

(21)

21

pemegang saham mayoritasuntuk menciptakan supply semu yang menyebabkan harga menurun pada pagi hari dan menyebabkan investor publik melakukan short selling. Kemudianada upaya pembelian yang dilakukan pemegang saham mayoritas hingga menyebabkan harga meningkat pada sesi sore hari yang menyebabkan pelaku short sell mengalami gagal serah atau mengalami kerugian karena harus melakukan pembelian di harga yang lebih mahal.

g. Melakukan tindakan-tindakan dengan maksud merugikan orang lain (taghrir). Tindakan-tindakan yang termasuk dalam kategori Taghrir antara lain: 26

Wash sale (perdagangan semu yang tidak mengubah kepemilikan) yaitu transaksi yang terjadi antara pihak pembeli dan penjual yang tidak menimbulkan perubahan kepemilikan dan/atau manfaatnya (beneficiary of ownership) atas transaksi saham tersebut. Tujuannya untuk membentuk harga naik, turunatau tetap dengan memberi kesan seolah-olah harga terbentuk melalui transaksi yang berkesan wajar. Selain itu juga untuk memberi kesan bahwa efektersebut aktif diperdagangkan.

Pre-arrange trade yaitu transaksi yang terjadi melalui pemasangan order beli dan jual pada rentang waktu yang hampir bersamaan yang terjadi karenaadanya perjanjian pembeli dan penjual sebelumnya. Tujuannya untuk membentuk harga (naik, turun atau tetap) atau kepentingan lainnya baik di dalammaupun di luar bursa.

26 Ibid, h. 99.

(22)

22

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Pasar modal adalah pasar untuk instrumen keuangan jangka panjang yang diterbitkan oleh pemerintah, perusahaan swasta, maupun public authorities, yang bisa diperjualbelikan dalam bentuk obligasi atau saham.

Dasar hukum pasar modal ada pada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang pasar modal. Dalam melakukan transaksi dipasar modal, ada tiga tujuan utama para investor yaitu, memperoleh dividen (ditujukan pada keuntungan yang akan diperolehnya berupa bunga yang dibayar oleh emiten dalam bentuk dividen), kepemilikan perusahaan (semakin banyak saham yang dimiliki maka semakin besar pengusahaan (menguasai) perusahaan), berdagang (saham dijual kembali pada saat harga tinggi, pengharapannya adalah pada saham yang benar-benar dapar menaikkan keuntungannya dari jual beli saham).

Berbeda dengan pasar modal konvensional yang memiliki prinsip fokus pada keuntungan, dalam pasar modal syariah praktik yang dilakukan haruslah terbebas dari gharar, maysir, riba, dan hal yang membawa maksiat lainnya.

Prinsip-prinsip syariah yang terkandung dalam pasar modal syariah sebagaimana fatwa ulama yakni, Pasar modal beserta seluruh mekanisme kegiatannya terutama mengenai emiten, jenis efek yang diperdagangkan dan mekanisme perdagangannya dipandang telah sesuai dengan Syariah apabila telah memenuhi prinsip-prinsip syariah. Suatu efek dipandang telah memenuhi prinsip-prinsip syariah apabila telah memperoleh pernyataan kesesuaian syariah dikeluarkan oleh DSN-MUI terhadap suatu Efek Syariah bahwa Efek tersebut sudah sesuai dengan prinsipprinsip syariah. Penerapan prinsip syariah di pasar modal tentunya bersumber pada al-qur‟an sebagai sumber hukum tertinggi dan hadis nabi Muhammad SAW.Selanjutnya dari

(23)

23

kedua sumber hukum tersebut para ulam melekukan penafsiran yang kemudian disebut ilmu fiqih.

Fatwa DSN MUI no 40/DSN-MUI/X/ 2003 menyebutkan bahwa transaksi efek yang haram adalah transaksi yang dilaksanakan harus menurut prinsip kehati-hatian dan tidak diperkenankan melakukan spekulasi dan manipulasi yang terdapat unsur dharar, gharar, riba, maysir, risywah, maksiat dan kedzaliman di dalamnya.

(24)

24

DAFTAR PUSTAKA

Fadilla. ” Pasar Modal Syariah dan Konvensional”. Islamic Banking. Vol. II. No. 2.

Februari 2018.

Hidayat, W. Wahyu. Konsep Dasar Investasi dan Pasar Modal. Sidoarjo: Uwais Inspirasi Indonesia. cet. Ke- 1. 2019.

Jamilah. “Konsep dan Prinsip Pasar Modal Konvensional Versus Pasar Modal Syariah”. Hukum dan Keadilan. Vol. X. No. 1. Maret 2023.

Hidayati, Dwi E. “Perbandingan Pasar Modal Syariah dan Konvensional di Indonesia”. Yume: Journal of Management. Vol. V. No. 3. 2022.

Wardiyah, Mia L. Manajemen Pasar Uang dan Pasar Modal. Bandung: Pustaka Setia. 2017.

Martono, A., et al. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Banten: Unpam Press.

Cet. Ke-1. 2022.

Abdullah. Pasar Modal Syariah si Indonesi: Tinjauan Teori dan Aspek Hukum.

Makassar: Nobel Press. 2022.

Dantes R. Wawasan Pasar Modal Syariah. Ponorogo: Wade Group. Cet. Ke- 1. 2019.

Nuriyana. ”Analisis Perbandingan Instrumen Pasar Modal Konvensional dan Instrumen Pasar Modal Syariah”. Skripsi. Parepare: IAIN Parepare. 2021.

Basya, Muh Bahtiar Ali. “Akad dan Prinsip Dalam Bursa Efek Syariah”. Jurnal Ilmu Akuntansi dan Bisnis Syariah. Vo. II. No. 2. Juli 2020.

Referensi

Dokumen terkait

BAB III PRINSIP DASAR KETENTUAN HUKUM PADA KEGIATAN PERDAGANGAN BURSA EFEK DALAM PASAR MODAL SYARIAH ... Prinsip – prinsip Syariah pada Perdagangan di Bursa Efek ... Pengertian

Industri pasar modal syariah merupakan kegiatan di bidang muamalah, sehingga dalam kegiatan muamalah terdapat prinsip-prinsip syariah yang harus dipahami agar dalam

Begitu juga dengan perkembangan pasar modal syariah, pengembangan sistem online trading juga didasarkan pada prinsip-prinsip syariah diantara hanya menyediakan

 Dalam perjalanannya, perkembangan pasar modal syariah di Indonesia telah mengalami kemajuan, sebagai gambaran setidaknya terdapat beberapa perkembangan dan kemajuan pasar

Reksa Dana Syariah adalah Reksa Dana yang pengelolaannya tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah di Pasar Modal.. Karakteristik Reksa

Transaksi berbasis syariah yang menghindari unsur riba, gharar dan maysir tentu dapat memperbaiki laju investasi di pasar modal menjadi lebih tenang serta tidak mudah

Selanjutnya Aziz Budi Setiawan menjelaskan bahwa bentuk ideal dari pasar modal syariah dapat dicapai dengan islamisasi empat pilar pasar modal, yaitu; (a) emiten (perusahaan) dan

PERATURAN PASAR MODAL SYARIAH Penerapan Prinsip Syariah di Pasar Modal Pasar Modal Syariah Ahli Syariah Pasar Modal (ASPM) POJK NO.15 POJK NO.16 Penerbitan dan Persyaratan