PENGAPLIKASIAN KONSEP DAN HASIL ANALISIS
PROF. IR. PRASASTO SATWIKO, M.BUILD.SC., PH.D., IAI.
AMANDA GITA SASMITHA 210118547
DESAIN LINGKUNGAN BANGUNAN 1
UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL
A . K O N S EP D A S A R (G RA N D C O N C EP T) ASPEK KUANTITAS ASPEK ESTETIKA ASPEK KUALITAS
ASPEK FAKTOR PSIKOLOGIS
ASPEK KESEHATAN
Pencahayaan Alami
Penghawaan Alami
Akustika
Lingkungan
Arsitektur Tropis Kontemporer
Merupakan penggabungan konsep antara desain yang lebih maju, variatif, fleksibel dan inovatif, baik secara transformasi bentuk bangunan maupun visual tampilan, jenis material, pengolahan material, maupun teknologi yang diterapkan atau dipakai dan menampilkan gaya yang lebih baru dengan berorientasi pada iklim dan cuaca, pada lokasi dimana massa bangunan atau kelompok bangunan berada, serta dampak, tautan ataupun pengaruhnya terhadap lingkungan disekitar yang memiliki iklim tropis.
DEFINISI KARAKTERISTIK
Bentuk geometris yang simple dan warna-warna netral
Harmonisasi ruang dalam dan luar menyatu
Konsep fasad dan ruang dalam terkesan terbuka
Penggunaan jendela yang besar
Kombinasi bentuk yang unik dan aneh
Menggunakan material dari alam Detail detail bergaris lurus
Desain interiornya berpadu dengan tata cahaya
Adanya sistem sirkulasi udara, ventilasi, bukaan, dan view
" SELIMUT ALAM "
Selimut alam , kata yang tepat untuk menggambar konsep rumah ini.
GRAND CONCEPT
Alam bermakna bahwa suasana alam akan diutamakan agar memberikan suasana yang unik dan akan menjadi ciri khas.
ALAM
Selimut bermakna bahwasannya suasana alam terdapat atau diberikan pada luar rumah tersebut, namun di dalam ruangannya pun juga akan diberikan walaupun tidak semaksimal pada suasana luar rumah.
SELIMUT
PENERAPAN KONSEP BUKAAN
PENERAPAN KONSEP
konsep yang diangkat yaitu rumah terbuka namun tertutup dengan suasana alami. akan banyak memberikan bukaan yang banyak pada setiap ruangan agar dapat bersentuhan langsung dengan alam. pada halaman luar akan diberikan banyak tanaman dan pepohonan agar rumah yang terbuka tetap terkesan tertutup bila dilihat dari luar.
Penerapan konsep bukaan yaitu diambil pada preseden yang telah terpilih. bukaan yang diberikan dapat berupa pintu, jendela, boven yang memiliki lubangan-lubangan ataupun dapat juga berupa lapisan kaca. Disetiap ruang diberikan bukaan yang banyak agar dapat berhubungan langsung dengan alam.
PENERAPAN
KONSEP VEGETASI
penerapan konsep vegetasi yaitu diambil pada preseden yang telah terpilih. vegetasi pada luar bangunan dapat diberikan berupa pohon-pohon dengan ukuran yang sedang sampai besar dan juga dapat berupa rumput taman.
vegetasi pada dalam bangunan dapat diberikan berupa tanaman-tanaman di dalam pot maupun ditanam di dalam tanah.
PENCAHAYAAN ALAMI
PENCAHA YAAN ALAMI
ASPEK
KUANTITAS
STANDAR CAHAYA ALAMI (DAYLIGHT FACTOR) DALAM RUANG
Berdasarkan data tabel tersebut, dapat diketahui standar-standar kebutuan daylight factor dalam berbagai macam ruang.
STANDAR TINGKAT
PENCAHAYAAN (LUX ) DALAM RUANGAN
Dengan mengoptimalkan cahaya alami, dan dibantu dengan cahaya buatan, diharapkan ruangan mendapatkan tingkat pencahayaan yang sesuai dengan standar kenyamanan.
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN
KAUNTITAS CAHAYA DALAM RUANGAN
Ruang Tamu, Ruang Keluarga, Ruang Cucian, Teras, Garasi
Kamar Tidur, Dapur, Ruang Sholat, Ruang
Membaca, Ruang Makan Kamar Mandi, Ruang Kerja
CAHAYA ALAMI TINGGI CAHAYA ALAMI SEDANG CAHAYA ALAMI RENDAH
PENCAHA YAAN ALAMI
ASPEK
KUALITAS
KUALITAS YANG DIHASILKAN
Dengan memanfaatkan cahaya alami dan dibantu dengan cahaya buatan kualitas cahaya dalam ruangan yang dihasilkan :
Dimanfaatkan untuk kegiatan yang membutuhkan ketelitian dan aktivitas padat
RUANG TERANG :
KAMAR MANDI , DAPUR, RUANG KERJA
RUANG TERANG SEDANG :
KAMAR TIDUR , RUANG TAMU , RUANG KELUARGA
Memerlukan pencahayaan alami cukup karena untuk keperluan kegiatan sehari-hari dan istirahat.
Tidak terlalu memerlukan pencahayaan yang terang karena digunakan untuk aktivitas yang tidak padat.
RUANG REMANG - REMANG : GUDANG, GARASI
TATA RUANG
Membuat tata ruang dengan letak ruang yang sesuai dengan pencahayaan yang dibutuhkan dan membuat besaran bukaan pada setiap ruang sesuai dengan kebutuhan pencahayaannya. Contoh nya Ruang tamu diberikan bukaan yang besar dan ditempatkan di dekat dengan halaman agar pencahayaan alami dengan mudah masuk.
PENCAHA YAAN ALAMI
ASPEK FAKTOR
PSIKOLOGIS
PENERAPAN KONSEP SELIMUT ALAM
Penerapan konsep Selimut Alam dalam faktor psikologis yang berkaitan dengan pencahayaan alami adalah dengan penataan ruang yang memiliki banyak bukaan hampir pada setiap ruang agar masukan cahaya dengan mudah dan rumah terkesan tebuka baik luar maupun dalam ruangan.
GUBAHAN MASSA BANGUNAN
Penataan ruang menurut konsep Selimut Alam ini memprioritaskan ruangan dengan aktivitas tersibuk dan aktivitas yang membutuhkan pencahayaan banyak di dekat taman, karena taman luas untuk sirkulasi dan menjadi sumber pencahayaan alami terbanyak di rumah.
Saat terpapar sinar matahari, tubuh akan meningkatkan pelepasan hormon serotonin.
Hormon ini berhubungan dengan peningkatan suasana hati dan bisa membuat seseorang menjadi lebih tenang dan fokus
PENGARUH TERHADAP PSIKOLOGIS
LV. 1
LV. 2
LV. 3
Memerlukan pencahayaan alami yang banyak karena aktivitas di dalamnya melakukan kegiatan yang padat sehingga membutuhkan pencahayaan yang terang
DAPUR
KAMAR MANDI
KAMAR TIDUR
Memerlukan pencahayaan alami cukup karena untuk kebutuhan kesehatan para pengguna
GUDANG
Tidak terlalu memerlukan pencahayaan alami karena ruangan bersifat tertutup dan privasi.
Menentukan prioritas kebutuhan cahaya ruang berdasarkan identifikasi aktivitas yang terjadi dalam ruang diperlukan karena daat berpengaruh pada psikologis sang pelaku.
PENCAHA YAAN ALAMI
ASPEK
KESEHATAN
CAHAYA YANG DIBUTUHKAN UNTUK KESEHATAN
Pencahayaan alami merupakan salah satu faktor terpenting yang harus diperhatikan untuk kesehatan penghuni. Rumah yang memiliki terlalu sedikit cahaya sangat tidak sehat untuk penghuni rumah dan dapat menimbulkan beberapa gangguan penyakit seperti ganguan pernapasan, gangguan kesehatan mata, dan juga gangguan mental, sehingga dengan adanya banyak cahaya alami dari bukaan-bukaan yang ada, kebutuhan cahaya untuk kesehatan dapat terpenuhi.
PENERAPAN KONSEP SELIMUT ALAM
Konsep Selimut Alam ini mengangkat tinggi nilai keterbukaan dan
vegetasi. Dengan banyaknya bukaan dan vegetasi membuat penguhuni
terjaga akan kesehatannya. Bukaan yang banyak memudahakan
pencahayaan masuk dan vegetasi yang banyak akan memberikan
kesejukan pada bangunan dan penghuni.
PENCAHA YAAN ALAMI
ASPEK
ESTETIKA
TAMAN
Taman memberikan kesan alam.
Dengan banyaknya vegetasi memberikan keestetika pada bangunan
Banyaknya bukaan besar berupa jendela kaca dan pintu kaca dengan desain yang elegan yang menambah estetika rumah
Pemberian secondary skin pada penutup balkon akan memberikan keestetika yang besar dan dapat menjadi point utama pada rumah BUKAAN BESAR
SECONDARY SKIN
PENGHAWAAN ALAMI
PENGHA WAAN ALAMI
ASPEK
KUANTITAS
VARIABEL STANDAR KENYAMANAN THERMAL
SUHU ( °C )
KELEMBAPAN ( % )
ANGIN ( m / s )
Batas-batas kenyamanan untuk kondisi khatulistiwa adalah pada kisaran suhu udara 22,5°C - 29°C (Lippsmeir, 1994). Untuk daerah tropis lembab adalah pada kisaran suhu udara 24°C - 26°C (Prasasto Satwiko, Fisika Bangunan)
Batas-batas kenyamanan untuk kondisi khatulistiwa adalah pada kisaran kelembaban udara 20-50% (Lippsmeir, 1994). Untuk daerah tropis lembab adalah pada kisaran kelemban udara 40%
Menurut MENKES No. 264/MENKES/SK/11/1998, standar laju angin dalam ruangan yaitu 0,15-0,25 m/s. Sedangkan standar laju angin luar ruangan yaitu 0,6 1,5 m/s (Prasasto Satwiko, Fisika
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PENGHAWAAN RUANG
Ruang Tamu, Ruang Keluarga, Ruang Cucian, Teras
Kamar Tidur, Dapur, Ruang Membaca, Ruang Makan
Kamar Mandi, Ruang Kerja, Garasi, Ruang Sholat
PENGHAWAAN ALAMI TINGGI
PENGHAWAAN ALAMI
SEDANG PENGHAWAAN ALAMI
RENDAH
PENGHA WAAN ALAMI
ASPEK
KUALITAS
KUALITAS YANG DIHASILKAN
Akan menghasilkan tingkat kenyamanan dalam penghawaan dalam ruangan.
Penghawaan yang dihasilkan juga bergantung pada kebutuhan aktivitas dlalam ruang itu sendiri.
TATA RUANG
Membuat tata ruang dengan letak ruang yang sesuai dengan penghawaan yang dibutuhkannya, misal ruang tamu yang diletakkan di bagian depan rumah dan dekat taman terbuka dengan banyak bukaan karena kebutuhan penghawaan alaminya tinggi.
PENERAPAN KONSEP SELIMUT ALAM
Konsep Selimut Alam merupakan konsep dimana bangunan disekelilingi dengan banyak vegetasi. Hal tersebut menerapkan bahwa penghawaan alami sangat besar pada bangunan tersebut. Suasana alami terbangun dari banyak nya tanaman dan pepohonan di sekitar bangunan. Tidak hanya di luar ruang saja namupn di dalam ruang dapat merasakan penghawaan alami dikarenakan banyak nya bukaan sehingga sekat antara luar dan dalam bangunan sangat tipis.
PENGHAW
AAN ALAMI
ASPEK FAKTOR
PSIKOLOGIS
Menentukan prioritas kebutuhan penghawaan alami dalam ruang berdasarkan identifikasi aktivitas yang terjadi dalam ruang diperlukan karena daat berpengaruh pada psikologis sang pelaku.
LV. 1
LV. 2
LV. 3
Ruang tamu memerlukan banyak udara penghawaan alami karena ruang tamu menjadi tempat menerima tamu yang kesannya sejuk dan mengundang, sehingga dengan penghawaan alami ruang tamu akan menjadi semakin nyaman
RUANG TAMU
KAMAR TIDUR
Kamar tidur memerlukan penghawaan alami untuk kesehatan pelaku aktivitas ruang dan juga kenyamanan pelaku. Penghawaan alami dalam kamar dapat meningkatkan rasa betah dalam kamar dan juga semangat bangun karena udara pagi yang segar
RUANG KERJA
Tidak terlalu memerlukan penghawaan alami karena ruangan bersifat tertutup dan privasi.
PENERAPAN KONSEP SELIMUT ALAM
Penerapan konsep Selimut Alam dalam faktor psikologis yang berkaitan dengan penghawaan alami adalah dengan banyaknya bukaan pada setiap ruang yang ada dengan vegetasi yang banyak pada luar dan dalam ruangan sangat memberikan nilai psikologis yang tinggi.
GUBAHAN MASSA BANGUNAN
Penataan ruang menurut konsep Selimut Alam ini diletakan pada posisi yang sesuai dengan zonasi dan bukaan yang langsung menghadap ke area luar. Dengan gubahan massa yang sesuai dengan bukaan membuat penggunanya akan merasakan pennghawan alami yang baik
Dengan adanya udara segar yang cukup, tingkat kenyamanan suhu, dan kelembapan akan memberikan kesan ketenangan dan dihindarkan dari stress yang ada.
PENGARUH TERHADAP
PSIKOLOGIS
PENGHA WAAN ALAMI
ASPEK
KESEHATAN
PENGHAWAAN YANG DIBUTUHKAN UNTUK KESEHATAN
Penghawaan alami juga sama pentingnya dengan cahaya alami dalam penentuan kesehatan suatu ruang. Ruang tanpa penghawaan alami sangat tidak sehat, pengap, dan tidak pantas untuk ditinggai atau dijadikan tempat beraktivitas manusia di dalamnya, sehingga untuk menciptakan hunian sehat yang memenuhi standar penghawaan alami ruang, diterapkanlah konsep Selimut Alam.
PENERAPAN KONSEP SELIMUT ALAM
Penerapan konsep Selimut Alam yang menjawab isu kesehatan dalam penghawaan alami ini tak lain adalah pada gubahan massa dan banyaknya bukaan. Bentuk bangunan yang di sekelilingi dengan tanaman dan pepohonan akan sangat memberikan penghawaan alami yang baik.
PENGHA WAAN ALAMI
ASPEK
ESTETIKA
TAMAN
Taman memberikan kesan alam. Dengan banyaknya vegetasi memberikan keestetika pada bangunan
Banyaknya bukaan besar berupa jendela kaca dan pintu kaca akan membuat ruangan di dalam merasakan penghawaan alami yang berada di luar bangunan.
Pemberian secondary skin dengan bermaterial kayu akan memberikan nilai estetik dan memberikan penghawaan alami pada balkon.
BUKAAN BESAR
SECONDARY SKIN
AKUSTIKA LINGKUNGAN
AKUSTIKA LINGKUNG AN
ASPEK
KUANTITAS
IDENTIFIKASI PENGARUH AKUSTIKA LINGKUNGAN
Ruang Membaca, Ruang Sholat, Ruang Kerja
Kamar Tidur, Dapur, Kamar Mandi, Ruang Makan
Garasi, Teras, Ruang
Tamu, Ruang
Keluarga, AKUSTIKA
LINGKUNGAN TINGGI AKUSTIKA LINGKUNGAN
SEDANG AKUSTIKA
LINGKUNGAN RENDAH Agar nantinya suara yang di terima di area rumah masih dalam itensitas kenyamanan. Intensitas 30 – 50 dB adalah suara yang aman untuk didengar oleh telinga manusia
AKUSTIKA LINGKUNG AN
ASPEK
KUALITAS
KUALITAS YANG DIHASILKAN DALAM RUANGAN
Ruang yang membutuhkan ketenangan dalam aktivitasnya, contohnya bekerja, membaca, beroa dan istirahat
Ruangan dengan aktivitas yang tidak terlalu membutuhkan ketenangan seperti mengobrol, makan, memasak
Ruangan yang tidak membutuhkan ketenangan dalam beraktivitas, seperti bermain
RUANGAN TENANG
TATA RUANG
Membuat tata ruang dengan letak ruang yang sesuai dengan toleransi akustika lingkungannya, misal ruang tamu yang diletakkan di bagian depan rumah karena mmrupakan ruang publik dan tidak terpengaru oleh kebisingan jalan depan rumah.
RUANGAN TENANG
SEDANG RUANGAN TIDAK
TENANG
PENERAPAN KONSEP SELIMUT ALAM
Konsep Selimut Alam merupakan konsep dimana bangunan disekelilingi dengan banyak vegetasi. Hal tersebut menerapkan bahwa Akustika Lingkungan sangat besar pada bangunan tersebut. Suasana alami terbangun dari banyak nya tanaman dan pepohonan di sekitar bangunan. Tidak hanya di luar ruang saja namun di dalam ruang dapat merasakan penghawaan alami dikarenakan banyak nya bukaan sehingga sekat antara luar dan dalam bangunan sangat tipis.
AKUSTIKA LINGKUNG AN
ASPEK FAKTOR
PSIKOLOGIS
Menentukan prioritas kebutuhan penghawaan alami dalam ruang berdasarkan identifikasi aktivitas yang terjadi dalam ruang diperlukan karena daat berpengaruh pada psikologis sang pelaku.
LV. 1
LV. 2
LV. 3
Kamar tidur sebagai tempat beristirahat dan ruang personal penghuni sudah sepastinya mendapatkan privasi dan jauh dari kebisingan lingkungan, sehingga kamar tidur harus diprioritaskan untuk dijauhkan dari kebisingan lingkungan.
KAMAR TIDUR
RUANG MAKAN
Ruang makan merupakan tempat keluarga berkumpul dan bersosialisasi, sehingga tidak begitu membutuhkan ketenangan dari kebisingan lingkungan tetapi juga tida bisa terlalu bising karena jika begitu obrolan keluarga saat makan akan terganggu.
TERAS
Teras tidak terpengaruh oleh akustika lingkungan karena aktivitas di dalamnya tidak memerlukan tingkat keheningan yang tinggi.
PENERAPAN KONSEP SELIMUT ALAM
Penerapan konsep Selimut Alam dalam faktor psikologis yang berkaitan dengan akustika lingkungan yaitu dengan banyaknya pepohonan dan tanaman pada sekitar bangunan akan memerikan suara- suara alam dan juga dapat meminimkan suara-suara kebisingan di sekitar bangunan.
PENATAAN RUANG
Penataan ruang menurut konsep Selimut Alam ini diletakan pada posisi yang sesuai dengan zonasi, dimana ruangan dengan zonasi publik diberikan pada bagian depan. Lalu ruangn dengan zonasi semu publik pada bagian tengah atau belakang.
Dan ruangan dengan zonasi privat diberikan pada bagian lantai atas.
PENGARUH TERHADAP ASPEK PSIKOLOGIS
Akan berpengaruh terhadap privasi yang cukup dan juga komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah.
AKUSTIKA LINGKUNG AN
ASPEK
KESEHATAN
PENGARUH AKUSTIKA LINGKUNGAN TERHADAP KESEHATAN
Akustika lingkungan juga memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kesehatan penghuni, karena dengan kebisingan yang terlalu mengganggu, penguni dapat terkena gangguan pendengaran bahkan gangguan mental, sehingga akustika lingkungan sangat penting untuk diperhatikan.
PENERAPAN KONSEP SELIMUT ALAM
Penerapan konsep Selimut Alam menjawab isu kesehatan dalam akustika lingkungan ini adalah pada penataan ruang tepatnya letak taman dan vegetasi yang ada di sekeliling site. Dengan adanya taman dan vegtasi itu dapat mencegah kebisingan berlebih yang berasal dari sekitar site seperti kebisingan warga, kebisingan jalan, dan kebisingan rel kereta.
AKUSTIKA LINGKUNG AN
ASPEK
ESTETIKA
TAMAN
Terdapat taman sebagai lambang
pusat kehidupan dalam rumah serta
sebagai pusat ruangan rumah dan
pencegah kebisingan berlebih yang
datang dari berbagai sumber di sekitar
site.
B. P EN ER A PA N K O N S EP D ES A IN
Bentuk Massa Bangunan
Siteplan
Denah
BENTUK MASSA BANGUNAN
BENTUK MASSA BANGUNAN
Dari percobaan pada software Ladybug dan Honeybee dapat diketahui bahwa bentuk massa bangunan seperti di atas dapat mengatasi isu pencahayaan, penghawan dan akustika lingkungan. Bentuknya yang berlika-liku memudahkan sirkulasi udara untuk penghawaan, banyaknya bukaan juga membantu penghawaan sekaligus pencahayaan alami. Dan terdapatnya taman di tengah seakan bisa menjadi
"spasi" dari bangunan depan untuk mengurangi kebisingan berlebih pada ruang-ruang tertentu.
PENERAPAN PADA BENTUK MASSA
BANGUNAN
BENTUK MASSA BANGUNAN
Dari percobaan pada software Rhino Grasshopper dan Radiance diperoleh hasil berikut dari diagram skydome. Radiasi cenderung tinggi di bagian tengah, timur, dan barat.
Sedangkan di bagian utara dan selatan rendah.
PENERAPAN PADA BENTUK MASSA BANGUNAN
PENERAPAN PADA RUANG
Dari percobaan pada Rhino Grasshopper, Honeybee, dan Ladybug, diperoleh hasil simulasi daylight factor ruang tamu sebagai berikut.
Ruang tamu terletak pada lantai 1 bagian selatan sisi kanan yang berhubungan dengan halaman, teras, dan area tangga. Dikarenakan ruang tamu merupakan ruang yang manjadi jalur masuk rumah menjadikan dampak sumber kebisingan, ruang tamu juga menjadi ruangan dengan akses yang bebas atau publik, sehingga memerlukan banyak bukaan untuk penghawaan dan pencahayaannya.
Bukaan di ruang tamu berada di sisi selatan, dan sisi timur. Dapat dilihat di dalam ruangan dekat bukaan jendela teridentifikasi lebih terpapar daylight factor dibandingkan bagian tengah ruangan dan bagian ruang yang jauh dari bukaan jendela. Angka tepatnya pada bagian terpanas ruang tamu adalah 21.42 sedangkan angka tepatnya pada bagian terdingin adalah 1.23.
PENERAPAN PADA RUANG TAMU
PENERAPAN PADA RUANG
Dari percobaan pada Rhino Grasshopper, Honeybee, dan Ladybug, diperoleh hasil simulasi daylight factor ruang tamu sebagai berikut.
Kamar Nenek terletak pada lantai 1 bagian tengah sisi timur yang berhubungan dengan kamar mandi, dan ruang keluarga. Dikarenakan ruang nenek merupakan ruang yang bersifat privasi makan dibuatnya bukaan yang tidak terlalu besar, kamar nenek juga dibutuhkan penghawaan dan pencahayan yang baik dikarenakan nenek memiliki kebutuhan khusus atau difabel sehingga harus tetap memikiran aspek kesehatan.
Bukaan di kamar nenek berada di sisi selatan dengan berukuran sedang dan berjumlah 2. Dapat dilihat ruangan yang dekat bukaan jendela teridentifikasi lebih terpapar daylight factor dibandingkan bagian tengah dan bagian yang jauh dari bukaan jendela. Angka tepatnya pada bagian terpanas adalah 15.91 sedangkan angka tepatnya pada bagian terdingin adalah 0.15.
PENERAPAN PADA KAMAR NENEK
PENERAPAN PADA RUANG
Dari percobaan pada Rhino Grasshopper, Honeybee, dan Ladybug, diperoleh hasil simulasi daylight factor ruang tamu sebagai berikut.
Kamar Ayah Ibu terletak pada lantai 1 bagian utara sisi kanan yang berhubungan dengan ruang makan, ruang keluarga, kamar mandi. Dikarenakan kamar ayah ibu merupakan ruang yang memiliki banyak hubungan dengan ruang lainnya, maka memerlukan bukaan yang cukup besar agar penghawaan dan pencahayaan tetap baik di dalam ruangan tersebut.
Bukaan di kamar ayah ibu berada di sisi utara. Dapat dilihat di dalam ruangan dekat bukaan jendela teridentifikasi lebih terpapar daylight factor dibandingkan bagian tengah ruangan dan bagian ruang yang jauh dari bukaan jendela. Angka tepatnya pada bagian terpanas ruang tamu adalah 18.44 sedangkan angka tepatnya pada bagian terdingin adalah 0.15.
PENERAPAN PADA KAMAR AYAH & IBU
RU M U S G RA S S H O PP ER
RUANG TAMU
KAMAR NENEK
KAMAR AYAH DAN IBU
SITEPLAN
LO K A S I S IT E 3
S IT U A S I S IT E 3
S IT EP LA N S IT E 3
RESPON SITEPLAN
Terdapatnya bangunan tetangga satu lantai dapat menjadi penghalang penghawaan dan pencahayaan alami sehingga dibuat bangunan dua lantai.Dikarenakan bangunan menempel dengan bangunan tetangga maka dibuatlah dinding penyekat yang menjadi pembatas semua komponen bangunan yang ada.
Jarak GSB sebesar 3m yang ada dimanfaatkan dengan diberikannya perkerasan berupa carport dan penghijauan berupa halaman berumput.
Jarak GSB sebesar 3m yang ada dimanfaatkan dengan diberikannya perkerasan berupa carport dan penghijauan berupa halaman berumput.
Dibuatnya taman agar memiliki penghawaan alami yang dapat menghidupkan suasanan alami sesuai denngan konsepnya.
Ditanamkan pepohonan yang besar-besar pada sekitar jalan raya akibat dari kebisingan kendaraan bermesin yang lewat.
DENAH
D EN A H BA N G U N A N
Pemberian vegetasi pada bagian depan untuk membantu mengoptimalkan penghawaan alami dan meredam kebisingan pada area jalur kendaraan
Pemberian vegetasi pada bagian belakang untuk membantu mengoptimalkan penghawaan alami dan meredam kebisingan pada area belakang
Dari denah dapat diketahui bahwasannya pada setiap ruang diberikan bukaan yang banyak dan besar. Penempatan bukaan juga telah tertata berdasarkan arah mata angin yang benar.
RESPON DENAH
Penempatan ruang terlah tertata beradarkan zonasi yang benar yaitu zonasi publik pada bagian depan, zonasi semi publik pada bagian tengah dan belakang,
Penempatan teras diberikan pada bagian depan karena merupakan tempat yang paling sesuai dengan zonasi dan yang bersifat umum atau publik.
Konsep pada tangga yaitu terbuka dengan diberikannya dinding full kaca sehingga pencahayaan dapat dengan mudah masuk ke dalam. Pada fasad bangunan juga menjadikan point utama pada bangunan tersebut karena terkesan terbuka sesuai dengan konsep . Pemberian balkon dan ruang cuci pada bagian belakang rumah pada lantai 2 dapat digunakan sebagai ruang terbuka dan juga membuat penghawaan dan pencahayaan alami yang mudah terakses
Dari denah lantai 2 dapat dilihat bahwa lantai 2 diberikan ruang ruang yang bersifat privat sehingga tidak semua orang atau tamu dapat masuk dengan mudah. Contoh nya seperti ruang sholat, ruang membaca dan ruang kerja.
RESPON DENAH
Terdapat void yang terletak di atas ruang keluarga dan ruang makan. Void sendiri dapat menjadikan penghawaan dan pencahayaan antar lantai dapat menyatu dan saling menyeimbangi.
Pemberian balkon tersebut hanya dapat diakses dari ruang tidur anak. Hal tersebut akan menjadikan anak tidak bosan dan menjadikan hal yang menarik sehingga anak tidak akan mudah bosan saat hanya dikamar saja.
C . P EN ER A PA N K O N S EP D ES A IN TAMPAK
POTONGAN
TAMPAK
TA M PA K BA N G U N A N
TA M PA K BA N G U N A N
TA M PA K BA N G U N A N
TA M PA K BA N G U N A N
RESPON TAMPAK
Dari tampak depan dapat dilihat bahwa bukaan yang ada berukuran besar sesuai dengan konsep Arsitektur Tropis Kontemporer. Pada bagian garasi di buat full bukaan agar ruang terkesan terbuka. Pada fasad bagian tangga dibuka full bukaan kaca agar pencahayaan dapat dengan mudah masuk dan perantara antara ruang dalam dan luar lebih dapat terlihat. Pada bagian ruang tamu juga diberikan bukaan jendela dengan ukuran yang besar dan full kaca. Pada bagian balkon lantai 2 dibuat dengan secondaryskin agar terkesan terbuka sehingga pencahayaan dan penghawaan alami dapat dengan mudah masuk. Dari hal tersebut membuktikan bahwa tampak depan sesuai dengan konsep yang ada yaitu selimut alam.
PENERAPAN PADA TAMPAK SELATAN
Dari tampak belakang dapat dilihat bahwa terdpat balkon dan ruang cuci yang dibuat dengan kesan terbuka karena dinding dibuat dengan material secondaryskin. Dimana secondariskin berbahan alumunium dengan motif kayu agar terkesan alami namun dapat tahan lama. Dibuat motif linier dengan terdapat sela-sela dapat menjadikan udara yang ada diluar dengan bebas keluar masuk sehingga penghawaan alami sangat baik. Pada ruang cuci dibuat atap kaca agar pencahayaan alami dapat mudah masuk dan sesuai dengan fungsi ruang cuci sekaligus ruang jemur. Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa konsep selimut alam serta tropis kontemporer tercipta, dengan adanya ruang terbuka yang menjadikan penghawaan antar luar rumah dan didalam rumah saling berkaitan.
PENERAPAN PADA TAMPAK UTARA
RESPON TAMPAK
Dari tampak samping kanan dapat dilihat bahwa pada lantai satu dibuat tembok penyekat antara bangunan tetangga. Hal tersebut agar tidak saling terganggu antar pengguna. Ruang pada tampak timur menjadikan ruang yang dapat menikmati cahaya matahari terbit, dimana dibuat bukaan sehingga cahaya pagi dapat masuk dengan mudah. Bangunan pada lantai 2 dibut dengan luasan yang lebih kecil agar pencahayaan dan penghawaan dapat masuk ke ruangan pada lantai 1. Pada tampak timur terlihat bahwa point utamanya yaitu estetika, yang diberikan pada balkon dengan tambahan secondaryskin yang menarik. Dapat dibuktikan bahwa konsep selimut alam tercipta karena terdapat banyak bukaan pada tampak timur sehingga penghawaan dan pencahayaan alami dapat masuk dengan mudah.
PENERAPAN PADA TAMPAK TIMUR
Dari tampak samping kiri bangunan dapat terlihat bahwa terdapat banyak bukaan dengan jendela besar dan full kaca. Ruangan tersebut merupakan void pada lantai 2 dan Ruang keluarga pada lantai 1. Dengan dibuatnya bukaan yang besar membuat ruangan tersebut dapat dengan mudah melihat luar ruang, menjadikannya ruangan tesebut dapat merasakan serta menikmati penghawaan alam yang ada pada luar ruangan, membuktikan bahwa konsep selimut alam tercipta. Pada tampak barat, medapatkan pencahayaan matahari senja, sehingga menjadikan ruangan akan terasa hangat. Pada tampak kiri dapat terlihat bahwa terdapat banyak furnitur yang bermotif kayu seperti secondaryskin, kusen, jendela, material tambahan. Hal tersebut dapat menyiptakan suasan alami sehingga sesuai dengan konsep yang ada yaitu Tropis Kontemporer.
PENERAPAN PADA TAMPAK BARAT
POTONGAN
PO TO N G A N BA N G U N A N
PO TO N G A N BA N G U N A N
PO TO N G A N BA N G U N A N
PO TO N G A N BA N G U N A N
RESPON POTONGAN
Terdapat void pada lantai 2 yang dapat menjadikan fungsi sebagai perantara suara antar lantai 1 dan lantai 2, estetika ruangan, penyatuan penghawaan antar lantai 1 dan lantai 2, penyatuan pencahayaan antar lantai 1 dan lantai 2, dan lainnya.
Dengan ada nya void membuat ruang keluarga pada lantai 1, yang ada tepat dibawahnya terkesan lebih luas, terbuka, dan menyeluruh. Ruang tersebut juga akan menjadikan point utama dari interior bangunan tersebut.
Tedapat tangga dengan jenis U, dimana tangga tersebut menyatukan antara lantai 1 dengan antai 2. Tangga tersebut dibuat tidak menempel dengan tembok karena ingin mengutamakan nilai estetika. Dengan dibuatnya tidak menempel akan membuat dinding menjulang tinggi tanpa sekat menciptakan kesan megah dan terbuka. Tangga disekelilingi dengan railing akan menciptakan kesan terbuka karena tidak menempel pada tembok yang akan membuat kesan tertutup.
RESPON POTONGAN
Dapat dilihat bahwa ketinggian dinding antara lantai 1 dengan lantai 2 memiliki ketinggian yang berbeda-beda. Hal tersebut dikarenakan pada lantai 2 memiliki variasi bentuk atap yang berbeda beda. Ruang dengan atap dag beton akan menciptakan penghawaan yang lebih dingin. Ruang dengan atap limasan dengan material kuda kuda baja ringan dan genteng beton akan lebih panas dikarenakan bahan baja ringanya yang menyerap panas.
Dapat dilihat bahwa tangga dan void dapat menjadi perantaraan antaran lantai 1 dengan lantai 2. Dengan terciptanya dinding yang tinggi akan menciptkan kesan yang terbuka dan megah. Dengan kesan terbuka tersebut akan membuat pencahayaan dan penghawaan akan baik di dalam ruangan. Lalu dibuatnya bukaan pada sisi dinding tersebut akan menambah kesan terbuka karena akan menyatu dengan penghawaan dan pencahayaan yang ada pada luar ruangan.