penggunaan alat gambar,
1. Identifikasi
Nama modul MODUL AJAR DASAR-DASAR DESAIN PEMODELAN DAN INFORMASI BANGUNAN
Penulis modul MEGAUTARI, AGUS JOKO SETYA HARY SMK Negeri 1 Raren Batuah
Fase
Pada akhir fase E, peserta didik mampu menggambar teknik dasar antara lain penggunaan alat gambar, standar gambar teknik, dasar gambar proyeksi orthogonal (2D) dan proyeksi piktorial (3D) baik secara manual maupun menggunakan aplikasi perangkat lunak, yang dijadikan dasar dalam desain pemodelan dan informasi bangunan
Tema MODUL AJAR DASAR-DASAR DESAIN PEMODELAN DAN INFORMASI BANGUNAN
Komponen yang
dimodifikasi Keterangan Modifikasi 1. Tujuan
Pembelajaran Tujuan pembelajaran belum memuat unsur ABCD, sehingga belum spesifik 2. Alur Tujuan
Pembelajaran
Tidak lagi dimuat dalam modul ajar, karena tujuan pembelajaran telah diurutkan sesuai dengan alur tujuan pembelajaran.
3. Detail Alokasi waktu pada bagian kegiatan pembelajaran
Tidak ada detail alokasi waktu pada kegiatan pembelajaran, sehingga proses pembelajaran kurang terencana
4. Asesmen
1) Asesmen dalam modul ini hanya asesmen awal pembelajaran dan formatif, kami menambahkan dengan asesmen sumatif
2) Menambahkan dengan rubrik Asesmen formatif dan asesmen sumatif.
5. Modul ajar
Modul ajar dibuat untuk 1 elemen, kami mencoba membuat modul ajar yang menggabungkan beberapa elemen yang memiliki kaitan materi ajar yang saling berhubungan dengan tujuan efisiensi tenaga dan biaya.
1.Modul yang Telah Disederhanakan
Bagian ini berisi modul ajar yang telah ditelaah dan dimodifikasi sesuai dengan tujuan, kebutuhan, dan karakteristik sekolah.
Nama modul ELEMEN 5: GAMBAR TEKNIK
Penulis modul MEGAUTARI, AGUS JOKO SETYA HARY SMKN 1 RAREN BATUAH
Fase
Pada akhir fase E, peserta didik mampu menggambar teknik dasar antara lain penggunaan alat gambar, standar gambar teknik, dasar gambar proyeksi orthogonal (2D) dan proyeksi piktorial (3D) baik secara manual maupun menggunakan aplikasi perangkat lunak, yang dijadikan dasar dalam desain pemodelan dan informasi bangunan
Tema MODUL AJAR DASAR-DASAR DESAIN PEMODELAN DAN
INFORMASI BANGUNAN
Modul Modifikasi
MODUL AJAR DASAR-DASAR
DESAIN PEMODELAN DAN INFORMASI BANGUNAN FASE E
(ELEMEN 5)
OLEH KELOMPOK : SMKN 3 SIBOLGA 1. NURHALIMA HUTAGALUNG.S,Pd
2. TOMI HARTONO LUMBANTOBING.S,Pd
INFORMASI UMUM A. IDENTITAS SEKOLAH
Satuan Pendidikan SMKN 3 sibolga
Penyusun Nurhalima Hutagalung,Tomi Hartono lumbanTobing Mata Pelajaran Dasar-Dasar Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan Tahun Pelajaran 2023-2024
Kompetensi Keahlian Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan
Kelas X
Fase E
Domain Penggunaan Alat Gambar
Standar Gambar Teknik
Proyeksi Orthogonal (2D) dan Proyeksi Piktorial (3D)
Applikasi Auto-CAD Materi Pokok Fungsi Gambar Teknik
Cara Menggunakan Alat Gambar
Fungsi Standarisasi Gambar Teknik
Standarisasi Gambar Teknik
Proyeksi Orthogonal (2D)
Proyeksi Piktorial (3D)
Menggambar Bidang Menggunakan Penggaris Siku, Busur Dan Jangka
Menggambar dengan Auto-CAD Alokasi Waktu 36JP @45 Menit
B. KOMPETENSI AWAL
1) Menjabarkan Pengertian Gambar Teknik 2) Menerapkan standar gambar teknik
3) Menerapkan Macam dan Fungsi simbol-simbol gambar teknik 4) Menerapkan Macam – macam Garis
5) Menerapkan Gambar Proyeksi 2D (Orthogonal) 6) Menerapkan Gambar Proyeksi 3D (Piktorial)
7) Menjelaskan dan menerapkan gambar konstruksi geometris
8) Menerapkan Dasar Menggambar dengan program AUTO-CAD C. PROFIL PELAJAR PANCASILA
1. Bernalar kritis Ditunjukkan melalui pemahaman tentang Gambar teknik 2. Kreatif
Ditunjukkan melalui kemapuan menggambar teknik
Ditunjukkan melalui kemapuan penerapkan Macam dan Fungsi simbol-simbol gambar teknik
3. Bergotong Royong penugasan kelompok dan memiliki kesadaran diri untuk bekerja kelompokk D. SARANA DAN PRASARANA
Media Lembar kerja peserta didik, LCD proyektor
Sumber Belajar Dasar-Dasar Kelas X. Merek/Penerbit PT. LINI SUARA NUSANTARA
Modul Ajar Gambar teknik. Penulis : E. Jenal Mukarom, S.T
Dasar-dasar Teknik Konstruksi dan Perumahan. Merek/Penerbit : Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Website, e-book , buku bacaan, Youtube dsb.
E. TARGET PESERTA DIDIK Semua peserta didik fase E Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan F. MODEL & METODE PEMBELAJARAN
 Pembelajaran tatap muka
 Diskusi
 Observasi/ Praktik
KOMPONEN INTI A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Capaian Pembelajaran Pada akhir fase E, peserta didik mampu menggambar teknik dasar antara lain penggunaan alat gambar, standar gambar teknik, dasar gambar proyeksi orthogonal (2D) dan proyeksi piktorial (3D) baik secara manual maupun menggunakan aplikasi perangkat lunak, yang dijadikan dasar dalam desain pemodelan dan informasi bangunan
Topik 1.Penggunaan Alat Gambar
2.Standar Gambar Teknik
3.Proyeksi Orthogonal (2D) dan Proyeksi Piktorial (3D) 4.Applikasi Auto-CAD
TP 18. Melalui pembelajaran literas siswa mampu menjabarkan pengertian Gambar Teknik
19. Melalui pembelajaran literasi dan praktik siswa mampu mmenerapkan standar gambar teknik
20. Melalui pembelajaran literasi dan diskusi kelompok siswa mampu menerapkan Macam dan Fungsi simbol-simbol gambar teknik 21. Melalui pembelajaran literasi dan praktik siswa mampu menerapkan
Macam – macam Garis
22. Melalui pembelajaran literasi, praktik, dan diskusi kelompok siswa mampu menerapkan Gambar Proyeksi 2D (Orthogonal)
23. Melalui pembelajaran literasi, praktik, dan diskusi kelompok siswa mampu menerapkan Gambar Proyeksi 3D (Piktorial)
24. Melalui pembelajaran literasi, praktik, dan diskusi kelompok siswa mampu menjelaskan dan menerapkan gambar konstruksi geometris
25. Melalui pembelajaran literasi, praktik, dan diskusi kelompok siswa mampu Menerapkan Dasar Menggambar dengan program AUTO-CAD
B. PEMAHAMAN BERMAKNA
a)Pemahaman fungsi gambar teknik untuk termotivasi dalam menggambar dasar-dasar bangunan dengan menggunakan teknik dan cara yang benar dan tepat.
b)Pemahaman Auto-CAD yang benar akan membantu siswa menentukan skil yang akan diterapkan pada
karir siswa
C. PERTANYAAN PEMANTIK
5.3 Apa yang anda ketahui tentang fungsi gambar?
5.4 Apa yang anda ketahui tentang standarisasi penggambaran?
5.5 Apakah anda dapat menganalisis kesalahan dalam penggambaran ?
5.6 Standar apaakah yang digunakan dalam penggambaran dasar-dasar gambar teknik?
5.7 Pernahkan Menerapkan prosedur-prosedur gambar teknik dalam keadaan darurat?
5.8 Pernahkan anda mendengar aplikasi Auto-CAD sebelumnya?
5.9 Apa yang anda ketahui tentang aplikasi Auto-CAD ? D. PERSIAPAN PEMBELAJARAN
 Mempersiapkan alat dan sarana yang digunakan untuk pembelajaran
 Penyusunan LKPD
 Penyusunan instrument assesmen yang digunakan
 Melakukan tes awal (asesmen awal) Kegiatan
Pembelajaran I (Elemen 5. Fungsi gambar teknik)
Pertemuan 1 a) Pembukaan
(1) Guru mengucapkan salam mengecek kehadiran (2) Guru dan siswa berdoa bersama
(3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan garis besar kegiatan pembelajaran dan teknik penilaian
(4) Apersepsi dengan memberikan pertanyaan pertanyaan pemantik b) Kegiatan Inti
(5)Mulai Dari Diri : Guru mengajukan pertanyaan pemantik. Siswa menjawab pertanyaan pemantik yang disampaikan oleh guru. Guru memberikan gambaran materi pembelajaran secara umum tentang Fungsi gambar teknik.
(6) Ruang Kolaborasi: Guru membentuk kelompok siswa, setiap kelompok mendiskusikan tentang Fungsi gambar teknik..
(7) Elaborasi Pemahaman: Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi.
(8) Koneksi Antar Materi: setiap kelompok menyusun laporan hasil diskusi dengan menghubungkan beberapa materi yang sudah mereka
pelajari.
(9) Aksi Nyata : Peserta didik mengumpulkan laporan hasil diskusi ke pada guru
c)Penutup:
(10) Memberikan kesimpulan dari serangkaian kegiatan (11) Refleksi terhadap pembelajaran yang dilakukan
(12) Memberikan informasi Penugasan observasi di lingkungan sekitar secara berkelompok (LKPD)
Kegiatan
Pembelajaran II (Elemen 5. Cara menggunakan alat gambar)
Pertemuan 2 a) Pembukaan
(1) Guru mengucapkan salam mengecek kehadiran (2) Guru dan siswa berdoa bersama
(3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan garis besar kegiatan pembelajaran dan teknik penilaian
(4) Apersepsi dengan memberikan pertanyaan pertanyaan pemantik b) Kegiatan Inti
(5) Mulai Dari Diri : Guru mengajukan pertanyaan pemantik. Siswa menjawab pertanyaan pemantik yang disampaikan oleh guru tentang Cara menggunakan alat gambar
(6) Ruang Kolaborasi: Siswa mempresentasikan hasil Cara menggunakan alat gambar sesuai kelompok masing- masing.
(7) Elaborasi Pemahaman: siswa lain diberi kesempatan mengajukan pertanyaan ke kelompok yang melakukan presentasi.
(8) Koneksi Antar Materi: setiap kelompok memperbaiki laporan observasi berdasarkan masukan masukan dari hasil diskusi.
(9) Aksi Nyata : Peserta didik mengumpulkan laporan hasil diskusi ke pada guru
c) Penutup:
(10) Memberikan kesimpulan dari serangkaian kegiatan (11) Refleksi terhadap pembelajaran yang dilakukan
(12) Memberikan informasi materi yang akan dipelajari selanjutnya.
Kegiatan Pertemuan 3
Pembelajaran III (Elemen 5. Fungsi Standarisasi gambar teknik)
a) Pembukaan
(1) Guru mengucapkan salam mengecek kehadiran (2) Guru dan siswa berdoa bersama
(3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan garis besar kegiatan pembelajaran dan teknik penilaian
(4) Apersepsi dengan memberikan pertanyaan pertanyaan pemantik d) Kegiatan Inti
(5) Mulai Dari Diri : Guru mengajukan pertanyaan pemantik. Siswa menjawab pertanyaan pemantik yang disampaikan oleh guru. Guru memberikan gambaran materi pembelajaran secara umum tentang Fungsi standarisasi gambar teknik
(6) Ruang Kolaborasi: Guru membentuk kelompok siswa, setiap kelompok mendiskusikan tentang Fungsi standarisasi gambar teknik.
(7) Elaborasi Pemahaman: Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi.
(8) Koneksi Antar Materi: setiap kelompok menyusun laporan hasil diskusi dengan menghubungkan beberapa materi yang sudah mereka pelajari.
(9) Aksi Nyata : Peserta didik mengumpulkan laporan hasil diskusi ke pada guru
e)Penutup:
(10) Memberikan kesimpulan dari serangkaian kegiatan (11) Refleksi terhadap pembelajaran yang dilakukan
(12) Memberikan informasi Penugasan observasi di lingkungan sekitar secara berkelompok (LKPD)
Kegiatan
Pembelajaran IV (Elemen 5.
Standarisasi gambar teknik)
Pertemuan 4 a) Pembukaan
(1) Guru mengucapkan salam mengecek kehadiran (2) Guru dan siswa berdoa bersama
(3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan garis besar kegiatan pembelajaran dan teknik penilaian
(4) Apersepsi dengan memberikan pertanyaan pertanyaan pemantik b) Kegiatan Inti
(5) Mulai Dari Diri : Guru mengajukan pertanyaan pemantik. Siswa menjawab pertanyaan pemantik yang disampaikan oleh guru tentang alur Standarisasi gambar teknik.
(6) Ruang Kolaborasi: Siswa mempresentasikan hasil observasi Standarisasi gambar teknik.
(7) Elaborasi Pemahaman: siswa lain diberi kesempatan mengajukan pertanyaan ke kelompok yang melakukan presentasi.
(8) Koneksi Antar Materi: setiap kelompok memperbaiki laporan observasi berdasarkan masukan masukan dari hasil diskusi.
(9) Aksi Nyata : Peserta didik mengumpulkan laporan hasil diskusi ke pada guru.
d) Penutup:
(10) Memberikan kesimpulan dari serangkaian kegiatan (11) Refleksi terhadap pembelajaran yang dilakukan
(12) Memberikan informasi materi yang akan dipelajari selanjutnya.
Kegiatan Pembelajaran V (Elemen 5. Proyeksi Orthogonal (2D))
Pertemuan 5 a) Pembukaan
(1) Guru mengucapkan salam mengecek kehadiran (2) Guru dan siswa berdoa bersama
(3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan garis besar kegiatan pembelajaran dan teknik penilaian
(4) Apersepsi dengan memberikan pertanyaan pertanyaan pemantik b) Kegiatan Inti
(5) Mulai Dari Diri : Guru mengajukan pertanyaan pemantik. Siswa menjawab pertanyaan pemantik yang disampaikan oleh guru tentang alur Proyeksi Orthogonal (2D).
(6) Ruang Kolaborasi: Siswa mempresentasikan hasil observasi Proyeksi Orthogonal (2D).
(7) Elaborasi Pemahaman: siswa lain diberi kesempatan mengajukan pertanyaan ke kelompok yang melakukan presentasi.
(8) Koneksi Antar Materi: setiap kelompok memperbaiki laporan observasi berdasarkan masukan masukan dari hasil diskusi.
(9) Aksi Nyata : Peserta didik mengumpulkan laporan hasil diskusi ke pada guru.
c) Penutup:
(10) Memberikan kesimpulan dari serangkaian kegiatan (11) Refleksi terhadap pembelajaran yang dilakukan.
(12) Memberikan informasi materi yang akan dipelajari selanjutnya.
Kegiatan
Pembelajaran VI (Elemen 5. Proyeksi Piktorial (3D) )
Pertemuan 6 a) Pembukaan
(1) Guru mengucapkan salam mengecek kehadiran (2) Guru dan siswa berdoa bersama
(3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan garis besar kegiatan pembelajaran dan teknik penilaian
(4) Apersepsi dengan memberikan pertanyaan pertanyaan pemantik b) Kegiatan Inti
(5) Mulai Dari Diri : Guru mengajukan pertanyaan pemantik. Siswa menjawab pertanyaan pemantik yang disampaikan oleh guru tentang alur Proyeksi Piktorial (3D).
(6) Ruang Kolaborasi: Siswa mempresentasikan hasil observasi Proyeksi Piktorial (3D).
(7) Elaborasi Pemahaman: siswa lain diberi kesempatan mengajukan pertanyaan ke kelompok yang melakukan presentasi.
(8) Koneksi Antar Materi: setiap kelompok memperbaiki laporan observasi berdasarkan masukan masukan dari hasil diskusi.
(9) Aksi Nyata : Peserta didik mengumpulkan laporan hasil diskusi ke pada guru.
c) Penutup:
(10) Memberikan kesimpulan dari serangkaian kegiatan (11) Refleksi terhadap pembelajaran yang dilakukan
(12) Memberikan informasi materi yang akan dipelajari selanjutnya.
Kegiatan
Pembelajaran VII (Elemen 5.
Menggambar Bidang menggunakan
penggaris siku, busur dan jangka )
Pertemuan 7 a) Pembukaan
(1) Guru mengucapkan salam mengecek kehadiran (2) Guru dan siswa berdoa bersama
(3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan garis besar kegiatan pembelajaran dan teknik penilaian
(4) Apersepsi dengan memberikan pertanyaan pertanyaan pemantik b) Kegiatan Inti
(5) Mulai Dari Diri : Guru mengajukan pertanyaan pemantik. Siswa menjawab pertanyaan pemantik yang disampaikan oleh guru tentang alur Menggambar Bidang menggunakan penggaris siku, busur dan jangka.
(6) Ruang Kolaborasi: Siswa mempresentasikan hasil observasi Menggambar Bidang menggunakan penggaris siku, busur dan jangka.
(7) Elaborasi Pemahaman: siswa lain diberi kesempatan mengajukan pertanyaan ke kelompok yang melakukan presentasi.
(8) Koneksi Antar Materi: setiap kelompok memperbaiki laporan observasi berdasarkan masukan masukan dari hasil diskusi.
(9) Aksi Nyata : Peserta didik mengumpulkan laporan hasil diskusi ke pada guru.
c) Penutup:
(10) Memberikan kesimpulan dari serangkaian kegiatan (11) Refleksi terhadap pembelajaran yang dilakukan
(12) Memberikan informasi materi yang akan dipelajari selanjutnya.
Kegiatan
Pembelajaran VIII (Elemen 5.
Menggambar dengan Auto-CAD )
Pertemuan 8 a) Pembukaan
(1) Guru mengucapkan salam mengecek kehadiran (2) Guru dan siswa berdoa bersama
(3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan garis besar kegiatan pembelajaran dan teknik penilaian
(4) Apersepsi dengan memberikan pertanyaan pertanyaan pemantik
b) Kegiatan Inti
(5) Mulai Dari Diri : Guru mengajukan pertanyaan pemantik. Siswa menjawab pertanyaan pemantik yang disampaikan oleh guru tentang alur Menggambar dengan Auto-CAD.
(6) Ruang Kolaborasi: Siswa mempresentasikan hasil observasi Menggambar dengan Auto-CAD.
(7) Elaborasi Pemahaman: siswa lain diberi kesempatan mengajukan pertanyaan ke kelompok yang melakukan presentasi.
(8) Koneksi Antar Materi: setiap kelompok memperbaiki laporan observasi berdasarkan masukan masukan dari hasil diskusi.
(9) Aksi Nyata : Peserta didik mengumpulkan laporan hasil diskusi ke pada guru.
c) Penutup:
(10) Memberikan kesimpulan dari serangkaian kegiatan (11) Refleksi terhadap pembelajaran yang dilakukan
(12) Memberikan informasi materi yang akan dipelajari selanjutnya.
E. ASESMEN Jenis:
Asesmen Diagnostik Asesmen Formatif Asesmen Sumatif
Teknik:
Observasi Penugasan Tes Tertulis
Instrumen:
Lembar Observasi/catatan
anekdok Lembar Kerja Peserta Didik Soal Uraian
F. PENGAYAAN DAN REMIDIAL
Memberikan Bimbingan bagi siswa yang belum memahami materi. Dan Pengayaan informasi bagi siswa yang sudah memahami materi.
G. Refleksi LEMBAR REFLEKSI
• Materi pembelajaran atau topik mana yang menurut kalian paling sulit
dipahami? Jelaskan!
1 ……...
2 ...
3 ...
4 ...
5 ...………...
• Materi pembelajaran atau topik mana yang menurut kalian paling kalian suka? Sebutkan alasanya!
1 ...
2 ...
3 ...
4 ...
5 ...………...
Mengetahui : Sibolga , Juli 2025
Wakasek Bid. Kurikulum Guru Mapel
Lasma ria Sihombing, S.Pd Nurhalima Hutagalung, S.Pd NIP.198510182010012009 NIP :196605271991032003
LEMBAR DISKUSI PESERTA DIDIK Kelompok 1
Kelas :
Ketua Kelompok :
Anggota :
1. ………..
2. ………..
3. ………..
4. ………..
5. ………..
6. ………..
7. ………..
Diskusikan secara bersama-sama, cara menggambar standarisasi gambar teknik di bawah ini. Baca secara seksama dan pahami langkah-langkah berikut ini, dan presentasikan di depan kepada kelompok lainnya.
1. Segi lima beraturan
Gb. 1.10 Segi lima beraturan Caranya :
a. Lingkarkan jangka yang berjari-jari r1 dengan titik pusat di O !
b. Tarik garis sumbu mendatar melalui O hingga berpotongan dengan lingkaran di A dan B ! c. Lingkarkan jangka yang berjari-jari r dengan titik pusat di A dan B hingga berpotongan di C ! d. Tarik garis dari O ke C hingga memotong lingkaran di G !
e. Lingkarkan jangka yang berjari-jari r1 dari titik pusat B, hingga memotong lingkaran di titik D dan E; lalu hubungkan D dengan E hingga memotong sumbu AB di titik F !
f. Ukurkan jangka dari F ke G (r2 = FG) dan lingkarkan r2tersebut dengan titik pusat di F hingga memotong sumbu AB di H !
g. Ukur GH dengan jangka (GH = r3) ini merupakan sisi segilima beraturan ! h. Pindahkan r3 berturut-turut dengan titik pusat di I, J, K, dan L !
i. Hubungkan G dengan I, I dengan J, j dengan E, E dengan L, dan L dengan G, sehingga didapat segilima beraturan !
RUBRIK PENILAIAN KERJA KELOMPOK INSTRUMEN PENILAIAN: PROSES DAN PRODUK
ASPEK Belum Kompeten (0-6)
Cukup Kompeten
(6-7) Kompeten (8-9) Sangat Kompeten (10)
Proses wawancara
Peserta didik tidak mewawancarai obyek observasi
Peserta didik mewawancarai obyek observasi tetapi tidak serius
Peserta didik
mewawancarai obyek observasi dengan serius, mendapatkan sebagian informasi yang diinginkan.
Peserta didik mewawancarai obyek dengan serius dan mendapatkan semua informasi yang diinginkan Proses
presentasi hasil observasi
Peserta didik tidak mampu
mempresentasikan hasil observasi
Peserta didik mampu
mempresentasikan hasil observasi namun kurang dipahami audien
Peserta didik mampu mempresentasikan hasil observasi dengan sikap yang baik dan dipahami oleh audiens.
Peserta didik mampu mempresentasikan hasil observasi dengan sikap yang baik, dipahami audiens dan mampu berdiskusi
Laporan Hasil
Peserta didik tidak menyusun laporan
Peserta didik mampu menyusun
Peserta didik mampu menyusun laporan
Peserta didik mampu mampu menyusun
Observasi hasil observasi laporan hasil observasi namun kurang lengkap
hasil observasi secara lengkap
laporan hasil observasi secara lengkap dan
memenuhi tata tulis penyusunan laporan
LEMBAR OBSERVASI/CATATAN ANEKDOT
No Hari/Tanggal Catatan Kejadian Solusi/Tindak Lanjut 1
2 3 4
ASESMEN DIAGNOSTIK
Jenjang/ Kelas SMK/ X Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan Mata Pelajaran Dasar-Dasar Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan
Capaian Pembelajaran
Pada akhir fase E, peserta didik mampu menggambar teknik dasar antara lain penggunaan alat gambar, standar gambar teknik, dasar gambar proyeksi orthogonal (2D) dan proyeksi piktorial (3D) baik secara manual maupun menggunakan aplikasi perangkat lunak, yang dijadikan dasar dalam desain pemodelan dan informasi bangunan
Tujuan Pembelajaran
18. Melalui pembelajaran literas siswa mampu menjabarkan pengertian Gambar Teknik
19. Melalui pembelajaran literasi dan praktik siswa mampu mmenerapkan standar gambar teknik
20. Melalui pembelajaran literasi dan diskusi kelompok siswa mampu menerapkan Macam dan Fungsi simbol-simbol gambar teknik 21. Melalui pembelajaran literasi dan praktik siswa mampu
menerapkan Macam – macam Garis
22. Melalui pembelajaran literasi, praktik, dan diskusi kelompok siswa mampu menerapkan Gambar Proyeksi 2D (Orthogonal)
23. Melalui pembelajaran literasi, praktik, dan diskusi kelompok siswa mampu menerapkan Gambar Proyeksi 3D (Piktorial)
24. Melalui pembelajaran literasi, praktik, dan diskusi kelompok siswa mampu menjelaskan dan menerapkan gambar konstruksi
geometris
25. Melalui pembelajaran literasi, praktik, dan diskusi kelompok siswa mampu Menerapkan Dasar Menggambar dengan program AUTO- CAD
A. Asesmen Non-Kognitif
Informasi apa saja yang ingin digali? Pertanyaan kunci yang ingin ditanyakan Aktivitas peserta didik selama belajar di rumah 1. Apa saja kegiatanmu sepanjang hari di
rumah?
2. Apa hatimu Bahagia hari ini?
3. Apakah siap mengikuti pelajara hari ini sampai waktu pulang?
4. Apakah memiliki waktu cukup untuk belajar?
5. Sebutkan 5 hal dari yang paling
menyenangkan sampai yang paling tidak menyenangkan ketika sedang belajar.
6. Apa yang menjadi harapan dan mimpimu ? Informasi apa saja yang ingin digali? Pertanyaan kunci yang ingin ditanyakan Aktivitas di rumah mendukung minat dan bakat
peserta didik
1. Apa hobimu?
2. Apakah hobimu berkaitan dengan program keahlian yang dipilih (DPIB) ?
3. Apakah yang kamu senang menggambar di rumah?
Langkah-langkah apa saja yang akan
dilakukan? Alat bantu apa yang dibutuhkan?
Persiapan
1. Menyiapkan panduan pertanyaan 2. Menyusun pertanyaan kunci
Link Google Form
Pelaksanaan
1. Siswa mengisi link yang sudah dishare guru 2. Beri waktu peserta didik untuk menjawab
pertanyaan
3. Siswa membimbing siswa, jika siswa merasa kesulitan untuk memahami pertanyaan.
4. Berikan penguatan dan umpan balik bagi siswa yang sudah menjawab pertanyaan.
-
Tindak lanjut
1. Analisa hasil isian peserta didik 2. Jika peserta didik menyampaikan
masalah, ajak berdikusi untuk menentukan penyelesaiannya 3. Jika diperlukan komunikasikan
permasalahan tersebut dengan orang tua
4. Lakukan asesmen diagnostik non
-
kognitif secara berkala sesuai kebutuhan
B. Asesmen Kognitif Waktu
Asesmen Akhir Kegiatan Pembelajaran Durasi Asesmen 15 menit Identifika
si materi yang akan diujikan
Pertanyaan Kemungkinan Jawaban
Skor (Kategori)
Rencana Tindak Lanjut
Siswa memaha mi mengga mbar teknik dasar antara lain pengguna an alat gambar, standar gambar teknik, dasar gambar proyeksi orthogon al (2D) dan proyeksi piktorial (3D) baik
Jurusan DPIB merujuk pada sebuah pekerjaan dan proyek yang begitu luas.
Pekerjaan dan proyek apa yang ada pada jurusan DPIB..?
- Konstruksi - Desain - Perencaan
Paham utuh Pembelajaran dapat dilanjutkan ke materi berikutnya sesuai ATP
Konstruksi Paham
sebagian
Pembelajaran dengan diberikan pendampingan Menggambar Tidak paham Pembelajaran
dengan diberikan pendampingan Dunia Industri dan
dunia usaha pada jurusan DPIB yang berhubungan langsung untuk tenaga kerja dan peluang usaha yang bekerja sama dalam DUDI apa saja..?
Dinas Pekerjaan Umum, Balai Jasa Konstruksi dan perusahan- perusahan seoerti PT atau CV. Sedangkan peluang
usahanya adalah took bangunan atau konstruksi
Paham utuh Pembelajaran dapat dilanjutkan ke materi berikutnya sesuai ATP
Dinas PU dan CV
Paham sebagian
Pembelajaran dengan diberikan
secara manual maupun menggun akan aplikasi perangka t lunak, yang dijadikan dasar dalam desain pemodela n dan informasi bangunan
pendampingan Tidak paham Pembelajaran
dengan diberikan pendampingan
Langkah-langkah apa saja yang akan dilakukan? Alat bantu apa yang dibutuhkan?
Persiapan dan pelaksanaan :
1. Menyusun jadwal pelaksanaan
2. Mengidentifikasi materi uji yang mewakili keseluruhan materi pembelajaran
3. Menyusun 2 pertanyaan sederhana sesuai kelasnya
4. Asesmen diberikan seluruh peserta didik baik daring maupun luring.
Angket/ Link Google Form
Tindak lanjut :
1. Melakukan pengolahan hasil asesmen dan hitung rata-rata kelas
2. Bagi peserta didik yang memperoleh nilai rata-rata akan mengikuti
pembelajaran unit berikutnya
3. Bagi peserta didik yang
memperoleh nilai dibawah rata-rata akan memperoleh pendampingan/
bantuan dari guru
4. Bagi siswa yang memperoleh nilai di atas rata-rata akan memperoleh pengayaan
dari guru.
5. Ulangi proses asesmen diagnosis ini sesuai dengan kebutuhan di kelas.
ASESMEN SUMATIF
No SOAL
Rubrik Jawaban Skor
1. Sebutkan dan jelaskna profesi yang berkaitan dengan jurusan DPIB?
20
2. Bagaimana tahapan proses bisnis dari barang mentah menjadi barang jadi!
10
3. Gambar kan proyeksi isometri dan dimetri pada gambar di bawah ini
40
4. Apa yang kamu ketahui tentang proyeksi isometri?
a. Sumbu X dan sumbu Y mempunyai sudut 30°
terhadap garis mendatar.
b. Sudut antara sumbu satu dengan sumbu yang lainnya adalah 120°.
c. Panjang gambar pada masing-masing sumbu sama dengan panjang benda yang digambar.
20
5. Mengapa gambar
perspektif jarang digunakan dalam menggambar Teknik mesin?
Gambar perspektif merupakan pandangan tunggal (pictorial) yang terbaik, tetapi sangat sulit dan rumit cara penggambarannya, hal ini tidak menguntungkan jika digunakan untuk menggambar benda dengan bagian-bagian yang kecil dan rumit.
10
Skor Maksimal 100
Nilai = Perolehan Skor/Skor maksimal x 100
= ...
Lembar Diskusi Peserta Didik (LDPD)
Diskusikan dengan kelompok anda mengenai standart gambar teknik, gambar proyeksi orthogonal dan proyeksi piktoral dangambar 2D, kemudian presentasikan didepan kelas!
Kelompok / kelas :………/..……
Anggota : 1. ……
2. ……
3. ……
4. ……
5. ……
6. ……
7. ……
8. ……
9. ……
10. ……
Segi lima beraturan
Gb. 1.10 Segi lima beraturan Caranya :
a. Lingkarkan jangka yang berjari-jari r1 dengan titik pusat di O !
b. Tarik garis sumbu mendatar melalui O hingga berpotongan dengan lingkaran di A dan B ! c. Lingkarkan jangka yang berjari-jari r dengan titik pusat di A dan B hingga berpotongan
di C !
d. Tarik garis dari O ke C hingga memotong lingkaran di G !
e. Lingkarkan jangka yang berjari-jari r1 dari titik pusat B, hingga memotong lingkaran di titik D dan E; lalu hubungkan D dengan E hingga memotong sumbu AB di titik F ! f. Ukurkan jangka dari F ke G (r2 = FG) dan lingkarkan r2tersebut dengan titik pusat di F
hingga memotong sumbu AB di H !
g. Ukur GH dengan jangka (GH = r3) ini merupakan sisi segilima beraturan ! h. Pindahkan r3 berturut-turut dengan titik pusat di I, J, K, dan L !
i. Hubungkan G dengan I, I dengan J, j dengan E, E dengan L, dan L dengan G, sehingga didapat segilima beraturan !
RINGKASAN MATERI i. FUNGSI GAMBAR TEKNIK
Kegiatan Pembelajaran 1. Teknik dan Prinsip Penggunaan Alat Gambar Manual A. Deskripsi
Alam semesta adalah ciptaan Tuhan yang sangat besar dan bekerja dengan teratur. Aneka bentuk alam seperti: gunung, laut, lembah, sungai dihuni oleh berbagai jenis tumbuhan, hewan dan manusia terbentang dengan indah beraneka warna.
Gambar 1. Alam Ciptaan Tuhan
Sumber: encrypted-tbn2.gstatic.com dan 4.bp.blogspot.com
Bangunan, kendaraan dan berbagai produk teknologi merupakan hasil karya manusia.
Kemajuan ilmu pengetahuan terus mendorong para peneliti untuk terus menemukan berbagai hal baru yang bermanfaat bagi manusia untuk kemudian diproduksi secara masal.
Gambar 2. Hasil Karya Manusia Sumber: encrypted-tbn1.gstatic.com
Semua karya manusia berawal dari sebuah ide. Bagaimana Wright bersaudara mewujudkan mimpinya agar manusia bisa terbang dengan merancang pesawat terbang yang terinspirasi dari burung.
Cornelius Van Drebbel membuat kapal selam agar bisa menjelajahi dasar samudera dan masih banyak karya luar biasa yang dulunya sebatas ide namun kini sudah menjadi kenyataan. Dalam perjalanannya, para penemu menjadikan gambar sebagai salah satu media untuk mewujudkan berbagai ide menjadi sebuah produk nyata.
Kini, gambar masih menjadi media yang efektif dalam menuangkan ide untuk diproses menjadi sebuah produk. Berbagai jenis bangunan seperti: rumah, pabrik, jembatan, rumah kaca didesain melalui media gambar sebelum dibuat, begitu pula dengan aneka alat transportasi seperti: sepeda motor, mobil, kereta, pesawat dan lain – lain.
Sebelum adanya komputer, perancangan sebuah produk dikerjakan secara manual.
Namun sampai saat ini menggambar secara manual masih tetap diajarkan sebagai pembekalan awal bagi para siswa.
Dengan menguasai menggambar secara manual, diharapkan siswa dapat menggambar dimana pun tanpa harus terkendala dengan fasilitas.
B. Kegiatan Belajar
Waktu yang dialokasikan untuk kegiatan pembelajaran ini adalah 12 jam pelajaran.
1. Tujuan Pembelajaran
a. Mengetahui peralatan gambar teknik dan fungsinya.
b. Mampu mengoperasikan peralatan gambar teknik manual.
2. Uraian Materi a. Busur Derajat
Busur derajat digunakan untuk membagi sebuah sudut menjadi sama besar. Busur derajat pada umumnya terbuat dari plastik atau mika bening serta dilengkapi dengan
garis-garis pembagi mulai dari sudut 0˚ sampai dengan 180˚ namun ada pula yang dimulai dari sudut 0˚ sampai dengan 360˚.
Gambar 3. Busur Derajat Sumber: 4.bp.blogspot.com
Untuk mengukur besar sudut menggunakan busur derajat, perhatikan langkah-langkah berikut:
1) Tempatkan pusat busur derajat pada titik sudut yang akan diukur.
2) Tempatkan salah satu kaki sudutnya pada 0°.
3) Bacalah angka pada busur derajat yang dilalui oleh kaki sudut yang lain.
Angka inilah yang merupakan besar sudut itu.
Gambar 4. Mengukur Sudut Dengan Busur Derajat Sumber: plengdut.com
b. Kertas Gambar
Kertas yang biasa digunakan untuk membuat gambar teknik adalah kertas gambar berwarna putih yang permukaannya tidak kasar. Apabila kertas gambar kasar akan sulit menarik garis lurus dengan tinta.
Jenis kertas gambar yang biasa digunakan pada gambar teknik terdiri atas tiga jenis, yaitu:
1) Kertas bagan, yaitu kertas gambar putih tebal yang mempunyai garis- garis horizontal dan vertikal dengan jarak 10 x 10 mm. Kertas bagan ini berfungsi untuk membuat gambar sementara yang dihasilkan dari hasil pengukuran dengan skala yang bukan sebenarnya.
2) Kertas putih tebal, yaitu kertas gambar biasa yang sering digunakan untuk membuat gambar dengan skala dan ukuran yang sebenarnya.
3) Kertas kalkir, yaitu kertas transparan yang biasa digunakan untuk membuat gambar dengan tinta.
Gambar 5. Kertas Gambar Sumber: ikea.com
Kertas gambar mempunyai ukuran panjang dan lebar. Sebagai ukuran pokok dari kertas gambar, diambil ukuran A0 yang mempunyai luas 1 m2 atau 1.000.000 mm2.
Perbandingan lebar dan panjangnya sama dengan perbandingan sisi bujursangkar dengan diagonalnya.
Jika bujursangkar mempunyai sisi = x maka diagonalnya .
Selanjutnya x dipakai sebagai lebar kertas gambar dan y sebagai panjang kertas gambar.
Gambar 6. Menentukan ukuran kertas A0
Karena ukuran kertas gambar A0 mempunyai luas x.y = 1.000.000 mm2, dengan y
¿x
√
2 maka x2 = 1.000.000 mm2 sehingga diperoleh lebar 841 mm (dibulatkan) dan panjang 841√
2 = 1189 mm.Untuk mendapatkan ukuran kertas gambar lainnya adalah dengan cara membagi dua panjangnya, sehingga ukuran:
1) A1 adalah ½ dari A0.
2) A2 adalah ½ dari A1.
3) A3 adalah ½ dari A2.
4) A4 adalah ½ dari A3.
Sesuai dengan standar ISO (International Standardization for Organization) dan NNI (Nederland Normalisatie Instituet) selanjutnya kertas gambar diberi garis tepi sesuai dengan ukurannya.
Pada tabel di bawah ditetapkan ukuran batas tepi bawah, tepi atas dan tepi kanan (diwakili kolom C) sedangkan tepi kiri untuk setiap ukuran kertas gambar ditetapkan 20 mm.
Penetapan jarak ini dimaksudkan untuk memberikan jarak sehingga jika kertas gambar dibundel tidak akan mengganggu gambarnya.
Tabel 1. Standar ukuran kertas
c. Pensil Gambar
Pensil adalah alat gambar yang paling sering dipakai untuk latihan gambar teknik dasar. Pensil gambar terdiri dari batang pensil dan isi pensil.
1) Pensil Gambar berdasarkan Bentuk a) Pensil Batang
Pada pensil ini, antara isi dan batangnya menyatu. Untuk menggunakan pensil ini harus diraut terlebih dahulu. Habisnya isi pensil bersamaan dengan habisnya batang pensil.
Gambar 7. Pensil Batang Sumber: 2.bp.blogspot.com b) Pensil Mekanik
Pensil mekanik, antara batang dan isi pensil terpisah. Jika isi pensil habis dapat diisi ulang. Batang pensil tetap tidak bisa habis. Pensil mekanik memiliki ukuran berdasarkan diameter mata pensil, misalnya: 0,3 mm, 0,5 mm dan 1,0 mm.
Gambar 8. Pensil Mekanik Sumber: atk.co.id
2) Pensil Gambar berdasarkan Kekerasan
Pensil gambar yang diproduksi pabrik mempunyai tingkat kekerasan yang berbeda-beda. Tingkat kekerasan tersebut dilambangkan dengan huruf yang merupakan singkatan dari Bahasa Inggris seperti: F untuk Firm, H untuk Hard dan B untuk Black. Tingkat kekerasan pensil memberikan perbedaan pada tebal dan tipis garis yang dihasilkan. Tingkat kekerasan pensil yang ada di pasaran dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2. Kekerasan pensil
Untuk belajar gambar dianjurkan menggunakan pensil dengan tingkat kekerasan H dan 2H dimana H digunakan untuk menggambar garis yang tipis dan 2H untuk menebalkan garis.
Untuk mendapatkan garis dengan ketebalan yang merata dari ujung ke ujung, maka kedudukan pensil batang sewaktu menarik garis harus dimiringkan 60° dan selama menarik garis, pensil diputar dengan telunjuk dan ibu jari.
Gambar 9. Cara Penggunaan Pensil Batang Sumber: fendy-automotive.blogspot.com
Untuk membuat garis menggunakan pensil mekanik, posisi pensil harus tegak lurus, supaya garis yang dihasilkan mempunyai ketebalan yang sama. Hal yang perlu diingat adalah
jangan memanjangkan isi pensil terlalu panjang karena isi pensil akan mudah patah atau putus.
d. Penggaris T
Penggaris T terdiri dari dua bagian, bagian mistar panjang dan bagian kepala berupa mistar pendek tanpa ukuran yang bertemu membentuk sudut 90°.
Gambar 10. Penggaris T
Cara menggunakan penggaris T dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 11. Posisi penempatan penggaris T pada meja gambar Sumber: fendy-automotive.blogspot.com
e. Penggaris Siku
Penggaris siku terdiri dari satu penggaris segitiga bersudut 45°, 90°, 45° dan satu buah penggaris bersudut 30°, 90° dan 60°. Sepasang penggaris segitiga ini digunakan untuk membuat garis-garis sejajar, sudut-sudut istimewa dan garis yang saling tegak lurus.
Gambar 12. Penggaris Siku Sumber: alatperkantoran.com
Gambar 13. Penggunaan penggaris siku dan T Sumber: fendy-automotive.blogspot.com f. Jangka Gambar
Jangka adalah alat gambar yang digunakan untuk membuat lingkaran dengan cara menancapkan salah satu ujung batang pada kertas gambar sebagai pusat lingkaran dan yang lain berfungsi sebagai pensil untuk menggambar garis.
Gambar 14. Bagian-bagian Jangka
Gambar 15. Penggunaan Jangka Sumber: amk-affandi.blogspot.com
Jarum Pensil Gambar 16. Konstruksi Jangka
Dari konstruksi jangka di atas, bagian kepala jangka harus dikartel supaya pada saat jangka diputar tidak sukar dan licin. Bagian dari kaki jangka harus terjepit tetapi tetap masih bisa digerakkan. Jarum jangka yang terletak pada bagian ujung jangka mempunyai dua ujung yang tajam dimana pada bagian ujung yang satu mempunyai titik yang kecil dan dada. Untuk mencegah kerusakan kertas gambar pada saat membuat lingkaran sebaiknya menggunakan ujung jangka yang kecil.
Gambar 17. Penggunaan Jangka dengan Tinta Sumber: fendy-automotive.blogspot.com Berdasarkan penggunaannya jangka terbagi atas:
1) Jangka besar, digunakan untuk menggambar lingkaran dengan diameter 100 sampai 200 mm.
2) Jangka menengah, digunakan untuk menggambar lingkaran dengan diameter 20 sampai 100 mm.
3) Jangka kecil, digunakan untuk menggambar lingkaran dengan diameter 5 sampai 30 mm.
Untuk membuat lingkaran dengan diameter 500 mm dapat digunakan penyambung atau jangka batang sedangkan untuk membuat lingkaran dengan jari-jari yang kecil dapat digunakan jangka orleon dan jangka pegas.
Perbedaannya dengan jangka biasa adalah besar kecilnya lingkaran yang akan dibuat dengan jangka orleon dibuat dengan menyetel sekrup setelan.
Gambar 17. Jangka Orleon Sumber: kaskus.co.id g. Mal Gambar
Mal digunakan untuk memudahkan dan mengefisienkan waktu dalam pengerjaan gambar dalam bentuk lingkaran-lingkaran kecil, ellips, segi enam dan garis-garis lengkung lainnya. Mal yang beredar saat ini banyak terbuat dari plastik dan mika bening yang ukurannya dibuat berdasarkan standar.
Jenis-jenis mal tersebut antara lain:
1) Mal Huruf dan Angka
Mal huruf dan angka adalah sebuah alat gambar yang digunakan untuk menggambar huruf dan angka, agar diperoleh tulisan yang rapi dan seragam dan mengikuti standar ISO.
Gambar 18. Mal huruf dan angka Sumber: tekniksipil2012.blogspot.com 2) Mal Lengkung
Mal lengkung berfungsi untuk melukiskan garis-garis lengkung istimewa yang tidak bisa dilukiskan oleh jangka dan alat lainnya, seperti garis lengkung diagram dan grafik.
Gambar 19. Mal lengkung
3) Mal Lingkaran
Untuk membuat lingkaran-lingkaran kecil selain menggunakan jangka orleon dan jangka pegas, juga dapat dilakukan dengan mal lingkaran. Lingkaran kecil yang dapat dibuat dengan menggunakan mal lingkaran mulai dari diameter 1 mm sampai dengan 36 mm.
Pada setiap lingkaran yang ada pada mal lingkaran sudah terdapat empat garis sumbu mal lingkaran dengan garis sumbu gambar yang telah dibuat pada kertas tersebut.
Gambar 20. Mal lingkaran 4) Mal Bentuk
Untuk membuat gambar geometri dan simbol-simbol tertentu dengan cepat digunakan mal bentuk.
Gambar 21. Mal bentuk
Sumber: fendy-automotive.blogspot.com 5) Mal Ellips
Mal ellips digunakan untuk membuat bentuk ellips-ellips kecil. Sama dengan mal lingkaran, mal ellips juga dilengkapi dengan empat garis sumbu.
Gambar 22. Mal ellips
6) Rapido
Rapido adalah alat gambar dengan tinta untuk menggambar pada kertas kalkir. Rapido memiliki bermacam-macam ukuran (yang menunjukkan ketebalan garis yang dihasilkan) mulai dari 0,1 mm sampai dengan 2,0 mm. Untuk memudahkan pemilihan pen, maka tiap ukuran ditandai dengan warna tertentu. Salah satu bentuk rapido dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 23. Rapido
Gambar 24. Bagian-bagian rapido
Agar tahan lama, rapido harus dirawat dengan cara membersihkannya secara rutin.
Untuk membersihkan pen rapido dapat ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:
a) Lepaskan pena dari tangkai/rumahnya dengan menggunakan kunci pena yang tersedia.
b) Semprotkan air ke arah pena.
c) Ketuk-ketukan secara perlahan-lahan untuk mengeluarkan tinta di dalam pen tersebut dan semprot kembali dengan air sampai bersih.
Keterangan :
1. Rapido 2. Kepala luar 3. Kepala dalam 4. Tutup
5. Kunci pembuka tinta 6. Tabung tinta
7. Rumah
7) Papan dan Meja Gambar
Papan dan meja gambar harus mempunyai permukaan yang rata, lurus dan licin agar penggaris T dapat digeser. Ukuran papan gambar yang memadai untuk gambar teknik adalah panjang 1265 mm, lebar 915 dan tebal 30mm.
Meja gambar juga dirancang dengan ukuran sesuai dengan ukuran kertas, seperti ukuran kertas A0 dan A1. Bahan papan gambar terbuat dari urat kayu yang halus dan tidak terlalu keras maupun terlalu lunak. Jenis kayu yang sering digunakan adalah jenis kayu pohon cemara, linde dan pelupir.
Gambar 25. Meja gambar dengan mesin gambar
Untuk menghindari papan gambar bengkok atau lengkung akibat perubahan cuaca, maka pada bagian bawah papan gambar dilengkapi dengan dua buah kaki yang miring.
Kaki papan gambar juga berfungsi sebagai tempat kedudukan papan gambar.
Permukaan papan gambar harus rata akan tetapi akan lebih baik jika permukaan papan gambar dilapisi dengan kertas gambar putih tebal lalu dilapisi kembali dengan plastik bening yang cukup tebal pula. Mesin gambar adalah alat yang dapat menggantikan fungsi alat-alat gambar lainnya seperti busur lingkaran, penggaris T, segitiga dan ukuran. Meskipun mesin gambar sudah dilengkapi dengan dua buah mistar gambar yang saling tegak lurus dan dapat bergerak bebas pada saat menggambar, mistar gambar tersebut tetap dijaga kondisi dalam posisi tegak lurus.
Gambar 26. Mesin gambar
Tabel 2. Jenis-jenis mesin gambar Keterangan:
J = Jenis L = Jenis Besar S = Jenis Kecil
Pada tabel di atas, A0 dan A1 menunjukkan ukuran kertas gambar terbesar yang dapat digunakan pada papan gambar mesin tersebut. Daerah kerja merupakan luasan panjang dikali lebar kertas gambar yang digunakan. Untuk mengatur tinggi rendahnya mesin gambar dapat dilakukan dengan menginjak pedal yang berada pada bagian bawah meja gambar.
Agar mendapatkan posisi miring dari mesin gambar, dapat dilakukan dengan menarik handle yang berada di belakang papan gambar.
Gambar 27. Handle mesin gambar
2. CARA MENGGUNAKAN ALAT GAMBAR a. Jenis – Jenis Garis
Selain pembakuan ukuran kertas gambar, jenis garis pada gambar teknik pun turut ditetapkan sehingga setiap garis menunjukkan fungsi tersendiri. Terdapat sedikit perbedaan antar berbagai bidang keteknikan dalam jenis dan fungsi garis ini.
Tabel 4. Jenis-jenis garis dan penggunaannya (ISO R. 128)
b. Standar Huruf dan Angka
Huruf dan angka yang dipakai pada gambar teknik, yang dianjurkan oleh ISO 3098/11974 harus mudah dibaca dan dapat ditulis miring 75 atau tegak. Contoh atau gambaran dari huruf dan angka yang dipakai pada gambar teknik adalah sebagai berikut.
1) Penulisan Huruf dan Angka Tegak
Gambar 30. Huruf dan angka tegak Sumber: dc442.4shared.com
2) Penulisan Huruf dan Angka Miring (75)
Gambar 31. Huruf dan angka miring Sumber: dc442.4shared.com 3) Ukuran Huruf Standar
Perbandingan tinggi dan lebar huruf diambil dari perbandingan ukuran kertas yang distandarkan, yaitu
√
2 : 1.Ketentuan – ketentuan ukuran huruf yang dianjurkan dapat dilihat pada tabel 5 berikut:
Tabel 5. Perbandingan standar huruf dan angka
Keterangan tabel:
a) Tinggi huruf kecil; tinggi huruf kecil disini adalah tinggi huruf kecil diantara huruf yang dipakai, tinggi huruf kecil ini tanpa tangkai dan kaki (huruf b, k, l = bertangkai dan j, g = berkaki).
b) Tinggi huruf kecil untuk tipe A = (10/14).h dan untuk tipe B = (7/10).h
c) Jarak antar huruf; jarak antar huruf disini adalah jarak antara huruf yang satu dan lainnya dalam satu kata. Untuk tipe A (2/14).h dan untuk tipe B (2/10).h.
d) Jarak antar garis; jarak antar garis disini adalah jarak antara batas bawah huruf besar di atas dan batas atas huruf besar di bawah.
e) Jarak antar kata; bila dalam suatu kalimat ada dua kata yang disambung (misalnya baja nikel) maka jarak antara kata baja dan nikel tersebut dianjurkan sebagai berikut:
untuk penggunaan tipe huruf A jaraknya 6/14.h dan untuk tipe huruf B jaraknya 6/10.h.
f) Tebal huruf yaitu tebal pena yang digunakan untuk membuat huruf.
Ukuran pena tersebut harus disesuaikan dengan tinggi huruf dan tipe huruf yang digunakan. Tebal huruf yang dianjurkan untuk tipe A adalah 1/14.h dan untuk tipe B yaitu 1/10.
3. FUNGSI STANDARISASI GAMBAR TEKNIK 4. STANDARISASI GAMBAR TEKNIK
1. Tata Letak (Layout) atau Batas Area Gambar Efektif Dengan Mempertimbangkan Keberadaan Kop Dan Garis Tepi
C. Batas Area Penggambaran
Pada saat kita akan melakukan penggambaran pada sebuah kertas gambar, kita harus mempunyai batas area kerja gambar, yang dibatasi dengan garis tepi. Batas garis tepi yang dibuat pada sisi kiri, kanan, atas dan bawah. Ukuran batas garis tepi sisi kiri biasanya lebih lebar, ini dimaksudkan agar ketika gambar kerja tersebut berjumlah banyak, maka diperlukan suatu penjepitan gambar, sehingga ketika gambar tersebut dibundel atau dijilid, gambar yang dibuat tidak tertutup oleh jilidan tepi kertasnya.
Berikut batas margin dari wilayah penggambaran:
Gambar 1. Batas Area Penggambaran
Pada penggunaan posisi kertas gambar, dikenal dengan 2 posisi kertas yaitu landscape dan portrait. Sedangkan batas dari tepi gambar berubah, yang terpenting batas kiri kertas lebih lebar dibandingkan batas atas, kanan dan bawah kertas.
Untuk ukuran kertas A4, posisi yang diperbolehkan hanyalah posisi tegak/portrait, sedang untuk ukuran A3, A2, A1 dan A0, diperbolehkan menggunakan kedua posisi kertas. Berikut tabel data batas margin yang sesuai dengan standar ISO.
Tabel 1. Batas Margin Garis Tepi Yang Sesuai Dengan Standar Iso
Gambar 1. Orientasi dan tepian kertas gambar D. Skala
Skala adalah perbandingan ukuran dari objek yang ditampilkan pada gambar dengan ukuran yang sebenarnya dari elemen objek yang sama. Pada ISO 5455-1979 diatur tentang penggunaan skala pada gambar. Ada tiga macam skala gambar, yaitu:
a. Skala penuh, digunakan apabila gambar dibuat dengan ukuran yang sama dengan benda sebenarnya. Penulisan skala penuh ditulis 1: 1.
b. Skala pembesaran, digunakan jika gambarnya dibuat lebih besar dari benda sebenarnya. Penulisan skala pembesaran ditulis X: 1, dengan X adalah faktor pengali.
c. Skala pengecilan, digunakan jika gambarnya dibuat lebih kecil dari ukuran benda sebenarnya. Penulisan skala pengecilan ditulis 1 : X.
Tabel 1. Skala Gambar yang di anjurkan
c. Etiket gambar
Etiket atau kepala gambar adalah suatu identitas yang dapat menjelaskan berbagai keterangan pendukung dalam sebuah gambar teknik. Di dalam etiket gambar umumnya tercantum informasi tentang hal-hal berikut.
a. Nama atau judul gambar b. Ukuran kertas
c. Cara proyeksi d. Skala gambar
e. Nama perusahaan, institusi, kontraktor, atau yang lain f. Nama pembuat gambar (drafter)
g. Nama pemeriksa h. Nama yang menyetujui i. Tanggal
Selain hal-hal di atas, dapat juga ditambahkan hal-hal penunjang seperti nomor gambar, material, dan jumlah (quantity) pada kepala gambar. Jika banyak, maka informasi tambahan dapat diletakkan di atas etiket atau bagian kertas yang kosong.
Kepala atau etiket gambar diletakkan di bagian kanan atas kertas gambar dan harus dapat dibaca dari sebelah kanan gambar. Umumnya, kepala gambar dibuat dengan panjang 180 mm atau 185 mm (maksimal), sedangkan tingginya disesuaikan dengan kebutuhan. Berikut ini contoh etiket gambar.
Gambar. Contoh Etiket Gambar atau Kepala Gambar 4. STANDARISASI GAMBAR TEKNIK
d) Konstruksi Geometri
A. Membagi Garis Sama Panjang
Caranya :
a. Gambarkan garis A-B (sembarang) !
b. Lingkarkan jangka dengan jari-jari r1, dengan titik A sebagai pusatnya !
c. Dengan tidak merubah jangka (r1 = r2), lingkarkan r2 tersebut dengan titik pusat di B, sehingga berpotongan di C dan D !
d. Tarik garis tipis dari C ke D hingga memotong garis A-B di E, sehingga AE = EB !
Gb. 1.1. Membagi garis A – B sama besar B. Membagi Garis Menjadi n Bagian Sama Besar
Caranya :
a. Misalkan n = 15 bagian sama besar ! b. tentukan garis AB dan gambarkan !
c. tarik garis pertolongan dari titik A ke bawah dengan sudut sembarang ! d. tentukan jangka dengan jari-jari r = A-1 !
e. buatlah garis batas dengan jangka yang mempunyai jari-jari r tersebuit dengan titik pusat berturut-turut A-1, 2, 3, … , sampai dengan 14 !
f. hubungkan titik B dengan 15 (sebagai garis penutup) !
g. buatlah garis sejajar (menggunakan mistar satu pasang) melalui 1, 2, 3, …, dan
seterusnya yang sejajar dengan garis penutup, hingga didapat perpotongan garis di C, D, E, dan seterusnya ! Diperoleh AC = CD = DE = EF = FG dan seterusnya.
C. Membagi Sudut Sama Besar Caranya :
a. Buat sudut BAC yang akan dibagi dua sama besar !
b. Tentukan r1 dengan jangka dan lingkarkan dengan titik pusat di A, hingga memotong garis AB di D dan garis AC di E !
c. Tentukan r2 (sembarang) dan lingkarkan dengan titik pusat di D dan E, sehingga berpotongan di F !
d. Hubungkan garis dari titik A ke titik F ! Diperoleh sudut BAF = sudut FAC.
Gb. 1.3. Membagi sudut sama besar
D. Membagi Sudut Menjadi Tiga Bagian Caranya :
a. Gambarkan sudut BAC yang akan dibagi sudutnya menjadi tiga bagian sama besar!
b. Perpanjang AC ke kiri sebagai garis pertolongan !
c. Tentukan r1 (sembarang) dan lingkarkan dengan titik pusat di A hingga berpotongan di E, D, dan F !
d. Tentukan r2 = 2 . r1 dan lingkarkan dari titik pusat E dan F hingga berpotongan di G ! e. Tarik garis bantu dari D ke G hingga berpotongan di H !
f. Bagi tiga panjang H-E hingga didapat 1’ dan 2’ !
g. Tarik garis dari G ke 1’ dan G ke 2’ hingga didapat I dan J pada lingkaran ! h. Hubungkan I dan J dengan A, sehingga didapat 3 sudut sama besar !
Gb. 1.4. Membagi sudut menjadi 3 bagian
E. Membuat Sudut 60˚
Caranya :
a. tentukan garis OA mendatar !
b. tentukan r (sembarang) dan lingkarkan busur dengan titik pusat di O !
c. Pindahkan jangka yang berjari-jari r 9tidak diubah) dengan titik pusat di B hingga berpotongan di C !
d. Hubungkan O dengan C ! Diperoleh sudut AOC = 60˚
F. Membuat Sudut 30˚
Caranya :
a. buat garis OA mendatar !
b. tentukan jari-jari r dan lingkarkan dengan titik pusat di O hingga berpotongan di B!
c. pindahkan titik pusatnya ke B hingga berpotongan di C !
d. pindahkan kembali titik pusat ke B dan C hingga berpotongan di E ! e. hubungkan O dengan E hingga didapat AOE mempunyai sudut 30o !
G. Membuat Sudut 90˚
Cara I :
a. tarik garis AO dan perpanjang ke kiri !
b. tentukan r1 dan lingkarkan dengan titik pusat di O hingga berpotongan di B dan C ! c. tentukan r2 (sembarang) dan lingkarkan dengan titik pusat di B dan C hingga
berpotongan di D !
d. hubungan O dengan D maka sudut AOD = 90˚ !
Cara II :
a. tarik garis OA mendatar
b. tentukan r (sembarang) dan lingkarkan dengan titik pusat di O hingga berpotongan di B ! c. pindahkan lingkaran yang berjari-jari r ke titik pusat B dan berpotongan di C !
d. pindahkan kembali ke titik pusat C dan berpotongan di D !
e. putarkan kembali dengan titik pusat di D dan C hingga berpotongan di E ! f. hubungkan O dengan E maka sudut AOE = 90o.
Gb. 1.7 Membuat sudut 90˚
H. Membuat Sudut 45˚
Caranya :
a. Buat garis OA mendatar dan perpanjang ke kiri !
b. Tentukan r1 dan lingkarkan dengan titik pusat di O hingga berpotongan di B dan C ! c. tentukan r (sembarang) dan putar dengan titik pusat di B dan C hingga berpotongan di D ! d. tarik garis bantu dari O ke D hingga berpotongan dengan busur lingkaran r1 di E !
5) tentukan r2 (sembarang) dan lingkarkan dengan titik pusat di B dan E hingga berpotongan di F
e. hubungkan O dengan F sehingga didapat sudut AOF = 45o !
Gb. 1.8 Membuat Sudut 45˚
I. Membuat segi empat beraturan Caranya :
a. Tarik garis sumbu AB (mendatar) !
b. Lingkarkan jangka dengan r = ½ sisi segiempat yang dikehendaki (lingkaran bertitik pusat di O) !
c. Lingkarkan busur dengan jari-jari R (sembarang) dan bertitik pusat di A dan B, sehingga didapat titik C dan D !
d. C dan D melalui O (sehingga didapat sumbu tegak), memotong lingkaran di E dan F ! e. Tarik garis sejajar AB melalui E dan F !
f. Tarik garis sejajar EF melalui A dan B, hingga berpotongan di titik G, H, I, dan J ! Maka segiempat GHIJ adalah segi empat beraturan.
Gb. 1.9 Segi empat beraturan J. Segi lima beraturan
Gb. 1.10 Segi lima beraturan Caranya :
j. Lingkarkan jangka yang berjari-jari r1 dengan titik pusat di O !
k. Tarik garis sumbu mendatar melalui O hingga berpotongan dengan lingkaran di A dan B ! l. Lingkarkan jangka yang berjari-jari r dengan titik pusat di A dan B hingga berpotongan
di C !
m. Tarik garis dari O ke C hingga memotong lingkaran di G !
n. Lingkarkan jangka yang berjari-jari r1 dari titik pusat B, hingga memotong lingkaran di titik D dan E; lalu hubungkan D dengan E hingga memotong sumbu AB di titik F ! o. Ukurkan jangka dari F ke G (r2 = FG) dan lingkarkan r2tersebut dengan titik pusat di F
hingga memotong sumbu AB di H !
p. Ukur GH dengan jangka (GH = r3) ini merupakan sisi segilima beraturan ! q. Pindahkan r3 berturut-turut dengan titik pusat di I, J, K, dan L !
r. Hubungkan G dengan I, I dengan J, j dengan E, E dengan L, dan L dengan G, sehingga didapat segilima beraturan !
K. Segi enam Beraturan Caranya :
a. Tentukan jari-jari r dan lingkarkan dengan titik pusat di O !
b. Tarik garis sumbu mendatar melalui O hingga berpotongan dengan lingkaran di A dan B
!
c. Lingkarkan jangka yang berjari-jari r tadi (tidak dirubah) dengan titik pusat di A dan titik pusat di B, hingga didapat titik potong dengan lingkaran di C, D, E, dan F ! 4) hubungkan A dengan D, D dengan E, E dengan B, B dengan F, F dengan C, dan C dengan A, hingga didapat segienam beraturan !
Gb. 1.11 Segi enam Beraturan
L. Segi tujuh beraturan
Gb. 1.11 Segi tujuh beraturan Caranya :
a. tentukan jari-jari r1 dan lingkarkan dengan titik pusat di O !
b. tarik garis mendatar (sumbu) melalui O hingga didapat titik potong A dan B !
3) buat garis tegak lurus AB melalui O hingga berpotongan di P dan perpanjang ke atas
!
c. dengan cara lukisan, garis AB dibagi tujuh bagian sama besar, hingga didapat 1’, 2’, 3’, 4’, 5’, 6’, dan 7’ !
5) ukur dengan jangka dari A ke 1’ (A1’ = r2) dan lingkarkan r2 tersebut dengan titik pusat di A hingga berpotongan dengan perpanjangan AB di E !
d. ukur dengan jangka dari O ke E (OE=r3) dan lingkarkan r3 tersebut dengan titik pusat di O hingga memotong garis perpanjangan OP di G !
e. tarik garis dari E ke G hingga memotong lingkaran di titik H ! f. ukur dengan jangka dari H ke 3’, ini merupakan sisi segitujuh !
g. pindahkan s=H-3’ ke P-Q, Q-R, R-S, S-T, T-U, dan seterusnya hingga didapat segitujuh beraturan !
M. Segi-n Beraturan
Untuk membuat segi-n beraturan dengan cara pendekatan, dapat dilakukan/dilukiskan seperti cara melukis segitujuh beraturan; perbedaannya hanya terletak dalam pembagian garis tengahnya, yaitu garis tengahnya dibagi dalam n bagian sama besar. Misalnya untuk segi-11, maka garis tengahnya dibagi menjadi 11 bagian. Sedangkan untuk menentukan panjang sisi r selalu diambil jarak dari 3’ ke titik H pada gambar segi-7 atau titik F pada contoh segi-n = 11 untuk gambar berikut.
Untuk membuat segi-n beraturan ini, selain dapat dilukis dengan menentukan lingkaran pembantu terlebih dulu, dapat juga dilukis dengan menentukan panjang sisi segi-n terlebih dahulu (lihat gambar 1.40).
Gb. 1.40 Segi-n beraturan
a. Garis dan Sudut
1) Menggambar Garis Tegak Lurus
a) Letakkan sisi miring segitiga 45 - 45 sedemikian hingga berimpit dengan garis 1 yang diketahui dan bagian bawah ditahan oleh segitiga yang lain.
b) Putarlah segitiga 45-45 sebesar 90 ( lihat anak panah B ) maka
sisi miringnya akan tegak lurus garis l. Geser segitiganya (lihat anak panah b) bila perlu.
c) Tarik garis m.
Cara 1 Cara 2 Gambar 50. Membuat garis tegak lurus 2) Menggambar Garis Miring
Gambar 51. Menggambar garis miring cara pertama
Gambar 52. Menggambar garis miring cara kedua
3) Menggambar Garis Sejajar
Untuk membuat garis sejajar, sebuah penggaris segitiga yang dijadikan acuan tidak boleh bergerak. Letakkan penggaris segitiga kedua sesuai dengan arah garis yang dikehendaki lalu tarik garis. Selanjutnya geser segitiga kedua sesuai dengan jarak yang dikehendaki lalu tarik garis dan seterusnya.
4) Menggambar Garis Lengkung
Untuk membuat garis lengkung menggunakan jangka tentukan dahulu jari-jari lingkaran atau pusat putaran lingkaran. Misalnya jari-jari lingkaran pusat M1 lebih besar dari jari-jari lingkaran pusat M2.
a) Buat garis sumbu sebagai pusat putaran lengkungan M1 dan M2 sesuai besar jari-jarinya.
b) Buat setengah lingkaran dengan jangka dari pusat M1, kemudian dilanjutkan membuat setengah lingkaran dengan jangka pada pusat M2, maka terbentuklah garis lengkung yang berhubungan.
Gambar 53. Membuat garis lengkung dengan jangka
Untuk membuat garis lengkung dengan mal lengkung harus memperhatikan titik mana yang akan dihubungkan agar kelengkungan tidak kelihatan janggal atau tak sesuai. Usahakan penarikan garis melalui 3 titik penghubung sedapat mungkin, bila terpaksa menghubungkan hanya dengan 2 titik harus dilihat kebenaran lengkungannya.
Tentukan titik sembarang A, B, C, D dan E:
a) Carilah mal lengkung yang sesuai dengan dengan lengkungan 3 titik A, B dan C.
b) Cari lagi mal lengkung yang sesuai dengan lengkungan C, D dan E.
c) Karena garis lengkung untuk A, B, C, D dan E tidak selaras maka lengkung C, D dan E dibatalkan.
d) Gunakan mal lengkung untuk titik C dan D saja, pastikan lengkungnya menyambung atau jadi satu.
e) Buat lengkung dari titik D dan E untuk menyambung lengkung berikutnya cari mal yang sesuai.
Gambar 54. Membuat garis lengkung dengan mal
5) Membagi Garis menjadi Dua Bagian Sama Panjang
a) Buat dua busur lingkaran dengan A dan B sebagai pusat, jari-jari R sembarang. kedua busur saling berpotongan di a dan b b) Tarik garis ab yang memotong AB di C maka AC = CB
Gambar 55. Membagi garis sama panjang 6) Membagi Garis Menjadi Beberapa Bagian Sama Panjang
a) Tarik garis sembarang dari A.
b) Ukuran pada garis a-x bagian yang sama panjang (misal dibagi delapan)dengan memakai jangka Aa = ab = bc = cd = de = ef = fg = gh. c) Hubungkan titik h dengan B.
c) Tariklah dari titik-titik: g, f, e, d, c, b, a, garis sejajar dengan garis hB.
Garis-garis ini akan memotong AB di titik-titik yang membaginya dalam 8 bagian yang sama panjang.
Gambar 56. Membagi garis sama panjang
7) Menggabungkan Garis
Untuk menggabungkan garis lurus dengan garis lurus yang perlu anda perhatikan adalah tidak boleh ada kelebihan garis yang memotong atau menyilang.
a) Tarik garis dari titik A ke titik B, kemudian dilanjutkan dari titik B menuju ke titik C dan seterusnya dari titik C ke titik D sehingga garis ABCD bergabung.
b) Jangan menggabungkan garis yang tidak sejalan karena hasilnya akan kurang baik. Misalnya: dari A ke B, dari D ke C atau dari B ke
Gambar 57. Menggabung beberapa garis
Untuk menggabungkan antara garis lengkung dan garis lurus sebaiknya dimulai dari pembuatan garis lengkung dahulu.
a) Buat garis lengkung setengah lingkaran dari titk pusat M1 dari titik A ke titik B.
b) Tarik garis lurus dari titik B ke titik C dan seterusnya.
c) Buat setengah lingkaran pusat M2 dari titik C ke titik D.
d) Jangan membuat garis yang tidak berurutan, karena hasilnya akan kurang baik. Misalnya dibuat setengah lingkaran besar pus at M1 dari titik A ke titik B, kemudian setengah lingkaran pusat M2 dari titik D ke titik C, dan seterusnya membuat garis dari titik B ke titik C.
Gambar 58. Menggabung garis lurus dan lengkung
5. PROYEKSI ORTHOGONAL (2D) i. Mengenal Proyeksi
Untuk bisa membaca gambar, maka terlebih dahulu anda harus memahami informasi yang terdapat pada gambar tersebut. Untuk bisa memahami informasi dari sebuah gambar, antara designer (perancang gambar), drafter (juru gambar) dan operator (pengguna gambar) harus mempunyai konsep yang sama sehingga informasi gambar yang dimaksudkan tidak terjadi salah pengertian di antara ketiga orang tersebut.
Untuk itu designer, drafter dan operator harus memahami, simbol, ukuran dan skala gambar yang telah distandarkan. Cara yang lain dapat dilakukan untuk bisa membaca gambar adalah dengan memahami jenis proyeksi dari gambar tersebut Proyeksi adalah gambar dari benda nyata atau khayalan, yang dilukiskan menurut garis-garis pandangan pengamat pada suatu bidang datar/ bidang gambar. Proyeksi juga berfungsi untuk menyatakan wujud benda dalam bentuk gambar yang diperlukan.
Proyeksi dikelompokkan atas 2 klasifikasi yaitu proyeksi piktorial dan proyeksi ortogonal.
Gambar 37. Jenis-jenis proyeksi