• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL AJAR Perkembangan isu

N/A
N/A
Erick Irwansyah Putra Negara

Academic year: 2024

Membagikan "MODUL AJAR Perkembangan isu"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL AJAR

KONSENTRASI KEAHLIAN: PILIHAN DPIB Pelaksana Lapangan Pekerjaan Gedung

Bidang

Keahlian : Teknologi Konstruksi Dan Bangunan

Program

Keahlian : Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan

Mata Pelajaran : Perkembangan teknologi dan isu- isu global pada desain pemodelan dan informasi bangunan

Fase : E

Nama

Penyusun : Erick Irwansyah Putra Negara Instansi : SMK Negeri 2 Sukoharjo

(2)

MODUL AJAR

MATA PELAJARAN PILIHAN DPIB

KELAS XII DPIB SMK NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2023/2024

A. INFORMASI UMUM

Bidang Keahlian Teknologi dan Konstruksi dan Bangunan Program Keahlian Desain Pemodelan dan Informasi

Bangunan

Konsentrasi Keahlian Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan

Judul Elemen Perkembangan teknologi dan isu-isu global pada desain pemodelan dan informasi bangunan

Capaian Pembelajaran

Pada akhir fase E, peserta didik mampu memahami perkembangan teknologi dan isu-isu global terkait green building dan sustainable building yang dijadikan dasar dalam penggambaran konstruksi bangunan.

Kompetensi Awal Peserta didik telah memahami berbagai macam teknologi yang diperlukan dalam desain pemodelan informasi bangunan

Kelas X DPIB

Alokasi Waktu 2 X 4 X 45 menit Jumlah Pertemuan 2

Fase Capaian E

Profil Pelajar Pancasila Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak Mulia, Mandiri, Bernalar Kritis, dan Kreatif

Target Peserta Didik Peserta didik regular Model Pembelajaran Project Based Learning Moda Pembelajaran Tatap muka / Luring

Metode Pembelajaran Diskusi, presentasi, demonstrasi, simulasi praktik,

Bentuk Penilaian Asesmen Non Kognitif dan Kognitif Sumbar Pembelajaran Buku Paket, Modul, Internet dan Lainnya Alat Praktik

Pembelajaran Peralatan K3L melalui Gambar yang ada .

Media Pembelajaran LCD Projector, PPT, Video Pembelajaran, Internet

(3)

B. Deskripsi

1. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, peserta didik dapat : a. Siswa dapat beradaptasi dengan perubahan

perkembangan teknologi pada bidang desain pemodelan dan informasi bangunan

b. Siswa mampu memanpaat perkembangan teknologi dalam berkomunikasi di dalam bidang desain

pemodelan dan informasi bangunan

c. Siswa dapat berfikir kritis dalam isu-isu global salah satunya terkait green building pada desain pemodelan dan informasi bangunan

d. Siswa dapat berfikir kritis dalam isu-isu global salah satunya terkait Sustainable building pada desain pemodelan dan informasi bangunan

2. Pemahaman Bermakna

Setelah Proses Pembelajaran Peserta Didik dapat bermanfaat di masyarakat maupun dalam organisasi dalam :

a. Siswa dapat memberi informasi dan beradaptasi dalam perkembangan teknologi pada desain pemodelan informasi bangunan

b. Siswa dapat menghubungkan isu-isu global (green building) dengan dengan desain pemodelan informasi bangunan

c. Siswa dapat menghubungkan isu-isu global (sustainable building) dengan desain pemodelan informasi bangunan

3. Pertanyaan Pemantik

(4)

a. Apakah kalian mengetahui perubahan dan perkembangan teknologi apa saja dalam desain pemodelan informasi bangunan?

b. Pemanfaatan apa yang akan kalian gunakan dalam perkembangan teknologi?

c. Isu Global apa yang erat kaitannya dengan green building dan sustainable building yang ada di lingkungan hidup anda?

4. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Guru dan Peserta didik

Alokasi Waktu Pendahulua

n

a) Mengawali pembelajaran dengan berdoa ,memberi salam dan menanyakan kabar peserta didik

b) Guru melakukan presensi kehadiran peserta didik

c) Guru bersama peserta didik membuat kesepakatan kelas dalam pembelajaran hari ini

d) Guru memberi motivasi dengan menampilkan video motivasi (pantang menyerah) kepada peserta didik untuk lebih semangat dalam belajar, diharapkan peserta didik menyimak video tersebut dengan seksama.

e) Perwakilan peserta didik mengajukan diri untuk menyampaikan kesan dan pesan yang dapat diambil dari video tersebut secara lisan secara bergilir.

f) Guru melakukan apersepsi : Guru mengaitkan materi/ tema/ kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan materi/

tema/ kegiatan sebelumnya

g) Guru mengingatkan kembali materi prasyarat

h) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran mengenai peluang usaha yang erat kaitannya dengan desain pemodelan dan informasi bangunan

15 menit

(5)

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Guru dan Peserta didik

Alokasi Waktu Inti

a) Guru memberikan pertanyan pemantik terkait perkembangan teknologi dalam desain pemodelan informasi bangunan b) Guru menjelaskan materi menggunakan

media PPT dan meminta peserta didik memperhatikan PPT.

c) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

d) Guru menjawab pertanyaan siswa

e) Guru menampilkan tabel terkait perkembangan teknologi dan peserta didik melakukan pengamatan terkait tabel tersebut

f) Guru menjelaskan arahan terkait penugasan

g) Guru mengawasi dan membimbing peserta didik selama mengerjakan penugasan

h) Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatan dengan presentasi didepan kelas.

150 menit

Penutup

a) Membuat kesimpulan atas kegiatan yang telah dilakukan hari itu.

b) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

c) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

d) Guru menyampaikan tentang kegiatan yang berikutnya tentang Isu Global Bidang Kontruksi

e) Berdoa penutup.

15 Menit

Pertemuan 2

(6)

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Guru dan Peserta didik

Alokasi Waktu Pendahulua

n

a) Mengawali pembelajaran dengan berdoa dan memberi salam

b) Guru melakukan presensi kehadiran peserta didik

c) Guru bersama peserta didik membuat kesepakatan kelas dalam pembelajaran hari ini )1

d) Guru memberi motivasi dengan tema konsistensi adalah kunci kepada peserta didik untuk lebih semangat dalam belajar, diharapkan peserta didik menyimak video tersebut dengan seksama.

e) Perwakilan peserta didik mengajukan diri untuk menyampaikan kesan dan pesan yang dapat diambil dari video tersebut secara lisan secara bergilir.

f) Guru melakukan apersepsi : Guru mengaitkan materi/ tema/ kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan materi/ tema/ kegiatan sebelumnya

g) Guru mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya

15 menit

Inti

a) Guru memberikan pertanyan pemantik terkait perkembangan teknologi dalam desain pemodelan informasi bangunan

b) Guru menjelaskan materi menggunakan media PPT dan

meminta peserta didik

memperhatikan PPT.

c) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

d) Guru menjawab pertanyaan siswa e) Guru membagi siswa kedalam 5-6

kelompok

f) Guru menjelaskan arahan terkait penugasan

g) Guru mengawasi dan membimbing

150 menit

(7)

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Guru dan Peserta didik

Alokasi Waktu peserta didik selama mengerjakan

penugasan

h) Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatan dengan presentasi didepan kelas.

Penutup

a) Membuat kesimpulan atas kegiatan yang telah dilakukan hari itu.

b) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

c) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

d) Berdoa penutup.

15 meni t

5. Asesmen

a. Asesmen Diagnostik

Untuk mengetahui kesiapan siswa dalam memasuki pembelajaran, dengan pertanyaan:

Asesmen Jenis Tes Bentuk Tes Jumlah

Soal Waktu Diagnostik

Non Kognitif Non Tes Pengamatan kesiapan peserta didik sebelum dan sesudah mengikuti proses

pembelajaran Diagnostik

Kognitif Tes Tes tertulis

Formatif

Keterampilan Non tes Observasi Proses dan

hasil - -

Formatif Sikap Non Tes Observasi - -

a. Pengayaan Dan Remedial a. Remidial

Pembelajaran remidial dilaksanakan bagi peserta didik dengan memberikan perhatian khusus dalam meningkatkan kemampuan peserta didik dengan adanya tutor privat di luar jam kelas.

b. Pengayaan

Mengembangkan peserta didik yang memiliki kemampuan di atas rata-rata dengan memberikan penugasan dengan

(8)

diatas rata-rata temannya 6. Refleksi Peserta Didik

Setelah mempelajari materi tentang perkembangan teknologi dan isu global khususnya dalam hal ini dalam bidang kontruksi, tentunya siswa dapat beradaptasi dan mampu memanfaatkan dengan perkembangan yang terjadai pada saat ini dalam bidang kontruksi yang akan digelutinya. Selain itu, siswa tentunya dapat mengetahu tentang isu global dan berfikir kritis dengan apa yang terjadi. Kemajuan teknologi yang terjadi pada saat ini mempermudah pengerjaan dalam bidang kontruksi yang tadinya serba manual semua menjadi serba digital.

LAMPIRAN

BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK (ringkasan materi dan tambahan bacaan materi untuk guru dan murid)

A. Perkembangan teknologi dan Isu Global

1. Perkembangan Teknologi Bidang Kontruksi a. Transformasi digital

Transformasi digital merupakan efek digitalisasi karena perkembangan teknologi yang mendorong perubahan pada berbagai aspek di masyarakat. Transformasi digital merupakan bagian akhir dari tahapan teknologi digital yaitu kompetensi digital dan penggunaan digital.

Perkembangan teknologi yang pesat memunculkan tantangan dan peluang bagi pengguna dalam menyediakan teknologi terbaru untuk dapat menyesuaikan dengan perubahan yang ditimbulkan.

Pengetahuan lintas bidang ilmu telah memunculkan inovasi-inovasi baru dengan memanfaatkan berbagai platform digital yang dapat menjadi media transfer data dan informasi dalam jumlah yang tak terbatas (big

(9)

data). Konektivitas melalui internet telah memperluas manfaat dimana informasi dan pengguna yang tersambung secara terus menerus. Perubahan atau transformasi semua kegiatan bisnis, proses, produk, dan model dari secara manual menjadi digital dengan menggunakan atau menerapkan semua teknologi dan data digital terbaru dari Sektor TI, maka seluruh prosedur ini dikenal sebagai transformasi digital.

Transformasi digital adalah suatu cara disain ulang tentang bagaimana suatu organisasi menggunakan teknologi, orang, dan proses yang secara fundamental mengubah kinerja bisnis (Westerman et al., 2014).

Tujuan menyeluruh dari penggunaan metode transformasi digital ini adalah untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas biaya, kapasitas, kemampuan, manajemen risiko dan keahlian di setiap sektor, serta untuk mengidentifikasi cara baru untuk monetisation.

Hal ini mengharuskan perusahaan untuk mengubah model bisnis, infrastruktur, proses, dan budayanya secara mendalam, semuanya diarahkan untuk terus- menerus menemukan sumber nilai pelanggan baru.

Salah satu terobosan sektor konstruksi untuk berkembang adalah Era Digitalisasi Konstruksi. Menurut saya, digitalisasi konstruksi adalah kegiatan pembangunan konstruksi dengan menggunakan cara yang inovatif, kreatif, dapat dipahami dengan mudah oleh pengguna jasa dan mempermudah dalam pelaksanaan konstruksi serta berbasis internet dan big data yang terintegrasi menjadi satu. Salah satu penerapan digitalisasi konstruksi adalah BIM (Building Information Modelling). BIM saat ini menjadi ujung tombaknya sektor konstruksi untuk masuk era digitalisasi konstruksi. Proses transformasi teknologi ke era digitalisasi memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Bayangkan saja kita saat ini memiliki proyek konstruksi mulai dari sabang sampai merauke dan jumlah tenaga kerja yang tidak sedikit. Untuk memulai transformasi ke era digitalisasi tentu mereka semua harus paham terlebih dahulu apa itu era digitalisasi. Di sinilah peran- peran tenaga profesional yang paham tentang era digitalisasi konstruksi untuk mengubah pola berpikir semua pegiat konstruksi.

b. Teknologi BIM

Tantangan terbesar sektor konstruksi dalam memasuki

(10)

Era Revolusi 4.0 adalah kebutuhan pengembangan teknologi pada industri konstruksi secara terus menerus. Penggunaan teknologi komputerisasi oleh perancang dan praktisi konstruksi sudah umum digunakan di Indonesia dan perkembangan inilah menjadi evolusi informasi teknologi yang kemudian disebut Building Information Modelling (BIM). BIM adalah salah satu teknologi di bidang AEC yang mampu mensimulasikan informasi berupa representasi digital karakteristik fisik dan fungsional dari suatu bangunan yang di dalamnya terkandung semua informasi mengenai elemen-elemen konstruksi tersebut yang digunakan sebagai basis pengambilan keputusan dalam kurun waktu siklus umur bangunan mulai dari konsep hingga demolisi. Penerapan Aplikasi Teknologi BIM mulai diterapkan sejak tahun 2003 di Amerika Serikat, dan mulai berkembang pesat tahun 2007. Penerapan BIM mulai diterapkan di sektor industri konstruksi seperti kontraktor, konsultan, dan developer di Indonesia. Setelah beberapa tahun BIM diaplikasikan penggunaannya dirasakan belum maksimal dengan perkembangan karena masih hanya sebatas menjawab persoalan bagaimana mengefisiensikan kebutuhan tenaga kerja, waktu dan uang. Jika dilihat bagaimana pengaplikasian metode BIM di negara lain, potensi yang dicapai dari pengaplikasian metode BIM di Indonesia masih jauh dari kata maksimal. Tantangan selanjutnya adalah bagaimana mengenalkan teknologi Aplikasi BIM dan mendorong penerapan BIM ke seluruh pihak stakeholder konstruksi yang terkait. Menurut Eastman et al (2008), BIM merupakan perubahan paradigma yang memiliki banyak manfaat, tidak hanya untuk mereka yang bergerak dalam bidang industri kontruksi bangunan tetapi juga untuk masyarakat yang lebih luas lagi, bangunan yang lebih baik adalah bangunan yang dalam tahap pembangunannya menggunakan energi, tenaga kerja dan modal yang lebih sedikit

Pada dasarnya BIM adalah digital platform untuk pembuatan bangunan virtual. Jika menerapkan BIM dalam sebuah proyek bangunan modelnya harus dapat berisi semua informasi proyek bangunan untuk digunakan bekerjasama, memprediksi, dan membuat keputusan tentang desain, konstruksi, biaya, dan tahap pemeliharaan bangunan. BIM bisa memberikan peluang untuk mencoba solusi sebelum membangun struktur di

(11)

lapangan yaitu model yang dapat dibangun dan prototipe struktur dapat dibuat secara virtual. Pihak proyek dapat memahami, meninjau desain, memberikan visualisasi, evaluasi alternatif dalam hal biaya dan paramater proyek lainnya, sehingga terjamin akurasi dan kelengkapannya. BIM telah diapresiasi dalam meningkatkan komunikasi antar pihak proyek dan kualitas yang secara umum lebih baik.

2. Isu Global Bidang Kontruksi a. Green building

Pertumbuhan pembangunan gedung gedung tinggi, pertumbuhan penduduk, jika tidak dikelola secara seksama dengan memperhatikan kelestarian lingkungan sangat memungkinkan terjadinya degradasi lingkungan. Mengingat penggunaan energi terbesar di dunia adalah bangunan yaitu sekitar 40%, maka usaha perencanaan dan pengelolaan bangunan hemat energi sangat diperlukan. Mengapa Green Building penting dalam Pembangunan Berkelanjutan? Proyek pembangunan dan lingkungan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Sebuah bangunan akan mengkonsumsi energi, material, dan air baik dalam proses konstruksi maupun dalam operasional bangunan.

Dengan cara ini pembangunan gedung tinggi akan mendukung pembangunan berkelanjutan. Konsep green building harus memenuhi 6 kriteria, yaitu:

1) Kesesuaian tata guna lahan (ASD), 2) Efisiensi dan Konservasi energi ( EEC), 3) Konservasi Air (WAC),

4) Sumber dan Siklus Material (MRC),

5) Kualitas Udara dan Kenyamanan Ruang (IHC),dan 6) Manajemen Lingkungan Bangunan (BEM).

Dengan Peraturan Gubernur tahun 2012, Jakarta menjadi kota pertama di Asia Pasifik yang mewajibkan pembangunan gedung ramah lingkungan. Konsep green building yang ramah lingkungan serta hemat energi sangat baik bagi kesehatan karena memperbaiki kualitas udara, kualitas air maupun kenyamanan.

Konsep green building perlu mendapat perhatian lebih dari pemerintah agar pembangunan yang dilaksanakan dalam perkotaan tidak hanya merusak lingkungan tetapi juga berusaha memperbaiki lingkungan perkotaan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Istilah

(12)

green di dalam green building bukan berarti bangunan berwarna hijau atau dikelilingi pohon pohon, tetapi lebih menekankan pada keselarasan dengan lingkungan global, yaitu udara, air, tanah dan api. Pengertian Green Building adalah merupakan gabungan bangunan berkelanjutan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan hemat sumber daya sepanjang siklus hidup bangunan tersebut, mulai dari pemilihan tempat sampai desain, konstruksi, operasi, perawatan, renovasi, dan peruntuhan. Penerapan Green Building bukan saja memberikan manfaat secara ekologis, tetapi juga bernilai ekonomis, dengan cara menurunkan biaya operasional dan perawatan gedung. Bangunan ramah lingkungan (Green Building) menurut peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 8 tahun 2010 tentang Kriteria dan Sertifikasi Bangunan Ramah Lingkungan, adalah suatu bangunan yang menerapkan prinsip lingkungan dalam perancangan, pembangunan, pengoperasian, dan pengelolaannya dan aspek penting penanganan dampak perubahan iklim. Green Building dirancang untuk mengurangi dampak lingkungan bangunan dan alam terhadap kesehatan manusia dengan cara:

1) Menggunakan energi, air, dan sumber daya lain secara efisien,

2) Melindungi kesehatan penghuni dan meningkatkan produktivitas karyawan,

3) Mengurangi limbah, polusi dan degradasi lingkungan.

Bangunan hijau (Green Building) adalah konsep untuk bangunan yang berkelanjutan dan mempunyai syarat tertentu yaitu:

1) Konsep ramah lingkungan dan High Performance Building

a) Ditinjau dari dinding bangunan, terdapat kaca dibeberapa bagiannya. Fungsi banyak kaca untuk menghemat penggunaan elektricity bangunan terutama dari segi pencahayaan dari lampu. Penempatan jendela yang efektif dalam pencahayaan dapat memberikan lebih banyak cahaya alami dan mengurangi kebutuhan untuk penerangan listrik pada siang hari.

(13)

b) Menggunakan energi alam seperti angin, sebagai penyejuk lingkungan, hal ini dapat terlihat dari desain sirkulasi udara yang disesuaikan dengan arah mata angin di lokasi Green Building. Bahan-bahan bangunan yang digunakan cenderung ramah pada lingkungan seperti keramik dengan motif kasar pada lantai untuk pengurangi pemantulan panas yang dihasilkan dari dinding yang berkaca Kolam air disekitar bangunan berfungsi selain dapat memantulkan sinar lampu, juga dapat mereduksi panas matahari sehingga udara tampak sejuk dan lembab.

Memiliki konsep yang berkelanjutan Menelaah lahan lingkungan wilayah yang sangat terbatas, dengan konsep alamiah dan natural dipadukan konsep teknologi tinggi, bangunan ini memungkinkan terus bertahan dalam jangka panjang karena tidak merusak lingkungan sekitar yang ada.

2) Memiliki konsep Future Healthy Dapat dilihat dari beberapa tanaman rindang yang mengelilingi bangunan, membuat iklim udara yang sejuk dan sehat bagi kehidupan sekitar, lingkungan tampak tenang, karena lokasi yang jauh dari keramaian dan beberapa vegetasi dapat digunakan sebagai penahan kebisingan

3) Memiliki Konsep Penghijauan Dengan konsep penghijauan sangat cocok untuk iklim yang masih tergolong tropis (khatulistiwa). Pada saat penghujan dapat sebagai resapan air dan pada saat kemarau dapat sebagai penyejuk udara. PT.

Pembangunan Perumahan (Persero) menyatakan bahwa green construction target memiliki 6 kriteria untuk diaplikasikan di lokasi proyek, diantaranya:

a) Tepat guna lahan

b) Efisiensi dan konservasi energi c) Konservasi air

d) Manajemen lingkungan proyek e) Sumber dan siklus material

f) Kesehatan dan kenyamanan di area proyek

(14)

b. Sustainable building

Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) adalah proses pembangunan (lahan, kota, bisnis, masyarakat, dsb) yang berprinsip untuk memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan (sumber: Brundtland Report dari PBB). Pembangunan berkelanjutan bisa dicapai jika ada kepedulian baik dari pihak pemerintah maupun swasta dalam merencanakan dan mengelola perkembangan kota, dengan memperbaiki atau mengurangi kerusakan lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial. Konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development) yang mencakup tiga pilar utama, yaitu:

1) pembangunan ekonomi;

2) pembangunan sosial, dan 3) pelestarian lingkungan hidup.

Ketiga pilar tersebut tidak mungkin dipisahkan karena satu sama lain saling terkait dan saling menunjang.

Konsep pembangunan yang memiliki kepedulian lebih terhadap lingkungan, dalam perkembangannya sering hadir dan dipandang sebelah mata karena berlawanan dengan pembangunan ekonomi. Mengingat teknologi bangunan dengan konsep bangunan berkelanjutan (Sustainable Building) bukanlah hal yang murah.

Sebetulnya konsep bangunan berkelanjutan dapat memberikan dampak positif, karena berkontribusi menahan laju pemanasan global dengan membenahi iklim mikro. Hanya saja konsep ini biasanya memerlukan biaya yang sedikit lebih mahal pada awalnya, namun dalam jangka menengah akan mengurangi biaya operasional bangunan dari penghematan energi. Berbagai nilai tambah ini selaras dengan investasi biaya yang kedepannya justru akan memberikan keuntungan jangka panjang. Hal inilah yang menjadi keunggulan dari konsep bangunan berkelanjutan. Dengan semakin meningkatnya kesadaran stakeholder mengenai kesehatan dan

(15)

kesejahteraan diri, bangunan dituntut secara langsung berkontribusi kepada kesehatan dan kesejahteraan orang-orang yang tinggal, bekerja, dan menimba ilmu di dalamnya. Dengan kata lain, stakeholder menuntut bangunan berkelanjutan (sustainable). Lima Bahan Bangunan Berkelanjutan yang Bisa Transform Konstruksi adalah:

1) Wol Bata

Dikembangkan oleh para peneliti Spanyol dan Skotlandia dengan tujuan untuk mendapatkan komposit yang lebih berkelanjutan, tidak beracun, menggunakan bahan lokal yang melimpah bahwa mekanik akan meningkatkan batu bata kekuatan. Cukup dengan menambahkan wol dan polimer alami yang ditemukan dalam rumput laut dengan tanah liat dari batu bata, batu bata adalah 37 % lebih kuat dari batu bata lain, dan lebih tahan terhadap iklim basah yang dingin sering ditemukan di Inggris.

Mereka juga kering keras, mengurangi energi yang diwujudkan karena mereka tidak perlu dipecat seperti batu bata tradisional.

2) Ubin surya

Genteng tradisional baik ditambang dari tanah atau set dari beton atau tanah liat semua metode energi intensif. Setelah terinstal, mereka ada hanya melindungi bangunan dari unsur-unsur meskipun fakta bahwa mereka menghabiskan sebagian besar hari menyerap energi dari matahari. Dengan pemikiran ini, banyak perusahaan sedang mengembangkan ubin surya.

Tidak seperti kebanyakan unit surya yang tetap di atas atap yang ada, ubin surya sepenuhnya terintegrasi ke dalam gedung melindunginya dari cuaca dan pembangkit listrik untuk penghuninya 3) Beton Ramah Lingkungan

Sementara 95 % dari emisi CO2 bangunan adalah hasil dari energi yang dikonsumsi selama hidupnya, ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi bahwa 5 % terkait dengan konstruksi. Beton adalah tempat yang ideal untuk memulai, sebagian karena hampir setiap bangunan menggunakan itu, tapi sebagian besar karena fakta bahwa beton bertanggung jawab untuk mengejutkan 7-10 % dari emisi CO2 global.

(16)

Bentuk yang lebih berkelanjutan beton ada yang menggunakan bahan daur ulang dalam campuran. Kaca hancur dapat ditambahkan, seperti dapat chip kayu atau slag - produk sampingan dari produksi baja. Sementara perubahan ini tidak secara radikal mengubah beton, dengan hanya menggunakan bahan yang akan dinyatakan pergi ke limbah, emisi CO2 yang terkait dengan beton berkurang

4) Triple- Glazed Windows (jendela mengkilap tiga) Bahkan, jendela super-efisien yang lebih baik akan menggambarkan bahan bangunan tertentu.

Tiga lapisan kaca melakukan pekerjaan yang lebih baik untuk menghentikan panas dari meninggalkan gedung, dengan bingkai jendela sepenuhnya terisolasi lanjut berkontribusi. Dalam kebanyakan jendela kaca ganda, argon gas diinjeksikan antara setiap lapisan kaca untuk membantu isolasi, tetapi dalam jendela ini super- efisien, krypton lebih baik, tapi isolator lebih mahal - digunakan. Selain itu, lapisan emisivitas rendah yang diterapkan pada kaca, lanjut mencegah panas dari melarikan diri.

Sebuah bangunan yang menggabungkan semua lima dari metode ini akan menjadi pilihan mengagumkan berkelanjutan untuk perumahan. Sementara industri konstruksi cenderung maju dengan lambat, pentingnya keberlanjutan adalah masalah profil tinggi, dan salah satu yang hanya cenderung meningkat. Dengan bahan bangunan yang berkelanjutan sudah sepenuhnya dikembangkan, sekarang sampai kepada konsumen untuk secara aktif menuntut penggunaan dan bangunan pengembang mereka untuk merespon segera.

(17)

1. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK Pertemuan 1

1. Mata Pelajaran : Mata Pelajaran Piliham DPIB 2. Materi/Domain :

3. Capaian

Pembelajaran : E 4. Tujuan

Pembelajaran

:

5. Alat dan Bahan

: Alat :

Alat tulis (buku tulis, kertas A4, kertas folio, bolpoin), smartphone,

Komputer, Laptop Bahan :

Internet, power point, dan lembar Kerja

6. Langkah-Langkah : Kegiatan 1

a. Siswa dibagi dalam 5-6 kelompok

b. Siswa diminta untuk mengamati tabel berikut

(18)
(19)

c. Catat hasil pengamatan kalian terhadap gambar yang ada!

d. Diskusikan hasil pengamatan kalian di depan kelas dengan percaya diri!

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK Pertemuan 2

1. Mata Pelajaran : Mata Pelajaran Piliham DPIB 2. Materi/Domain :

3. Capaian

Pembelajaran : E

4. Tujuan :

(20)

Pembelajaran

5. Alat dan Bahan

: Alat :

Alat tulis (buku tulis, kertas A4, kertas folio, bolpoin), smartphone,

Komputer, Laptop Bahan :

Internet, power point, dan lembar Kerja

Langkah-Langkah : Kegiatan 1

a. Buatlah kelompok bersama 3-4 teman kalian.

b. Uraikan tentang teknologi BIM dalam kaitannya dengan konstruksi bangunan!

c. Berikan contoh gambar suatu konstruksi bangunan yang menerapkan green building, uraikan pemahaman kalian tentang green building dalam konstruksi bangunan!

d. Tuliskan contoh bahan bangunan berkelanjutan yang Bisa transform konstruksi dalam proyek bangunan!

e. menganalisis material apa yang ada di lingkungan tempat

tinggal anda yang menggunakan konsep green building.

Referensi

Dokumen terkait

Kompetensi keahlian bisnis konstruksi dan properti merupakan salah satu kompetensi keahlian baru dari empat kompetensi yang ada dalam program keahlian teknologi konstruksi

Responden pada penelitian difokuskan kepada para peserta didik kompetensi keahlian desain pemodelan dan informasi bangunan SMK Negeri 2 Garut yang telah melaksanakan

Pemanfaatan media PKL Kompetensi keahlian Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan (DPIB) menggunkan media cetak yang disediakan oleh sekolah, sedangkan laptop pribadi

Identifikasi Bidang keahlian, Program Keahlian dan Konsentrasi keahlian satuan Pendidikan Petunjuk : Dirumuskan untuk Bidang keahlian, Program Keahlian dan Konsentrasi keahlian sesuai

IDENTITAS DAN INFORMASI UMUM Nama Sekolah : SMK Program Keahlian : Teknik Mesin Mata Pelajaran : Dasar-Dasar Teknik Mesin Kelas / Semester : X / 1 dan 2 Tahun : 2021 / 2022

Modul ini memuat informasi umum dan capaian pembelajaran untuk mata pelajaran Administrasi Umum di kelas XI SMK Negeri 1 Kupang konsentrasi Manajemen Perkantoran pada tahun ajaran

Dokumen ini berisi tentang perkembangan teknologi di industri dan dunia kerja serta isu-isu global pada bidang Desain Komunikasi

modul ajar desain informasi bangunan untuk smk