KONSEP DASAR KONSEP DASAR
PEMBERDAYAAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT MASYARAKAT
Mata Kuliah Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan
PJMK M. Bagus Qomaruddin
Penyaji : Vina Setyana (1415153030)
I. Pengertian Pemberdayaan I. Pengertian Pemberdayaan
Masyarakat Masyarakat
Sebuah proses dengan mana orang
menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam, berbagai pengontrolan atas, dan mempengaruhi terhadap, kejadian-
kejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi kehidupannya.
Pemberdayaan menekankan bahwa orang memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup untuk
mempengaruhi kehidupannya dan
kehidupan orang lain yang menjadi
perhatiannya (Parson, et. al., 1994)
Lanjutan I. Pengertian Lanjutan I. Pengertian
Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan berarti menyiapkan kepada masyarakat berupa sumber daya, kesempatan, pengetahuan
dan keahlian untuk meningkatkan kapasitas diri masyarakat di dalam menentukan masa depan mereka, serta berpartisipasi dan
mempengaruhi kehidupan dalam
komunitas itu sendiri (Ife, 1995)
Lanjutan I. Pengertian Lanjutan I. Pengertian
Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Masyarakat
Pendekatan pemberdayaan adalah hal mendasar dalam pembangunan
alternatif, menekankan pada otonomi dalam pengambilan keputusan dari masyarakat yang secara territorial terorganisasi memperkuat
kemandirian lokal (tetapi tidak autarki), demokrasi langsung
(partisipatoris) dan pengalaman bersosial
(Friedman dalamKartasasmita, 1996)
Lanjutan I. Pengertian Lanjutan I. Pengertian
Pemberdayaan Pemberdayaan
Masyarakat Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitasi yang bersifat non instruktif, guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
masyarakat, agar mampu
mengidentifikasi masalah yang dihadapi, potensi yang dimiliki, merencanakan dan melakukan pemecahannya dengan
memanfaatkan potensi setempat
(PerMenKes No. 65 Th 2013)
Pengertian Pemberdayaan Pengertian Pemberdayaan
Masyarakat di Bidang Masyarakat di Bidang
Kesehatan Kesehatan
Pemberdayaan Masyarakat
bidang kesehatan merupakan suatu proses aktif, dimana
sasaran/klien dan masyarakat yang diberdayakan harus
berperan serta aktif
(berpartisipasi) dalam kegiatan dan program kesehatan
(PerMenKes No. 65 Th 2013)
II. Latar Belakang Konsep II. Latar Belakang Konsep
Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat sebagai sebuah strategi, telah berkembang dalam berbagai
literatur di dunia barat. Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pembangunan Sosial di Kopenhagen tahun 1992 juga telah memuatnya dalam berbagai
kesepakatannya
Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah
konsep pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial. Konsep ini mencerminkan
paradigma baru pembangunan, yakni yang bersifat “partisipasi (participatory),
pemberdayaan (empowering), dan berkelanjutan (sustainable)” (Chambers, 1995 dalam
Kartasasmita, 1996).
Sejarah Sejarah
Konsep pemberdayaan yang muncul pada
paruh abad ke-20 lebih dikenal sebagai aliran post-modernisme. Munculnya konsep
pemberdayaan merupakan akibat dari dan
reaksi terhadap alam pikiran, tata masyarakat dan tata-budaya sebelumnya yang
berkembang di suatu Negara
Hakikatnya, proses pemberdayaan dapat
dipandang sebagai depowerment dari system kekuasaan yang mutlak-absolut
Konsep ini sama dengan aliran fenomenologi, eksistensialisme dan personalisme yang
menolak segala bentuk power yang bermuara hanya pada proses dehumanisasi eksistensi manusia. Demikian juga, aliran neo marxis, freudianisme, sosiologi kritik, yang menolak industrialisasi, kapitalisme, dan teknologi
(Pranarka dan Vidhyandika,1996)
Lanjutan sejarah Lanjutan sejarah
Model pemberdayaan muncul dari
gerakan feminis tahun 1970-an. Model ini didasarkan pada keyakinan bahwa segala sesuatu yang mungkin harus dilakukan untuk mengembalikan
kekuasaan kepada korban melalui validasi, masyarakat dan perayaan kekuatan mereka.
(www.wiseoftheuppervalley.org/Conte
nt/Documents/Document.ashx?)
III. Arah Pemberdayaan III. Arah Pemberdayaan
Masyarakat Masyarakat
Pemberdayaan merupakan sarana/alat untuk mencapai tujuan tertentu
Pemberdayaan tidak selalu berkonotasi positif. Hal ini sangat dipengaruhi oleh arah pemberdayaan tersebut.
Ex: pemberdayaan wanita dengan arah emansipasi wanita
Selain arah, yang penting untuk diperhatikan adalah proses
pemberdayaan yang dilakukan apakah
sesuai untuk mencapai tujuan ataukah
hanya kamuflase kepentingan yang lain
Ex: pengaturan seks aman dan sehat
Arah PM pada Bidang Kesehatan Arah PM pada Bidang Kesehatan
(PerMenKes No. 65 Th 2013) (PerMenKes No. 65 Th 2013)
Umum: meningkatnya kemandirian masyarakat dan keluarga dalam bidang kesehatan sehingga masyarakat dapat memberikan andil dalam
meningkatkan derajat kesehatannya.
Khusus :1) meningkatnya pengetahuan masyarakat dalam bidang kesehatan; 2)
meningkatnya kemampuan masyarakat dalam pemeliharaan dan peningkatan derajat
kesehatannya sendiri; 3) meningkatnya
pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan oleh
masyarakat dan 4) terwujudnya pelembagaan
upaya kesehatan bersumber daya masyarakat.
IV. Konsep Kemandirian IV. Konsep Kemandirian
dalam Pemberdayaan dalam Pemberdayaan
Masyarakat Masyarakat
Setiap aspek kehidupan saling berkaitan dan saling
mempengaruhi satu sama lain.
Masing masing memiliki peran untuk mencapai kesejahteraan hidup termasuk sehat
Kemandirian dalam pemberdayaan
masyarakat bukanlah kemandirian
absolut-mutlak
V. Tujuan Pemberdayaan V. Tujuan Pemberdayaan
Masyarakat dalam Bidang Masyarakat dalam Bidang
Kesehatan Kesehatan
1. Memperkuat gaya hidup sehat
2. Memampukan warga untuk memobilisasi kekuatan sosial
3. Menciptakan kondisi yang
kondusif pada kehidupan sehat
4. Meningkatkan kemandirian
masyarakat dan keluarga
dalam bidang kesehatan
VI.Tahapan Pemberdayaan VI.Tahapan Pemberdayaan
Masyarakat Masyarakat
Penyadar
an Pengkapasit asan
Pendayaan
Penyadaran : Sosialisasi pada
masyarakat agar mereka mengerti
bahwa pemberdayaan ini penting bagi peningkatan kualitas hidup mereka.
Pengkapasitasan : memberikan
kemampuan (capcity building) kepada masyarakat yang terdiri dari
pengakapasitasan manusia, organisasi dan sistem nilai
Pendayaan : masuk kegiatan
pemberdayaan
VII. Prinsip Pemberdayaan VII. Prinsip Pemberdayaan
Masyarakat Masyarakat
Menumbuh kembangkan potensi masyarakat
Kontribusi masyarakat dalam pembangunan kesehatan
Mengembangkan gotong royong
Bekerja bersama masyarakat
KIE berbasis masyarakat dan ormas lainnya
Desentralisasi (didasarkan oleh
kebutuhan masyarakat)
Prinsip PM menurut Owin Jamasy, 2004 Prinsip PM menurut Owin Jamasy, 2004
1.Para pelaku pemberdaya dan stakeholders, harus berlaku adil
2.Seluruh unsur stakeholders harus jujur
3.Kemampuan melakukan problem solving, menumbuhkan dan memasarkan inovasi, asistensi, fasilitasi, promosi, dan social marketing.
4.Kerjasama dan koordinasi seluruh berdasarkan kemitraan.
5.Partisipasi aktif dari seluruh unsur stakeholders.
6.Lingkup dan cakupan program berlangsung secara terpadu.
7.Mengutamakan penggalian dan pengembangan potensi lokal.
Lanjutan menurut Owin Jamasy, Lanjutan menurut Owin Jamasy, 2004 2004
8. Aktif melakukan mobilisasi dan peningkatan swadaya
9. Mengembangkan metode pembinaan yang konstruktif dan
berkesinambungan.
10. Pelaksanaan kegiatan berlangsung secara gradual/bertahap.
11. Konsisten terhadap pola kerja pemberdayaan.
12. Komitmen serta peduli kepada misi pemberdayaan dan kepada
masyarakat miskin yang kurang mampu
(Sense of mission, sense of community, and mission driven profesionalism).
Prinsip PM Menurut Sumardjo, Prinsip PM Menurut Sumardjo, 1999.
1999.
1. Belajar Dari Masyarakat
Prinsip dasar pada pembelajaran masyarakat adalah prinsip dari, oleh, dan untuk
masyarakat.
2. Pendamping sebagai Fasilitator
Pendamping tidak sebagai pelaku atau guru, namun hanya sebagai fasilitator sehingga masyarakat merupakan narasumber utama.
3. Saling Belajar, Saling Berbagi Pengalaman Konsep pemberdayaan masyarakat secara mendasar berarti menempatkan masyarakat beserta institusi-institusinya sebagai kekuatan dasar bagi pengembangan ekonomi, politik, sosial, dan budaya.
Prinsip PM Menurut Prinsip PM Menurut
(Gunawan Sumodiningrat, 1999).
(Gunawan Sumodiningrat, 1999).
1.
Mudah diterima dan didayagunakan oleh masyarakat kelompok sasaran(acceptable).
2.
Dikelola oleh masyarakat secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan (accountable).
3.
Memberikan pendapatan yang memadai dan mendidik masyarakat untuk mengelola
kegiatan secara ekonomis (profitable).
4.
Hasilnya dapat dilestarikan oleh masyarakat (sustainable)
5.
Pengelolaan dana dan pelestarian hasil dapat dengan mudah digulirkan dan dikembangkan oleh masyarakat dalam lingkup yang lebih
luas (replicable).
Prinsip PM Menurut Prinsip PM Menurut
PerMenKes No. 65 Th 2013 PerMenKes No. 65 Th 2013
1. Kesukarelaan:keterlibatan seseorang dalam PM tidak boleh berlangsung karena adanya pemaksaan, melainkan harus dilandasi oleh kesadaran sendiri dan motivasinya untuk memperbaiki dan memecahkan masalah kehidupan yang dirasakan.
2. Otonom: kemampuan untuk mandiri /
melepaskan diri dari ketergantungan yang dimiliki oleh setiap individu, kelompok,
maupun kelembagaan yang lain.
3. Keswadayaan, yaitu kemampuannya untuk merumuskan melaksanakan kegiatan dengan penuh tanggung jawab, tanpa menunggu
atau mengharapkan dukungan pihak luar
Lanjutan Menurut PerMenKes No. 65 Lanjutan Menurut PerMenKes No. 65
Th 2013 Th 2013
4. Partisipatif, yaitu keikutsertaan semua
pemangku kepentingan sejak pengambilan keputusan, perencanan, pelaksanaan,
pemantauan, evaluasi, dan pemanfaatan hasil- hasil kegiatannya.
5. Egaliter, yang menempatkan semua
pemangku kepentingan dalam kedudukan yang setara, sejajar, tidak ada yang ditinggikan dan tidak ada yang merasa direndahkan.
6. Demokratis, yang memberikan hak kepada semua pihak untuk mengemukakan
pendapatnya, dan saling menghargai pendapat maupun perbedaan di antara sesama
pemangku kepentingan.
Lanjutan Menurut PerMenKes No. 65 Lanjutan Menurut PerMenKes No. 65
Th 2013 Th 2013
7. Keterbukaan, yang dilandasi kejujuran, saling percaya, dan saling memperdulikan.
8. Kebersamaan, untuk saling berbagi rasa, saling membantu dan mengembangkan sinergisme.
9. Akuntabilitas, yang dapat
dipertanggungjawabkan dan terbuka untuk diawasi oleh siapapun.
10.Desentralisasi, yang memberi kewenangan kepada setiap daerah otonom (kabupaten dan kota) untuk mengoptimalkan sumber daya
kesehatan bagi sebesar-besar kemakmuran
masyarakat dan kesinambungan pembangunan kesehatan.
VIII. Domain Pemberdayaan VIII. Domain Pemberdayaan
Masyarakat (Laverack) Masyarakat (Laverack)
Community participation (Partisipasi aktif)
Problem assessment (membuat masyarakat mampu menilai masalah sendiri)
Local leadership (harus ada yang memimpin, ex: tokoh masyarakat)
Organisational structures (gambaran
struktur & pembagian tanggung jawab jelas)
Resource mobilization (berkaitan dengan mencari 6M, 2T, 1I: Man, Machine, Money, Method, Market, Material, Time, Technology, Information)
Lanjutan V.Domain Lanjutan V.Domain
Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Masyarakat
(Laverack) (Laverack)
Link with others (hubungan komunikasi untuk keberhasilan pemberdayaan)
Ability to ask ‘why’ (masyarakat yang berdaya berani bertanya mengapa)
Program management (Pengaturan program)
Role of the outside agent (Memerlukan
bantuan pihak luar, ex: media)
IX. Elemen Pemberdayaan IX. Elemen Pemberdayaan
Masyarakat (Narayan) Masyarakat (Narayan)
1. Access to Information
2. Inclusion and Participation
3. Accountability
4. Local organizational
capacity
1. 1. Access to Information Access to Information
•
aliran informasi tidak tersumbat (masyarakat -masyarakat lain, masyarakat – pemerintah)
•
Informasi meliputi ilmu pengetahuan, program dan kinerja pemerintah, hak &
kewajiban dalam bermasyarakat, ketentuan pelayanan umum, dsb
•
Masyarakat pedesaan terpencil umumnya tidak mempunyai akses terhadap semua
informasi karena hambatan bahasa, budaya dan jarak fisik. Sedangkan masyarakat yang
informed, mempunyai peluangmemanfaatkan akses pelayanan umum dan
menggunakan hak-haknya
2. 2. Inclusion and Participation Inclusion and Participation
• Inklusi berfokus pada pertanyaan siapa yang diberdayakan
• Partisipasi berfokus pada bagaimana
mereka diberdayakan dan peran apa yang mereka mainkan setelah mereka menjadi bagian dari kelompok yang diberdayakan.
• Menyediakan ruang partisipasi bagi
masyarakat adalah memberi mereka otoritas dan kontrol atas keputusan mengenai
sumber daya (dana, prasarana/sarana, tenaga ahli, dll) yang tersedia guna
menjamin pengalokasian yang sesuai dengan kebutuhan dan prioritas masyarakat tersebut
Lanjutan 2.
Lanjutan 2. Inclusion and Inclusion and Participation
Participation
Bentuk partisipasi:
a.secara langsung,
b.dengan perwakilan (yaitu memilih wakil dari kelompok-kelompok masyarakat),
c.secara politis (yaitu melalui pemilihan terhadap mereka yang mencalonkan diri untuk mewakili mereka),
d.berbasis informasi (yaitu dengan data yang diolah dan dilaporkan kepada pengambil
keputusan),
e.berbasis mekanisme pasar yang kompetitif (misalnya dengan pembayaran terhadap jasa yang diterima).
3. 3. Accountability Accountability
Profesionalitas pelaku pemberdaya
adalah kemampuan pelaku pemberdaya, yaitu aparat pemerintah atau LSM,
untuk mendengarkan, memahami,
mendampingi dan melakukan tindakan yang diperlukan untuk melayani
kepentingan masyarakat. Pelaku pemberdaya juga harus mampu
mempertanggungjawabkan kebijakan
dan tindakannya yang mempengaruhi
kehidupan masyarakat.
4. 4. Local organizational capacity Local organizational capacity
Kapasitas organisasi lokal adalah
kemampuan masyarakat untuk bekerja bersama, mengorganisasikan
perorangan dan kelompok-kelompok yang ada di dalamnya, memobilisasi sumber-sumber daya yang ada untuk menyelesaikan masalah bersama.
Masyarakat yang organized, lebih
mampu membuat suaranya terdengar
dan kebutuhannya terpenuhi.
X. Kerangka Kerja X. Kerangka Kerja
Menurut Kertasasmita 1996 Menurut Kertasasmita 1996
Pemberdayaan Masyarakat dilakukan dengan 3 cara:
1.Menciptakan suasana atau iklim yang
memungkinkan potensi masyarakat untuk berkembang
2.Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat dengan menerapkan
langkah-langkah nyata, menampung berbagai masukan, menyediakan sarana dan prasarana baik fisik maupun sosial yang dapat diakses oleh masyarakat lapisan paling bawah
3.Memberdayakan masyarakat dengan melindungi dan membela kepentingan masyarakat lemah