• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM KREATIVITAS DI RUMAH BELAJAR MODERN DESA BANGUNHARJO SEWON BANTUL.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM KREATIVITAS DI RUMAH BELAJAR MODERN DESA BANGUNHARJO SEWON BANTUL."

Copied!
155
0
0

Teks penuh

(1)

i

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM KREATIVITAS DI RUMAH BELAJAR MODERN DESA

BANGUNHARJO SEWON BANTUL

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Intifada Gempur Yahudi NIM 11102244011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

v MOTTO

“Kalau ingin melakukan perubahan, jangan tunduk pada kenyataan, asal yakin di jalan yang benar ”

(Gus Dur)

“Berusahalah membalas kebaikan orang, meski dengan „sekedar‟ berdoa baik untuknya. Tapi janganlah mengharap balasan kebaikanmu kepada orang.”

(Gus Mus)

“Jangan mati matian mengejar sesuatu yang tidak bisa dibawa mati” (Emha Ainun Najib)

(6)

vi

PERSEMBAHAN

Atas karunia Allah SWT

Karya ini adalah bingkisan terindah studi saya di kampus tercinta Saya persembahkan karya ini untuk:

1. Bapak, Ibu, dan keluarga yang saya cintai.

(7)

vii

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM KREATIVITAS DI RUMAH BELAJAR MODERN DESA

BANGUNHARJO SEWON BANTUL

Oleh

Intifada Gempur Yahudi NIM 11102244011

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) pemberdayaan masyarakat melalui program kreativitas (2) hasil yang dicapai dari pemberdayaan masyarakat melalui program kreativitas, (3) faktor pendukung dan penghambat pemberdayaan masyarakat melalui program kreativitas di Rumah Belajar Modern.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pemilihan subjek penelitian dengan teknik purposive. Subjek penelitian ini adalah pengelola RBM, tutor, serta peserta program. Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi yang dilengkapi dengan daftar pertanyaan. Analisis data dilakukan melalui tahap pengumpulan data, reduksi data, display data, dan verifikasi serta penarikan kesimpulan. Peneliti mengecek keabsahan data dengan menggunakan trianggulasi sumber.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pemberdayaan masyarakat melalui program kreativitas dilakukan melalui beberapa tahap, terdiri dari tahap persiapan, pelaksanaan dan evaluasi (2) hasil yang dicapai dari pemberdayaan masyarakat melalui program kreativitas adalah adanya peningkatan keterampilan yang dirasakan oleh peserta, para peserta mampu menerapkan ilmu yang diperoleh, dan program kreativitas mampu mendorong para peserta menjadi pelaku usaha (3) Faktor pendukung program adalah adanya antusiasme peserta dan prasarana pelatihan yang memadai. Adapun faktor penghambat yaitu keadaan ruang aula yang masih digunakan untuk menyimpan barang-barang sehingga kurang bisa menampung dengan baik dan jumlah jam pembelajaran yang masih kurang .

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi yang berjudul “Pemberdayaan Masyarakat melalui Program Kreativitas di Rumah Belajar Modern Desa Bangunharjo Sewon Bantul."

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan program S1 untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Luar Sekolah di Universitas Negeri Yogyakarta.

Penulis menyadari sepenuhnya, tanpa bimbingan, bantuan, dan saran dari berbagai pihak, karya ini tidak akan dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih yang tulus kepada: 1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta beserta staf dan jajarannya yang telah

memberikan fasilitas dan sarana bagi penulis untuk menempuh studi dikampus ini.

2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam penyusunan skripsi ini.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah yang telah memberikan kemudahan dalam proses pengajuan dan penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Dr. Iis Prasetyo, MM selaku pembimbing yang telah berkenan mengarahkan dan membimbing saya selama penyusunan skripsi ini.

(9)
(10)

x DAFTAR ISI

hal

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN SURAT PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 9

C. Pembatasan Masalah ... 9

D. Rumusan Masalah ... 10

E. Tujuan Penelitian ... 10

F. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori ... 12

1. Kajian Teori tentang Pemberdayaan Masyarakat ... 12

a. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat ... 12

b. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat ... 20

c. Tahap dan Proses Pemberdayaan Masyarakat ... 21

d. Prinsip-Prinsip Pemberdayaan Masyarakat ... 25

(11)

xi

a. Pengertian Program ... 27

b. Pengertian Kreativitas ... 30

c. Pengertian Program Kreativitas ... 31

3. Kajian tentang Rumah Belajar Modern ... 31

a. Pengertian Rumah Belajar Modern ... 31

b. Misi Rumah Belajar Modern ... 33

c. Tugas Rumah Belajar Modern ... 33

d. Tujuan dan Fungsi Rumah Belajar Modern ... 35

B. Penelitian yang Relevan ... 35

C. Kerangka Berpikir ... 38

D. Pertanyaan Penelitian ... 39

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ... 41

B. Subjek Penelitian ... 42

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 42

D. Metode Pengumpulan Data ... 43

E. Instrumen Penelitian ... 46

F. Analisis Data ... 47

G. Teknik Keabsahan Data ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 51

1. Gambaran Umum Rumah Belajar Modern ... 51

a. Sejarah dan Kondisi Umum ... 51

b. Letak Geografis ... 52

c. Visi, Misi, dan Tujuan ... 53

d. Susunan Pengelola ... 55

e. Sarana dan Prasarana ... 55

f. Kerjasama Rumah Belajar Modern ... 56

g. Pengelolaan Dana ... 57

(12)

xii

B. Hasil Penelitian ... 59

1. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Kreativitas di Rumah Belajar Modern ... 59

a. Perencanaan Program Kreativitas ... 60

b. Pelaksanaan Program Kreativitas ... 67

c. Evaluasi Program Kreativitas ... 74

2. Hasil Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Kreativitas di Rumah Belajar Modern ... 75

3. Faktor Pendukung dan Penghambat Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Kreativitas di Rumah Belajar Modern ... 79

a. Faktor Pendukung ... 79

b. Faktor Penghambat ... 81

C. Pembahasan ... 83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 94

B. Saran ... 96

DAFTAR PUSTAKA ... 97

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

hal

Gambar 1. Kerangka Berpikir ... 39

Gambar 2. Komponen-komponen Analisis Data Interaktif ... 47

Gambar 3. Peta Lokasi Rumah Belajar Modern ... 53

Gambar 4. Susunan Pengelola Rumah Belajar Modern ... 55

Gambar 5. Pelatihan Merajut ... 72

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

hal

Lampiran 1. Pedoman Observasi ... 100

Lampiran 2. Pedoman Wawancara Pengelola ... 102

Lampiran 3. Pedoman Wawancara Tutor ... 104

Lampiran 4. Pedoman Wawancara Peserta ... 107

Lampiran 5. Pedoman Dokumentasi ... 109

Lampiran 6. Reduksi, Display Data, dan Kesimpulan Hasil Wawancara ... 110

Lampiran 7. Catatan Lapangan ... 119

Lampiran 8. Foto Dokumentasi ... 130

Lampiran 9. Fasilitas Rumah Belajar Modern ... 135

Lampiran 10. Data Peserta Pelatihan ... 136

Lampiran 11. Data Pengelola Rumah Belajar Modern ... 137

Lampiran 12. Surat Ijin Penelitian ... 138

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada saat ini dunia pendidikan terus berupaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dapat diwujudkan melalui peningkatan kualitas pendidikan yang baik dan merata untuk semua masyarakat. Pendidikan yang menjadi kebutuhan dasar bagi manusia merupakan harapan masyarakat sebagai sarana untuk mengembangkan potensi diri. Sekarang ini seorang individu dituntut untuk memiliki berbagai macam kompetensi diri untuk bersaing dengan individu lain. Banyak warga masyarakat yang berpendidikan tinggi namun belum mendapatkan pekerjaan dikarenakan keterampilan yang kurang mumpuni. Perkembangan pada masa sekarang ini, tenaga kerja makin bertambah sedangkan lapangan pekerjaan yang dibutuhkan untuk menampung tenaga kerja relatif tetap. Akibatnya lapangan pekerjaan yang dibutuhkan tidak bisa menyerap tenaga kerja yang semakin lama semakin bertambah. Oleh karena itu, melalui berbagai bekal kompetensi diri yang baik tentunya seorang individu akan lebih siap dalam menghadapi persaingan dunia kerja.

(17)

2

upaya mengatasi keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki oleh seorang individu saat ini. Individu atau masyarakat sebagai tujuan pembangunan manusia menjadi subjek yang harus diberikan pendidikan berkualitas tentunya perlu dirangkul untuk berperan serta dalam pembangunan tersebut.

Masyarakat memandang pendidikan pada umumnya dilaksanakan melalui lembaga-lembaga formal seperti sekolah baik dari tingkat paud hingga perguruan tinggi. Namun, pendidikan tidak hanya berlangsung di tingkat formal saja karena hakikatnya pendidikan dapat dilaksanakan dimana saja dan berlangsung sepanjang hayat. Seperti ungkapan Hasbullah (2009: 67-68) pendidikan seumur hidup atau long life education akan memungkinkan seseorang mengembangkan potensinya sesuai dengan kebutuhan dirinya. Pada dasarnya semua manusia dilahirkan ke dunia mempunyai hak sama, khususnya hak untuk mendapatkan pendidikan dan peningkatan pengetahuan.

(18)

3

memperoleh hasil belajar yang lebih fleksibel dan luas guna meningkatkan keterampilan mereka.

Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Daerah Istimewa Yogyakarta telah memberikan hasil yang nyata dengan makin meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana yang dapat digunakan masyarakat untuk meningkatkan potensi dirinya. Salah satu upaya tersebut adalah melalui pembentukan Rumah Belajar Modern. Rumah Belajar Modern merupakan salah satu layanan yang didirikan oleh Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah (BPAD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Melalui Rumah Belajar Modern ini sebagai langkah memenuhi keinginan dan kebutuhan masyarakat akan pendidikan. Lembaga seperti Rumah Belajar Modern ini sebagai tempat berjalannya kegiatan pembelajaran bagi masyarakat melalui berbagai macam program layananannya. Masyarakat yang butuh akan peningkatan keterampilan dapat mengikuti program-program yang dimiliki oleh Rumah Belajar Modern.

(19)

4

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab dalam mendukung penyelenggaraan pendidikan nasional. Sebagai wahana pembelajaran sepanjang hayat, Rumah Belajar Modern dapat menjadi tempat belajar yang mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia yang kreatif serta mandiri. Rumah Belajar Modern (RBM) ini merupakan unit layanan yang pertama didirikan dan terletak di Desa Bangunharjo Sewon Bantul.

Desa Bangunharjo merupakan salah satu daerah di Kabupaten Bantul dan berada di Kecamatan Sewon. Berada di antara Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul membuat Desa Bangunharjo termasuk wilayah yang strategis. Beragam jenis pekerjaan dimiliki oleh masyarakat seperti, Petani, Buruh, Pengrajin, PNS, maupun Wiraswasta. Keberagaman jenis pekerjaan juga mengakibatkan penghasilan masyarakat tidak merata. Namun, dari banyaknya latar belakang pekerjaan yang dimiliki, pekerjaan di bidang jasa dan perdagangan lebih dominan. Potensi yang dimiliki oleh Desa Bangunharjo juga ada seperti di dusun jurug yakni adanya pengrajin-pengrajin rumahan dimana mereka memproduksi sendiri berbagai macam kerajinan seperti tas, sarung bantal, dan sebagainya. Namun, potensi-potensi kerajinan tersebut belum sampai ke tingkat ekspor luar daerah, hanya sebatas wilayah bantul dan sekitarnya.

(20)

5

memenuhi tuntutan untuk bersaing dengan sektor industri rumahan yang lain di luar wilayah Desa Bangunharjo. Dengan demikian, tantangan yang dimiliki adalah mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu sumber daya yang produktif, mampu menciptakan dan memperluas lapangan pekerjaan di Desa Bangunharjo.

Permasalahan yang muncul adalah tingkat pendidikan yang ditempuh oleh masyarakat Desa Bangunharjo beragam. Banyak masyarakatnya yang belum mampu untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Masih banyak warga masyarakat yang rata-rata hanya menempuh tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD). Ketidakmampuan yang dimiliki masyarakat untuk melanjutkan pendidikan berdampak pada minimnya keterampilan dan juga kreativitas yang diperoleh. Keterampilan dan juga kreativitas yang berguna untuk mendukung potensi diri maupun potensi wilayah Desa Bangunharjo masih banyak yang belum dimiliki masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan berbagai upaya maupu n pendekatan untuk mengatasi minimnya keterampilan yang dimiliki oleh masyarakat Desa Bangunharjo.

(21)

6

berbagai permasalahan yang dimiliki. Mandiri dalam hal ini adalah memiliki keterampilan yang nantinya dapat berguna bagi masyarakat itu sendiri.

Kemandirian dapat dicapai bukan hanya peran dari pihak penyelenggara pemberdayaan tetapi juga peran serta dari masyarakat. Masyarakat sebagai subjek pemberdayaan juga harus ikut terlibat didalamnya. Pemberdayaan masyarakat membutuhkan inisiatif dari masyarakat untuk memperbaiki kondisi diri sendiri. Namun, masih banyak masyarakat yang belum mempunyai inisiatif untuk mencoba memperbaiki kondisi dirinya agar memperoleh kemandirian sehingga nantinya juga berdampak pada peningkatan kesejahteraannya. Masyarakat cenderung pasif untuk mencari akses menuju sumber untuk membuat mereka lebih berdaya.

Masyarakat di Desa Bangunharjo sendiri banyak yang belum memanfaatkan dengan optimal adanya Rumah Belajar Modern. Hal tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor seperti kurangnya informasi kepada masyarakat karena sosialisasi mengenai RBM memang belum banyak digencarkan atau mereka belum mendengar maupun sekedar tahu apa itu RBM, sehingga masyarakat pun belum banyak mengetahui akan manfaat yang bisa diperoleh. Selain itu bentuk kepasifan masyarakat untuk mengakses sumber-sumber menuju keberdayaan kurang dilakukan oleh masyarakat itu sendiri. Pemanfaatan RBM oleh masyarakat Desa Bangunharjo sendiri tentunya akan berdampak pada terbukanya akses untuk peningkatan kualitas kesejahteraan mereka.

(22)

7

manusia. Peran tersebut dapat berupa pelayanan yang mudah diakses oleh masyarakat serta penyelenggaraannya memperhatikan kebutuhan masyarakat. Kebutuhan-kebutuhan masyarakat yang sangat beragam dapat disalurkan melalui aktivitas-aktivitas yang menunjang kebutuhan mereka. Adapun tugas Rumah Belajar Modern adalah memberikan pelayanan dengan kualitas prima sebagai bentuk pemberdayaan kepada masyarakat. Pelayanan kepada masyarakat ini diwujudkan dalam berbagai macam program. Salah satu programnya adalah pemberdayaan melalui program kreativitas. Program kreativitas bertujuan untuk meningkatkan keterampilan, dan wawasan masyarakat agar dapat lebih mandiri. Program kreativitas diselenggarakan merupakan suatu langkah nyata dalam meningkatkan kualitas hidup manusia.

(23)

8

pembelajaran dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja tanpa terikat oleh apapun.

Program kreativitas di Rumah Belajar Modern merupakan program yang dilaksanakan dengan cara memberikan kreativitas kepada masyarakat melalui penerapan buku-buku koleksi yang dimiliki. Program tersebut difokuskan untuk membuat berbagai macam kreativitas serta dapat diterapkan oleh peserta pelatihan dalam keseharian maupun kegiatan usaha. Program ini diberikan karena masih banyaknya masyarakat di Desa Bangunharjo yang masih berpendidikan rendah dan belum memiliki banyak keterampilan. Oleh karena itu, program ini bertujuan untuk mengembangkan potensi diri dari masyarkat yang masih minim akan keterampilan yang dimiliki.

(24)

9

Program Kreativitas Di Rumah Belajar Modern Desa Bangunharjo Sewon Bantul”.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat ditentukan identifikasi masalah sebagai berikut :

1. Banyak warga masyarakat yang berpendidikan tinggi namun belum mendapatkan pekerjaan dikarenakan keterampilan yang kurang mumpuni. 2. Masih banyak masyarakat yang belum mempunyai inisiatif untuk mengakses

sumber-sumber agar memperoleh kemandirian.

3. Masih terdapat masyarakat di Desa Bangunharjo yang berpendidikan rendah sehingga keterampilan yang dimiliki juga masih rendah.

4. Masyarakat di Desa Bangunharjo sendiri banyak yang belum memanfaatkan dengan optimal adanya Rumah Belajar Modern.

5. Rumah Belajar Modern merupakan unit layanan yang pertama didirikan sehingga pemberdayaan melalui program kreativitas belum berjalan optimal. C. Pembatasan Masalah

(25)

10 D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah, maka dapat dikemukakan beberapa rumusan masalah di antaranya :

1. Bagaimana pemberdayaan masyarakat melalui program kreativitas di Rumah Belajar Modern Desa Bangunharjo Sewon Bantul ?

2. Apa hasil yang dicapai dari pelaksanaan program kreativitas di Rumah Belajar Modern Desa Bangunharjo Sewon Bantul ?

3. Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pemberdayaan masyarakat melalui program kreativitas di Rumah Belajar Modern Desa Bangunharjo Sewon Bantul ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mendeskripsikan pemberdayaan masyarakat melalui program kreativitas di Rumah Belajar Modern Desa Bangunharjo Sewon Bantul.

2. Mendeskripsikan hasil yang dicapai dari pemberdayaan masyarakat melalui program kreativitas di Rumah Belajar Modern Desa Bangunharjo Sewon Bantul.

(26)

11 F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang secara umum dikaslifikasikan menjadi dua yaitu :

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis yang diharapkan dari penelitian yang dilakukan ini adalah mampu memberikan sumbangan konsep teoritis dalam pemberdayaan masyarakat melalui bentuk pengembangan layanan perpustakaan seperti Rumah Belajar Modern (RBM). Penelitian ini diharapkan menjadi bahan referensi mengenai apa saja yang menjadi kebutuhan masyarakat dengan adanya salah satu bentuk layanan publik di sekitar mereka.

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini dapat menjadi informasi mengenai pemberdayaan masyarakat melalui program kreativitas di Rumah Belajar Modern..

b. Memberikan masukan kepada Rumah Belajar Modern (RBM) agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.

(27)

12 BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Kajian tentang Pemberdayaan Masyarakat a. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat

Di Indonesia istilah pemberdayaan sudah dikenal sejak tahun 1990-an yang merupakan terjemahan dari bahasa inggris yaitu empowerment. Edi Suharto (2010: 57-58) mengungkapkan bahwa secara konsep kata pemberdayaan atau pemberkuasaan (empowerment), berasal dari kata “power” (kekuasaan atau keberdayaan). Ide utama dari pemberdayaan berdekatan dengan konsep mengenai kekuasaan. Kekuasaan seringkali dikaitkan dengan kemampuan untuk membuat orang lain melakukan apa yang diinginkan, terlepas dari keinginan dan minat mereka. Maka dari itu, pemberdayaan sering kali diartikan sebagai pendelegasian kekuasaan kepada orang lain.

(28)

13

Edi Suharto (2010: 58) mengatakan bahwa pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuatan atau kekuasaan dalam :

1) Memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan (freedom), dalam arti bukan saja bebas mengemukakan pendapat, melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan, bebas dari kesakitan;

2) Menjangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan jasa-jasa yang mereka perlukan; dan

3) Berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan yang mempengaruhi mereka.

Sunit Agus T (2008: 9) mengungkapkan bahwa pemberdayaan seringkali digunakan sebagai indikator keberhasilan suatu bidang pembangunan. Konsep pemberdayaan berkaitan dengan dua istilah yang saling bertentangan, yaitu konsep berdaya dan tidak berdaya terutama bila dikaitkan dengan kemampuan mengakses dan menguasai potensi dan sumber kesejahteraan sosial. Masyarakat berdaya memiliki kemampuan dalam mengembangkan potensi diri yang dimiliki serta mengakses sumber-sumber yang dapat menjadikannya lebih sejahtera. Namun, kemampuan tersebut tidak dimiliki oleh masyarakat yang kurang berdaya dikarenakan akses menuju sumber tersebut harus ditempuh dengan sulit.

(29)

14

mengalihkan kekuasaan, atau mendelegasikan otoritas ke pihak lain, (b) to give abiliy to atau usaha untuk memberi kemampuan atau keberdayaan atau bagaimana menciptakan peluang dan mengaktualisasikan keberdayaan seseorang. Menurut peneliti, pengertian pemberdayaan cenderung lebih tepat pada pengertian kedua yaitu to give ability to atau memberi kemampuan atau keberdayaan kepada seseorang karena untuk mengembangkan potensi masyarakat bukan melalui pemberian kekuasaan melainkan mengkatualisasikan keberdayaan seseorang.

Menurut Ambar Teguh Sulistyani (2004: 77) :

“pemberdayaan berasal dari kata dasar “daya” yang berarti kekuatan atau kemampuan. Pemberdayaan dimaknai sebagai suatu proses menuju berdaya, atau proses untuk memperoleh daya/kekuatan/kemampuan, dan atau proses pemberian daya/kekuatan/kemampuan dari pihak yang memiliki daya kepada pihak yang kurang atau belum berdaya”.

Sumodiningrat (dalam Ambar Teguh S, 2004: 78) berpendapat bahwa pemberdayaan sebenarnya istilah khas Indonesia daripada Barat. Di barat istilah tersebut diterjemahkan empowerment, dan isitilah itu benar tapi tidak tepat. Pemberdayaan yang kita maksud adalah memberi “daya” bukanlah “kekuasaan”. Empowerment dalam khasanah barat lebih bernuansa “pemberian kekuasaan” daripada “pemberdayaan” itu sendiri. Dalam konteks Indonesia pemberdayaan dalah memberi daya agar yang bersangkutan mampu untuk bergerak secara madiri.

(30)

15

dilakukan karena seorang individu atau masyarakat dianggap belum berdaya, sehingga setelah proses pemberdayaan diberikan mereka diharapkan akan memilik kekuatan (berdaya).

Person et al. (dalam Sri Kuntari, 2009: 12) pemberdayaan menekankan bahwa, orang memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya. Seseorang yang tidak memiliki keterampilan maupun pengetahuan yang cukup tidak mempunyai pilihan untuk mempengatuhi kehidupannya sendiri maupun kehidupan orang lain.

Kartasasmita (dalam Alfitri, 2011: 20) paradigma pemberdayaan adalah paradigma pembangunan manusia, yaitu pembangunan yang berpusat pada rakyat merupakan proses pembangunan yang mendorong prakarsa masyarakat berakar dari bawah. Melalui pengertian tersebut, pemberdayaan merupakan proses membangun sumber daya manusia melalui inisiatif dari masyarakat itu sendiri. Masyarakat didorong untuk melakukan pemberdayaan atas prakarsa dirinya sendiri.

(31)

16

Menurut Saraswati (dalam Alfitri, 2011: 24) secara konseptual, pemberdayaan harus mencakup enam hal berikut yaitu :

1) Learning by doing. Artinya, pemberdayaan adalah sebagai proses hal belajar dan ada suatu tindakan konkrit yang terus-menerus dampaknya dapat terlihat. 2) Problem solving. Pemberdayaan harus memberikan andil terjadinya pemecahan masalah yang dirasakan krusial dengan cara dan waktu yang tepat.

3) Self evaluation. Pemberdayaan harus mampu mendorong seseorang atau kelompok tersebut untuk melakukan evaluasi secara mandiri.

4) Self development and coordination. Artinya, mendorong agar mampu

melakukan pengembangan diri dan melakukan hubungan koordinasi dengan pihak lain secara lebih luas.

5) Self selection. Suatu kumpulan yang tumbuh sebagai upaya pemilihan dan penilaian secara mandiri dan menetapkan langkah ke depan.

6) Self decision. Dalam memilih tindakan yang tepat hendaknya dimiliki kepercayaan diri dalam memutuskan sesuatu secara mandiri.

Keenam unsur-unsur diatas merupakan pembiasaan untuk berdaya, sebagai penguat dan pengait pemberdayaan jika dilakukan secara kontinyu. Maka, ketika unsur-unsur tersebut dilaksanakan pengaruh yang ditimbulkan semakin lama semakin kuat sehingga proses pemberdayaan dapat berjalan dengan sendirinya.

(32)

17

dihadapi, dibantu untuk menemukan solusi atas permasalahannya, serta diperlihatkan strategi untuk memanfaatkan sumber daya yang dimiliki. Masyarakat dibantu untuk merancang kegiatan sesuai dengan kemampuannya, bagaimana cara untuk mengimplementasikannya, serta bagaimana membangun sebuah strategi guna memperoleh sumber eksternal yang dibutuhkan.

Berkenaan dengan pemaknaan konsep pemberdayaan masyarakat menurut Chatarina Rusmiyati (2011: 16) menyatakan bahwa pemberdayaan adalah suatu cara rakyat, organisasi, atau komunitas diarahkan agar mampu menguasai kehidupannya, atau pemberdayaan dianggap sebuah proses menjadikan orang cukup kuat untuk berpartisipasi dalam kejadian-kejadian serta lembaga yang mempengaruhinya.

Menurut Winarni dalam Ambar Teguh Sulistyani (2004: 79) mengungkapkan bahwa inti dari pemberdayaan adalah meliputi tiga hal, yaitu pengembangan (enabling), memperkuat potensi atau daya (empowering), dan terciptanya kemandirian. Konsep tersebut berarti pemberdayaan tidak saja terjadi pada masyarakat yang tidak memiliki kemampuan, akan tetapi pada masyarakat yang memiliki daya yang masih terbatas, dapat dikembangkan mencapai kemandirian.

(33)

18

dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pemberdayaan merupakan proses yang berkesinambungan dimana kelompok masyarakat yang ingin diberdayakan juga ikut terlibat dalam proses pemberdayaan itu sendiri.

Sri Kuntari (2009: 12) menyatakan bahwa proses pemberdayaan meliputi enabling/ menciptakan suasana kondusif, empowering/ penguatan kapasitas dan kapabilitas masyarakat, protecting/ perlindungan dari ketidakadilan, supporting/ bimbingan dan dukungan, dan foresting/ memelihara kondisi yang kondusif tetap seimbang.

Proses pemberdayaan dilakukan melalui aktivitas yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia sebagai individu maupun masyarakat. Menurut berbagai pengertian diatas, pemberdayaan masyarakat dapat diartikan sebagai upaya untuk meningkatkan kekuatan atau daya kepada masyarakat dalam mengembangkan potensi sehingga meningkatkan kemampuan yang dimiliki hingga mencapai kemandirian.

Menurut Kartasasmita (dalam Alfitri, 2011: 25) memberdayakan adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Memberdayakan merupakan proses memampukan dan memandirikan masyarakat. Dalam kerangka pemikiran diatas upaya memberdayakan masyarakat haruslah dilakukan dengan :

(34)

19

ada masyarakat yang sama sekali tanpa daya. Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya itu, dengan memotivasi dan mengembangkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya mengembangkannya. 2) Upaya itu harus diikuti dengan memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat. Diperlukan langkah positif, selain dari hanya menciptakan iklim atau suasana. Perkataan ini meliputi langkah nyata, dan menyangkut penyediaan berbagai masukan serta pembukaan akses kepada berbagai peluang yang akan membuat masyarakat menjadi makin berdaya.

3) Pemberdayaan bukan hanya meliputi penguatan individu anggota masyarakat, tetapi juga pranatanya. Menanamkan nilai budaya modern seperti kerja keras, hemat, keterbukaan, tanggung jawab adalah bagian pokok dari upaya pemberdayaan ini. Pembaharuan lembaga sosial dan pengintegrasiannya ke dalam kegiatan pembangunan serta peranan masyarakat di dalamnya.

4) Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan. Pemberdayaan masyarakat sangat erat kaitannya dengan pemantapan, pembudayaan, dan pengalaman demokrasi.

(35)

20

terjadinya persaingan yang tidak seimbang, serta eksploitasi yang kuat atas yang lemah.

Pemberdayaan masyarakat juga dapat dikatakan sebagai pemberdayaan sumber daya manusia. Pemberdayaan sumber daya manusia dapat dilakukan oleh lembaga milik pemerintah maupun milik swasta. Salah satu tujuan dari adanya pemberdayaan masyarakat adalah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

b. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat dapat dikatakan berhasil apabila proses memandirikan masyarakat dapat terwujud. Menurut Ambar Teguh S (2004: 80) tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan masyarakat adalah membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berpikir, bertindak, dan mengendalikan apa yang mereka lakukan.

Kemandirian masyarakat merupakan suatu kondisi yang dialami oleh masyarakat ditandai dengan kemampuan untuk memikirkan, memutuskan serta melakukan sesuatu yang dipandang tepat demi mencapai pemecahan masalah yang dihadapi menggunakan daya/kemampuan yang dimiliki. Kemampuan tersebut terdiri atas kemampuan kognitif, konatif, psikomotorik, afektif, dengan pengerahan sumber daya yang dimiliki oleh lingkungan internal masyarakat tersebut.

(36)

21

terakumulasi kemampuan yang memadai, untuk mengantarkan kemandirian mereka.

Tujuan akhir dari pemberdayaan masyarakat harus membuat masyarakat menjadi swadiri, mampu mengurusi dirinya sendiri, swadana, mampu membiayai keperluan sendiri, dan swasembada mampu memenuhi kebutuhannya sendiri secara berkelanjutan.

c. Tahap dan Proses Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui suatu proses belajar hingga masyarakat tersebut mencapai status mandiri. Proses belajar dalam rangka pemberdayaan masyarakat berlangsung secara bertahap. Tahap-tahap yang harus dilalui tersebut menurut Ambar Teguh S (2004: 83) meliputi:

1) Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku sadar dan peduli sehingga merasa membutuhkan peningkatan kapasitas diri.

2) Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan, kecakapan-keterampilan agar terbuka wawasan dan memberikan kecakapan-keterampilan dasar sehingga dapat mengambil peran di dalam pembangunan.

3) Tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan-keterampilan sehingga terbentuklah inisiatif dan kemampuan inovatif untuk mengantarkan pada kemandirian.

(37)

22

memfasilitasi berlangsungnya proses pemberdayaan yang efektif. Intervensi yang dilakukan kepada masyarakat ditekankan pada kemampuan afektif-nya untuk mencapai kesadaran konatif. Setelah itu, tahap penyadaran akan lebih membuka keinginan dan kesadaran masyarakat tentang kondisinya, dengan demikian dapat merangsang kesadaran mereka tentang perlunya memperbaiki kondisi untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.

Pada tahap kedua yaitu proses transformasi pengetahuan dan kecakapan-keterampilan dapat berlangsung baik, penuh semangat dan berjalan efektif, jika tahap pertama telah berjalan dengan baik. Masyarakat akan menjalani proses belajar tentang pengetahuan dan kecakapan-keterampilan yang memiliki relevansi dengan apa yang menjadi tuntutan kebutuhan tersebut. Keadaan seperti ini akan mendorong masyarakat untuk membuka wawasan yang dimiliki serta mempelajari apa yang menjadi kebutuhan dasarnya.

Tahap ketiga merupakan tahap pengayaan atau peningkatan intelektualitas dan kecakapan-keterampilan yang diperlukan, supaya masyarakat dapat membentuk kemampuan kemandirian. Kemandirian tersebut ditandai dengan masyarakat yang mampu mebentuk inisiatif, melahirkan kreasi-kreasi, dan melakukan inovasi-inovasi di dalam lingkungannya. Apabila masyarakat telah mencapai tahap ketiga maka masyarakat dapat secara mandiri melakukan pembangunan.

(38)

23

membantu masyarakat dalam menemukan masalahnya. Kedua, melakukan analisis terhadap permasalahan secara mandiri. Ketiga, menentukan skala prioritas masalah, dalam arti memilah dan memilih tiap masalah yang paling mendesak untuk diselesaikan. Keempat, mencari penyelesaian masalah yang sedang dihadapi, antara lain dengan pendekatan sosio kultural yang ada dalam masyarakat. Kelima, melaksanakan tindakan nyata untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Keenam, mengevaluasi seluruh rangkaian dan proses pemberdayaan itu untuk dinilai sejauh mana keberhasilan dan kegagalannya.

[image:38.595.129.516.425.681.2]

Menurut Ambar Teguh S (2004: 84) tahapan yang ditempuh melalui pemberdayaan dapat diamati pada tabel 1. di bawah ini.

Tabel 1. Tahapan Pemberdayaan Knowledge, Attitudes, Practice dengan Pendekatan Aspek Afektif, Kognitif, Psikomotorik dan Konatif

Tahapan Afektif Tahapan

Kognitif Psikomotorik Tahapan Tahapan Konatif Belum merasa

(39)

24

Proses pemberdayaan masyarakat menurut Suharto dalam Alfitri (2011: 26-27) dapat dilakukan melalui :

1) Pemungkinan yaitu menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang secara optimal. Pemberdayaan harus mampu membebaskan masyarakat dari sekat kultural dan structural yang menghambat. 2) Penguatan yaitu memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki masyarakat dalam memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhannya. Pemberdayaan harus mampu menumbuh kembangkan segenap kemampuan dan kepercayaan diri masyarakat yang menunjang kemandirian mereka.

3) Perlindungan yaitu melindungi masyarakat terutama kelompok lemah agar tidak tertindas oleh kelompok luar, menghindari terjadinya persaingan yang tidak seimbang (apalagi tidak sehat) antara yang kuat dan lemah dan mencegah terjadinya eksploitasi kelompok kuat terhadap kelompok lemah.

4) Penyokongan yaitu memberikan bimbingan dan dukungan agar masyarakat mampu menjalankan peranan dan tugas kehidupannya. Pemberdayaan harus mampu menyokong masyarakat agar tidak terjatuh ke dalam keadaan dan posisi yang semakin lemah dan terpinggirkan.

(40)

25

Proses pemberdayaan masyarakat hendaknya dilakukan secara bertahap. Pemberdayaan masyarakat harus beorientasi pada hasil yang ingin dicapai, yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial. d. Prinsip-Prinsip Pemberdayaan Masyarakat

Totok Mardikanto (2015: 105) menyatakan bahwa pemberdayaan memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut :

1) Mengerjakan, artinya melibatkan masyarakat untuk mengerjakan atau menerapkan sesuatu. Karena melalui mengerjakan mereka akan mengalami proses belajar (baik dengan menggunakan pikiran, perasaan, dan keterampilannnya) yang akan terus diingat untuk jangka waktu yang lebih lama.

2) Akibat, artinya kegiatan pemberdayaan harus memberikan akibat atau pengaruh yang baik atau bermanfaat karena perasaan senang/puas atau tidak senang/kecewa akan mempengaruhi semangatnya untuk mengikuti kegiatan belajar atau pemberdayaan di masa-masa yang akan datang.

3) Asosiasi, artinya setiap kegiatan pemberdayaan harus dikaitkan dengan kegiatan lainnya, sebab setiap orang cenderung untuk mengaitkan/ menghubungkan kegiatannya dengan kegiatan atau peristiwa yang lainnya.

Dahama dan Bhatnagar (dalam Totok Mardikanto, 2015: 106) mengungkapkan prinsip-prinsip pemberdayaan mencakup :

(41)

26

2) Organisasi masyarakat bawah artinya pemberdayaan akan efektif jika mampu melibatkan/ menyentuh organisasi masyarakat bawah, sejak dari setiap keluarga atau kekrabatan.

3) Keragaman budaya artinya pemberdayaan harus memperlibatkan adanya keragaman budaya. Perencanaan pemberdayaan harus selalu disesuaikan dengan budaya lokal yang beragam.

4) Perubahan budaya artinya setiap kegiatan pemberdayaan akan mengakibatkan perubahan budaya. Kegiatan pemberdayaan harus dilaksanakan dengan bijak dan hati-hati agar perubahan yang terjadi tidak menimbulkan kejutan-kejutan budaya.

5) Kerjasama dan partisipasi artinya pemberdayaan hanya akan efektif jika mampu menggerakkan partisipasi masyarakat untuk selalu bekerjasama dalam melaksanakan program-program pemberdayaan yang telah dirancang.

6) Demokrasi dalam penerapan ilmu artinya dalam pemberdayaan harus selalu memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menawar setiap ilmu yang ingin diterapkan.

7) Belajar sambil bekerja artinya dalam kegiatan pemberdayaan harus diupayakan agar masyarakat dapat belajar sambil bekerja atau belajar dari pengalaman tentang segala sesuatu yang ia kerjakan.

(42)

27

9) Kepemimpinan artinya penyuluhan tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang hanya bertujuan untuk kepentingan atau kepuasan sendiri dan harus mampu mengembangkan kepemimpinan.

10) Spesialis yang terlatih artinya penyuluh harus benar-benar pribadi yang telah memperoleh latihan khusus tentang segala sesuatu yang sesuai dengan fungsinya sebagai penyuluh.

11) Segenap keluarga artinya penyuluh harus memperhatikan keluarga sebagai satu kesatuan dari unit sosial.

12) Kepuasan artinya pemberdayaan harus mampu mewujudkan tercapainya kepuasan.

2. Kajian Tentang Program Kreativitas a. Pengertian Program

(43)

28

Menurut Herman (dalam Farida, 2000: 9) menyatakan bahwa program ialah segala sesuatu yang coba dilakukan seseorang dengan harapan akan mendatangkan hasil atau pengaruh. Suatu program mungkin saja berbentuk nyata (tangible) seperti kurikulum, atau yang abstrak (intangible) seperti prosedur, misalnya distribusi biaya hidup atau sederetan kegiatan untuk meningkatkan sikap.

Menurut Arikunto (2014: 4) program didefinisikan sebagai suatu unit atau kesatuan kegiatan yang merupakan realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam proses yang berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan sekelompok orang. Program bukan hanya sebuah kegiatan yang dilakukan dan berlangsung secara singkat saja, namun merupakan sebuah kegiatan yang berkesinambungan karena melaksanakan sebuah kebijakan.

Program merupakan sebuah sistem yaitu rangkaian kegiatan yang dilakukan tidak hanya satu kali tetapi berkesinambungan. Menurut Arikunto (2014: 4) ada tiga pengertian penting dan perlu ditekankan dalam menentukan program, yaitu (1) realisasi atau implementasi suatu kebijakan, (2) terjadi dalam waktu relatif lama bukan kegiatan tunggal tetapi jamak berkesinambungan, (3) terjadi dalam organisasi yang melibatkan sekelompok orang.

(44)

29

yang harus dilalui, perkiraan anggaran yang dibutuhkan, dan juga strategi pelaksanaan kegiatan.

Program merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara berkelanjutan, dilihat dari waktu pelaksanaan biasanya relatif panjang. Selain itu, sebuah program juga tidak hanya terdiri dari suatu kegiatan yang membentuk satu sistem saling terkait satu dengan yang lain dengan melibatkan lebih dari satu orang untuk melaksanakannya. Melalui program segala bentuk rencana lebih terorganisir dan juga lebih mudah dalam hal operasionalnya.

Beberapa karakteristik tertentu yang dapat membantu seseorang untuk mengidentifikasi suatu aktivitas sebagai program atau tidak yaitu :

1) Program cenderung membutuhkan staf, misalnya untuk melaksanakan atau sebagai pelaku program.

2) Program biasanya memiliki anggaran tersendiri, program kadang biasanya juga diidentifikasi melalui anggaran.

3) Program memiliki identitas sendiri, yang bila berjalan secara efektif dapat diakui oleh publik.

(45)

30

strategi kongkret organisasi untuk diimplementasikan dengan sebaik-baiknya dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran.

Berdasarkan beberapa pengertian program yang telah diuraikan diatas, dapat diartikan bahwa program adalah pengimplementasian dari satu kesatuan dari beberapa komponen kegiatan (kebijakan) yang direncanakan secara sistematis, dilaksanakan secara berkesinambungan pada suatu organisasi dengan harapan mendatangkan hasil atau pengaruh.

b. Pengertian Kreativitas

Kreativitas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berasal dari kata dasar kreatif, yaitu kemampuan untuk menciptakan sesuatu. Menurut Munandar (2009: 12) kreativitas adalah hasil interaksi antara individu dan lingkungannya, seorang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan dimana ia berada dengan demikian baik berubah di dalam lingkungan dapat menunjang atau dapat menghambat upaya kreatif.

Menurut Supriyadi dalam Yeni Rachmawati (2005: 15) kreativitas juga diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru baik berupa gagasan maupun karya nyata, yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.

(46)

bermacam-31

macam tergantung dari sisi mana kreativitas itu dilihat, apakah merujuk pada suatu ide-ide atau sebuah karya.

c. Pengertian Program Kreativitas

Berdasarkan pengertian mengenai program dan juga pengertian mengenai kreativitas yang dipaparkan diatas. Maka, program kreativitas dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan secara terorganisir dan berkesinambungan untuk melahirkan sesuatu yang baru berupa gagasan atau karya nyata yang relatif berbeda dari sebelumnya.

3. Kajian Tentang Rumah Belajar Modern a. Pengertian Rumah Belajar Modern

Rumah Belajar Modern secara terminology adalah rumah berarti bangunan atau tempat tinggal, belajar berarti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, dan modern berarti sikap dan cara berpikir serta cara bertindak sesuai dengan tuntutan zaman. Dari pengertian diatas, Rumah Belajar Modern dapat diartikan sebagai tempat untuk memperoleh ilmu yang sesuai dengan perkembangan zaman. (Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, diakses tanggal 26 Oktober 2015 pukul 8.45).

(47)

32

Perpustakaan di era modern seperti sekarang ini bukan seperti perpustakaan seperti dulu yang hanya menyimpan buku-buku cetak. Tetapi, telah berkembang menjadi agen perubahan (agent of change), tempat berbagai informasi disimpan dan juga benih intelektual diciptakan. Artinya, perpustakaan tidak lagi sebagai penyimpan buku semata, tetapi menjadi tempat pengguna (user) mampu menciptakan lagi sesuatu yang mampu dibaca dan digunakan orang lain.

Konsekuensi perkembangan jaman adalah tuntutan bagi perpustakaan untuk selalu berkembang pula mengikutinya dengan berupaya memberikan pelayanan terbaik bagi pengguna. Perkembangan yang tampak sekarang adalah mulai digalakkannya pengembangan pelayanan perpustakaan. Di dalam pengembangan pelayanan perpustakaan, bukan hanya menjadi tempat membaca saja melainkan sudah sampai tahap pemberdayaan masyarakat. Pada hakikatnya perpustakaan sebagai wahana belajar sepanjang hayat berfungsi untuk menciptakan sumber daya manusia yang mempunyai daya saing dan cerdas.

(48)

33

memberikan layanan kepada pemustaka serta mempeluas wawasan dan pengetahuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Rumah Belajar Modern adalah pusat sumber belajar sebagai tempat pembelajaran bagi masyarakat yang diselenggarakan atas asas pendidikan sepanjang hayat untuk memperoleh ilmu yang sesuai dengan perkembangan zaman.

b. Misi Rumah Belajar Modern

Pada dasarnya Rumah Belajar Modern merupakan sebuah perpustakaan bagi masyarakat yang juga mempunyai misi seperti perpustakaan umum lainnya. Misi masing-masing perpustakaan tentu berbeda, hal tersebut disebabkan karena visinya pun berbeda. Menurut Suwarno (2010: 83) pada prinsipnya secara garis besar misi perpustakaan ada sepuluh yaitu sebagai berikut :

1) Menciptakan dan memantapkan kebiasaan membaca masyarakat sesuai dengan jenis perpustakaan dan pemakainya.

2) Mendukung pendidikan perorangan secara mandiri maupun pendidikan formal pada semua ajang.

3) Memberikan kesempatan atau menstimulasi bagi pengembangan kreativitas dan imanjinasi pribadi maupun masyarakat.

4) Meningkatkan kesadaran terhadap warisan budaya, apresiasi seni, dan hasil temuan ilmiah.

5) Menyediakan akses pada ekspresi-ekspresi kebudayaan dan perubahan. 6) Mendorong dialog antarumat beragama oleh karena keanekaragaman budaya. 7) Menyediakan layanan informasi sesuai dengan kebutuhan pemakainya.

8) Memberikan kemudahan kepada pengembangan informasi peningkatan ilmu pengetahuan dan keterampilan.

9) Mendukung dan berpartisipasi dalam program-program perpustakaan bagi masyarakat pemakainya.

10) Ikut serta dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dalam arti luas. c. Tugas Rumah Belajar Modern

(49)

34

1) Tugas menghimpun informasi, meliputi kegiatan mencari, menyeleksi, mengisi perpustakaan dengan sumber informasi yang memadai/ lengkap baik dalam arti jumlah, jenis, maupun mutu yang disesuaikan dengan kebijakan organisasi, ketersediaan dana, dan keinginan pemakai serta mutakhir.

2) Tugas mengelola, meliputi proses pengolahan, penyusunan, penyimpanan, pengemasan agar tersusun rapi, mudah ditelusuri kembali (temu balik informasi) dan diakses oleh pemakai, dan merawat bahan pustaka. Pekerjaan pengolahan mencakup pemeliharaan atau perawatan agar seluruh koleksi perpustakaan tetap dalam kondisi bersih, utuh, dan baik. Sedangkan kegiatan mengelola dalam pengertian merawat adalah kegiatan yang dilakukan dalam rangka preversasi dan konservasi untuk menjaga nilai-nilai sejarah dan dokumentasi.

(50)

35 d. Tujuan dan Fungsi Rumah Belajar Modern

Tujuan Rumah Belajar Modern adalah terjadinya transformasi dan transfer ilmu pengetahuan dari sumbernya kepada pemakai dalam hal ini adalah masyarakat. Fungsi dari Rumah Belajar Modern adalah :

1) Membina dan mengembangkan serta memberdayakan dalam segala bentuk potensi dari masyarakat.

2) Mengembangkan minat dan respon masyarakat untuk berkunjung dan memanfaatkan Rumah belajar Modern secara maksimal, menumbuhkan kesadaran, sendiri dan bukan atas paksaan.

Dapat disimpulkan fungsi dari Rumah Belajar Modern yaitu sebagai tempat untuk mengembangkan serta memberdayakan segala bentuk potensi yang dimiliki oleh masyarakat dan menumbuhkan minat masyarakat untuk berkunjung dan memanfaatkan segala fasilitas yang diberikan secara maksimal atas kesadaran diri sendiri.

B. Penelitian Yang Relevan

(51)

36

masyarakat yang dilakukan oleh BLK Bantul adalah : a) Menciptakan iklim yang kondusif yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang dengan mendorong, memotivasi, dan membangkitkan kesadaran masyarakat agar menyadari dan mengembangkan potensi mereka. b) Memperkuat potensi masyarakat dengan meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dan mendampingi masyarakat serta membantu usaha mereka. c) Melindungi masyarakat untuk mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang serta eksploitasi yang kuat atas yang lemah dengan cara menjalin kerjasama dengan para alumni yang membuka usaha mandiri, memberikan informasi tentang lowongan pekerjaan, program BLK, dan informasi lain. 2) Faktor pendukung dalam pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan keterampilan membatik di BLK Bantul adalah pelatih yang berpengalaman, sabar, dan ulet; antusiasme dan semangat warga belajar; adanya kerjasama antara pelatih dan warga belajar yang baik; ketersediaan bahan dan alat; dan pemberian uang transport bagi peserta. Sedangkan faktor penghambatnya adalah jumlah pelatih yang belum cukup; kondisi gedung yang kurang luas dan kurang memadai; peralatan yang sudah lama; sarana/fasilitas yang kurang lengkap karena anggaran dana terbatas; serta cuaca yang tidak mendukung.

(52)

37

(53)

38 C. Kerangka Berpikir

Pemberdayaan merupakan suatu kegiatan maupun aktivitas yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan kualitas individu atau masyarakat. Melalui pemberdayaan orang atau individu akan memperoleh transfer ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Pemberdayaan sangat penting dilakukan untuk mencapai kemandirian masyarakat. Rumah Belajar Modern salah satu unit layanan yang dapat digunakan masyarakat untuk mencapai kemandirian. Pemberdayaan masyarakat salah satunyadiselnggarakan oleh Rumah Belajar Modern (RBM) di Desa Bangunharjo Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul. Pemberdayaan dilakukan melalui program kreativitas yaitu melalui pemberian berbagai macam keterampilan kepada masyarakat. Dengan diberikannya program tersebut diharapkan sebagai salah satu langkah alternatif dalam pengembangan sumber daya manusia selain melalui dunia pendidikan formal.

(54)

39

[image:54.595.120.511.212.634.2]

faktor-faktor yang menghambat. Oleh karena itu, pemberdayaan masyarakat yang diselenggarakan oleh Rumah Belajar Modern perlu dikaji sejauh mana dan bagaimana pelaksanaan pemberdayaan tersebut dilakukan.

Gambar 1. Kerangka Berpikir D. Pertanyaan Penelitian

(55)

40

1. Bagaimana pemberdayaan masyarakat melalui program kreativitas di Rumah Belajar Modern Desa Bangunharjo Sewon Bantul ?

a. Bagaimana perencanaan program kreativitas yang diselenggarakan oleh Rumah Belajar Modern ?

b. Bagaimana pelaksanaan program kreativitas yang diselenggarakan oleh Rumah Belajar Modern ?

c. Bagaimana evaluasi program kreativitas yang diselenggarakan oleh Rumah Belajar Modern ?

2. Apa hasil yang dicapai dari pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui program kreativitas di Rumah Belajar Modern Desa Bangunharjo Sewon Bantul ?

a. Apa hasil dari program kreativitas yang diselenggarakan oleh Rumah Belajar Modern ?

b. Adakah peningkatan keterampilan masyarakat setelah adanya program kreativitas yang diselenggarakan oleh Rumah Belajar Modern ?

3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pemberdayaan masyarakat melalui program kreativitas di Rumah Belajar Modern Desa Bangunharjo Sewon Bantul ?

a. Apa saja faktor pendukung yang mempengaruhi pelaksanaan program kreativitas yang diselenggarakan oleh Rumah Belajar Modern ?

(56)

41 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian dengan pendekatan kualitatif menekankan analisis berpikir secara induktif berkaitan dengan dinamika hubungan antarfenomena yang diamati, dan senantiasa menggunakan logika ilmiah. Melalui pendekatan kualitatif ini penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat menghasilkan data deskriptif guna menjawab permasalahan yang dihadapi di lapangan. Menurut Lexy J. Moleong (2009: 6) penelitian kualitatif adalah

“penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll. , secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah”.

Menurut Bogdan dan Taylor dalam Imam Gunawan (2013: 82) mendefinisikan penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan berperilaku yang dapat diamati yang diarahkan pada latar dan individu secara holistik (utuh).

(57)

42

Melalui pendekatan ini peneliti berusaha menggali dan mengungkapkan data di lapangan tentang pemberdayaan masyarakat melalui Rumah Belajar Modern Desa Bangunharjo Sewon Bantul, serta faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaannya.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah orang-orang yang dijadikan sumber untuk memperoleh informasi-informasi tentang penelitian. Dalam menentukan subjek yang digunakan dalam penelitian, peneliti menggunakan teknik purposive

sampling. Menurut Sugiyono (2011: 301) menyatakan bahwa purposive sampling

adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Dalam penelitian ini, peneliti menentukan sendiri subjek penelitian yang diambil. Hal tersebut dilakukan karena peneliti menganggap unsur-unsur informasi yang dibutuhkan pada penelitian yang dilakukan sudah terpenuhi pada subjek penelitian yang diambil tidak secara acak, melainkan ditentukan oleh peneliti sesuai dengan tujuan awal penelitian. Adapun subjek penelitian yang ditentukan sendiri oleh peneliti yaitu meliputi pengelola Rumah Belajar Modern, tutor Rumah Belajar Modern, dan peserta program di Rumah Belajar Modern.

C. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

(58)

43

a. Rumah Belajar Modern merupakan model pengembangan perpustakaan pertama yang didirikan di Desa Bangunharjo sebagai wahana pembelajaran bagi masyarakat, sehingga menarik minat peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

b. Pihak pengelola Rumah Belajar Modern yang terbuka sehingga memungkinkan lancarnya peneliti dalam memperoleh informasi beserta data yang yang berkaitan dengan penelitian.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan yaitu mulai dari bulan Februari hingga April 2016.

D. Metode Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2011: 308) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utamanya adalah mendapatkan data. Untuk memperoleh jenis data yang dibutuhkan, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Wawancara

(59)

44

sebagai pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Wawancara merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh data maupun informasi sebanyak mungkin dari seorang informan yang dijadikan rujukan. Menurut macamnya, Esterberg dalam Sugiyono (2011: 317-320) membagi wawancara menjadi tiga yaitu wawancara terstruktur, semisterstruktur, dan tidak terstruktur. Wawancara dalam penelitian ini adalah menggunakan wawancara jenis semiterstruktur. Tujuan dari jenis wawancara ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih bebas dan terbuka, dimana pihak terwawancara diminta pendapat dan ide-idenya.

2. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan sebuah kata yang berasal dari kata dokumen. Kata dokumen sendiri berasal dari bahasa latin yaitu docere, berarti mengajar. Pengertian dari kata dokumen menurut Gottschalk dalam Imam Gunawan (2013: 175) seringkali digunakan oleh para ahli dalam dua pengertian, yaitu pertama, berarti sumber tertulis dari bagi informasi sejarah sebagai kebalikan daripada kesaksian lisan, artefak, peninggalan-peninggalan terluks, dan petilasan-petilasan arkeologis. Pengertian kedua diperuntukkan bagi surat-surat resmi dan surat-surat negara, seperti surat perjanjian, undang-undang, hibah, konsesi, dan lainnya.

(60)

45

Pengumpulan data dilakukan secara bertahap dan sebanyak mungkin peneliti harus mengumpulkan dengan maksud jika nanti ada yang terbuang atau kurang relevan, peneliti masih bisa memanfaatkan data lain. Pemanfaatan bahan dokumentasi harus selektif dan hati-hati karena tidak semua dokumen memiliki kredibilitas yang tinggi.

Dokumentasi penelitian ini berhubungan dengan masalah penelitian untuk melengkapi data hasil wawancara. Dokumentasi ini diambil dari data-data dan catatan yang ada di Rumah Belajar Modern. Pengumpulan data menggunakan dokumentasi merupakan teknik pendukung dan pelengkap dalam melakukan

observasi dan wawancara. Peneliti menggunakan ketiga teknik tersebut supaya hasil

penelitian akan lebih kredibel atau dapat dipercaya.

[image:60.595.149.532.493.738.2]

Tabel teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Teknik Pengumpulan Data

No Aspek Sumber Data Teknik

1. Upaya Rumah Belajar Modern Dalam

Pemberdayaan Masyarakat

Pengelola Rumah

Belajar Modern Wawancara 2. Program Kreativitas di

Rumah Belajar Modern a. Perencanaan b. Pelaksanaan c. Evaluasi Pengelola Belajar Modern, Tutor, Peserta Program Wawancara, Dokumentasi

3. Output dari Program

Kreativitas Pengelola Rumah Belajar Modern, Tutor, Peserta Program

Wawancara

(61)

46 5. Faktor Pendukung dan

Penghambat Program Kreativitas di Rumah Belajar Modern Pengelola Rumah Belajar Modern, Tutor, Peserta Program Wawancara, Dokumentasi

6. Sarana/ fasilitas dan pendanaan Program Kreativitas Pengelola Rumah Belajar Modern, Tutor, Peserta Program Wawancara, Dokumentasi

7. Kerjasama Rumah Belajar

Modern dengan pihak lain Pengelola Rumah Belajar Modern, Tutor,

Wawancara, Dokumentasi 8. Kondisi masyarakat setelah

mengikuti Program Kreativitas di Rumah Belajar Modern

Pengelola Rumah

Belajar Modern, Wawancara

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif sebagai perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pelapor hasil penelitiannya. Menurut Sugiyono (2011: 306) peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya.

(62)

47 F. Analisis Data

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian kualitatif di Rumah Belajar Modern Sewon dilakukan sejak sebelum terjun ke lapangan, observasi, selama pelaksanaan penelitian di lapangan dan selesai penelitian di lapangan.. Data diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi. Kegiatan analsis data dilakukan dengan cara mengorganisasi data yang diperoleh kedalam sebuah kategori, menjabarkan data kedalam unit-unit, menganilis data yang penting, menyusun atau menyajikan data yang sesuai dengan masalah penelitian dalam bentuk laporan dan membuat kesimpulan agar mudah dipahami.

[image:62.595.111.512.503.676.2]

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model interaktif yang mengacu pada pendapat Miles dan Huberman. Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Adapun model interaktif yang dimaksud adalah sebagai berikut:

(63)

48

Komponen-komponen analisis data model interaktif dijelaskan sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan kegiatan analisis yang menggolongkan, memilih hal-hal yang pokok, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasikan data yang diperoleh dari lapangan dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan finalnya dapat ditarik. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Dengan reduksi, maka peneliti merangkum, mengambil data yang pokok dan penting, membuat kategorisasi, berdasarkan huruf besar, huruf kecil, dan angka.

2. Penyajian Data

Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah penyajian data. Penyajian data merupakan sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan penyajian data, maka akan memudahkan peneliti untuk memahami apa yang terjadi, serta memungkinkan untuk menganalisis dan mengambil tindakan lain berdasar apa yang telah dipahami tersebut.

3. Kesimpulan, Penarikan, atau Verifikasi

(64)

49

kesimpulan sebagai jawaban dari permasalahan yang ada. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.

G. Teknik Keabsahan Data

Moleong (2009: 330) mendefinisikan trianggulasi adalah teknik keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Denzin dalam Moleong (2009: 330) membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori.

(65)

50

atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan, (5) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

(66)

51 BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Gambaran Umum Rumah Belajar Modern

a. Sejarah dan Kondisi Umum Rumah Belajar Modern

Perpustakaan merupakan institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi para pemustaka. Rumah Belajar Modern sebagai salah satu unit layanan perpustakaan dari Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY keberadaaannya berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2008 yang memilik kewenangan dalam menyusun dan melaksanakan kebijakan daerah di bidang perpustakaan dan kearsipan.

Rumah Belajar Modern merupakan sarana peningkatan kualitas hidup masyarakat, terutama di sekitar Rumah Belajar Modern. Dengan menyediakan koleksi dan mempelajarinya akan dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang. Rumah Belajar Modern dibangun dengan tujuan pengembangan layanan perpustakaan masyarakat yang modern berbasis aktivitas di era global.

(67)

52

rumah belajar yang dilengkapi dengan teknologi informasi, terutama komputer dan akses internet yang memadai untuk belajar secara online.

Rumah Belajar Modern merupakan gagasan dari BPAD (Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah) yang memiliki konsep pelayanan terpadu berbasis aktivitas yang ditunjang dengan sumber daya manusia yang kompeten, serta sarana dan prasarana yang mampu mendukung operasional kegiatan yang diadakan oleh RBM itu sendiri.

b. Letak Geografis Rumah Belajar Modern

Rumah Belajar Modern beralamatkan di Jalan Imogiri Barat Km. 6 Dusun Semail, Desa Bangunharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasi Rumah Belajar Modern berada di antara Balai Desa Bangunharjo dan Pasar Ngoto sehingga mudah diakses oleh masyarakat sekitar maupun pengunjung yang datang.

Batas-batas lokasi Rumah Belajar Modern Sewon yaitu : Sebelah utara : Lahan Kosong

Sebelah barat : Balai Desa Bangunharjo Sebelah timur : Pasar Ngoto

(68)
[image:68.595.170.504.182.377.2]

53

Gambar 3. Peta Lokasi Rumah Belajar Modern

c. Visi Misi dan Tujuan Rumah Belajar Modern

Adapun yang menjadi visi, misi, serta tujuan Rumah Belajar Modern sama dengan Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Ibu “SA” selaku penanggung jawab di RBM:

“Kalau visi, misi, serta tujuan itu sama kaya BPAD mas karena kita merupakan unit yang berada dibawah naungan BPAD”

Rumah Belajar Modern memiliki Visi, Misi, dan Tujuan yang tercantum sebagai berikut :

(69)

54

Mewujudkan Masyarakat pembelajar yang Berkarakter dan Berbudaya 2) Misi Rumah Belajar Modern Tahun 2012-2017

Dalam upaya pencapaian terhadap visi Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY, maka misi yang akan dicapai dalam kurun waktu 2012-2017, sebagai berikut:

a) Meningkatkan Pengelolaan dan Pemanfaatan Perpustakaan dan Arsip Secara Optimal

b) Mengembangkan Jaringan Perpustakaan dan Kearsipan berbasis Teknologi Informasi

c) Mewujudkan Perpustakaan dan Arsip Daerah sebagai khasanah budaya daerah. 3) Tujuan Rumah Belajar Modern

a) Tercapainya efektivitas pelaksanaan fungsi dan tugas lembaga.

b) Tercapainya pengelolaan dan pemanfaatan perpustakaan untuk menumbuhkan minat dan budaya baca.

c) Tercapainya pengelolaan arsip yang optimal untuk meningkatkan fungsi arsip serta kualitas layanan kearsipan.

d) Terwujudnya koleksi perpustakaan dan khasanah arsip sebagai citra budaya daerah.

e) Tercapainya peningkatan peran perpustakaan menjadi rumah belajar bagi masyarakat untuk meningkatkan kecerdasan daya saing.

(70)

55

g) Terwujudnya peran serta masyarakat untuk memberdayakan perpustakaan dan kearsipan.

h) Tercapainya kerjasama dengan lembaga masyarakat. d. Susunan Pengelola

[image:70.595.139.493.266.553.2]

Susunan pengelola Rumah Belajar Modern sesuai dengan dokumentasi sebagai berikut :

Gambar 4. Susunan Pengelola RBM e. Sarana dan Prasarana Rumah Belajar Modern

(71)

56

Di dalam ruang perpustakaan terdapat berbagai macam koleksi perpustakaan terdiri dari buku-buku umum, buku anak, buku keterampilan, kamus, ensiklopedia, dll.

2) Ruang Internet

Fasilitas internet dan hotspot area dapat digunakan sebagai sarana sumber belajar dari internet.

3) Aula dan Sport Cente

Fasilitas ini digunakan sebagai sarana olahraga dan pertemuan bagi masyarakat.

4) Theater Terbuka

Ruang theater terbuka merupakan sarana yang digunakan sebagai pementasan pertunjukan, ceramah, dll. Ruang ini juga digunakan untuk penyelenggaraan kegiatan kecakapan hidup.

5) Learning Park

Rumah Belajar Modern menyediakan learning park agar masyarakat dapat mengakses layanan internet wifi sebaga sarana sumber belajar, dengan memanfaatkan suasana luar ruangan yang nyaman

f. Kerjasama Rumah Belajar Modern dengan Mitra Lembaga

(72)

57

“Iya memang kita harus bekerja sama dengan mitra, mitra lembaga- lembaga yang menyelenggarakan pelatihan-pelatihan seperti itu, kemarin itu untuk kreativitas ada lembaga yang punya pemerintah yang pusatnya di jalan pingit itu mas, pkbm mandiri, kita bekerja sama dengan mereka dan kita sudah pendekatan disana, kalau butuh untuk pemasaran hasil produksinya mereka mau membantu kita sih mas, jadi kalau seperti BLK kita juga bisa bekerja sama”

Lembaga atau pihak yang telah menjalin kerjasama dengan Rumah Belajar Modern antara lain :

1) Petra Accessories 2) Komunitas Reptil 3) Pelaku Wirausaha 4) Diara Cookies 5) Pensil Terbang 6) Meda Ulem 7) TBM Mata Aksara 8) Jogjja Animasi 9) ALUS , dll.

Gambar

Tabel 1. Tahapan Pemberdayaan Knowledge, Attitudes, Practice dengan Pendekatan Aspek Afektif, Kognitif, Psikomotorik dan Konatif
Gambar 1. Kerangka Berpikir
Tabel 2. Teknik Pengumpulan Data
Gambar. 2 Komponen-komponen Analisis Data Interaktif
+6

Referensi

Dokumen terkait

Sebelum Desa Pematang Simalungun, desa ini masih menjadi satu induknya, Desa Pematang Simalungun adalahdesa hasil pemekaran Desa Rambung Merah, jadi sesungguhnya pada

[r]

Dari simpulan tersebut di atas, disarankan: (1) Kepada guru-guru khususnya guru di Gugus 14 SD 03 Kabawetan, dalam menyusun skenario pembelajaran agar memanfaatkan

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis metode penelitian Kualitatif, dengan menggunakan metode ini peneliti dihauskan untuk terjun langsung ke lapangan

Berdasarkan analisis data hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan akibat pengaruh model problem based learning terhadap kemampuan

Berdasarkan hasil observasi kegiatan Guru dan siswa serta hasil evaluasi maka dapat disimpulkan bahwa pada kegiatan pembelajaran menemukan kalimat utama pada setiap

Perjanjian ini juga mencakup batasan-batasan yang tidak diperkenankan dilakukan oleh Perusahaan tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Bank antara lain; memperoleh

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Pengadilan Agama Gunung Sugih dari faktor internal dan faktor eksternal tersebut merupakan penghambat dalam penetapan eksekusi