• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI KELOMPOK BUDIDAYA IKAN MINA PERSADA (KBI-MP) DI DUSUN PACAR DESA TIMBULHARJO KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI KELOMPOK BUDIDAYA IKAN MINA PERSADA (KBI-MP) DI DUSUN PACAR DESA TIMBULHARJO KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL."

Copied!
171
0
0

Teks penuh

(1)

i

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI KELOMPOK BUDIDAYA IKAN MINA PERSADA (KBI-MP) DI DUSUN PACAR DESA

TIMBULHARJO KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Rizal Latief NIM 1102244013

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

v MOTTO

1. Tugas kita bukanlah untuk berhasil, tugas kita adalah untuk mencoba, karena di dalam mencoba itulah kita menemukan dan membangun kesempatan untuk berhasil. (Mario Teguh)

(6)

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk :

1. Kedua orang tua saya, yang senantiasa memberikan doa restu, dukungan, perhatian dan kasih sayang serta pengorbanan.

(7)

vii

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI KELOMPOK BUDIDAYA IKAN MINA PERSADA (KBI-MP) DI DUSUN PACAR DESA

TIMBULHARJO KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL

oleh Rizal Latief NIM 11102244013

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) Proses pemberdayaan masyarakat melalui kelompok budidaya ikan Mina Persada (KBI-MP); (2) Faktor penghamat dan faktor pendukung pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui kelompok budidaya ikan mina persada (KBI-MP); (3) Dampak pemberdayaan yang ada didalam kelompok budidaya ikan mina persada (KBI-MP).

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Informan penelitian adalah ketua kelompok, bendahara kelompok, sekretaris kelompok, anggota kelompok dan masyarakat. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi, serta dokumentasi. Teknik yang digunakan dalam analisis data adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Trianggulasi yang dilakukan dengan menggunakan trianggulasi sumber.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Proses pemberdayaan yang dilakukan didalam Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada meliputi penyadaran, pengkapasitasan, serta pendayaan. Perintis pembentukan kelompok melakukan sosialisasi dan diskusi bersama masyarakat tentang pentingnya pemberdayaan sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan. (2) Faktor penghambat pelaksanaan Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada diantaranya cuaca yang tidak bisa diprediksi, hama dan penyakit yang menghambat perkembangan ikan, karakter sebagian anggota terkadang menghambat dalam pengelolaan kelompok, rendahnya pemahaman anggota tentang budidaya dan perawatan ikan yang belum maksimal. Faktor pendukung pelaksana diantaranya memiliki kemauan untuk maju, pengurus dan anggota memiliki semangat dan optimis untuk mencapai keberhasilan, adanya keterlibatan langsung dalam pelaksanaan kegiatan dan bekerjasama antara pengurus dan anggota, adanya dukungan dari pihak desa dan pemerintah, ketersediaan lahan yang luas dan air yang cukup melimpah sehingga pengairan mudah. (3) Dampak dari segi ekonomi bagi anggota dan pengurus kelompok, menambah pendapatan dan membantu ekonomi keluarga, memberikan motivasi usaha dan membuka lapangan pekerjaan baru. Sedangkan bagi masyarakat setempat, masyarakat ikut merasakan hasil khususnya dalam hal konsumsi ikan masyarakat dapat membeli ikan dengan harga terjangkau sehingga menghemat pengeluaran masyarakat setempat. Tidak hanya itu masyarakat yang dekat dengan kolam terkadang juga mendapatkan ikan hasil panen yang diberikan secara gratis oleh kelompok.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah atas segala nikmat yang telah dianugrahkan kepada penulis, sehingga penyusunan tugas akhir (skripsi) ini dapat terselesaikan.

Skripsi yang berjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada (KBI-MP) di Dusun Pacar Desa Timbulharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul”ini tidak mungkin terselesaikan tanpa dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Dekan Fakultas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kemudahan bagi penulis untuk studi di kampus tercinta ini.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, Bapak Lutfi Wibawa, M.Pd. yang telah menyetujui dan memberikan kemudahan dalam melakukan penelitian sampai penyusunan skripsi.

3. R.B.Suharta, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang penuh keikhlasan dan kesabaran mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini. Terimakasih atas segala ilmu yang selalu diberikan sebagai motivasi untuk penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

(9)
(10)

x DAFTAR ISI

hal

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identitas Masalah ... 7

C. Batasan Masalah... 7

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kosep Pemberdayaan Masyarakat ... 10

B. Definisi Pendidikan Luar Sekolah ... 24

C. Konsep Pendapatan ... 26

D. Konsep Budidaya Perikanan ... 30

E. Penelitian Yang Relevan ... 38

F. Kerangka Berfikir... 40

G. Pertanyaan Penelitian ... 42

(11)

xi

B. Tempat & Waktu Penelitian ... 45

C. Subyek Penelitian ... 48

D. Metode Pengumpulan Data ... 50

E. Instrumen Penelitian... 55

F. Teknik Analisis Data ... 56

G. Teknik Keabsahan Data / Trianggulasi ... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Diskripsi Umum Lokasi Penelitian ... 63

B. Hasil Penelitian ... 71

C. Pembahasan ... 93

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN ... 105

B. SARAN ... 107

DAFTAR PUSTAKA ... 109

(12)

xii

DAFTAR TABEL

hal

Tabel 1 Tahap Pemberdayaan ... 18

Tabel 2 Teknik Pengumpulan Data ... 54

Tabel 3 Luas Tanah Berdasarkan Penggunaanya ... 62

Tabel 4 Susunan Pengurus ... 68

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tujuan utama dalam program pembangunan adalah membentuk masyarakat yang berdaya (memiliki daya, kemampuan dan kekuatan). Kekuatan yang dimaksud dapat dilihat dari aspek fisik dan material, ekonomi, kelembagaan, kerjasama, kekuatan intelektual dan komitmen bersama dalam menerapkan prinsip-prinsip pemberdayaan. Kemampuan berdaya mempunyai arti yang sama dengan kemandirian masyarakat. Tujuan yang ingin dicapai dari program pembangunan adalah untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berfikir, bertindak dan mengendalikan apa yang mereka lakukan.

(15)

2

dan terciptanya kemandirian. Pemberdayaan merupakan penciptaan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang (enabling) (Sulistyani, 2006: 79). Setiap masyarakat pasti memiliki daya, akan tetapi sebagaian dari mereka tidak menyadari akan potensi daya yang mereka miliki. Oleh karena itu, daya harus digali dan kemudian dikembangkan. Dengan begitu pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya dengan cara mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran dan potensi yang dimiliki serta berupaya untuk mengembangkannya. Disamping itu, pemberdayaan hendaknya tidak menjebak masyarakat pada ketergantungan (charity), tetapi harus mengantarkan pada proses kemandirian.

Pemberdayaan sering digunakan dalam konteks kemampuan meningkatkan ekonomi individu yang merupakan prasyarat pemberdayaan. Pemberdayaan juga merupakan konsep yang mengandung makna pejuang bagi mereka yang terlibat perjuangan tersebut yaitu perjuangan seorang laki-laki atau kepala rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Definisi-definisi tersebut mencerminkan bahwa proses pemberdayaan merupakan tindakan perbaikan atau usaha peningkatkan ekonomi, sosial-budaya, politik, dan psikologi baik secara individual maupun kolektif (Prijono dan Pranarko, 2008: 200).

(16)

3

kelompok budidaya ikan atau sering disebut KBI. Masyarakat diwujudkan dalam arah pendekatan program yang memusatkan pada “pemberdayaan masyarakat”. Masalah ini didasarkan pada suatu pemikiran mengenai kemandirian bagi masyarakat agar pembangunan dapat dinikmati oleh semua pihak (Nugroho, 2011: 137).

Pemberdayaan masyarakat sudah berjalan kearah bagaimana masyarakat menentukan sendiri kebutuhannya sesuai de- ngan identifikasi masalah yang dihadapi. Artinya masyarakat mampu menggali permasalahan, mengidentifikasi, merencanakan sekaligus mencari pemecahan masalah karena mereka tahu persis apa yang mereka butuhkan dan harapkan. Kualitas sumber daya manusia (SDM) menjadi syarat utama untuk melaksanakan pembangunan, setiap manusia dituntut kompetensi individunya. Realitas perkembangan jaman yang semakin maju, membawa sejumlah implikasi bagi pengembangan SDM di Indonesia. Daya saing akan terwujud bila didukung oleh SDM yang berkualitas (Yudan Hermawan dan Yoyon Suryono, 2016: 38).

(17)

4

tertentu. Pemberdayaan tidak dapat terlepas dari pasrtisipasi masyarakat. Masyarakat perlu aktif berpartisipasi dan melibatkan dalam pembangunan, sehingga mampu mengembangkan dayanya secara kreatif serta memiliki kesadaran kritis.

Partisipasi masyarakat merupakan keikutsertaan masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di masyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah dan keterlibatan masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi. Keikutsertaan masyarakat dalam berbagai tahap perubahan ini akan membuat masyarakat lebih berdaya dan memiliki ketahanan terhadap perubahan (Isbandi Rukminto Adi, 2008:111). Pemberdayaan masyarakat akan berhasil dengan baik apabila ditunjang dengan tersedianya sumber daya alam dengan tujuan pemanfaatan potensi lokal. Sumber daya alam dan sumber daya manusia meningkatkan kesejahteraan masyarakat dibidang ekonomi. Masyarakat dan lingkungannya secara partisipatif mampu meningkatkan kemampuan serta kesejahteraan mereka khusunya dalam pendapatan masyarakat.

(18)

5

terbuka bagi seluruh masyarakat yang berminat untuk menjadi bagian dalam kelompok.

Dusun Pacar memiliki potensi lokal yang mendukung dengan sumber daya alamnya yakni luasnya lahan dan cukup melimpahnya air yang dapat dipergunakan untuk budidaya ikan air tawar. Tetapi tidak semua masyarakat ikut serta dalam kelompok budidaya ikan, karena sebagian masyarakat menganggap budidaya ikan tidak akan menguntungkan sehingga hanya sebagian masyarakat yang ikut serta dalam budidaya ikan. Mereka lebih memilih untuk bekerja di pabrik daripada bekerja dirumah dan membudidayakan ikan.

(19)

6

Budidaya ikan air tawar dirasa tepat sebagai usaha pemberdayaan masyarakat Dusun Pacar karensa sesuai dengan potensi lokal yang ada. Melihat potensi sumber daya alam yang mendukung kemudian membentuk suatu kelompok sebagai wadah mengembangkan dan memasarkan usaha budidaya ikan mereka. Budidaya ikan air tawar juga bisa menjadi refrensi daerah lain agar bisa mengembangkan potensi lokal yang ada.

Pelaksanaan budidaya ikan Mina Persada belum berjalan optimal disebabkan oleh beberapa hal seperti, kurangnya sistem pengairan yang optimal karena untuk mengalirkan air kekolam harus menggunakan tenaga sanyo sehingga menambah pengeluaran dana dari kelompok. Hal tersebut dapat menyebabkan menurunnya hasil panen yang berdampak pada pendapatan masyarakat.

(20)

7

tidak hanya meneliti pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui budidaya ikan saja tetapi juga faktor pendukung, penghambat dan dampaknya.

Demikian latar belakang penulis meneliti mengenai pemberdayaan masyarakat dikelompok pembudidaya ikan “Mina Persada” meliputi proses pemberdayaan, pelaksanaan kegiatan, faktor penghambat, faktor pendukung, serta dampak pemberdayaan bagi masyarakat.

B. Identifikasi masalah

Dari latar belakang masalah yang diuraikan diatas, ditemukan beberapa indentifikasi permasalah sebagai berikut:

1. Masyarakat belum sepenuhnya memanfaatkan sumber daya alam di lingkungan sekitarnya.

2. Masyarakat kurang memiliki keterampilan dalam budidaya ikan air tawar.

3. Pelaksanaan budidaya ikan air tawar oleh kelompok budidaya ikan Mina Persada belum berjalan optimal.

C. Pembatasan Masalah

(21)

8 D. Rumusan Masalah

Pembatasan masalah diatas dapat dirumuskan dalam pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana proses pemberdayaan masyarakat yang dilakukan dalam kelompok budidaya ikan Mina Persada (KBI-MP) ?

2. Apa faktor pendukung dan faktor penghambat pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui kelompok budidaya ikan Mina Persada (KBI-MP) ? 3. Bagaimana dampak pemberdayaan warga Desa Timbulharjo melalui

kelompok budidaya ikan Mina Persada (KBI-MP) ? E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian ini untuk :

1. Mendeskripsikan pemberdayaan masyarakat melalui kelompok budidaya ikan air tawar di Mina Persada (KBI-MP).

2. Mengetahui faktor penghambat dan faktor pendukung pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui kelompok budidaya ikan Mina Persada (KBI-MP).

3. Mendeskripsikan dampak pemberdayaan warga Desa Timbulharjo melalui kelompok budidaya ikan Mina Persada (KBI-MP).

1. Manfaat Penelitian

(22)

9 1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis yang diharapkan dari penelitian yang dilakukan ini adalah mampu memberikan sumbangan konsep teoritis dalam pemberdayaan masyarakat melalui pembudidaya ikan Mina Persada. 2. Manfaat praktis

a. Bagi kelompok budidaya ikan Mina Persada, sebagai saran masukan dalam mendorong partisipasi anggota dalam meningkakan pendapatan mereka.

b. Bagi peneliti, sebagai bekal dalam merancang usaha pemberdayaan dalam meningkatkan pendapatan masyarakat melalui usaha budidaya ikan air tawar.

(23)

10 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Konsep Pemberdayaan Masyarakat

Menurut Sumodiningrat dalam Ambar teguh, (2008: 78) istilah pemberdayaan merupakan terjemahan dari istilah empowerment yang secara harfiah dapat diartikan sebagai “pemberkuasaan” kepada masyarakat yang lemah. Istilah empowerment itu benar tetapi tidak tepat, pemberdayaan yang dimaksud adalah memberi “daya” bukanlah “kekuasaan”. Dengan kata lain, pemberdayaan dalam konteks Indonesia merupakan suatu usaha untuk memberikan daya, atau meningkatkan daya. Namun, hal yang penting dalam pemberdayaan adalah peningkatan kesadaran. Masyarakat yang sadar adalah masyarakat yang memahami hal dan tanggung jawab secara politik, ekonomi dan budaya. Dengan demikian, pemberdayaan merupakan suatu upaya yang dilakukan sebagaian masyarakat dalam meningkatkan harkat dan martabat masyarakat agar lebih baik dari sebelumnya dan memberikan kesadaran sehinga masyarakat mempunyai kesadaran dalam menghadapi persoalan.

(24)

11

Menurut Winarni dalam Ambar Teguh, (2008: 79) inti dari pemberdayaan masyarakat adalah meliputi tiga hal, yaitu pengembangan (enabling), memperkuat potensi atau daya (empowering), terciptanya kemandirian. Artinya, pemberdayaan tidak saja terjadi pada masyarakat yang tidak memiliki kemmpuan, akan tetapi masyarakat yang memiliki daya msih terbatas, dapat dikembangkan hingga mencapai kemandirian.

Pendapat senada yakni Fredian Tonny N (2014: 89) mengungkapkan bahwa : “Pemberdayaan adalah proses yang ditunjukan untuk membantu klien memperoleh daya (kuasa) untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang akan ia lakukan terkait dengan diri mereka, termasuk mengurangi efek hambatan pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan”.

(25)

12

Menurut Loekman Soetrisno (2010: 68) Pemberdayaan tidak dapat terlepas dari peran serta masyarakat perlu aktif berpartisipasi dan dilibatkan dalam pembangunan, sehingga mampu mengembangkan dayanya secara kreatif serta memiliki kesadaran kritis. Partisipasi rakyat dalam pembangunan adalah kerjasma rakyat dan pemerintah. Oleh karena itu, upaya perlu dilakukan agar rakyat memiliki kapasitas baik secara individu maupun kelembagaan dalam menunjang keberhasilan pembangunan.

Partisipasi masyarakat sering kali dianggap sebagai bagian yang tidak terlepas dalam upaya pemberdayaan masyarakat. Mikkelsen (dalam Zubaedi, 2013: 54) menjelaskan bahwa participation is the voluntary involvement of people in self-deter-mined change.

(26)

13

Keikutsertaan masyarakat dalam berbagai tahap perubahan ini akan membuat masyarakat lebih berdaya dan memiliki ketahanan terhadap perubahan.

Menurut Edi Suharto (2010: 58) mengatakan bahwa pemberdayaan menunjukkan pada kemampuan orang, khususnya kelompok rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuatan atau kekuasaan dalam:

1) Memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan

(freedom), dalam arti bukan saja bebas mengemukakan pendapat, melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan, bebas dari kesakitan.

2) Menjangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan jasa-jasa yang mereka perlukan.

3) Berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan yang mempengaruhi mereka.

(27)

14

Menurut Saraswati (dalam Alifitri, 2011:24) secara konseptual, pemberdayaan harus mencakup enam hal berikut yaitu:

1. Learning by doing. Artinya, pemberdayaan adalah sebagai proses hal belajar dan ada suatu tindakan konkrit yang terus-menerus dampaknya dapat terlihat.

2. Problem solving. Pemberdayaan harus memberikan andil terjadinya pemecahan masalah yang dirasakan krusial dengan cara dan waktu yang tepat.

3. Self evaluation. Pemberdayaan harus mampu mendorong seseorang atau kelompok tersebut untuk melakukan evaluasi secara mandiri.

4. Self development and coordination. Artinya, mendorong agar mampu melakukan pengembangan diri dan melakukan hubungan koordinasi dengan pihak lain secara lebih luas.

5. Self selection. Suatu kumpulan yang tumbuh sebagai upaya pemilihan dan penilaian secara mandiri dan menetapkan langkah kedepan.

6. Self decision. Dalam memilih tindakan yang tepat hendaknya dimiliki kepercayaan diri dalam memutuskan sesuatu secara mandiri.

Keenam unsur diatas merupakan pembiasaan untuk berdaya, sebagai penguat dan pengait pemberdayaan jika dilakukan secara kontinyu. Maka, ketika unsur tersebut dilaksanakan pengaruh yang ditimbukan semakin lama semakin kuat sehingga proses pemberdayaan dapat berjalan dengan sendirinya.

(28)

15 a. Bentuk-bentuk pemberdayaan

Menurut Suparjan, (2009: 186) Pemberdayaan harus dilakukan secara komprehensif, terus menerus serta sampai mencapai keseimbangan yang dinamis antara pemerintah dengan pihak lain. Pemberdayaan yang komprehensif meliputi:

1) Pemberdayaan politik, membangkitkan kesadaran kritis masyarakat terhadap persoalan yang merugikan mereka, selain itu meningkatkan daya tahan (bargaining position) yang diperintah terhadap masyarakat.

2) Pemberdayaan ekonomi, upaya meningkatkan kemandirian masyarakat sebagai solusi menghadapi dampak negatif dari pembangunan.

3) Pemberdayaan sosial-budaya, bertujuan meningkatkan kemampuan SDM melalui investasi sumber daya manusia (human investment)

guna meningkatkan nilai manusia, penggunaan, dan perlakuan yang adil terhadap manusia.

b. Tujuan pemberdayaan masyarakat

Menurut Ambar Teguh, (2008: 80) Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian meliputi kemandirian berfikir, bertindak dan mengendalikan apa yang mereka lakukan.

Menurut Awang, (2010: 47) Kemandirian dapat dicapai melalui sebuah proses belajar secara bertahap untuk memperoleh kemampuan yang diperlukan. Dengan kata lain, melalui proses belajar akan terakumulasi kemampuan / daya yang memadai untuk mengantarkan kemandirian mereka.

(29)

16

bertahap memperoleh kemampuan kognitif, konatif, psikomotorik, dan afektif. Dengan demikian akan terakumulasi kemampuan yang memadai untuk mengantarkan kemandirian mereka.

Komunitas yang baik perlu memiliki beberapa kompetensi yang harus dimiliki, menurut Isbandi Rukminto Adi, (2008: 149) melengkapi sebuah komunitas yang baik sebagai berikut:

1) Mampu mengidentifikasi masalah dan kebutuhan komunitas 2) Mampu mencapai kesempatan tentang sasaran yang hendk

dicapai

3) Mampu menemukan dan menyepakati cara dan alat mencapai sasaran yang telah disetujui

4) Mampu bekerjasama rasional dalam bertindak mencapai tujuan Kompetensi tersebut merupakan pendukung untuk mengantarkan masyarakat agar mampu memikirkan, mencari dan menemukan solusi terbaik dari permasalahannya.

Tujuan akhir dari pemberdayaan masyarakat harus membuat masyarakat menjadi madiri, mampu menguasi dirinya sendiri, swadana, mampu membiayai keperluan sendiri, dan swasembada mampu memenuhi kebutuhannya sendiri secara berkelanjutan. Kemandirian masyarakat diperoleh melalui proses pembelajaran sehingga masyarakat memiliki daya untuk mengantarkan kemandirian mereka.

c. Tahapan dan proses pemberdayaan masyarakat

(30)

17

pemberdayaan ekonomi perempuan melalui pemanfaatan modal sosial, 2009: 29) pemberdayaan memiliki tahapan-tahapan sebagai berikut:

1) Tahap Penyadaran

Pada tahap ini dilakukan sosialisasi terhadap komunitas tentang pentingnya kegiatan pemberdayaan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, dan dilakukan secara mandiri (self help). Masyarakat perlu menyadari tentang kondisi kehidupan mereka dan mampu mengetahui apa yang seharusnya dilakukan. 2) Tahap Pengkapasitasan

Perlu pengkapasitasan individu, organisasi dan sistem nilai kegiatan pemberian pengetahuan dan ketrampilan yang sesuai dengan kebutuhan dan minat masyarakat sehingga nantinya dapat bersifat fungsional bagi mereka.

3) Tahap Pendayaan

Pada tahap ini target diberi daya, kekuasaan dan peluang sesuai kecakapan yang diperolehnya. Peluang yang tersedia perlu dimanfaatkan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

Lebih lanjut lagi Ambar Teguh menjelaskan bahwa pada tahap pertama atau tahap penyadaraan dan pembentukan perilaku merupakan tahap persiapan dalam proses pemberdayaan masyarakat. Pada tahap kedua yaitu proses transformasi pengetahuan dan kecakapaan keterampilan dapat berlangsung baik. Tahap ketiga merupakan tahap pengayaan atau peningkatan intelektual dan kecakapan keterampilan yang diperlukan supaya masyarakat dapat membentuk kemampuan kemandirian.

(31)

18

mandiri. Ketiga, menemukan skala prioritas masalah, dalam arti memilah dan memilih tiap masalah yang sedang dihadapi, antara lain dengan pendekatan sosio kultural yang ada dalam masyarakat. Keempat, mencari penyelesaian masalah yang sedang dihadapi, antara lain dengan pendekatan sosio kultural yang ada dalam masyarakat. Kelima, melaksanakan tindakan nyata untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Keenam, mengevaluasi seluruh rangkaian dan proses pemberdayaan itu untuk dinilai sejauh mana keberhasilan dan kegagalannya.

[image:31.595.134.518.471.719.2]

Menurut Ambar Teguh (2008: 82) tahapan yang ditempuh melalui pemberdayaan dapat dinilai pada Tabel 1

Tabel 1

Tahapan Pemberdayaan Knowledge, Attitudes, Practice dengan Pendekatan Aspek Afektif, Kognitif, Psikomotorik dan Konatif

Tahapan Afektif Tahapan Kognitif Tahapan psikomotorik Tahapan konatif

Belum merasa sadar dan peduli

Belum memiliki wawasan

pengetahuan

Belum memiliki keterampilan dasar

Tidak berperilaku membangun

Tumbuh rasa kesadaran dan kepedulian Menguasai pengetahuan dasar Menguasai keterampilan dasar

Bersedia terlibat dalam

pembangunan Memupuk

semangat kesadaran dan kepedulian Mengembangkan pengetahuan dasar Mengembangkan keterampilan dasar

Bernisiatif untuk mengambil peran dalam pembangunan Merasa membutuhkan kemandirian Mendalami pengetahuan pada tingkat yang lebih

Memperkaya variasi keterampilan

(32)

19

Proses pemberdayaan masyarakat menurut Suharto (dalam Alfitri 2011: 26-27) dapat dilakukan melalui:

1. Pemungkinan yaitu menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang secara optimal. Pemberdayaan harus mampu membebaskan masyarakat dari sekat kultural dan struktural yang menghambat.

2. Penguatan yaitu memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang memiliki masyarakat dalam memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhannya. Pemberdayaan harus mampu menumbuhkembangkan segenap kemampuan dan kepercayaan diri masyarakat yang menunjang kemandirian mereka.

3. Perlindungan yaitu melindungi masyarakat terutama kelompok lemah agar tidak tertindas oleh kelompok luar, menghindari terjadinya persaingan yang tidak seimbang (apalagi tidak sehat) antara yang kuat dan lemah dan mencegah terjadinya eksploitasi kelompok kuat terhadap kelompok lemah.

4. Penyokongan yaitu memberikan bimbingan dan dukungan agar masyarakat mampu menjalankan peranan dan tuas kehidupannya. Pemberdayaan harus mampu menyongkong masyarakat agar tidak terjatuh ke dalam keadaan dan posisi yang semakin lemah dan terpinggirkan.

5. Pemeliharaan yaitu memelihara kondisi yang kondusif agar tetap terjdi keseimbangan distribusi kekuasaan antara berbagai kelompok dalam masyarakat. Pemberdayaan harus mampu menjamin keselarasan dan keseimbangan yang memungkinkan setiap orang memperoleh kesempatan berusaha.

(33)

20

d) Prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat

Menurut Totok Mardikanto (2015: 105) menyatakan bahwa pemberdayaan memiliki prinsip-prinsip sebagi berikut:

1) Mengerjakan, artinya melibatkan masyarakat untuk mengerjakan atau menerapkan sesuatu. Karena melalui mengerjakan mereka akan mengalami proses belajar (baik dengan menggunakan pikiran, perasaan, dan keterampilannya) yang akan terus diingat untuk jangka waktu yang lebih lama.

2) Akibatnya, artinya kegiatan pemberdayaan harus memberikan akibat atau pengaruh yang baik atau bermanfaat karena perasaan senang/puas atau tidak senang/kecewa akan mempengaruhi semangatnya untuk mengikuti kegiatan belajar atau pemberdayaan di masa-masa yang akan datang.

3) Asosiasi, artinya setiap kegiatan pemberdayaan harus dilakukan dengan kegiatan lainnya, sebab setiap orang cenderung mengaitkan/menghubungkan kegiatannya dengan kegiatan atau peristiwa yang lainnya.

Dalam pelaksanaanya, Nerayan dalam jurnal herliawati agus berjudul upaya pemberdayaan ekonomi perempuan melalui pemanfaatan modal sosial (2009: 29) mengemukakan bahwa dalam meningkatkan keberdayaan dalam komunitas didukung oleh beberapa elemen berikut:

1) Akses terhadap informasi

Informasi merupakan salah satu sarana bagi masyarakat untuk memperoleh akses terhadap kesempatan dan kekuatan. Kekuatan diartikan sebagai kemampuan masyarakat, khsusnya masyarkat miskin untuk memperoleh akses dan kesempatan mendapatkan hak-hak dasarnya. Informasi memberikan wawasan abru bagi masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Informasi tidak hanya berupa kata-kata tertulis namun dapat pula berupa diskusi, cerita, dan biasanya menggunakan media seperti radio, televisi dan internet.

2) Partisipasi

(34)

21

kepentingan atas apa yang penting dan apa yang tidak penting dalam komunitas.

3) Akuntabilitas

Akuntabilitas merujuk pada kemampuan pemerintah, perusahaan swasta, atau penyedia layanan untuk mempertanggungjawabkan kebijakan, tindakan, serta penggunaan data yang mendukung pelaksanaan tindakan tersebut. Terdapat tiga mekanisme akuntabilitas yaitu akuntabilitas politik, administratif, dan publik.

4) Kapasitas organisasi lokal

Merujuk pada kemampuan masyarakat untuk bekerja sama, mengorganisasikan diri merak, dan memobilisasi sumber daya untuk memecahkan masalah. Saura dan permintaan masyarakat yang terorganisasi umumnya lebih didengar daripada masyarakat yang tidak terorganisasi. Keanggotaan masyarakat miskin berdasarkan organisasi dapat efektif untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, namun terhambat oleh sumber daya dan pengetahuan terbatas. Kapasitas organisasi lokal adalah kunci efektifnya pemberdayaan.

Dalam setiap implementasi pemberdayaan masyarakat, Menurut Suparjan Hempri Suryanto, (2009: 43) dapat dilihat beberapa aspek antara lain:

1) Pemanfaatan jaringan sosial yang telah ada 2) Melihat tingkat kohesivitas masyarakat

3) Menentukan premium mobile yang nantinya akan menjadi agent of change pada diri manusia sendiri dan sekitarnya.

e) Indikator Keberhasilan Pemberdayaan masyarakat

(35)

22

mereka menjadi mandiri dan mampu memenuhhi kebutuhan, mengatur dan mengurus diri sendiri. Upaya mewujudkan masyarakat yang mandiri merupakan konsep pemberdayaan masyarakat. Dengan asumsi bila masyarakat berdaya maka mereka mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri secara mandiri. Menurut (Jim Ife,dalam azam awang, 2016: 62) indikator masyarakat yang telah berdaya antara lain:

1. Mempunyai kemampuan menjangkau dan menggunakan sumber daya yang ada dimasyarakat

2. Dapat berjalannya bottom up planning 3. Kemampuan dan aktivitas ekonomi

4. Kemampuan menyiapkan hari depan keluarga

5. Kemampuan menyampaikan pendapat dan aspirasi tanpa ada tekanan

Keberhasilan pemberdayaan masyarakat khususnya segi ekonomi dapat dilihat dari keberdayaan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. Lebih rinci, Gunawan Sumodiningrat (dalam Muhammad Vathul Aziz, 2008: 56) mengungkapkan beberapa indikator keberhasilan program pemberdayaan ekonomi, antara lain: 1) Berkurangnya jumlah penduduk miskin

2) Berkembangnya usaha peningkatan pendapatan yang dilakukan oleh penduduk miskin dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia

3) Meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap upaya peningkatan kesejahteraan keluarga miskin dilingkungannya

(36)

23

5) Meningkatnya kapasitas masyarakat dan pemerataan pendapatan yang ditandai dengan meningkatnya pendapatan keluarga miskin yang mampu memenuhi kebutuhannya

f) Indicator kegagalan suatu usaha

Hal ini sesuai dengan teori menurut Watson dalam Adi (2008:259-575), bahwa kendala yang terjadi dalam pelaksanaan program pemberdayaan dapat berasal dari kepribadian individu dalam komunitas dan bisa juga berasal dari sistem sosial. Kendala tersebut adalah sebagai berikut :

a. Kendala yang berasal dari kepribadian individu 1) Kestabilan

2) Kebiasaan (habit)

3) Hal yang utama (primacy) 4) Persepsi

5) Ketergantungan (dependence)

6) Superego

7) Rasa tidak percaya diri (self distrust)

8) Rasa tidak aman dan regresi (insecurity and regression)

b. Kendala yang berasal dari system social 1) Komitmen

2) Budaya

(37)

24 2. Definisi Pendidikan Luar Sekolah

Pendidikan luar sekolah atau yang sering disebut dengan pendidikan nonfromal merupakan salah satu dari sekian banyak istilah yang muncul dalam studi kependidikan. Menurut Philips H. Combs dalam (Soelaiman, 2008: 50) mengungkapkan bahwa: pendidikan luar sekolah adalah setiap kegiatan pendidikan yang terorganisir yang diselenggarakan diluar sistem formal, baik tersendiri maupun merupakan bagian dari suatu kegiatan yang luas, yang dimasudkan untuk memberikan layanan kepada sasaran didik tertentu dalam rangka mencapai tujuan belajar.

Selain itu definisi dan fungsi dari pendidikan nonformal sebagaimana yang tercantum didalam Undang-undang Sisdiknas No 20 Tahun 2003 Pasal 26 yaitu:

Pendidikan luar sekolah adalah jalur pendidikan yang diselenggarkan diluar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan nonfromal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional.

(38)

25

Dari beberapa definisi para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan luar sekolah adalah setiap kegiatan dimana terdapat komunikasi yang teratur dan terarah di luar sekolah, guna membantu peserta didik dalam mengaktualisasikan potensi diri dalam mengembangkan tingkat pengetahuan, penalaran, keterampilan sesuai dengan usia dan kebutuhannya.

Bentuk-bentuk kegiatan pendidikan luar sekolah meliputi:

1) Kursus adalah suatu lembaga kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu

2) Kelompok belajar adalah lembaga kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu tergantung pada kebutuhan warga belajar

3) Pusat pemagangan adalah suatu lembaga kegiatan belajar mengajar sehingga yang merupakan pusat kegiatan kerja atau bengkel sehingga peserta didik dapat belajar dan bekerja

4) Pusat kegiatan belajar terdapat didalam masyarakat luas seperti pesantren, perpustakaan, gedung kesenian, toko, rumah ibadah, dll 5) Keluarga adalah lembaga pertama dan utama yang dialami oleh

seseorang diaman proses belajar yang terjadi tidak berstruktur dan pelaksanaannya tidak terikat oleh waktu

6) Belajar sendiri. Dipihak lain setiap individu dapat belajar sendiri di manapun dan kapanpun melalui buku-buku bacaan ilmiah, modul, buku paket belajar dan sebagainya

7) Kegiatan lainnya sering kali terdapat wadah lain yang kegiatan dapat menunjung kegiatan pendidikan luar sekolah

(39)

26

Sedangkan pada ayat 4 disebutkan bahwa, satuan pendidikan non formal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajr masyarakat (PKBM) dan majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis.

Berdasarkan urian diatas dapat disimpulkan bahwa satuan dan jenis pendidikan luar sekolah mencakup pendidikan mulai dari pendidikan anak usia dini hingga pendidikan orang tua.

3. Konsep Pendapatan

Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) menyebabkan keterbatasan kemampuan untuk menguasai dan mengembangkan mata pencaharian sebagai bekal mencari nafkah. Hal ini berakibat pada rendahnya pendapatan dan mutu hidup yang rendah. Pendapatan seseorang dapat didefinisikan sebagai banyaknya penerimaan yang dinilai dengan satuan mata uang yang dapat dihasilkan seseorang atau suatu dalamperiode tertentu. Dalam Peraturan Pemerintah No.24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah, pendapatan didefinisikan sebagai berikut: pendapatan adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara / daerah yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran yan gbersangkutan yan gmenjadi hak pemerintah dan tidak perlu dibayar kembali.

(40)

27

bersangkutan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendapatan adalah sebagai jumlah penghasilan yang diterima oleh pada anggota masyarakat untuk jangka waktu tertentu sebagai balasjasa atau faktor-faktor produksi yang telah disumbangkan.

Menurut Kusnadi (2010: 9) yang dimaksud dengan pendapatan adalah:

Suatu penambahan aktiva (harta) yang mengakibatkan bertambahnya modal tetapi bukan karena penambahan modal dari pemilik atau bukan hutang melainkan melalui penjualan barang atau jasa kepada pihak lain karena pendapatan ini dapat diaktakan sebagai kontra prestasi yang diterima atas jasa-jasa yang telah diberikan kepada pihak lain.

Pendapatan yang diperoleh masyarakat akan meningkatkan tabungan masyarakat itu sendiri. Tingkat pendapatan merupakan salah satu kriteria maju tidaknya suatu daerah. Bila pendapatan suatu daerah relatif rendah, dapat dikatakan bahwa kemajuan dan kesejahteraan juga akan rendah. Demikian pula hanya bila pendapatan suatu daerah relatif tinggi, maka tingkat kesejahteraan dan kemajuan daerah tersebut tinggi pula.

(41)

28 a. Pendapatan menurut ilmu ekonomi

Pendapatan merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode seperti keadaan semula.

b. Pendapatan menurut ilmu akuntansi

Ilmu akuntansi melihat pendapatan sebagai sesuatu yang spesifik dalam pengertin yang mendalam dan lebih terarah.

Menurut Soemarso SR (2008: 24) pendapatan adalah aliran penerimaan kas atau harta lain yang diterima dari konsumen sebagai penjualan barang atau pemberian jasa. Pendapatan mempunyai arti sebagai penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahan yang dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa, bunga dan sewa. Definisi tersebut memberikan pengertian dimana income memberikan pengertian pedapatan yang kebih luas (standar akuntansi keuangan, 2010: 231).

Pendapatan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Boediono faktor-faktor yang mempengaruhi pendatan yaitu:

a. Jumlah faktor-faktor produksi yang dimiliki yang bersumber pada hasil-hasil tabungan tahun ini dan warisan atau pemberian

b. Harga per unit dari masing-masing faktor produksi, harga ini ditentukan oleh penawaran dan permintaan

c. Hasil kegiatan oleh anggota keluarga sebagai pekerjaan sampingan d. Tingkat pendapatan mempengaruhi tingkat konsumsi pada masyarakat

pada kenyataanya menunjukkan bahwa pengeluaran konsumsi meningkat dengan naiknya pendapatan, dan sebaliknya jika pendapatan menurun, maka pengeluaran konsumsi juga turun (Mahyu Danil, 2013: 38).

(42)

29

menghasilkan pendapatan bagi kehidupan pekerjaanya. Pendapatan juga bisa dijadikan bahan pertimbangan bagi suatu perusahaan, apakah usaha yang dijalankannya termasuk dalam skala untung atau rugi. Pendapatan dikatakan stabil bagi perekonomian seseorang apabila jumlahnya lebih besar dari pengeluaran harian orang tersebut.

Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendapatan sebagai jumlah penghasilan yang diperoleh dari jasa-jasa kegiatan yang dilakukan yang diserahkan pada suatu waktu. Peningkatan aktiva (harta) dan penurunan hutang yang berasal dari penerimaan penghasilan atas penjualan barang atau pemberian jasa.

Untuk menghitung pendapatan yang diterima, ada tiga hal pendekatan perhitungan, yaitu:

1) Product approach (Pendekatan hasil produksi)

dengan pendekatan hasil produksi, besarnya pendapatan dapat diketahui dengan mengumpulkan data tentang hasil akhir barang atau jasa untuk suatu periode tertentu dari suatu unti produksi yang menghasilkan barang atau jasa.

2) Income approach (pendekatan pendapatan)

(43)

30

3) Outcome approach (Pendekatan pengeluaran)

Pendapatan dihitung dengan menghitung besarnya seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang.

4. Konsep Budidaya Perikanan

Budidaya ikan air tawar telah lama dikenal oleh masyarakat. Budidaya perikanan dalam arti sempit adalah usaha memelihara ikan yang sebelumnya hidup liar di alam menjadi ikan perairan. Pengertian secara luas, yaitu semua usaha membesarkan dan mendapatkan ikan, baik ikan itu masih liar di alam atau sudah dibuatkan tempat tersendiri, dengan adanya campur tangan manusia. Menurut Rahandi dalam (Martha Nurul Pranindika 2014: 6) budidaya tidak hanya memelihara ikan dikolah, tambak, sawah dan sebagainya namun secara luas juga mencakup kegiatan mengusahakan komoditas perikanan di waduk, sungai, atau laut.

(44)

31

Menurut Eddy Afrianto dan Evi liviawati (2011: 11) budidaya ikan adalah usaha manusia dengan segala tenaga dan kemampuannya untuk memelihara ikan dengan cara memasukkan ikan tersebut dalam tempat dengan kondisi tertentu atau dengan cara menciptakan kondisi lingkungan alam yang cocok bagi ikan

Budidaya ikan adalah kegiatan manusia yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya hayati perairan. Sumber daya hayati perairan tidak dibatsi secara tegas dan pada umumnya mencakup ikan, amfibi dan berbagai avertebrata penghuni perairan dan wilalayah yang berdekatan serta lingkungannya. Menurut UU RI no.9/1985 dan UU RI no.31/2004, kegiatan yang termasuk dalam perikanan dimulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan. Dengan demikian perikanan dapat dianggap merupakan usaha agribisnis. Pada umumnya, perikanan dimaksudkan untuk kepentingan penyediaan pangan bagi manusia.

a. Tujuan Budidaya

(45)

32

pakan dan pemupukan, serta pengendalian hama dan penyakit. Untuk dapat melaksanakan usaha budidaya ikan dengan baik, Eddy Afrianto dan Evi Liviawati (2011: 13) mengemukakan perlunya diperhatikan beberapa ketentuan berikut:

1) Pemeliharaan tempat dan kondisi lingkungan didasarkan pada jenis tanah, topografi, kualitas dan kuantitas air serta temperatur air 2) Perencanaan usaha budidaya ikan meliputi ukuran unit usaha,

penyedaia air dan system pengeringan

3) Perencanaan pembuatan kolam didasarkan pada ukuran kolam budidaya, bentuk kolam, kedalaman kolam, dan bahan pembuatan kolam.

4) Perencanaan metode budidaya didasarkan pada pertimbangan biologis dan ekonomis, cara pengelolaan, dan rencana tahunan. b. Tahapan Pelaksanaan Budidaya

Menurut Cahyo S (2008: 39) pada prinsipnya tahapan yang ada pada kegiatan budidaya ikan meliputi tahap:

(a) Persiapan media produksi

(b) Penyediaan induk/penebaran benih (c) Pengelolaan air

(d) Pengelolaan pakan dan

(46)

33 1. Persiapan media produksi

Setiap kali produksi akan dimulai, media produksi harus dirawat atau diperbaiki. Pada pembesaran dikolam, kegiatan persiapan yang dilaukan meliputi keduk-teplok, perbaikan saluran, pengapuran serta pemupukan. Sementara jika budidaya dilakukan di keamba jaring apaung makan kegiatan persiapan meliputi pembersihan dan perbaikan kantong jaring serta penguatan tali-temalinya.

2. Penyediaan induk/penebaran benih

(47)

34 3. Pengelolaan air

Sumber air yang digunakan sedapat mungkin berasal dari sumber air yang memenuhi syarat untuk budidaya. Pengelolaan air dilaksanakan untuk menjadmin ketersediaan air, baik secara kuantitas maupun kualitas. Pada kagiatan pembenihan, parameter kualitas yang penting diperhatikan adalah suhu, pH, dan kandungan bahan organic (H2S, NH3). Pemantauan air sebaiknya dilakukan setiap pagi dan sore. Namun, pada kegiatan pembersaran, pemantauan kualitas air cukup dilakukan sehari-hari. 4. Pengelolaan pakan

Pengelolaan pakan perlu dilakukan pada usaha pembenihan saat benih ikan membutuhkan kualitas pakan yang baik dengan jumlah cukup. Pemberian ikan perlu disesuaikan dengan kebutuhan gizi ikan. Dengan begitu, kandungan gizi pada pakan dapat terabsorbsi dengan baik. Pakan diberikan secara bertahap atau sedikit demi sedikit. Hal ini untuk menghindari adanaya pakan yang tebuang dengan percuma. Sisa pakan dapat menimbulkan polusi pada media budidaya.

5. Pengendalian hama dan penyakit

(48)

35

pemberian pakan, termasuk pengendalian ketika terjadi penularan penyakit secara mendadak. Pencegahan lebih baik dilakukan dariapda melakukan pengobatan setelah penyakit menyerang, selain biaya pengobatan yang cukup besar, keetrlambatan pengobatan dapat menyebabkan kematian massal. Pengobatan yang dilakukan tentunya harus menggunakan obat dengan zat kimia yang tidak dilarang serta tidak menimbulkan bahaya bagi manusai dan lingkungannya.

c. Pengembangan Usaha Budidaya

Pengembangan usaha budidaya dilakukan untuk meningkatkan hasil dengan memanfaatkan potensi yang ada. Dalam pengembangan usaha, terdapat beberapa pola yang dapat dilakukan. Terkait dengan peningkatan hasil panen, pola yang dapat dilakukan adalah pola intensifikasi dan ekstensifikasi.

1) Intensifikasi Budidaya

(49)

36

Menurut Cahyo Suparinto, (2008: 21) terdapat beberapa sifat yang terlihat pada pola pengembangan intensifikasi, anatara lain:

a).Cukup dengan memanfaatkan lahan produksi yang relativ sempit b).Menggunakan teknologi yang cenderung lebih modern

c).Membutuhkan modal cukup tinggi dengan waktu pengembalian modal yang relatif lebih singkat

d).Jumlah produksi (output) lebih tinggi

e).Lama waktu budidaya relative lebih singkat karena pertumbuhan ikan relatif lebih cepat

f).Mengurangi kerusakan pada daya dukung lahan budidaya jika pemanfaatan lahannya dilakukan secara berlebihan.

Peningkatan usaha dengan pola intensifikasi memerlukan penanganan yang intensif. Hal ini terkait dengan adanya faktor-faktor penghambat terhadap usaha peningkatan hasil panen.

2) Ekstensifikasi Budidaya

(50)

37

a) Membutuhkan lahan produksi yang luas

b) Teknologi yang diterapkan cenderung masih tradisional, penebaran benih rendah, pemberian pakan dilakukan kadang-kadang dan pengelolaan budidaya secara sederhana

c) Membutuhkan investasi cukup besar sehingga membutuhkan waktu panjang untuk bisa mengembalikan modal

d) Jumlah produksi (output) relatif rendah

e) Lama waktu budidaya relatif lebih panjang (pertumbuhan ikan kurang cepat).

Ketersediaan sumber daya perairan yang luas dan sumber daya manusia yang melimpah merupakan modal dasar untuk meningkatkan dan mengambangkan usaha perikanan. Kemauan masyarakat untuk berkembang dan mengetahui kemampuan yang dimiliki menjadi modal awal dalam membentuk kelompok budidaya. Permintaan yang tinggi terhadap ikan air tawar menjadi jalan untuk meningkatkan pendapatan anggota. Keuntungan budidaya ikan air tawar, secara ekonomis sangat menguntungkan karena ikan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Selain itu, ikan juga sangat mendukung bagi pemenuhan gizi masyarkat.

Menurut Bambang Cahyono (2010: 10) segi keuntungan yang dapat diperoleh dari memelihara ikan antara lain:

a) Luas lahan yang sempit dapat menghasilkan ikan yang cukup banyak

b) Pembudidayaan ikan tidak memerlukan perawatan yang rumit, asal airnya cukup dan sehat. Ikan dapat hidup dan berkembang dengan baik asal mendapat air yang cukup.

c) Ikan memiliki nilai gizi yang tinggi dengan kandungan kolsterol rendah, sehingga sangat banyak untuk kesehatan tubuh

(51)

38

e) Ikan banyak digemari oleh masyarakat sehingga secara ekonomis sangat menguntungkan bila dibudidayakan secara intensif.

Dari gambaran keuntungan tersebut, maka pengembanga sektor perikanan sangat penting bagi kehidupan masyarakat. Budidaya ikan ini semakin luas dikenal masyarakat sehingga daerah-daerah lain juga banyak melakukan budidaya ikan ini. Di Kabupaten Bantul juga telah membudidayakan ikan air tawar. Salah satu daerah budidaya ikan berada di Desa Timbulharjo yang masuk wilayah Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul. Semakin banyaknya daerah yang membudidayakan ikan khususnya ikan air tawar menunjukkan banyaknya peminat usaha budidaya ikan. B. Penelitian Yang Relevan

Secara umum penelitian ini meneliti tentang meningatkan perekonomian masyarakat. Ada beberapa skripsi terdahulu yang membahas perekonomian masyarakat diantaranya:

(52)

39

2. Penelitian yang dilakukan oleh Wardlatul Asyriyah (2007) dengan judul Strategi Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Melalui Usaha Tambak di Desa Babalan Kecamatan Kadung Kabupaten Demak Jawa Tengah. Fokus kejadiannya yaitu mengetahui strategi yang digunakan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan ekonominya antara lain strategi pemeliharaan tambak meliputi memberi makan ikan dan udang. Strategi pemsarana daerah yang dijadikan pemasaran meliputi kedung pacangan, semarang.

3. Arwan susilo (2007) yang berjudul Pemberdayaan Ekonomi Kelompok Ternak Sapi Andini Seto di Dusun Ngaliyan Puluan Wonosari Gunungkidul. Kajiannya yaitu mendeskripsikan tentang kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui kegiatan ternak sapi andini seto yang meliputi kegiatan pembiaan dan pemberian pinjaman modal. Kegiatan pembinaan dalam pemeliharaan sapi diakukan bekerjasama dengan dinas peternakan. Pembinaan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan anggota kelompok ternak sapi agar lebih trampil dalam memelihara ternak. Peminjaman modal dimana modal diperoleh dari luar kelomok dinas peternakan kabupaten gunungkidul. Modal juga berasal dari kelompok ternak sapi adini seto iuran rutin, jasa piutang, ataupun hasil penjualan obat-obatan ternak.

(53)

40

sebelumnya. Kelompok budidaya ikan Mina Persada merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat. Penelitian ini mengkaji tentang proses pemberdayaan, faktor pendukung dan penghambat, dan dampak dari kegiatan yang dilakukan oleh kelompok budidaya ikan Mina Persada (KBI-MP) dalam pemberdayaan masyarakat di Dusun Pacar Desa Timbulharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul.

C. Kerangka Berfikir

Pemberdayaan masyarakat yang belum merata bagi seluruh lapisan masyarakat menyebabkan masalah sosial, khususnya dalam bidang ekonomi. Pemberdayaan ekonomi yang tidak merata akan berdampak pada meningkatnya kemiskinan. Kondisi serba kekurangan yang dialami oleh masyarakat menyebabkan kondisi lemah dalam bidang ekonomi dan marginal. Tingkat penangguran meningkat sementara kesempatan kerja semakin menurun, kemiskinan juga disebabkan karena berbagai jenis mata pencaharian yang ada di masyarakat belum sepenuhnya dimanfaatkan dan dikelola oleh masyarakat luas. Mata pencaharian yang dijalankan oleh masyarakat juga belum berkembang pada dasarnya, kondisi ini dipengaruhi oleh kurang optimalnya pemanfaatan sumber daya yang ada (SDM dan SDA) dalam upaya peningkatan ekonomi hal ini menyebabkan pengangguran semakin banyak sehingga angka kemiskinan semakin tinggi.

(54)

41

kepada masyarakat, dalam hal ini agar masyarakat mampu mencapai tingkat ekonomi yang diinginkan. Salah satu solusi melalui pemberdayaan masyarakat adalah melalui kelompok budidaya ikan Mina Persada di Dusun Pacar Desa Timbulharajo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul. Kontribusi kelompok budidaya ikan dalam meningkatkan pendapatan anggotanya dapat diraskan dengan adanya pembentukan kelompok agar pelaksanaan kegiatan terorganisir, terbinanya kerjasama, permasalahan dapat diatasi, dan bersama-sama mencapai tujuan kelompok.

Pada dasarnya tujuan dari kelompok ini adalah menciptakan masyarakat yang berdaya sehingga mampu meningkatkan pendapatan masyarakat. Pemberdayaan dilakukan tidak hanya dari segi kualitas sumber daya manusianya saja, melainkan dari berbagai bidang. Terbentuknya kelompok ini dapat mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang pada akhirnya akan meningkatkan partisipasi masyarakat atau anggota terhadap kegiatan kelompok dan terhadap pembangunan masyarakat.

(55)
[image:55.595.133.493.90.476.2]

42 Gambar I

Proses Pemberdayaan KBI-MP

D. Pertanyaan penelitian

Berdasarkan kerangka berfikir di atas dapat diajukan pertanyaan-pertanyaan penelitian, yang diharapakan mampu menjawab yang diteliti, sebagai berikut :

1. Bagaimana proses pemberdayaan masyarakat yang dilakukan dalam kelompok budidaya ikan Mina Persada (KBI-MP) ?

Kelompok budidaya Ikan Mina Persada (KBI-MP)

Masalah :

1.Pemberdayaan belum merata 2.Tingginya angka kemiskinan 3.Tingginya angka pengangguran

Upaya pemberdayaan melalui KBI-MP

Faktor penghambat &

faktor pendukung

(56)

43

a. Bagaimana keterampilan anggota kelompok dalam pengelolahan budidaya ikan air tawar ?

b. Bagaimana meningkatan kualitas sumber daya manusia/SDM dalam pengelolahan budidaya ikan air tawar ?

c. Bagaimana perkembangan budidaya ikan air tawar ?

2. Apa faktor pendukung dan faktor penghambat pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui kelompok budidaya ikan Mina Persada (KBI-MP) ? a. Apa faktor pendukung pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui

kelompok budidaya ikan mina persada ?

b. Apa faktor penghambat pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui kelompok budidaya ikan mina persada ?

c. Bagaimana pengurus mengatasi hambatan tersebut ?

3. Bagaimana dampak pemberdayaan warga Desa Timbulharjo melalui kelompok budidaya ikan Mina Persada (KBI-MP) ?

a. Adakah peningkatan pendapatan anggota kelompok terhadap budidaya ikan mina persada ?

b. Apakah hasil pendapatan dari pengelolaan ikan selalu meningkat disetiap kali panen ?

(57)

44 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, jenis pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Permasalahan yang muncul dalam penelitian ini adalah pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui budidaya ikan air tawar sehingga diperlukan data dan informasi yang diolah dalam bentuk deskripsi atau penggambaran mengenai pelaksanaan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh KBI-MP.

Menurut Bogdan dan Tylor (dalam Imam Gunawan, 2013: 82) metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang, dapat diamati yang diarahkan pada latar dan individu secara holistik (utuh).

Sementara itu, menurut sugiono, (2009: 15) metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositifme, digunakan untuk meneliti suatu kondisi secara natural / secara kondisi alamiah. Hal ini berarti penelitian kualitatif bertujuan untuk memperoleh data yang komprehensif (menyeluruh).

(58)

45

yang diperoleh bukan merupakan hasil rekayasa atau manipulasi karena tida ada unsur atau variabel lain yang mengontrol.

Atas dasar hal tersebut, maka peneliti memilih untuk menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Dengan demikian, tujuan yang ingin dicapai dari penggunaan pendekatan penelitian kualitatif dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi yang lengkap dan mendalam mengenai pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui budidaya ikan air tawar di kelompok budidaya ikan Mina Persada (KBI-MP) di Desa Timbulharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul.

B. Setting, Tempat dan Waktu Penelitian 1. Setting Penelitian

Setting yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui budidaya ikan Mina Persada (KBI-MP) dari perencanaan pelaksanaan hingga dampak yang dirasakan pada kelompok budidaya ikan Mina Persada (KBI-MP) Desa Timbulharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul. Wawancara akan dilaksanakan pada saat pertemuan rutin seluruh pengurus seminggu sekali di rumah ketua pengurus dan observasi dilaksanakan dikolam serta melakukan wawancara dengan warga setempat.

(59)

46

a. Belum pernah dilakukan penelitian tentang pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui budidaya ikan air tawar di Mina Persada yang dapat mendorong masyarakat untuk mandiri.

b. Budidaya ikan air tawar merupakan usaha yang sedang banyak dilakukan dalam masyarakat karena memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi.

c. Oleh karena bidang penelitian yang akan dikaji terkait dengan jurusan pendidikan luar sekolah (PLS) mengenai pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat melalui budidaya ikan air tawar, Mina persada telah menyelenggarakan usaha-usaha pemberdayaan sehingga tempat tersebut tepat dan cocok dijadikan sebagai setting penelitian.

2. Tempat Penelitian

Tempat yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah Kelompok Budidaya Ikan Mina Persada (KBI-MP) di Dusun Pacar, Desa Timbulharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul.

Hal yang menjadi pertimbangan penelitian memilih kelompok budidaya ikan Mina Persada (KBI-MP) sebagai setting penelitian yaitu:

(60)

47

b. Budidaya ikan air tawar merupakan usaha yang sedang banyak dilakukan dalam masyarakat karena memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi dan dapat membantu perekonomian masyarakat terutama pembina kelompok.

c. Karena bidang penelitian yang akan dikaji terkait dengan jurusan Pendidikan Luar Sekolah (PLS) mengenai pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat, melalui budidaya ikan air tawar Mina Persada KBI-MP telah menyelenggarakan usaha-usaha pemberdayaan sehingga tempat tersebut tepat dan cocok dijadikan sebagai setting penelitian.

3. Waktu penelitian

Waktu penelitian untuk mengumpulkan data akan dimulai pada bulan November 2016. Dalam penelitian ini peneliti berinteraksi langsung dengan subyek penelitian dengan tujuan memperoleh data secara akurat. Pelaksanaan pengumpulan data dilakukan di KBI-MP Desa Timbulharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul. Tahap-tahap yang dilakukan dengan penelitian ini adalah:

a. Tahapan penelitian data awal yaitu melakukan observasi awal untuk mengetahui lokasi KBI-MP, pelaksanaan kegiatan dan wawancara pada pembina kelompok.

(61)

48

c. Tahap perijinan. Pada tahap ini akan dilakukan pengurusan ijin untuk penelitian di kelompok budidaya ikan Mina Persada

d. Tahap pengumpulan data dan analisis data. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan terhadap data-data yang sudah didapat dari penelitian dan dilakukan analisis data.

e. Tahap penyusunan laporan. Tahap ini dilakukan untuk menyusun seluruh data dari hasil penelitian yang dilakukan dan disusun sebagai laporan pelaksanaan penelitian.

C. Subyek penelitian

Menurut Andi Prastowo, (2011: 143) subyek penelitian adalah subyek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti. Sumber data dalam penelitian ini didapat berupa benda gerak, orang atau proses tertentu. Peneliti menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi dalam mengumpulkan data, maka sumber data adalah dengan cara wawancara, pengamatan tempat, serta gambar sebagai dokumentasi.

(62)

49

1. Mereka yang mengusai dan memahami sesuatu melalui proses enkluturasi, sehingga sesuatu itu bukan sekedar diketahui, tetapi juga dihayatinya.

2. Mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat pada kegiatan yang tengah diteliti.

3. Mereka yang mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi.

4. Mereka yang tidak cederung menyampaikan informasi hasil “kemasannya” sendiri.

5. Mereka yang pada mulanya tergolong “cukup asing”dengan peneliti sehingga lebih mengaraihkan untuk dijadikan semacam guru atau nara sumber (Sugiono, 2014: 303).

Menurut Sugiono (2011: 301) menyatakan bahwa purpose sumpling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Oleh karena itu, sesuai fokus penelitian beberapa orang yang dipandang layak dijadikan informasi sumber data sesuai dengan tujuan awal penelitian. Sebyek penelitian yang ditentukan oleh peneliti yaitu:

a. Ketua Pengelola kelompok budidaya ikan Mina Persada (KBI-MP) b. Anggota budidaya ikan Mina Persada (KBI-MP)

(63)

50 D. Metode Pengumpulan Data

Menurut Sugiono (2011: 308) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utamanya adalah mendapatkan data. Untuk memperoleh jenis data yang dibutuhkan, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara merupakan bentuk pengumpulan data yang paling sering digunakan dalam penelitian kualitatif. Menurut Lexy J.Moleong (2009: 186) wawancara merupakan percakapan denganmaksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewer) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Menurut Esterbeg dalam Sugiono (2011: 316) mendefisikan wawancara sebagai pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

(64)

51

permasalahan lebih bebas dan terbuka dimana pihak terwawancara diminta pendapat dan ide-idenya.

Menurut Zainal Arifin (2011: 233), wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung dengan respon untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Burhan Bungin (2011: 122), wawancara mendalam adalah:

proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka anatar pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama

Wawancara memerlukan pertanyaan-pertanyaan yang secara umum dan bersifat terbuka yang dirancang untuk memunculkan pandangan dan opini dari para partisipan. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur yakni wawancara yang pertanyaan-pertanyaannya sudah ditetapkan sebelumnya oleh pewawancara. Wawancara dilakukan kepada pembina, pengurus, anggota kelompok dan masyarakat sekitar lokasi budidaya ikan air tawar Mina Persada.

(65)

52

anggota kelompok budidaya ikan Mina Persada sebagai bagian dari masyarakat.

2. Observasi Partisipatif

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif dan rasional mengenai beberapa fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu (Zainal Arifin, 2011: 231).

Dilihat dari teknik pelaksanaanya, observasi dapat ditempuh melalui tiga cara yaitu, observasi langsung, observasi tidak langsung, dan observasi partisipatif. Observasi partisipasif yaitu observasi yang dilakukan dengan cara ikut ambil bagian atau melibatkan diri dalam situasi objek yang diteliti (Zainal Arifin, 2011: 231).

(66)

53 3. Dokumentasi

Menurut (Haris Heriansyah, 2011: 34) studi dokumentasi merupakan salah satu yang dapat dilakukan untuk mendapatkan gambaran dari sudut pandang infroman melalaui suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang tertulis atau dibuat langsung oleh infroman yang bersangkutan.

Dokumentasi merupakan sebuah kata yang berasal dari kata dokumen. Kata dokumen sendiri berasal dari bahasa latin yaitu docere, berarti mengajar. Pengertian dari kata dokumen menurut Gottschalk dalam Imam Gunawan (2013: 175) seringkali digunakan para ahli dalam dua pengertian, yaitu pertama, berarti sumber tertulis dari bagi informasi sejarah sebagai kebalikan daripada kesaksian lisan, artefak, peninggalan-peninggalan terlukis, dan petilasan-petilasan arkeologis.

(67)

54

[image:67.595.153.509.249.670.2]

Dokumentasi penelitian ini berhubungan dengan masalah penelitian untuk melengkapi data hasil wawancara. Dokumentasi ini diambil dari data-data dan catatan yang ada di budidaya ikan air tawar Mina Persada.

Tabel 2 teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

No Aspek Sumber data Metode

1 Proses pemberdayaa n dalam pembudidaya ikan air tawar Mina Persada Anggota kelompok, masyarakat, pengurus dan pembina

a. Wawancara untuk mengetahui upaya kelompok

b. Observasi untuk mengamati upaya yang dilakukan

c. Dokumentasi 2 Faktor

penghambat dalam pelaksanaan kegiatan Mina Persada Anggota kelompok, masyarakat, pengurus dan pembina

a. Wawancara untuk mengetahui faktor penghambat kegiatan Mina Persada

b. Observasi untuk mengamati faktor penghambat kegiatan 3 Faktor

pendukung dalam pelaksanaan kegiatan Anggota kelompok, masyarakat, pengurus dan pembina

a. Wawancara untuk mengetahui faktor pendukung kegiatan Mina Persada

b. Observasi untuk mengamati faktor pendukung kegiatan 4 Implementasi

kegiatan Mina Persada

Anggota kelompok, masyarakat, pengurus dan pembina

a. Wawancara untuk mengetahui implementasi kegiatan Mina Persada

b. Observasi untuk mengamati implementasi kegiatan

c. Dokumentasi berupa foto sebagai bukti kegiatan

5 Dampak pemberdayaa n melalui budidaya ikan air tawar

Anggota kelompok, masyarakat, pengurus dan pembina

a. Wawancara untuk mengetahui dampak pemberdayaan

(68)

55 E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi isntrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif sebagai perencanaan, pelaksanaan pengumpulan data, analisis, penafsiran data, dan pelapor hasil penelitiannya. Menurut Sugiono (2011: 306) penelitian kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya.

Menurut Cuba dan Lincoln apabila metode penelitian telah jelas kualitatif, maka instrumen yang digunakan yaitu manusia (Zainal Arifin, 2011: 169) ciri-ciri umum manusia sebagai instrumen mencakup segi responsif, dapat menyesuaikan diri, menekankan keutuhan, mendasarkan diri atas perluasan pengetahuan, memproses data secepatnya, memanfaatkan kesempatan untuk mengklarifikasi dan mengaikhtisarkan, memanfaatkan kesempatan untuk mencari respons yang tidak lazim atau indiosinkratik. Menurut Meleong, (2009: 169) peneliti mendapatkan informasi yang mendalam karena dibantu dengan alat-alat pengumpul data yang mencakup pedoman wawancara, pedoman observsi, pedoman dokumentasi, alat perekam, kamera, dan alat tulis lainnya.

(69)

56

dikembangkan suatu instrumen. Instrumen lain yang menemani peneliti dalam meneliti adalah pedoman wawancara dan pedoman dokumentasi yang dibuat sendiri oleh peneliti.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dimulai saat pengumpuland data berlangsung, data diperoleh dari berbagai sumber dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. Dalam hal ini kegiatan analisis dilakukan dengan cara mengelompokkan data yang diperoleh dari informan terkait dengan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui budidaya ikan air tawar Mina Persada Desa Timbulharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul, dan setelah selesai dilapangan.

Menurut John W Creswell, (2012: 274) analisis data merupakan proses berkelanjutan yang membutuhkan refleksi terus menerus terhadap data, mengajukan pertanyaan-pertanyaan analisis dan menulis catatan singkat sepanjang penelitian. Menurut Zainal Arifin, (2011: 171) analisis data adalah proses yang dilakukan secara sistemstis untuk mencari, menemukan dan menyusun transkrip wawancara, catatan-catatan lapangan dan bahan-bahan lainnya yang telah dikumpulkan peneliti dengan teknik-teknik pengumpulan data lainnya.

(70)

57

[image:70.595.173.487.144.294.2]

simpulan/verifikasi (conclusion drawing). Adapun langkah-langkah analisis data bisa dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Komponen Analisis Data

1. Reduksi data (Data Reduction)

Reduk

Gambar

Tabel 1
Gambar I
Tabel 2 teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
Gambar 2. Komponen Analisis Data
+5

Referensi

Dokumen terkait

Memusatkan semua soup kitchen di dalam satu tempat merupakan langkah yang tidak bijak kerana institusi sebesar itu sewajarnya memberikan perhatian kepada penyediaan kebajikan

Justeru, kertas kerja ini akan memperlihatkan bagaimana hubungan timbal balas antara pemimpin dengan rakyat bukan sekadar memperlihatkan ciri-ciri pemimpin yang baik tetapi

Pertimbangan Hukum pada putusan Nomor 45/Pdt.G/2017/MS.Aceh tentang Cerai Talak ini; bahwa, judex facti Mahkamah Syar’iyah Banda Aceh telah salah dan keliru dalam penerapan

Di Indonesia kentang digunakan sebagai bahan untuk sayur dan lauk pauk, tetapi sering juga dibuat macam-macam kue/penganan Kentang pada umunya dibuat

 Bahan dan Metode harus secara jelas dan ringkas menguraikan penelitian dengan rincian secukupnya sehingga memungkinkan peneliti lain untuk mengulangi percobaan

Tidak semua informan masyarakat gunung terang menjadikan pengalaman yang sama dalam mengambil tindakan atau tanggapan untuk menonton tayanga mikrofon pelunas hutang,

[r]

Untuk bisa mengambil suatu barang dari logam (contoh obeng besi) hanya dengan sebuah magnet misalkan pada peralatan perbengkelan biasanya dilengkapi dengan hanya dengan sebuah