Konsep Dasar Pemberdayaan Masyarakat
Oleh: Wiyono T Putro
Email: [email protected] HP: 08112502512
Matakuliah Sertifikasi Kompetensi
Program Studi Sarjana Terapan Pengelolaan Hutan
Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada
PERGESERAN
Paradigma Pembangunan
Pengertian Pembangunan
▪ Pembangunan merupakan suatu proses perubahan menuju kondisi masyarakat yang lebih baik dengan nilai-nilai
kemanusiaan yang memungkinkan suatu masyarakat
mempunyai kontrol yang lebih besar terhadap lingkungan dan tujuan politiknya juga memungkinkan warganya memperoleh kontrol yang lebih terhadap diri mereka (Innayatullah, 1976).
▪ Pembangunan merupakan suatu proses sosial yang bersifat partisipatoris secara luas untuk memajukan keadaan sosial dan material bagi mayoritas masyarakat melalui manfaat yang diperoleh serta kontrol terhadap lingkungan (Rogers, 1983).
▪ Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang bersifat multidimensi kondisi untuk mewujudkan hubungan yang serasi antara kebutuhan (needs) dan sumber daya (resources) melalui pengembangan kapasitas masyarakat (Bjorn, 2001).
Sumber: Soeprapto, T., 2019
Pergeseran Paradigma Pembangunan
No. Production Centered Development People Centered Development
1. Sentralisasi Desentralisasi
2. Mobilisasi (Top-down) Partisipsi (Bottom-up)
3. Penaklukan Pemberdayaan
4. Eksploitasi Pelestarian
5. Hubungan fungsional Jaringan sosial
6. Nasional Teritorial (Local specific)
7. Ekonomi konvensional Keswadayaan lokal
8. Tidak lestari Lestari
Sumber: Nasdian, F.T. 2015.
Pembangunan
BERKELANJUTAN
▪ Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang bertujuan mewujudkan terciptanya kehidupan yang lestari dan berkeadilan secara ekonomi, sosial, dan lingkungan.
▪ Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan ekonomi yang berwawasan lingkungan.
▪ Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia masa kini tanpa harus mengurangi kemampuannya untuk
memenuhi kebutuhan generasi yang akan datang.
▪ Setiap generasi harus mewariskan lingkungan hidup yang sehat dan utuh, untuk menjamin sumber daya alam pada generasi berikutnya.
Sumber: Mitchell, dkk., 2000.
Pengertian Pembangunan Berkelanjutan
Dimensi Pembangunan Berkelanjutan
SUSTAINABLE DEVELOPMENT
P E O P L E Pembangunan Sosial
P L A N E T
Pembangunan Ekologi P R O F I T
Pembangunan Ekonomi
T R I P L E B O T T O M L I N E
Adalah konsep pengukuran kinerja suatu usaha secara “holistik” dengan memperhatikan kinerja ekonomis berupa perolehan profit, ukuran
kepedulian sosial, dan pelestarian lingkungan (People-Planet-Profit)
Sustainable Development Goals (SDG’s)
Empat Pilar Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia yaitu:
P. Sosial – P. Ekonomi – P. Lingkungan – P. Hukum & Tata Kelola
SDGs
Sumber: BAPENAS, 2020
Sustainable Development Goals (SDG’s)
Hasil Sidang Umum PBB pada tanggal 25 – 27 September 2015 disepakati ada 17 tujuan pembangunan berkelanjutan 2016 - 2030.
Sumber: BAPENAS, 2020
Keterkaitan Pemberdayaan Masyarakat dengan Pembangunan Berkelanjutan
Sumber: Subejo dan Supriyanto, 2005; Mardikanto, T. dan Soebiato, P. 2015.
Community Empowerment
▪ Self-organizing
▪ Self-reliance
Sustainable Development - Economy, Ecology, Social-
External - Factors/Activities Internal
- Factors/Activities
Market Mechanism Production
Mechanism
Social Mechanism
Ecology Mechanism RURAL
COMMUNITY
PENGERTIAN
Pemberdayaan Masyarakat
Menurut Subejo dan Supriyanto (2005)
Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu upaya yang disengaja untuk memfasilitasi masyarakat lokal dalam merencanakan, memutuskan, dan mengelola sumberdaya lokal yang dimiliki melalui collective action dan networking sehingga pada akhirnya mereka memiliki kemampuan dan kemandirian secara ekonomi, ekologi, dan social.
Pengertian Pemberdayaan Masyarakat
Menurut Sunyoto Usman (2004)
Pemberdayaan merupakan sebuah proses untuk memperkuat kemandirian masyarakat (community self reliance).
Menurut Word Bank (2002)
Pemberdayaan adalah perluasan asset dan kemampuan masyarakat
miskin dalam menegosiasikan dengan memengaruhi, mengontrol dan
mengendalikan institusi yang memengaruhi kehidupannya.
Pengertian Pemberdayaan Masyarakat
Menurut Mardikanto & Soebiato (2015)
Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu proses perubahan sosial, ekonomi dan politik untuk memberdayakan dan
memperkuat kemampuan masyarakat melalui proses belajar bersama yang partisipatif, agar terjadi perubahan perilaku pada diri semua stakeholders (individu, kelompok, kelembagaan) yang terlibat dalam proses pembangunan, demi terwujudnya
kehidupan yang berdaya, mandiri, dan partisipatif yang semakin
sejahtera secara berkelanjutan.
FILOSOFI
Pemberdayaan Masyarakat
Filosofi Pemberdayaan Masyarakat
3T
Teach, Truth, & Trust
(Pendidikan, Kebenaran, Kepercayaan)
Artinya, pemberdayaan merupakan kegiatan pendidikan untuk menyampaikan kebenaran-kebenaran yang telah diyakini kebenarannya.
Dengan kata lain, dalam pemberdayaan, masyarakat dididik untuk menerapkan setiap inovasi yang telah teruji kebenarannya dan diyakini akan dapat memberikan manfaat bagi perbaikan kesejahteraan masyarakat.
Sumber: Mardikanto, T. dan Soebiato, P. 2015.
PRINSIP
Pemberdayaan Masyarakat
Prinsip Pemberdayaan Masyarakat
Sumber: Zubaedi. 2013.
Menurut Asian Development Bank (ADB)
Pemberdayaan memiliki lima karakteristik sebagai berikut:
1. Local based, yaitu perencanaan dan pelaksanaan program pemberdayaan dilaksanakan pada lokasi setempat dan melibatkan sumber daya lokal dan hasilnya pun dinikmati oleh masyarakat lokal.
2. Welfare oriented, yaitu program pemberdayaan dirancang dan dilaksanakan dengan focus untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, bukan
meningkatkan produksi.
3. Partnership based, yaitu menjalin usaha kemitraan yang saling
menguntungkan antara orang lokal dengan orang atau institusi yang lebih mampu, sehingga membuka akses orang miskin terhadap teknologi, pasar, pengetahuan, modal, manajemen dan peluang bisnis yang lebih luas.
4. Holistic, yaitu program pemberdayaan dilakukan dengan mencakup semua aspek, semua sumber daya lokal patut diidentifikasi dan didayagunakan.
5. Sustainable, yaitu program pemberdayaan sejalan dengan prinsip
pembangunan berkelanjutan, yaitu menjamin kelestarian ekonomi, social
dan lingkungan.
Tipe Partisipasi Karakteristik Partisipasi Pembagian Kekuasaan
1. Manipulasi (Manipulation)
Pemegang kekuasan mengambil keputusan dan masyarakat diikutkan sebagai atas nama atau “stempel”
1; 2 Tidak ada Partisipasi
(Non- Participation) 2. Terapi
(Theraphy)
Pemegang kekuasaan mengobati
masyarakat, karena menganggap bahwa masyarakat sedang sakit.
3. Menginformasikan (Informing)
Pemegang kekuasaan menyampaikan
informasi akan hak-hak dan tanggung jawab masyarakat.
3; 4; 5
Partisipasi Semu (Tokenism) 4. Konsultasi
(Consultation)
Pemegang kekuasaan meminta saran dan pendapat masyarakat, tapi tidak selalu dipakai.
5. Menenangkan (Placation)
Masyarakat diperbolehkan memberikan usulan dan saran, tetapi pemegang
kekuasaan yang menentukan, sehingga usulan masyarakat tidak diprioritaskan.
Sumber: Mitchell, et al. (2000:260); Nasdian (2015: 239-243); Sulistiyani (2017:125-126)
Tingkatan Partisipasi (Arsntein, 1969)
Tipe Partisipasi Karakteristik Partisipasi Pembagian Kekuasaan
6. Kemitraan (Partnership)
Adanya negosiasi dan kesepakatan saling berbagi peran dan tanggung jawab antara masyarakat dengan pihak lain.
6; 7; 8 Kekuasaan Masyarakat (Citizen Power) 7. Pendelegasian
kekuasaan
(Delegated power)
Masyarakat diberikan kekuasaan untuk suatu program atau masyarakat diberikan wakil dalam komite pembuat keputusan
8. Kontrol oleh masyarakat
(Citizen control)
Masyarakat diberikan kekuasaan dan tanggung jawab penuh untuk membuat kebijakan,
melakukan manajerial dan kontrol penuh terhadap suatu program atau sumber daya tertentu.
Sumber: Mitchell, et al. (2000:260); Nasdian (2015: 239-243); Sulistiyani (2017:125-126)
Tingkatan Partisipasi (Arsntein, 1969)
TUJUAN
Pemberdayaan Masyarakat
Tujuan Pemberdayaan Masyarakat
Sumber: Mardikanto dan Soebiato, 2015:111-112; Soeprapto, 2019:19
TUJUAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
Better Education
Better Business
Better Accessibility
Better Action
Better Institution
Better Income Better Environment
Better Living
Better Community
Tujuan Pemberdayaan Masyarakat
Menurut Mardikanto & Soebiato (2015)
1. Better Education (Perbaikan Pendidikan), artinya bahwa pemberdayaan harus dirancang sebagai suatu bentuk pendidikan yang lebih baik yang mampu menumbuhkan semangat belajar sepanjang hayat.
2. Better Accessibility (Perbaikan Aksesibilitas), artinya bahwa pemberdayaan harus mampu memperbaiki aksesibilitas masyarakat terhadap sumber
informasi, inovasi, pembiayaan, penyedia produk dan peralatan, serta Lembaga pemasaran.
3. Better Action (Perbaikan Tindakan), artinya bahwa pemberdayaan harus mampu menumbuhkan tindakan-tindakan atau aksi masyarakat yang
semakin baik.
4. Better Institution (Perbaikan Kelembagaan), artinya bahwa pemberdayaan harus mampu memperbaiki kelembagaan dan pengembangan jejaring
kemitraan usaha.
Sumber: Mardikanto, T. dan Soebiato, P. 2015.
Tujuan Pemberdayaan Masyarakat
Menurut Mardikanto & Soebiato (2015)
5. Better Business (Perbaikan Usaha), artinya pemberdayaan harus mampu memperbaiki usaha atau bisnis yang dilakukan oleh masyarakat.
6. Better Income (Perbaikan Pendapatan), artinya pemberdayaan harus mampu memperbaiki sumber dan jumlah pendapatan keluarga dan masyarakat.
7. Better Environment (Perbaikan Lingkungan), artinya pemberdayaan harus mampu meperbaiki kondisi lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial.
8. Better Living (Perbaikan Kehidupan), artinya pemberdayaan harus mampu memperbaiki kondisi kehidupan setiap keluarga dan masyarakat.
9. Better Community (Perbaikan Masyarakat), artinya pemberdayaan harus mampu mewujudkan kondisi dan tatanan masyarakat yang lebih baik.
Sumber: Mardikanto, T. dan Soebiato, P. 2015.
RUANG LINGKUP
Pemberdayaan Masyarakat
Proses Pemberdayaan Masyarakat
Collective Action MODAL
SOSIAL
Modal Fisik
&
Modal Finansial
Dukungan Penyuluhan, Informasi & Teknologi
Perubahan Sosial
Program Pemberdayaan
Masyarakat
Dukungan Kebijakan, Modal & Pasar
Modal SDM
&
Modal SDA
Pemerintah/Pemda BPDLH/Bank Industri/Market
Pemerintah/Pemda Perguruan Tinggi NGO Industri/Market
Ruang Lingkup Pemberdayaan Masyarakat
Sumber: Mardikanto, T. dan Soebiato, P. 2015.
Pengembangan Manusia/SDM Pengembangan
Lingkungan
Pengembangan Usaha/Bisnis
Pengembangan Kelembagaan
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Komponen-komponen kelembagaan: person, kepentingan, aturan, & struktur Jenis komoditas, manajemen
produksi, pemasaran, keuangan, & administrasi
Pembinaan kapasitas kepribadian, professional,
pengembangan diri Pembinaan lingkungan
fisik, dan lingkungan sosial
Ruang Lingkup Pemberdayaan Masyarakat Dalam Program Perhutanan Sosial
Program Pengelolaan Hutan Lestari
Kelola
Usaha Kelola
Kawasan Kelola
Kelembagaan
✓
Aspek Ekonomi
✓
Aspek Ekologi
✓
Aspek Sosial
Kelola Kawasan:
✓ Luas dan batas kawasan hutan
✓ Pembagian kawasan huatn
✓ Jenis SDA
✓ Perlindungan &
pengamanan SDA
✓ Pengelolaan SDA Kelola Usaha:
✓ Pemanfaatan SDA
✓ Jaringan pemasaran
✓ Akses permodalan
✓ Akses informasi dan teknologi
✓ Kerjasama &
kemitraan usaha
Kelola Kelembagaan:
✓ Legalitas kelompok
✓ Struktur organisasi &
pengurus kelompok
✓ Peraturan kelompok
✓ Program kerja kelompok
✓ Pengelolaan administrasi &
dokumentasi kelompok
✓ Pengelolaan keuangan &
asset kelompok
TAHAPAN
Pemberdayaan Masyarakat
Tahapan Pemberdayaan Masyarakat
Menurut Suharto (1997)
1. Pemungkinan (Enabling), yaitu menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang secara optimal.
2. Penguatan (Empowering), yaitu meningkatkan kapasitas dengan cara memperkuat potensi pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhannya.
3. Perlindungan (Protecting), yaitu melindungi masyarakat yang lemah agar tidak
tertindas oleh kelompok kuat, menghindari terjadinya persaingan yang tidak seimbang antara pihak yang kuat dengan yang lemah, serta mencegah terjadinya eksploitasi kelompok kuat terhadap kelompok lemah.
4. Pendampingan (Facilitating), yaitu memberikan bimbingan dan dukungan agar masyarakat mampu menjalankan peran dan tugas kehidupannya.
5. Pemeliharaan (Maintaining), yaitu memelihara kondisi kondusif agar tetap terjadi keseimbangan distribusi kekuasaan antar berbagai kelompok dalam masyarakat.
Enabling Empowering Protecting Facilitating Maintaining
Tahapan Pemberdayaan Masyarakat Menurut United Nation
Sumber: Mardikanto, T. dan Soebiato, P. 2015.
1. Mengetahui karakteristik masyarakat lokal
2. Mengumpulkan pengetahuan masyarakat lokal 3. Mengidentifikasi para pemimpin lokal
4. Menstimuli masyarakat memecahkan masalah 5. Mendiskusikan masalah masyarakat
6. Menentukan masalah utama/prioritas
7. Membangun rasa percaya diri masyarakat 8. Menetapkan program prioritas
9. Memobilisasi sumber daya 10. Melaksanakan program
11. Meningkatkan kemandirian masyarakat
PROSES ADOPSI INOVASI
Dalam Pemberdayaan Masyarakat
Karakteristik inovasi/program yang mempengaruhi tingkat adopsi:
1. Relative advantages (keuntungan relatif), yaitu apakah inovasi tersebut memberikan keuntungan relative bagi mereka yang menerimanya.
2. Compatibility (keserasian), yaitu apakah inovasi tersebut serasi dengan nilai-nilai, sistem kepercayaan, gagasan sebelumnya, kebutuhan, selera, adat istiadat yang dimiliki masyarakat tersebut.
3. Complexity (kerumitan), yaitu apakah inovasi tersebut dirasakan rumit. Pada umumnya masyarakat kurang berminat pada hal-hal yang rumit, karena sukar dipahami dan menambah beban baru.
4. Trialability (dapat dicoba), yaitu apakah apakah inovasi tersebut dapat diujicobakan. Suatu inovasi yang dapat diujicobakan akan lebih mudah diterima, karena untuk menghindari risiko.
5. Observability (dapat dilihat), yaitu apakah inovasi tersebut dapat dilihat langsung hasilnya. Suatu inovasi yang dapat diamati langsung hasilnya akan lebih mudah diterima dibanding dengan sesuatu yang abstrak yang hanya dapat dibayangkan.
Sumber: Valera, 1987, Rogers, 1995; Nasution, 2009; Van den Ban & Hawkins, 1999
Karakteristik Inovasi/Program
Model proses adopsi terhadap suatu inovasi/program:
1. Awareness (kesadaran), yaitu mulai sadar akan adanya inovasi yangg ditawarkan.
2. Interest (ketertarikan), yaitu adanya minat yang ditandai dg keinginan untuk bertanya atau mengetahui lebih banyak terhadap inovasi yang ditawarkan.
3. Evaluation (penilaian), yaitu penilaian terhadap baik-buruk, untung-rugi, manfaat-mudhorat inovasi yang ditawarkan.
4. Trial (uji coba), yaitu mencoba dalam skala kecil atau mencoba sendiri tujuannya untuk meyakinkan penilaiannya sebelum menerapkan untuk skala yang lebih luas.
5. Adoption/rejection (menerima/menolak), yaitu mengadopsi atau menolak inovasi dengan penuh keyakinan berdasarkan penilaian atau uji coba yang telah dilakukan sendiri.
Sumber: Rogers, 1962
5. Adoption/
Rejection 4. Trial
3. Evaluation 2. Interest
1. Awareness
Proses Adopsi Terhadap Inovasi/Program
1. Setiap orang tidak mengadopsi pada saat yang bersamaan.
2. Adopsi final bukan merupakan adopsi permanen.
3. Sumber informasi dapat dimanfaatkan dalam proses adopsi.
4. Beberapa orang akan menerima saran/ pengaruh dari orang lain (teman).
5. Percepatan adopsi dapat diupayakan melalui media pendidikan.
Prinsip-prinsip Proses Adopsi thd Inovasi/Program
Sumber: Rogers, 1995;
Klasifikasi Masyarakat dalam Mengadopsi Suatu Inovasi/Program
16%
34%
13,5% 34%
2,5%
PERAN
Pendamping Masyarakat
Peran Pendamping Masyarakat
HPHT
Helping People to Help Themselves
Artinya:
✓ Fasilitator/Pendamping Masyarakat harus bekerja bersama masyarakat, tetapi bukan bekerja untuk masyarakat. Penyuluh/Fasilitator bukan penentu atau pemaksa, tetapi harus mampu menumbuhkan, menggerakkan dan
memelihara partisipasi masyarakat.
✓ Fasilitator/Pendamping Masyarakat tidak boleh menciptakan
ketergantungan, tetapi harus mampu mendorong terciptanya kreativitas dan kemandirian/ keswadayaan masyarakat.
✓ Fasilitator/Pendamping Masyarakat harus selalu berorientasi pada terwujudnya kesejahteraan ekonomi masyarakat dan meningkatkan harkatnya sebagai manusia.
Sumber: Mardikanto, T. dan Soebiato, P. 2015.
Falosifi Pendidikan
Ki Hajar Dewantoro
1. Ing ngarso sung tulodo: pendamping masyarakat harus mampu memberikan contoh/teladan bagi masyarakat sasarannya.
2. Ing madyo mangun karso: pendamping masyarakat harus mampu menumbuhkan inisiatif, mendorong kreativitas, semangat, dan
motivasi untuk selalu belajar dan mencoba inovasi baru.
3. Tut wuri handayani: pendamping masyarakat harus mau menghargai dan mengikuti keinginan masyarakat, sepanjang tidak melanggar
aturan dan demi tercapainya tujuan penyuluhan yaitu perbaikan kesejahteraan masyarakat.
Sumber: Mardikanto, 2014; Pakpahan, 2017
Konsep Ki hajar Dewantoro: 3T
➔
(Titeni→
Tiru→
Tambahi) ATM➔
(Amati→
Tiru→
Modifikasi)Peran Pendamping Masyarakat
Inisiatif & Peran Pendamping Masyarakat Dalam Proses Pemberdayaan Masyarakat
Sumber: Subejo dan Supriyanto, 2005
Inisiatif & peran masyarakat lokal semakin meningkat
A W
A L P RO
G R A M
AK H
I R P RO
G R A M
Inisiatif & peran pendamping masyarakat semakin berkurang
Pada awal program inisiatif & peran pendamping lebih dominan kemudian semakin berkurang.
Sebaliknya pada akhir program inisiatif & peran masyarakat lokal semakin meningkat dan dominan.
Instagram/Facebook/YouTube/Twitter: wiyono putro
Terima Kasih