INSPEKTORAT JENDERAL
KASTOLAN
Sekretaris Itjen Kemenag
Etika dan Integritas
Kepemimpinan Pancasila
Etika
Istilah etika berasal dari bahasa Yunani, yaitu ethos yang artinya
tempat tinggal, kandang, kebiasaan, sikap, watak, atau cara berpikir.
Sehingga etika
adalah nilai dan norma
moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu
kelompok
dalam mengatur tingkah lakunya.
Konsep Etika dan Integritas
Integritas
Sikap dan tindakan yang mencerminkan keselarasan antara hati, pikiran, perkataan, dan perbuatan, sebagai pribadi
atau Pegawai ASN dalam
melaksanakan tugas secara baik dan benar.
(Pasal 4 ayat (2) PMA 12/2019)
Konsep Etika dan Integritas
Aparatur Sipil Negara (ASN)
ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.
UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Pancasila
“Sekarang banyaknya prinsip:
kebangsaan, Internasionalisme,
mufakat, kesejahteraan, dan ketuhanan, lima bilangannya. Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini
dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa - namanya ialah Pancasila.
Sila artinya asas atau dasar, dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi.”
(Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni 1945)
Kedudukan Pancasila
1. Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
2. Pancasila sebagai Jiwa, Semangat, dan Nilai
Pembukaan UUD NRI Tahun 1945
Konsep Etika, dan Integritas dalam
Konteks Kepemimpinan Pancasila, Tugas dan Fungsi ASN
Etika dan integritas yang diterapkan dengan sungguh- sungguh menjadi cerminan dari sikap bela negara yang
diwujudkan dalam bentuk sesuai dengan profesi setiap
individu, dalam hal ini kaitannya dengan ASN.
Konsep Etika, dan Integritas dalam
Konteks Kepemimpinan Pancasila, Tugas dan Fungsi ASN
Pancasila menjadi kendali atas setiap langkah yang dilakukan ASN dalam menjalankan tugasnya. Nilai sila kelima, “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” menjadi pedoman untuk melayani setiap warga tanpa pandang suku, ras, atau agama.
Melayani mereka Pancasila menjadi kendali atas setiap langkah yang dilakukan ASN dalam menjalankan tugasnya.
Nilai sila kelima, “keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia” menjadi pedoman untuk melayani setiap warga
tanpa pandang suku, ras, atau agama. Melayani mereka
Karakter Pemimpin yang Berintegritas
CHARACTER
5 C
Memiliki karakter/akhlak yang baik CONCEPT
Memiliki wawasan kebangsaan COMPETENCE
Memiliki kemampuan untuk mengembangkan organisasi
CONNECTION
Memiliki kemampuan dalam menciptakan jejaring kerja internal dan eksternal
COMMITMENT
Memiliki kemauan yang kuat untuk
mengembangkan organisasi
“Integritas PNS” diartikan sebagai pernyataan atau janji kepada diri sendiri
sebagai aparatur pemerintah tentang komitmen melaksanakan seluruh tugas,
fungsi, tanggung jawab, wewenang dan peran sesuai dengan peraturan perundang-
undangan dan kesanggupan untuk tidak melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme.
Serta menjadi PNS yang mempunyai etika sesuai dengan nilai-nilai sesuai nilai dan
norma pancasila.
Pemimpin yang Berintegritas
MENJAGA INTEGRITAS
MEMPERTAHANKAN MENINGKATKAN
Kementerian Agama telah memiliki kebijakan untuk menjaga integritas ASN:
1. Peraturan Menteri Agama Nomor 12 Tahun 2019 tentang Kode Etik Dan Kode Perilaku Pegawai Aparatur Sipil Negara Kementerian Agama
2. Keputusan Menteri Agama Nomor 184 Tahun 2018 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani Pada Kementerian AGama
Kompetensi Manajerial
ASN
ITJEN KEMENAG
Penyebab Rendahnya Integritas
Hal lain yang dapat menimbulkan korupsi ialah sistem yang lemah, sistem yang
buruk, dan sistem yang gagal. Guna memperbaiki hal tersebut maka diperlukan pemimpin yang visioner sehingga terwujudnya pemerintahan yang
baik atau good governance
KEINGINAN
KESEMPATAN KEBUTUHAN
RENDAHNYA HUKUM
Meningkatkan Integritas
1. Tetapkan nilai-nilai diri
Langkah pertama adalah menetapkan nilai-nilai diri Anda. Ini adalah prinsip-prinsip yang penting dan berarti bagi Anda. Jika masih kesulitan mengetahui nilai-nilai diri Anda, cobalah dua hal berikut:
a. Identifikasi panutan Anda dan tuliskan mengapa Anda menjadikannya sebagai panutan. Sebagai contoh, jika Anda seorang muslim, panutan Anda mungkin nabi Muhammad SAW.
b. Atau, jika Anda seorang penyuka teknologi, Steve Jobs mungkin saja menjadi panutan Anda. Siapa pun panutan Anda, tuliskan mengapa Anda menjadikannya sebagai panutan.
c. Pikirkan apa yang membuat Anda bahagia atau sedih, lalu gali nilai-nilai di balik semua itu. Misalnya, ketika Anda berada di puncak karier, ketahui nilai-nilai apa yang membawa Anda ke sana.
2. Buat paradigma baru tentang uang
Integritas seseorang bisa dihapus oleh kesombongan, kepentingan diri sendiri dan golongan, keserakahan, dan kekuasaan.
Pangkal dari semua itu adalah uang. Oleh karena itu, buat paradigma baru tentang uang.
Sebagai contoh, jika selama ini Anda memandang uang itu segalanya dan segalanya perlu uang, ubah menjadi uang itu penting namun bukan segalanya. dengan paradigma uang bukan segalanya, Anda akan memiliki kompas moral dan bertindak untuk mencari berkah. Bukankah hidup ini indah kalau mencari berkah?
Meningkatkan Integritas
3. Jaga ucapan
Jaga ucapan sehingga tidak memberi janji yang tidak bisa tepati. Sebagai contoh, jika tidak punya waktu menghadiri suatu pertemuan, hindari berjanji akan datang ke pertemuan tersebut. Katakan bahwa tidak bisa menghadirinya karena sedang sibuk dengan pekerjaan atau yang lainnya.
4. Katakan yang sejujurnya
Hindari berbohong. Mengapa? Karena kebohongan akan meracuni hati, pikiran, dan tindakan. Meskipun berat, katakan yang sejujurnya (apa adanya). Dengan berkata yang sejujurnya, tidak akan berpura-pura, bermuka dua, atau manipulatif.
5. Bertanggung jawab
Bertanggung jawablah untuk semua tindakan. Sebagai contoh, jika tindakan berujung kesalahan, jangan cuci tangan atau menyalahkan orang lain. Akuilah kesalahan tersebut merupakan tanggung jawab dan segera perbaiki dengan menggunakan sumber daya yang miliki. Contoh lain, jika berjanji akan menyelesaikan laporan pada hari Kamis, tepatilah janji tersebut. Buatlah komitmen pada diri sendiri dan berfokuslah sehingga bisa menyelesaikan laporan tersebut tepat waktu.
Meningkatkan Integritas
6. Analisis setiap keputusan yang diambil
Jika ada seorang pejabat, analisislah setiap keputusan yang akan diambil. Sebagai contoh, jika tergoda melakukan tindakan korupsi, bayangkan ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi dan wajah terpampang di media massa dan media sosial. Dengan menganalisis keputusan, akan sadar mana yang benar dan mana yang salah. Ini juga sekaligus akan mengesampingkan pembenaran tindakan salah yang akan dilakukan.
7. Bergaul dengan orang-orang yang berintegritas
Bergaulah dengan orang-orang yang berintegritas juga. Dengan demikian, akan malu berbuat yang tidak sesuai aturan. Sebagai contoh, ada seorang karyawan yang memiliki rekan-rekan kerja yang menghargai waktu kerja. akan malu jika Anda mengajak mereka untuk buang-buang waktu kerja.
Konsistensi antara tindakan dengan prinsip dan nilai –
nilai
Kepatuhan yang kuat pada kode etik
dan aturan perilaku
Keberanian moral untuk menolak godaan berperilaku
niretik
Personal Organisasion
al Publik Nasional
Bagaimana penerapannya di tingkat:
Integritas
Keutamaan dan otonomi moral
Satunya kata dan perbuatan
Setia pada prinsip – prinsip
yang
merepresentasik an identitas diri.
Integritas personal tidak hanya persetujuan atas nilai – nilai tertentu namun juga:
• Komitmen, dan aksi.
• Bersedia menanggung konsekuensi dari sikap tersebut
Seseorang yang melanggar nilai – nilai integritas akan merasa:
• kehilangan makna hidup
• tidak ada alasan untuk melanjutkannya
Integritas Personal
Commitme
nt Conduct Content Context Consistent Coherent Continuous
Tujuh elemen integritas organisasional (7C)
Sumber: Maak, Thomas (2008) Undivided Corporate Responsibility: Towards a Theory of Corporate Integrity
• Integritas organisasional adalah pendekatan antikorupsi dengan menyatukan dan mengintegrasikan sistem operasional organisasi, strategi pengendalian korupsi, dan standar etik.
• Pengintegrasian tersebut dilakukan dengan membangun norma – norma sosial dalam organisasi yang secara akurat mendefinisikan korupsi dan menolak aksi korupsi dan perilaku koruptif.
• Pendekatan ini memandang bahwa korupsi tumbuh dari aspek – aspek organisasional bukan dari atribut – atribut individu pelaku.
Integritas Organisasional
Pilar Sistem
•Komitmen
•Tanggung Jawab
•Strategi
•Standar Perilaku
Pilar Budaya
•Kesatuan Masyarakat (Whole of society)
•Kepemimpinan
•Basis Merit
•Pembangunan kapasitas
•Keterbukaan
Pilar Akuntabilitas
•Manajemen risiko
•Penegakan Integritas
•Pengawasan
•Partisipasi
Sumber: OECD (2018)
Integritas Publik
Sumber: Pope (2000)
Integritas Nasional
Integritas Personal
Integritas Organisasion
al
Integritas
Publik Integritas Nasional
Pegawai harus semakin sensitif dan kompeten dalam menghadapi dilema etik ketika
berhadap dengan situasi korupsi
Organisasi harus
mempunyai struktur dan sistem yang pegawai memilih untuk tidak korup dan
mengembangkan
budaya yang mendorong pegawai memilih untuk jujur
Organisasi harus transparan dan
akuntabel kepada publik dan mendorong
partisipasi masyarakat dalam pengawasan
Organisasi harus ikut serta dan patuh serta berperan aktif dalam program antikorupsi pemerintah
Strategi Penguatan Integritas berada pada jalur yang tepat
ZI, WBK dan WBBM
Edukasi dan Sosialisasi Antikorupsi
WBS dan Program Pengendalian Gratifikasi
Audit Investigatif dan Probity Audit
Transformasi Digital
TERIMA KASIH