• Tidak ada hasil yang ditemukan

Etika Profesi. Nama Kelompok : Fernando Yesaya T (M1A114025) Deka Maulana (M1A114027)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Etika Profesi. Nama Kelompok : Fernando Yesaya T (M1A114025) Deka Maulana (M1A114027)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Etika Profesi

Nama Kelompok :

Fernando Yesaya T (M1A114025) Deka Maulana (M1A114027)

(2)

Pendahuluan

Selama ini banyak sekali berbagai macam penyimpangan atau pelanggaran yang dilakukan oleh Tenaga Profesional Kelistrikan sehinggamer ugikan orang lain. Seperti pemasangan instalasi listrik yang tidakmemenuhi standar dan pekerjaan - pekerjaan lainnya dalam bidangkelistrikan.

Hal ini mendorong beberapa organisasi/ikatan profesi dalam bidangkelistrikan untuk melakukan survey. Sehingga dari hasil survey tersebutdibuat beberapa peraturan / kode etik untuk mengurangi dampak terjadinyakesalahan dan kecelakaan yang dapat merugikan tenaga profesional itusendiri maupun orang banyak.

(3)

Pengertian Etika

Etika Berasal dari bahasa Yunani Ethos, Yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Etika berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu atau masyarakat untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik.

(4)

Pengertian Profesi, Profesional, dan

Profesionalisme

Profesi adalah pekerjaan tetap bidang tertentu berdasarkan keahlian khusus

yang dilakukan secara bertanggung jawab dengan tujuan memperoleh penghasilan.

Profesional adalah pekerja yang menjalankan profesi. Setiap profesional

berpegang pada nilai moral yang mengarahkan dan mendasari perbuatan luhur. Dalam melakukan tugas profesi, para profesional harus bertindak objektif, artinya bebas dari rasa malu, sentimen, benci, sikap malas dan enggan bertindak. Dengan demikian seorang profesional jelas harus memiliki profesi tertentu yang diperoleh melalui sebuah proses pendidikan maupun pelatihan yang khusus, dan disamping itu pula ada unsur semangat pengabdian (panggilan profesi) didalam melaksanakan suatu kegiatan kerja. Hal ini perlu ditekankan benar untuk membedakannya dengan kerja biasa (occupation) yang semata bertujuan untuk mencari nafkah dan/ atau kekayaan materiil duniawi.

(5)

Profesionalisme adalah suatu paham yang mencitakan dilakukannya kegiatan-kegiatan kerja

tertentu dalam masyarakat, berbekalkan keahlian yang tinggi dan berdasarkan rasa keterpanggilan serta ikrar (fateri/profiteri) untuk menerima panggilan tersebut untuk dengan semangat pengabdian selalu siap memberikan pertolongan kepada sesama yang tengah dirundung kesulitan ditengah gelapnya kehidupan (Wignjosoebroto, 1999).

(6)

Faktor-faktor yang mendukung sikap

Profesionalisme

1. Performance

Performance dapat diartikan sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja, penampilan kerja. Menurut Gibson, performance atau kehandalan serta prestasi kerja adalah hasil yang diinginkan dari perilaku, prestasi yang dihasilkan dalam urutan maupun kurun waktu tertentu. Sedangkan menurut Gomes prestasi kerja dapat dilihat dari :

· Kuantitas kerja · Kualitas Kerja

· Pengetahuan Tentang Pekerjaan

(7)

2. Akuntabilitas Aparatur

Akuntabilitas merupakan kebijakan startegis , hal ini harus dapat di implementasikan untuk menciptakan kepatuhan pelaksanaan tugas dan kinerja pegawai. Akuntabilitas juga merupakan kewajiban untuk memberikan tanggung jawab kinerja kepada pihak-pihak tertentu. Hal ini didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut :

· Adanya komitmen dari pimpinan dan seluruh staf instansi untuk melakukan pengelolaan pelaksanaan misi agar akuntabel.

· Menjamin penggunaan sumber-sumber daya secara konsisten dan sesuai dengan peraturan. · Harus dapat menunjukan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. · Berorientasi pada pencapaian visi dan misi serta hasil dan manfaat yang diperoleh. · Jujur, objektif, transparan dan inovatif.

(8)

3. Loyalitas Aparatur

Loyalitas aparatur yang berkaitan dengan karakteristik sosok profesionalisme menurut Islami dalam Royen adalah kesetiaan diberikan kepada konstitusi, hukum, pimpinan, bawahan dan rekan sekerja, berbagai jenis kesetiaan tersebut terkait satu sama lain dan tidak ada kesetiaan yang mutlak diberikan kepada satu jenis kesetiaan tertentu dengan mengabaikan yang lainnya.

(9)

4. Kemampuan Aparatur

Menurut Thoha, kemampuan merupakan salah satu unsur kematangan yang berkaitan

denganpengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari pendidikan dan pelatihan

serta pengalaman. Profesionalisme pegawai sangat ditentukan oleh tingkat

kemampuan pegawai yang tercermin dalam perilaku sehari- hari. Istilah tersebut

mengacu kepada potensi pegawai dalam mengerjakan tugas dan bagiannya. Adapun

aspek-aspek profesionalisme menurut Oemar Hamalik dalam Royen (2007 :7) dapat

menambah pemahaman terhadap profesionalisme yaitu :

· Aspek potensial

Setiap tenaga kerja tentunya memiliki potensi-potensi yang bersifat dinamis, yang

dapat dikembangkan dan terus berkembang

· Aspek profesionalisme

Setiap pegawai memiliki keahlian yang berbeda dari orang lain tergantung bidangnya

masing-masing. Hal ini menyebabkan seseorang terus meningkatkan keahliannya agar

bisa bekerja lebih handal.

(10)

· Aspek fungsional

Para pegawai melaksanakan pekerjaannya yang didasarkan pada hasil tepat guna, artinya bekerja sesuai tugas dan fungsinya.

· Aspek operasional

Setiap pegawai dapat mendayagunakan kemampuan dan keterampilannya dalam proses dan prosedur pelaksanaan kerja yang ditekuninya.

· Aspek personal

Setiap pegawai harus memiliki sifat kepribadian yang menunjang pekerjaannya. · Aspek produktifitas

(11)

Pengertian Kode Etik profesi

Kode etik dapat diartikan pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara sebagai pedoman berperilaku. Dalam kaitannya dengan profesi, bahwa kode etik merupakan tata cara atau aturan yang menjadi standar kegiatan anggota suatu profesi. Suatu kode etik menggambarkan nilai-nilai profesional suatu profesi yang diterjemahkan ke dalam standar perilaku anggotanya. Nilai profesional paling utama adalah keinginan untuk memberikan pengabdian kepada masyarakat.

(12)

Tujuan Kode Etik

Secara umum tujuan kode etik adalah agar seorang profesional dapat memberikan jasa sebaik-baiknya kepada konsumen dan mencegah perbuatan yang tidak profesional. Tujuan dari rumusan kode etik professional antara lain : 1. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.

2. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi. 3. Untuk meningkatkan mutu profesi.

4. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.

5. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.

6. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat. 7. Menentukan baku standarnya sendiri.

(13)

Fungsi Kode Etik

Ada tiga hal pokok yang merupakan fungsi dari kode etik profesi:

1. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode etik profesi, pelaksana profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan.

2. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat memberikan suatu pengetahuan kepada masyarakat agar juga dapat memahami arti pentingnya

suatu profesi, sehingga

(14)

3. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat dijelaskan bahwa para pelaksana profesi pada suatu instansi atau perusahaan yang lain tidak boleh mencampuri pelaksanaan profesi di lain instansi atau perusahaan.

Dalam bidang kelistrikan, kode etik profesinya memuat kajian ilmiah mengenai prinsip atau norma-norma dalam

kaitan dengan hubungan

antara profesional dengan klien, antara para profesional sendiri, antara organisasi profesi serta organisasi profesi dengan pemerintah. Salah satu bentuk hubungan seorang profesional dengan klien (pengguna jasa) misalnya pemasangan atau perancangan instalasi listrik.

(15)

Kode Etik Profesi Teknik Elektro TENTANG

KETENAGALISTRIKAN (UU RI NO. 30 /2009 )

1. Ketenagalistrikan adalah segala sesuatu yang menyangkut penedia

dan pemanfaatan tenaga listrik serta usaha penunjang tenaga listrik.

2. Tenaga listrik adalah suatu bentuk energi sekunder yang

dibangkitkan,ditransmisikan, dan didistribusikan untuk segala macam keperluan, tetapitidak meliputi listrik yang dipakai untuk komunikasi, elektronika,

atauisyarat.

3. Usaha penyedia tenaga listrik adalah pengadaan tenaga listrik

meliputi pembangkit, transmisi, distribusi dan penjualan tenaga listrik kepadako nsumen.

4. Pembangkit tenaga listrik adalah kegiatan memproduksi tenaga listrik. 5. Transmisi tenaga listrik adalah penyaluran tenaga listrik dari pembangkitke

sistem didtribus atau ke konsumen, atau penyalur tenaga listrikantarsistem.

6. Distribusi tenaga listrik adalah penyaluran tenaga listrik dari sistemtransmisi

(16)

7.Konsumen adalah setiap orang atau badan yang membeli tenaga listrik dari pemegang izin usaha penyediantenaga listrik.

8.Usaha penunjang tenaga listrik adalah kegiatan usaha penunjang tenagalistrik kepada konsumen.

9.Rencana umum ketenagalistrikan adalah rencana pengembangan sistem penyedia tenaga

listrik yang meliputi bidang pembangkitan, transmisi, dandidtribusi tenaga listrik yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhantenaga listrik.

10.Izin usaha penyedia tenaga listrik adalah izin untuk melakukan usaha penyedia tenaga listrik untuk kepentinan umum.

11.Izin orasi adalah izin untuk melakukan penyediaan tenaga listrik untukkepentingan sendiri. 12.Wilayah usaha adalah wilayah yang ditetapkan pemerintah sebagai

tempat badan usaha distribusi dan/atau penjualan tenaga listrik melakukan usaha penyediaan tenaga listrik.

13.Ganti rugi hak atas tanah adalah penggantian atas pelepasan

atau penyerahan hak atas yanah berikut bangunan, tanaman, dan/atau bendalain yang terdapat di atas tanah tersebut.

(17)

14.Kompensasi adalah pemberia sejumlah uang kepada pemegang hak atastanah

berikut bangunan, tanaman, dan/atau benda lain yang terdapat di atastanah tersebut karena tanah tersebut digunakan digunakan secara tidaklangsung untuk pembangunan ketenagalistrikan tanpa dilakukan pelepasanatau penyerahan hak atas tanak.

15.Pemerintah pusat, yang selanjutnya disebut Pemerintah, adalah PresidenRepublik Indonesia yang memegang kekuasaan pemegang

kekuasaan pemerintah negara Republik Indonesia segagaimana dimaksud dalamUUD RI tahun 1945.

16.Pemerintah daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota, dan perangkatdaerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.

17.Menteri adalah mentri yang membidangi usaha ketenagalistrikan.

18.Setiap orang adalah orang perorangan atau badan baik yang berbadanhukum maupun yang bukan berbadan hukum.

Referensi

Dokumen terkait

Mata Pelajaran Nilai

RANCANG BANGUN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS GAME MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK.. KETERCAPAIAN

Improve performance by mapping multiple programs Into the same physical memory, giving each program a virtual machine. Providing the last two points requires ;I

Penelitian ini merekomendasikan untuk mengedukasi kepala keluarga dalam rangka kesehatan melalui kegiatan konseling terpadu yang membahas isu seputar perilaku merokok,

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui konsentrasi ion kalsium pada saliva sebelum, sesudah mengunyah 3 menit, dan setelah 5 menit perlakuan pada kelompok

Menurut Piaget, masa kanak-kanak akhir berbeda dalam tahap operasi konkret dalam berfikir (usia 7-12 tahun), dimana konsep yang pada awal masa kanak-kanak merupakan konsep

Dari permasalahan tersebut maka penulis ingin membuat alat pembangkit listrik tenaga angin berbentuk spiral pada desa Klirong, Jatinom, Klaten, sehingga penerangan desa

Pada metode ini, prinsip pemisahan senyawa volatil yang terkandung dalam sampel adalah sebagai berikut: (1) distilat dari komponen volatil bahan ikut menguap bersamaan dengan