Al-hamdulilah, puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan atas segala nikmat, kasih sayang dan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT. Konsep Munasabah dalam Al-Qur’an dari sudut pandang Wahbah Az-Zuhaili (Kajian Analitik Tafsir Al-Munîr Fi Al-’Aqidah Wa Asy-Syarî’ah Wa Al-Menhej)” dapat terselesaikan sesuai dengan yang diharapkan. selesainya skripsi ini, tentunya penulis tidak sendirian, banyak pihak yang telah turut serta memberikan dukungan moril dan material.
Terima kasih atas waktu yang telah diberikan dan bimbingan yang diberikan penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan sesuai dengan harapan. Pak. dan Ibu dosen Pascasarjana IIQ Jakarta yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis, semoga. Staf Administrasi Pascasarjana IIQ Jakarta yang bersedia diganggu oleh penulis untuk berbagai keperluan.
Kedua orang tuaku tercinta, Bpk. Kadris dan Ny. Oh Faridah yang tak henti-hentinya mendoakan dan memberikan dukungan kepada penulis agar dapat menyelesaikan kuliah ini. Suamiku yang terkasih, Paryan, SH, Terima kasih atas doa, dukungan dan dorongannya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Teman-teman Program Studi Ilmu Al-Quran dan Tafsir Angkatan 2017 yang telah memberikan semangat dan dukungannya kepada penulis.
Akhir kata penulis berharap semoga segala kebaikan dan partisipasi semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini dapat dibalas oleh Allah SWT.
Konsonan
Kata Sandang
Beberapa ahli ‘ulum’ Al-Qur’an menyebut ilmu pulaman dengan beberapa julukan, yaitu sebagai ilmu yang baik, ilmu yang mulia dan ilmu yang agung. Semua julukan tersebut menunjukkan betapa ilmu pula'a mempunyai tempat dan penghormatan yang cukup tinggi dalam ilmu-ilmu Al-Qur'an sekaligus mempunyai fungsi atau peran yang cukup signifikan dalam pemahaman dan penafsiran Al-Qur'an. . 1. Namun demikian, tidak berarti semua ulama sepakat untuk menempatkan ilmu ini sebagai syarat mutlak dalam penafsiran ayat-ayat Al-Qur'an.
Menurut keduanya, sungguh tidak pantas seseorang memaksakan ikatan silaturahmi (keberadaan ḥalāḥ) pada seluruh ayat Al-Qur’an. Karena selain diturunkannya ayat-ayat Al-Qur'an untuk menjawab berbagai pertanyaan dan kasus yang berbeda-beda, hal ini juga terutama disebabkan oleh turunnya Al-Qur'an itu sendiri yang memakan waktu cukup lama.2. Dikatakannya, dalam berbagai ayat Al-Qur'an hanya diungkapkan prinsip-prinsip (mabda') dan norma-norma umum (qaidah).
Oleh itu, tidak wajar orang bertegas mesti ada kaitan antara ayat-ayat yang bersifat deskriptif. Beliau berkata bahawa kebanyakan kehalusan dan keindahan al-Quran terletak pada susunan dan hubungan antara ayat dan huruf. 5. Tetapi jika munasabah bekerja terhadap ayat-ayat yang berbeza alasan dan perkara yang tidak serasi antara satu sama lain, maka ini tidak dikatakan tanasub.
Dari perbedaan pendapat para ulama mengenai ada tidaknya kewajaran, Quraish Shihab mengatakan bahwa pembahasan masalah ini masih diperlukan, tidak hanya untuk membantah klaim adanya kerancuan sistematis urutan ayat atau surah Al-Qur'an, tetapi juga untuk membantu memahami isi ayat 10. Diantaranya, (a) membagi ayat-ayat Al-Qur'an ke dalam satuan tematik dengan judul, (b) menjelaskan isi setiap surah secara global, (c) menjelaskan aspek kebahasaan, (d ) penjelasan. 8 Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Ilmu Al-Qur'an, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2009), Cet.
11 tafsir maudhu'i (tematik) iaitu tafsir yang menyebut tentang tafsiran ayat-ayat al-Quran yang berkaitan dengan tema yang sama seperti jihad, hudud, pusaka, hukum nikah, riba, khamr, dan segala yang berkaitan dengan kisah. . Al-Quran. Wahbah az-Zuhaili, at-Tafsir al-Munir fi al-'Aqidah wa ash-Shari'ah, terj. 12 Wahbah az-Zuhaili, at-Tafsir al-Munir fi al-'Aqidah wa ash-Shari'ah wa al-Manhaj, hlm.
13 Wahbah az-Zuhaili, at-Tafsir al-Munir fi al-‘Aqidah wa asy-Syari’ah wa al-Manhaj, h. KONSEP MUNASABAH AL-QUR’AN PERSPEKTIF WAHBAH AZ-ZUHAILI (Studieanalyse Tafsir Al-Munîr Fi Al-‘Aqîdah Wa Asy-Syarî’ah Wa Al-Manhaj).”
Permasalahan
- Identifikasi Masalah
- Batasan Masalah
- Rumusan Masalah
- Manfaat Penelitian
Oleh karena itu, penulis akan membatasi permasalahan paulaga dalam tafsir Al-Munîr Fi Al-'Aqîdah Wa Asy-Syari'ah Wa Al-Manhaj hanya pada poin 4 dan 5 saja. Selain itu, dalam paulaga antar ayat, penulis hanya akan membahas paulaga dengan ayat-ayat yang berkaitan dengan hukum. Sebab sebagaimana telah kita ketahui, gaya yang digunakan dalam penafsiran al-Munir adalah gaya fiqhi.
Kajian Pustaka
Sumber Data
Untuk mendapatkan data semasa menulis tesis, penulis menggunakan sumber data yang relevan untuk tesis ini. Kemudian data sekunder diambil dari literatur lain berupa kitab tafsir seperti nazm ad-Durar fi tanasub al-Ayat wa as-Suwar karya al-Biqa'i, mafatih al-Ghaib karya ar-Razi, al-Kasysyafa. oleh az- Zamakhsyari serta kitab-kitab tafsir lain yang memperkatakan tentang kemunasabahan. Selain itu, data lain akan diambil dalam bentuk buku, majalah dan artikel yang berkaitan dengan pengetahuan yang munasabah dan semakan latar belakang watak.
Teknik pengumpulan Data
Setelah data terkumpul, data yang ada kemudian dianalisis dan diklarifikasi serta dikumpulkan menjadi subtema yang akan dijelaskan dalam penelitian ini. Hal ini dilakukan untuk menyederhanakan langkah-langkah analisis dan menentukan masing-masing data sesuai dengan sistematika pembahasan dalam penelitian ini.
Teknik Analisis Data
Teknik dan Sistematika Penulisan
Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta (Edisi Revisi) terbitan IIQ Press, cetakan ke-2 tahun 2011. Bab satu, bab ini merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan dan rumusan masalah. masalah, tujuan penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan. Pada bab kedua, penulis akan memaparkan tinjauan teoritis mengenai teori umum tentang pengertian munasabah, sejarah lahirnya munasabah, bentuk-bentuk munasabah, pendapat para ulama tentang munasabah dan perlunya munasabah dalam penafsiran. Al-Qur'an.
Bab ketiga, bab ini, mengandungi biografi Wahbah az-Zuhaili, yang meliputi biografi Wahbah az-Zuhaili, kerjaya intelektualnya, serta karya-karya yang dihasilkannya semasa hayatnya. Selain itu, bab ini juga akan menghuraikan profil kitab beliau iaitu tafsir Al-Munîr Fi Al-'Aqîdah Wa Asy-Syarî'ah Wa Al-Manhaj, yang meliputi sejarah kepengarangan, ciri-ciri tafsir, kaedah. sistem tafsiran dan tafsiran. Pada bab keempat, penulis akan menjelaskan rasional tafsir Al-Munîr Fi Al-‘Aqîdah Wa Asy-Syarî’ah Wa Al-Manhaj.
Pada bab ini penulis menguraikan tentang bentuk pālaḥ dalam tafsir Al-Munîr Fi Al-'Aqîdah Wa Asy-Syarî'ah Wa Al-Manhaj serta argumentasi dan analisis penulis terhadap pālaḥ tersebut. Bab kelima, bab ini berisi tentang kesimpulan, memuat kesimpulan dan saran, diakhiri dengan daftar pustaka. Metode pulaga dalam penafsiran al-Munir fi al-'Aqidah wa asy-Syari'ah tampak dalam dua ulasan pulaga yang dianalisis dari tafsir, yaitu pola pulaga ayat dan pola pulaga huruf.
Sedangkan Wahbah memasukkan hal ini dalam aplikasi surah yang munasabah pada setiap permulaan penjelasan surah, termasuk alasan penamaan surah, penjelasan surah makkiyah atau madaniyyah, keserasian surah dengan yang sebelumnya. surah, kelebihan surah, dan kandungan surah. Bentuk munasabah yang digunakan oleh Wahbah az-Zuhaili merangkumi lima bentuk munasabah iaitu Munasabah antara ayat dalam satu surah, munasabah antara kalimah dengan Contohnya, ketika Wahbah menjelaskan hubungan awal Surah al-Hadid dan akhir Surah al- Waqi. 'ah.
Wahbah hanya menjelaskan bahawa Surah al-Waqi'ah diakhiri dengan perintah bertasbih, manakala dalam Surah al-Hadid pula dimulakan dengan perihal mengagungkan apa-apa yang ada di langit dan di bumi. Penjelasan mengenai hal ini dapat dilihat pada penjelasan mufradat lughawiyyah. Wahbah menjelaskan bahawa pada akhir surah al-Waqi'ah disebutkan perkataan ْ حِّبَس dalam bentuk fi'il amr (kata kerja perintah), manakala pada awal surah al-Hadid disebutkan dalam bentuk fi. 'il madhi (kata kerja bentuk lampau) َْحَّبَس. Dengan melihat penjelasan ini, adalah munasabah jika sisi mukjizat al-Quran yang beliau tafsirkan dari sisi yang munasabah tidak terlalu panjang, kerana fokus.
Saran
Al-Biqa'i, Burhan al-Din Abi al-Hasani Ibrahim bin Umar, Nazm ad-Durar fi Tanasubal-Ayat wa as-Suwar, Kairo: Dar al-Kutub al-Islamiyyah, 1999. Hakim, Lukmanul en Pipin Armita, “Munasabah Ayat dalam Surah An-Naba (Analisis Metodologi Penafsiran Abdullah Darraz dalam Kitab An-Naba'u al-'Azhim Nazharatun Jadidatun Fi Al-Qur'an”, dalam Jurnal Pemikiran Islam”, vol. Al-Khalidi, Shalah, Mafatih li at-Ta'ammul ma'a Al-Koran, Damaskus: Dar al-Qalam, 1994.
Mustoifah, et al., Al-Koran-studieteorie en die toepassing daarvan in die interprete van opvoedkundige verse, Yogyakarta: Diandra Creative, 2018. An-Naisabury, Abu Abdullah Muhammad bin Abdillah al-Hakim, al- Mustadrak 'ala ash- Shahihain , Beiroet: Dar al-Kutub al-„Alamiyyah, 1990. Ridha, Muhammad Rashid, Tafsir Al-Fatihah wa Sitti Suwar min Khawatim Al-Qur'an Al-Karim, Kaïro: Dar al-Manar, 1367.
Sa'id, Hasani Ahmad "Wacana Wacana Al-Qur'an (Kajian Tafsir Al-Misbah), Disertasi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta: Puspita Press, 2011. Shihab, Muhammad Quraish, Mukjizat Al-Qur'an, Bandung: Mizan, 1997 Shihab, Muhammad Quraish, Wawasan Al-Qur'an, Bandung: Mizan, 1996. Supriyanto, John, "Munasabah Al-Qur'an: Correlative Study Between Surahs Reading the Prayers of the Prophet", i Intizar, jld.
Suryadi, Rudi Ahmad "Kepentingan Munasabah Ayat Al-Qur'an dalam Tafsir Pendidikan", dalam Jurnal Ulul Albab, jld.