PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penangan bagi siswa yang tidak disiplin bermacam-macam, mulai dari sanksi fisik, bahkan sanksi non fisik, atau pembinaan rutin bagi siswa. Studi ini melihat secara mendalam siswa yang tidak disiplin atau tidak patuh pada aturan karena orang tua bercerai.
Rumusan Masalah
Dari permasalahan yang muncul akibat kasus perceraian atau broken home, terdapat dua karakteristik siswa yang peneliti temui di MTs At-Tahzib yaitu ada yang memiliki sifat pendiam, tidak terbuka atau tidak mau bergaul dengan anaknya. teman, ada juga yang sangat kurang baik, seperti sering membolos, keluar masuk saat jam belajar mengajar, dan sering mengganggu teman untuk menarik perhatian orang lain. Dari pemaparan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Konsep Pendekatan Perilaku dan Terapi Sholat Fardhu dalam Penanganan Perilaku Tidak Disiplin pada Mahasiswa Korban Perceraian Studi Kasus di Mts.
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Penelitian ini membahas tentang bimbingan konseling dalam mengatasi dampak psikologis remaja akibat perceraian orang tua. Mengenai dampak perceraian terhadap perilaku anak, masa perceraian merupakan masa kritis bagi anak, terutama terhadap orang tua yang tidak tinggal serumah.Berbagai macam perasaan berkecamuk di benak anak. Akibat perceraian, anak merasa tidak diinginkan karena orang tuanya sibuk dengan kehidupannya sendiri.
Perceraian dalam keluarga merupakan transisi besar dan penyesuaian yang sulit bagi anak, orang tua dan anggota keluarga lainnya, terutama bagi anak yang telah beranjak dewasa. Kurangnya minat belajar atau malas belajar pada anak dapat disebabkan oleh kurangnya kasih sayang orang tua atau kurangnya perhatian dari orang tua. Ketidakhadiran anak disebabkan oleh kurangnya motivasi anak itu sendiri untuk belajar dan bekerja serta pola asuh yang tidak disiplin.
Mereka juga tampak kecewa karena dibesarkan dalam keluarga yang tidak lengkap. Perasaan marah dan kecewa terhadap orang tua adalah hal yang wajar. Ini adalah proses dari apa yang sebenarnya ada di hati anak. Pengaruh terapi sholat lima waktu dalam mengatasi perilaku disiplin pada siswa korban perceraian di MTs. Orang tua yang bercerai harus tetap memberikan kasih sayang yang penuh kepada anak-anaknya, meskipun mereka tidak lagi hidup bersama.
Khoeriyah, Isna Nur, “Dampak Perceraian Orang Tua Terhadap Kondisi Mental dan Motivasi Belajar PAI (Studi Kasus Siswa Kelas VIII Mts Wahid Hasyim Yogyakarta)”, Skripsi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, n.d.
Ruang Lingkup Penelitian
Telaah Pustaka
Penelitian kali ini membahas tentang konsep pendekatan perilaku dan terapi islami dalam menghadapi perilaku disiplin pada siswa korban perceraian.5. Perbedaan penelitian sebelumnya membahas tentang konsep pendekatan perilaku dan terapi islami dalam mengatasi perilaku disiplin pada siswa korban perceraian.
Kerangka Teori
Dengan bimbingan dan konseling Islami, seseorang akan lebih mudah mengatasi segala permasalahannya sendiri dan lebih mudah mengatasi segala permasalahan yang akan dihadapinya di kemudian hari. 24Muchamad Agus Slamet Wahyudi, Konsep Pendekatan Perilaku dan Terapi Islami Dalam Menyikapi Perilaku Disiplin Siswa Korban Perceraian, Jurnal Bimbingan dan Konseling, Vol 1 Tahun 2017.
Metodelogi Penelitian
- Sistematika Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang bersifat kualitatif ini, maka sumber data yang digunakan peneliti sebagai sumber data berupa data primer dan data sekunder. Sumber data primer yang peneliti rujuk adalah data yang peneliti peroleh langsung di lapangan dari objek atau pelaku, dan sumber yang berhubungan dan terkait dengan masalah Konsep pendekatan perilaku dan terapi doa lima jam di penanganan perilaku indisipliner pada siswa korban. Pemisahan di Mts. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang peneliti peroleh secara tidak langsung dari informasi di lapangan seperti dokumen, arsip dan sebagainya, dokumen tersebut dapat berupa buku atau literatur lain yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
Pengumpulan data merupakan bagian terpenting dari suatu penelitian bahkan merupakan suatu keharusan bagi seorang peneliti untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam suatu penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Artinya, data diperoleh dari kutipan langsung dari orang tentang pengalaman, pendapat, perasaan dan pengetahuan.
Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tertulis seperti dokumen, jurnal, artikel yang berkaitan dengan masalah penelitian. Ada tahapan analisis data yang dilakukan dalam penelitian kualitatif yaitu analisis domain, taksonomi dan komponen, analisis tema budaya33.
PAPARAN DATA DAN TEMUAN
- Gambaran Umum Lokasi Penelitian
- Faktor-Faktor Terjadinya Perceraian
- Dampak Perceraian
- Peran Guru Bimbingan Konseling
- Faktor Penghambat Guru Bimbingan Konseling
Pesantren At-Tahzib Kekait terletak di Dusun Kekait I, Desa Kekait, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat. Keberadaan Pondok Pesantren At-Tahzib telah menata dan mewarnai masyarakat Desa Kekait agar menjadi masyarakat yang aman, tenteram dan religius serta selalu menjunjung tinggi norma-norma agama. Pondok Pesantren (Desa Kekait) merupakan masyarakat yang memiliki tingkat ekonomi menengah ke bawah, namun kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan agama telah memacu masyarakat Desa Kekait untuk selalu memberikan dukungan kepada Pondok Pesantren At-Tahzib Kekait untuk menjadi lebih maju. baik secara moral maupun material.
Begitu pula dari segi pendidikan, jika dilihat dari Data Tenaga Pengajar di lingkungan Pondok Pesantren At-Tahzib Kekait, sebagian besar tenaga pengajar adalah putra-putri Desa Kekait sendiri yang telah menyelesaikan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, baik diploma maupun sarjana muda. Mengenai santri juga dapat kita lihat bahwa sumber santri terbesar berasal dari wilayah Desa Kekait itu sendiri, yang semuanya menunjukkan bahwa masyarakat Desa Kekait sangat mendukung kelangsungan dan kemajuan pendidikan di lingkungan asrama Islam At-Tahzib Kekait. Pondok Pesantren At-Tahzib Kekait adalah yayasan yang dikelola oleh ketua yayasan, wakil ketua, sekretaris, wakil sekretaris, bendahara, wakil bendahara dan bagian-bagian yang dibentuk.
Bagi semua institusi yang ada, baik yang formal seperti jawatankuasa peringkat Raudhatul Atfala hingga ke Madrasah Aliyah serta jawatankuasa tidak formal seperti Diniyah dan Majlis Ta‟lim semuanya berada di bawah satu bumbung iaitu Pondok Pesantren atau Yayasan At-tahzib kekait. Lokasi bangunan pesantren At-Tahzib bersambung tiga tempat iaitu Kekait I lokasi Madarasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah, Kekait II lokasi RA dan MI, dan Kekait Thaebah lokasi asrama dan dewan perguruan. .
PEMBAHSAN
Analisis Konsep Pendekatan Behavior
Pada prinsipnya semua orang atau semua anak bisa diatur, namun kembali lagi bagaimana pola asuh orang tua disini peneliti menemukan bahwa siswa menjadi pemalas, nakal dan suka membolos karena kurangnya perhatian dari orang tua. Karena setelah perceraian, orang tua mereka tinggal bersama nenek, kakak laki-laki dan perempuan, bahkan ada yang tinggal di panti asuhan. Mereka memang mendapatkan perlakuan dan kasih sayang yang baik, namun tidak sepenuhnya. Saat ini peneliti menerapkan sikap atau perilaku yang baik kepada siswa seperti disiplin waktu, dan memberikan motivasi agar mereka tidak merasa sendiri dan tidak merasa sendiri karena tidak memiliki orang tua.
Temuan yang peneliti temukan dilapangan banyak siswa yang terlambat, tidak datang tepat waktu, tidak rapi berseragam, permasalahannya adalah orang tua anak yang menjadi korban karena anak tidak siap menerima jika orang tuanya untuk bercerai, maka si anak akan melakukan sesuatu untuk menarik perhatian orang, orang tuanya kembali atau perhatian orang disekitarnya. Pengaruh negatif yang terjadi pada remaja yang mengalami perceraian seperti jarang pulang kampung, jarang menunaikan kewajiban seperti sholat lima waktu, bertubuh lebih tinggi seperti bolos, malas belajar.56 Kurangnya perhatian orang tua membuat nenek dan keluarga lainnya ikut campur dalam kehidupan yang dialami remaja, mereka akan lebih cenderung memilih dan mencari seseorang yang dapat membuat mereka merasa lebih nyaman. Masa perceraian merupakan masa kritis bagi anak, terutama dalam hal hubungan dengan orang tua yang tidak tinggal bersama Anak merasakan emosi yang berbeda, akibat perceraian, anak merasa tidak diinginkan karena orang tua sibuk dengan kehidupannya sendiri Hubungan anak yang buruk.
Setelah dilakukan penyuluhan ternyata siswa suka karena bosan, latar belakang siswa yang orang tuanya bercerai, sehingga siswa diasuh hanya oleh salah satu orang tuanya, secara tidak langsung anak hanya ingin perhatian dan mendapatkan kasih sayang dari penuh. Mulai memahami bahwa perilaku maladaptif tidak baik untuk kehidupannya dan terus berkoordinasi dengan orang tua serta menggali informasi lebih dalam.
Analisis Terapi Shalat Lima Waktu
Maka disini peneliti menyimpulkan bahwa mereka seperti itu karena mereka benar-benar telah kehilangan figur orang tua yang tugasnya mengingatkan mereka untuk berperilaku baik dan menjalankan perintah Allah. Mereka tahu bahwa ketika mereka berdoa mereka akan mengalami kedamaian, tetapi tidak banyak dari mereka yang mengatakan bahwa ketika saya berdoa saya merasa biasa saja, bahwa tidak ada perubahan dalam kedamaian yang saya alami. Ada juga yang mengatakan bahwa ketika selesai berdoa, mereka menangis dan mengingat perpisahan orang tuanya, sering mengatakan bahwa Tuhan tidak adil kepada keluarganya, mengapa semua terjadi pada keluarga saya.
Artinya: Maka bertasbihlah kamu kepada Allah ketika kamu berada di waktu petang dan ketika kamu berada di waktu fajar, dan kepunyaan-Nyalah segala kemuliaan di langit dan di bumi dan ketika kamu berada di waktu petang dan ketika kamu berada di Zuhur. Artinya: Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain Allah dan berbuat baiklah kepada ibu bapa, kaum kerabat, dan anak-anak. Muadza r.a. diutus ke Yaman, lalu dia berkata kepadanya: “`Ajaklah mereka (penduduk Yaman) untuk bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya aku adalah utusan Allah, jika mereka mentaatinya, katakanlah kepada mereka bahwa dia ialah Allah.
Analisis Faktor Penghambat Dalam Menangani Perilaku
Faktor internal dan eksternal merupakan hambatan atau masalah yang diidentifikasi oleh guru pembimbing di MT. Pemerintah dan instansi terkait dapat memberikan perlindungan khusus bagi mahasiswa korban perceraian agar tidak merasa dikucilkan dan menjadi bahan cemoohan teman-temannya. Demi kelancaran pelaksanaan bimbingan konseling, maka perlu dilakukan perbaikan ruang konseling di sekolah dengan melengkapi kekurangan yang dimiliki oleh pusat konseling.
Dapat memberikan kontribusi dalam pertemuan antara guru bimbingan dan siswa, sehingga diharapkan siswa lebih memahami keberadaan dan fungsi bimbingan bimbingan di sekolah. Saat menyampaikan permasalahannya kepada Guru Bimbingan dan Konseling, jangan ragu dan ingatlah bahwa Guru Bimbingan dan Konseling adalah tempat untuk menyelesaikan segala macam masalah yang dihadapi siswa. Apa kendala guru pembimbing dalam menghadapi perilaku disiplin siswa korban perceraian.
Jika ibu dan ayah memutuskan untuk menikah di usia muda, apa alasan mengambil keputusan tersebut?
PENUTUP
Kesimpulan
At-Tahzib adalah: meringankan beban pikiran, menenangkan hati dan pikiran, membentuk atau menciptakan harapan baru. Dimana faktor internal siswa dan faktor eksternal dari luar siswa yang dapat mempengaruhi perilaku siswa tersebut.
Saran