KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER
Nama : FORESMAN HALAWA Nim : 1204121602040002 Mk : Pendidikan Karakter Kelas : C
Dosen Pengampu : Drs. Amin Otomi Harefa, M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NIAS
2023
A. PRINSIP PENDIDIKAN KARAKTER ini
Pendidikan karakter merupakan upaya yang disengaja untuk membantu sesorang individu sampai dapat memahami, memperhatikan dan melakukan nilai-nilai etika yang inti (Lickona, 1991). Pendidikan karakter menekankan pada nilai-nilai yang perlu dipahami, diperhatikan dan diterapkan oleh peserta didik seperti tanggung jawab, jujur, peduli, adil.
Pendidikan karakter juga sebagai salah satu upaya peningkatan kualitas dan proses pendidikan menuju karakter dan akhlak mulia secara utuh terpadu dan seimbang. Prinsip dasar yang digunakan dalam pengembangan pendidikan karakter adalah berkelanjutan, melalui semua mata pelajaran, pengembangan diri dan budaya sekolah, serta muatan lokal, nilai tidak sekedar diajarkan tetapi dikembangkan dan dilaksanakan, proses pendidikan dilakukan peserta didik secara aktif dan menyenangkan.
Charles L, Glenn merekomendasikan prinsip-prinsip untuk merealisasikan pendidikan karakter yang efektif, yaitu:
1. Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai karakter,
2. Mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya mencakup pemikiran, perasaan, dan perilaku,
3. Menggunakan pendekatan yang proaktif dan efektif untuk membangun karakter, 4. Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian,
5. Memberi kesempatan kepada peserta didik menunjukkan perilaku yang baik.
Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan menantang yang menghargai semua peserta didik, membangun karakter dan membantu untuk sukses, 6. Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri dari para peserta didik,
7. Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang berbagi tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan setia kepada nilai dasar yang sama,
8. Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas dalam membangun inisiatif pendidikan karakter,
9. Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam usaha membangun karakter,
10. Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru dengan manifestasi karakter positif dalam kehidupan peserta didik.
Jadi prinsip pendidikan karakter terutama memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan perilaku yang baik dengan cakupan kurikulum yang bermakna dan menantang, menghargai dan membangun karakter serta membantu peserta didik untuk sukses
B. RUANG LINGKUP PENDIDIKAN KARAKTER
Ruang lingkup pendidikan karakter sebagai perwujudan fungsi totalitas psikologi yang mencakup seluruh potensi individu manusia (kognitif, afektif dan psikomotorik) dan fungsi totalitas sosial kultural dalam konteks interaksi (dalam keluarga, satuan pendidikan dan masyarakat) dan berlangsung sepanjang hayat Berdasarkan pedoman pelaksanaan pendidikan karakter yang disusun oleh Kementrian pendidikan dan kebudayaan, ruang lingkup pendidikan karakter dibagi menjadi 4 :
1. Olah Pikir
Meliputi; cerdas, kreatif, kritis, ingin tahu, produktif, inovatif, berpikir terbuka, berorientasi IPTEK, reflektif.
2. Olah Hati
Meliputi; jujur, beriman dan bertakwa, rela berkorban, berani mengambil resiko, amanah, bertanggung jawab, pantang menyerah, berempati, adil, dan berjiwa patriotrik.
3. Olah Raga
Meliputi; Bersih dan sehat, tangguh, disiplin, andal, sportif, berdaya tahan, determinatif, kompetitif, bersahabat, ceria, kooperatif, dan gigih.
4. Olah Rasa/Karsa
Meliputi; ramah, suka menolong, dinamis, nasionalis, kerja keras, toleran, peduli, kosmopolit, mengutamakan kepentingan umum, gotong royong, saling menghargai, bangga menggunakan bahasa dan produk Indonesia, dan beretos kerja.
C. PARADIGMA PENDIDIKAN KARAKTER
Paradigma berasal dari kata itu sendiri yang merupakan kata pinjaman dari bahasa Latin pada 1483, yang berarti bahwa paradigma model atau pola; Paradeigma Yunani (yang+deiknunai) yang berati “membandingkan”, “berdampingan” (para) dan show (deik).
Sedangkan menurut Patton (1975), paradigma diartikan sebagai pandangan dunia, sebuah sudut pandang umum, atau cara untuk menguraikan kompleksitas dunia nyata. Secara umum, paradigma bisa diartikan sebagai suatu konsep termasuk nilai, nilai atau metode yang disepakati oleh sekelompok masyarakat dalam memahami dan mempersepsi segala sesuatu.
Paradigma adalah kumpulan tata nilai yang membentuk pola pikir seseorang sebagai titik tolak pandangannya sehingga akan membentuk citra subjektif seseorang mengenai realita dan akhirnya akan menentukan bagaimana seseorang menanggapi realita itu.
Dari segi etimologis, pendidikan berasal dari bahasa Yunani “Paedagogike”. Terdiri dari kata “PAES” yang berarti “anak” dan kata “Ago” yang artinya “aku membimbing”. Jadi Paedagogike berarti aku membimbing anak. Orang yang pekerjaannya membimbing anak dan membawanya ke tempat belajar dalam bahasa Yunani disebut Paedagogos. Secara umum, pendidikan adalah usaha terencana yang meliputi pembelajaran, pengetahuan, keterampilan dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan atau penelitian.
Karakater berasal dari bahasa Yunani yang berarti to mark atau menandai dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai-nilai kebaikan dalam bentuk tindakah atau tingkah laku, sehingga orang yang tidak jujur, kejam, rakus, dan perilaku jelek lainnya dikatakan orang berkarakter jelek. Sebaliknya, orang yang perilakunya sesuai dengan kaidah moral disebut orang berkarakter mulia. Secara etimologis, kata karakter bisa bearti sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang. Karakter identik dengan kepribadian atau akhlak. Sedangkan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:623), karakter adalah sifat-sifat kejiwaan; akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain; tabiat; watak.
Pendidikan karakter menurut Lkin dan Sweet(2004), Pendidikan Karakter adalah usaha yang sungguh-sungguh untuk membantu orang memahami, peduli, dan bertindak berdasarkan nilai-nilai etika inti. Jadi, pendidikan karakter adalah usaha manusia dalam bentuk bimbingan, contoh dan praktik untuk membentuk pola pikir atau persepsi peserta didik terhadap suatu realita yang terjadi.
Landasan hukum dalam pelaksanaan atau penerapan pendidikan karakter antara lain sebagai berikut:
1. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 2 Amandemen kedua yang mengamanatkan bahwa: Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan Nasional untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur undang- undang.
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi: Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
3. Permendiknas Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Pembinaan Kesiswaan bab 1 pasal 1, bahwa tujuan pembinaan kesiswaan adalah:
Mengembangkan potensi siswa secara optimal dan terpadu yang meliputi bakat, minat, dan kreativitas;
Memantapkan kepribadian siswa untuk mewujudkan ketahanan sekolah sebagai lingkungan pendidikan sehingga terhindar dari usaha dan pengaruh negatif dan bertentangan dengan tujuan pendidikan;
Mengaktualisasikan potensi siswa dalam pencapaian prestasi unggulan sesuai bakat dan minat;
Menyiapkan siswa agar menjadi warga masyarakat yang berakhlak mulia, demokratis, menghormati hak-hak asasi manusia dalam rangka mewujudkan masyarakat madani.
E. NILAI NILAI PENDIDIKAN KARAKTER
Nilai-Nilai dalam Pendidikan Karakter Menurut Diknas adalah:
Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
Kerja Keras
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
Demokratis
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
Rasa Ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
Semangat Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
Cinta Tanah Air
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
Menghargai Prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
Bersahabat/Komunikatif
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
Cinta Damai
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
Gemar Membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
Peduli Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
Peduli Sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
Tanggung Jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
KESIMPILAN
Pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk individu yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga berperilaku baik, beretika, dan bertanggung jawab dalam masyarakat.
pendidikan karakter memiliki peran penting dalam membentuk individu yang lebih baik secara moral dan etika, yang mampu berkontribusi positif dalam masyarakat. Melalui pendidikan karakter, kita dapat memupuk nilai-nilai positif dalam diri individu, mempromosikan sikap saling menghargai, dan menciptakan lingkungan yang lebih baik untuk semua.