• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP PEMIKIRAN DONI KOESOEMA TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "KONSEP PEMIKIRAN DONI KOESOEMA TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER "

Copied!
52
0
0

Teks penuh

SAYA PERDEDIKAKAN Tesis INI PADA Tesis INI SAYA PERDEDIKASIKAN PADA Tesis INI SAYA PERDEDIKASIKAN PADA Tesis INI. Tesis ini merupakan survei singkat pemikiran Doni Koesoema mengenai pendidikan karakter bagi peserta didik di era global. Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan selesai tanpa dukungan, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.

Nur Rohmah, M.Ag., selaku ketua Jurusan Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta yang selalu memberikan motivasi kepada peneliti. Bpk. Drs. Misbah Ulmunir, M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta yang selalu meluangkan waktunya untuk membantu peneliti dalam penyusunan skripsi ini. Wiji Hidayati, M.Ag., selaku pembimbing skripsi yang selalu bersabar dalam memberikan arahan, masukan dan motivasi kepada peneliti di sela-sela kesibukannya sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

Tn. Dr. Ahmad Arifi, M.Ag., selaku dosen pembimbing akademik, selalu memberikan saran dan semangat dalam penyusunan skripsi ini. Seluruh dosen dan staf Fakultas Tarbiyah dan Pendidikan Guru Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta sangat terbuka dalam membantu peneliti untuk mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan berkas skripsi. Semua pihak yang telah membantu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penelitian ini dilatar belakangi bahwa penerapan pendidikan karakter di era global saat ini di lingkungan sekolah semakin terpuruk.

Latar Belakang

Begitu pula dengan gagasan relativitas moral yang memandang bahwa semua nilai bersifat relatif, berdampak pada melupakan pendidikan karakter. Konsep personalisme yang berpendapat bahwa setiap individu bebas memilih nilai-nilainya sendiri dan tidak dapat dipaksakan oleh siapa pun, serta berkembangnya konsep pluralisme yang mempertanyakan nilai-nilai siapa yang diajarkan semakin melengkapi alasan penolakan. pendidikan karakter. Setelah Indonesia memasuki era Demokrasi Terpimpin di bawah kepemimpinan Presiden Sukarno pada awal tahun 1960an, pendidikan karakter gencar dikampanyekan dan dikenal dengan nama pendidikan kebangsaan dan karakter.

Beberapa guru diteror karena menghalangi proses percepatan proyek bisnis ini. Murid-murid sekolah telah menjadi korban kekerasan dan kejahatan sebagai akibat dari konflik, politik atau sebagai akibat dari perilaku kriminal biasa, melalui pembunuhan atau pemerkosaan.3 Dalam buku ini kasus-kasus yang menimpa siswa telah dibahas secara faktual. , tenaga pengajar, sarana pendidikan akibat tidak adanya moral sebagai salah satu unsur utama dalam pendidikan karakter. Pendidikan nasional mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dengan tujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat. , berpengetahuan luas, kompeten, kreatif, mandiri. , serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.”6 Kedua pasal tersebut jelas dan tegas berupaya membentuk pendidikan karakter bagi peserta didik dalam konteks sistem pendidikan nasional. Pendidikan karakter bangsa sangat penting untuk diajarkan dan dijadikan teladan, hal ini dikarenakan peserta didik tidak hanya harus cerdas secara intelektual dan emosional saja, namun karakternya juga harus dibangun agar nantinya dapat tercipta pendidikan yang unggul dan akhlak yang mulia.

Terlebih lagi jika diintegrasikan dengan konteks zaman ini, yaitu era kemajuan (era global) dalam segala aspek kehidupan, yang menuntut para pemerhati pendidikan untuk benar-benar mengetahui betapa pentingnya pendidikan karakter bagi peserta didik sebagai tameng untuk menghindari perbuatan-perbuatan yang jauh. sesuai semangat Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003. Kewarganegaraan global merupakan tantangan masa depan yang harus kita pertimbangkan dalam kerangka pendidikan karakter. Dengan demikian, apa yang dilakukan individu dapat mempengaruhi struktur dalam masyarakat dan hal ini juga dapat menjadi tantangan bagi keberlanjutan pendidikan karakter.

Pendidikan karakter nampaknya perlahan menghilang dan para pendidik nampaknya kurang mendapat perhatian serius. Kalaupun seseorang mulai berpikir tentang pentingnya pendidikan karakter dalam program pendidikannya, hal-hal seperti ini masih tersebar dan belum menjadi gerakan kolektif.9 Memang, diperlukan satu suara untuk benar-benar memperjuangkan pendidikan karakter, baik secara langsung maupun tidak langsung. dengan dukungan masyarakat, sekolah bahkan dari negara. Apakah karena lembaga pendidikan kita sudah kehilangan visi, terlalu sibuk dengan program jangka pendek, terlalu terbebani dengan tugas-tugas administratif, sehingga malas dan lalai dalam meningkatkan peran penting pendidikan karakter yang memiliki tujuan jangka panjang dan tidak dapat membuahkan hasil. dirasakan secara langsung?

Ataukah ada alasan lain mengapa pendidikan karakter kurang mendapat respon yang memadai di kalangan pendidik, pengambil kebijakan pemerintah, dan masyarakat? Oleh karena itu pendidikan karakter sangatlah penting sehingga harus segera dibenahi oleh seluruh jenjang komponen pendidikan agar tercipta generasi yang memiliki hasil pendidikan karakter yang baik dari setiap satuan pendidikan. Pendidikan karakter tidak hanya berdimensi integratif, menguatkan intelektualitas moral peserta didik agar menjadi individu yang tangguh dan cakap, namun bersifat kuratif baik secara personal maupun sosial.

Situasi sosial yang ada menjadi alasan utama untuk segera menerapkan pendidikan karakter di lembaga pendidikan kita. Pendidikan karakter yang diterapkan secara sistematis pada pendidikan dasar dan menengah merupakan daya tawar yang berharga bagi seluruh masyarakat.

RUMUSAN MASALAH

Kegunaan Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap ilmu pengetahuan disiplin ilmu pendidikan khususnya yang berkaitan dengan pendidikan karakter. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam memecahkan permasalahan dalam dunia pendidikan khususnya yang berkaitan dengan pendidikan karakter.

Telaah Pustaka

  • Tinjauan Tentang Implementasi
  • Pengertian Pendidikan
  • Pengertian Pendidikan Karakter
  • Unsur-unsur Pendidikan Karakter
  • Pengertian Era Global
  • Metode Pengumpulan Data
  • Metode Analisis Data
  • Sumber Data

Kemudian para tokoh tersebut juga membedakan pengertian pendidikan karakter, Doni Koesoema mengatakan bahwa pendidikan karakter menitikberatkan pada penggalian sifat-sifat manusia agar menjadi manusia yang sesungguhnya. Lebih lanjut Ibnu Miskawaih mengartikan pendidikan budi pekerti atau akhlak sebagai suatu nilai keagamaan/ketuhanan untuk menjalankan kebajikan tanpa berpikir dan mempertimbangkan.Ibnu Miskawaih menekankan bahwa dalam memberikan pendidikan diperlukan pembiasaan dan pengamalan. Ibnu Miskawaih mengatakan pendidikan karakter bertujuan untuk mengamalkan keutamaan hikmah, syaja`ah, iffah dan `is.

Kedua, Neneng Siti Fatimah Nurul Aini, Tarbiyah dan Fakultas Keguruan UIN Sunan Kalijaga pada tahun 2012 yang mengangkat topik dengan judul skripsi “Pendidikan Karakter dalam Pemikiran Azyumardi Azra”. 12 Neneng Siti Fatimah Nurul Aini, “Pendidikan Karakter Dalam Pemikiran Azyumardi Azra”, Skripsi, Tidak diterbitkan, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2012. Persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah keduanya sama-sama sama. secara penuh fokus mengangkat mata pelajaran pendidikan karakter.

Bedanya, penelitian ini lebih mengutamakan pendidikan karakter yang terintegrasi dengan era globalisasi. 13 Rukhayatun Niroh, “Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Surat Al-Hujurat Ayat 11-15: Kajian Tafsir dari Al-Misbah dan Al-Azhar”, Disertasi, tidak diterbitkan, Fakultas Tarbiyah dan Pendidikan Guru UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2011. 14 Sudarno, “Pendidikan Karakter Ifo Ki Hajar Dewantara dan Relevansinya dalam Pendidikan Agama Islam”, Disertasi, tidak diterbitkan, Fakultas Tarbiyah dan Pendidikan Guru, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2012.

Lebih lanjut pengertian karakter dijelaskan oleh tokoh-tokoh yang bergerak di bidang pendidikan karakter, antara lain Ibnu Miskawaih yang mengartikan pendidikan karakter atau akhlak sebagai nilai keagamaan. Ibnu Miskawaih mengatakan bahwa pendidikan karakter bertujuan untuk mengamalkan keutamaan hikmah, syayah, ifhah dan `is. Jadi jelas dalam hal ini harus ada komponen pendukung lainnya, agar pendidikan karakter benar-benar terwujud dalam kehidupan sehari-hari khususnya pada peserta didik.21.

Abdullah Munir dalam bukunya yang berjudul Pendidikan Karakter: Membangun Karakter Anak dari Rumah, karakter ini artinya ukiran. Kemudian keduanya melihat tujuan umum pendidikan karakter, bahwa pendidikan karakter hendaknya membantu siswa memahami, mempelajari dan merasakan nilai-nilai serta mampu mengintegrasikannya ke dalam kehidupan. 23 Bambang Q-Anees dan Adang Hambali, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur'an (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2008), hal.

Doni Kuesuema menjelaskan pendidikan karakter adalah sebuah sekolah, dimana peserta didik di lembaga ini dapat berkreasi, berkomunikasi dan membentuk karakter yang berbeda-beda. Dan di sisi lain, dalam penelitian ini penulis juga menggunakan beberapa karya Doni Kuesuma yang berkaitan dengan pendidikan dan pendidikan karakter.

Sistematika Pembahasan

Kesimpulan

Saran-saran

Penutup

Bambang Q-Anees & Adang Hambali, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Quran, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2008. Doni Koesoema, Seri Antologi Pendidikan: Mengkritik Kebijakan Pendidikan Nasional, Menemukan Cahaya Harapan Bagi Haluan Bangsa, Jakarta: e-book karya www.pendidikancharacter.org, 2011. Neneng Siti Fatimah Nurul Aini, “Pendidikan Karakter Dalam Pemikiran Azyumardi Azra”, Skripsi, tidak diterbitkan, Fakultas Tarbiyah dan Pendidikan Guru, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2012.

Rukhayatun Niroh, “Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Surat Al-Hujurat Ayat 11-15: Kajian Tafsir Al-Misbah dan Al-Azhar”, Skripsi, unpublished, Fakultas Tarbiyah dan Pendidikan Guru UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2011. Sudarno, “Karakter Pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara dan Relevansinya dalam Pendidikan Agama Islam”, Skripsi, tidak diterbitkan, Fakultas Tarbiyah dan Pendidikan Guru, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2012.

Referensi

Dokumen terkait

Guru yang dimaksud dalam pemikiran Doni Koesoema Albertus adalah guru sebagai pendidik karakter dalam sebuah masyarakat yang ditandai dengan perubahan nilai-nilai

Pembelajaran pendidikan karakter Wasaka dilakukan juga melalui penguatan kurikulum dari mata-mata kuliah pengembangan kepribadian (Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila,

Pendidikan karakter (akhlak) sangatlah penting sekali bagi masa depan anak. Kata Kunci: Pemikiran Umar Bin Ahmad Baradja Al-Baradja, Al-Akhlak Lil-Baniin, Pendidikan,

Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan dengan formulasi pembentukan karakter tujuh kebiasaan manusia yang sangat efektif memiliki tujuan agar seseorang mampu

Uraian diatas menggambarkan bahwa pendidikan merupakan agen perubahan yang signifikan dalam pembentukan karakter anak, dan pendidikan agama Islam menjadi bagian

108 Proses pembentukan karakter religius siswa kelas IX di SMPN 7 Jember yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam selaras dengan proses pembentukan karakter menuju terbentuknya

Materi UTS tentang konsep manusia, pendidikan, dan karakter pendidik dalam proses pembentukan generasi yang berkarakter dan

Keluarga memberikan pendidikan dasar agama dan budaya serta menjadi komponen dari lingkungan pendidikan mmeberikan dampak besar pada pembentukan karakter anak.. Pendidikan karakter