• Tidak ada hasil yang ditemukan

konsep ta'a>ruf dalam penafsiran qs al-hujurat - repository iiq

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "konsep ta'a>ruf dalam penafsiran qs al-hujurat - repository iiq"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

Skripsi berjudul “Konsep Ta'a>ruf dalam Tafsir Q.S Al-Hujurat Ayat 13 (Studi Perbandingan Pandangan Mufasir Indonesia)”. Muhammad Ulinnuha Lc, M.A., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta. Sedangkan makna ta'a>ruf dalam Al-Qur'an berarti saling mengenal dengan tujuan membuka peluang interaksi sosial antar sesama manusia.

Maka penulis akan melakukan penelitian dengan judul “Konsep Ta’a>ruf Dalam Tafsir Ayat 13 Q.S. Al-Hujurat (Studi Perbandingan Pandangan Mufasir Indonesia)”. Untuk menemukan jawaban penting atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul, antara lain: Bagaimana pandangan para mufasir Indonesia dibandingkan dengan konsep ta'a>ruf dalam Al-Qur'an. Hasil kajian ini mencakup konsep ta'a>ruf, yang ditawarkan Al-Qur'an sebagai salah satu proses dasar hubungan manusia.

Where, as in the Qur'an, the meaning of ta'a>ruf means to know each other for the purpose of creating opportunities for social contacts between fellow human beings. To find significant answers to the questions that arise include: How do the views of the Indonesian mufasir relate to the concept of ta'a > ruf in the Quran. The results of this study include the concept of ta'a>ruf offered by the Qur'an as one of the basic processes in relationships between people.

Nøgleord: Ta'a>ruf, „Abd al-Rauf as-Singkili, Mahmud Yunus, Hasbi Ash-Shiddieqy, Buya Hamka, Quraish Shihab.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Al-Quran merupakan kitab suci yang berisi petunjuk dari Allah SWT untuk seluruh umat manusia. Al-Quran juga menjelaskan betapa pentingnya sebuah interaksi dalam menjalin hubungan antar manusia, tanpa memandang perbedaan.

ي نلَْ

كثْنُ

ف َرا َعَخِل َ

كى َٰ

للّا َّ

  • Permasalahan
    • Identifikasi masalah
    • Pembatasan masalah
    • Perumusan masalah
  • Tujuan penelitian
  • Manfaat penelitian
  • Tinjauan pustaka
  • Teknik dan Sistematika penulisan

Penulis melihat masih banyak orang yang belum memahami ta'a>ruf baik dari segi makna dalam Al-Qur'an maupun tafsir Q.S. Al-Hujurat [49] ayat 13. Konsep ta'a>ruf dalam ayat ini sering diartikan atau dijelaskan sebagai “saling mengenal”. Dari permasalahan di atas, penulis tertarik untuk membahas konsep Ta'a>ruf dalam tafsir Q.S. Al-Hujurat Ayat 13 (Studi Perbandingan Pandangan Mufasir Indonesia).

Alasan pembatasan lima kitab tafsir oleh mufassir Indonesia ini adalah untuk mengetahui perselisihan pendapat di kalangan mufassir Indonesia tentang konsep ta'a>ruf dalam Q.S Al-Hujurat [49] ayat 13. Memandangkan ayat al-Quran yang membicarakan tentang ta'a>ruf cukup banyak, penulis hanya memfokuskan kepada satu ayat sahaja dalam Q.S Al-Hujurat [49] ayat 13. Analisis konsep ta'a>ruf menurut Al-Qur'an merupakan pendapat yang terdapat dalam Q.S Al-Hujurat [49] ayat 13.

Dalam rangka menambah ilmu dan memperkaya khazanah intelektual Islam, khususnya pemahaman konsep ta'a>ruf dalam Al-Qur'an. Semoga memberikan tambahan ilmu khazanah ilmu yang berkaitan dengan konsep ta'a>ruf dalam Al-Qur'an. Kemiripan penelitian Rizky Ayu dengan para ulama adalah sama-sama mencari makna ta'a>ruf dalam perspektif al-Qur'an dan relevansinya dengan masa kini.

Istilah Ta'a>ruf dalam Al-Qur'an (kajian tematik Toshihiko Izutsu tentang tinjauan istilah semantik Al-Qur'an)". Perbedaan penelitian Itsna dengan peneliti dalam kajian makna konsep ta'a >ruf menggunakan metode, sedangkan peneliti hanya melihat makna konsep ta'a>ruf dalam al-Qur'an dan melalui pandangan penafsir bahasa Indonesia.

Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Jumiati Mahmudi dengan judul disertasi “Implementasi Ta’a>ruf dalam Surat Al-Hujurat ayat 13 Perspektif Mufasir Klasik dan Modern (Studi Komparatif Tafsir Al-Qurthubi dan Tafsir Al-Munir)” . Kemiripan penelitian Jumiati dengan peneliti adalah sama-sama melihat tafsir dan konsep ta'a>ruf dalam Q.S Al-Hujurat [49] ayat 13. Kemudian dalam penelitian Rosidatun mereka melihat konsep ta'a>ruf dalam perspektif pendidikan Islam, sedangkan peneliti melihat konsep ta'a>ruf.'a>ruf dalam perspektif Al-Qur'an.

Dalam hal ini, penulis telah membatasi kajian tentang konsep ta'a>ruf dalam al-Quran kepada QS sahaja. Penulis bertujuan untuk menghuraikan secara sistematik konsep ta'a>ruf dalam al-Quran serta perspektif mufassir.

PENUTUP

Kesimpulan

SWT menegaskan bahwa derajat semua manusia adalah sama di mata Allah, tidak dinilai dari kedudukan garis keturunan, bangsa, suku atau harta benda, bentuk wajah dan warna kulit. Semua itu sia-sia karena manusia yang paling mulia, kedudukan tertinggi di sisi Allah SWT adalah mereka yang bertakwa, yang mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Kemiripan yang dapat penulis tarik dari kelima ahli tafsir di atas termasuk dalam konteks isi Q.S. al-Hujurat [49]: 13, yang menegaskan asal mula penciptaan manusia, yang bermula dari Adam dan Hawa kemudian terbagi. menjadi berbagai jenis berupa bangsa, suku – suku dan warna kulit, tujuannya untuk saling mengenal.

Maka, berusahalah dalam kebajikan untuk meningkatkan ketakwaan, kerana Allah SWT Maha Mengetahui lagi Maha Mengetahui segala yang ada dalam hati dan jiwa manusia. Abd al-Rauf, Mahmud Yunus dan Hasbi ash-Shiddieqy menggunakan kaedah tahlili dan kaedah ijmali, manakala Buya Hamka menggunakan kaedah tahlili dan Quraish Shihab. Abd al-Rauf tidak menggunakan satu pola tafsir, tetapi merangkumi pola yang berbeza mengikut ayat yang ditafsir.

Mahmud Yunus menggunakan gaya al-Adab al-Ijtima'i dan gaya keilmuan, Hasbi ash-Shiddieqy menggunakan gaya fikih, Buya Hamka dan Quraish Shihab menggunakan gaya al-Adab al-Ijtima'i. Yang cenderung relevan saat ini adalah cara menyikapi keberagaman yang ada di Indonesia dalam sosialisasi. Maka konsep ta'a>ruf atau saling mengenal yang dikemukakan oleh Al-Qur'an beserta isinya dalam Q.S al-Hujurat [49]: 13 cenderung sangat penting untuk diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat menjadi agar masyarakat dapat memahami satu sama lain dan menghindari masalah atau polemik tentang perbedaan yang ada. .

Saran-saran

Pembahasan yang telah diuraikan dalam makalah ini ditulis dengan pengetahuan yang minim dan jauh dari kata sempurna, masih banyak aspek yang harus diteliti dan dikaji seiring berjalannya waktu. Dengan itu, penulis mohon maaf apabila terdapat kekurangan dalam makalah ini, dan penulis berharap ada penelitian lebih lanjut terkait dengan konsep ta'aruf yang dikaji lebih spesifik dan detail.

DAFTAR PUSTAKA

Istilah Ta'aruf dalam Al-Qur'an (Thematic Survey of Al-Qur'an Semantic Survey Term Toshihiko Izutsu)," Dissertation. Mahmud Yunus Prominence in Al-Qur'an Interpretation: A Study of the Book of Al-Qur' an Al-Karim,” dalam Universitas Malaya Kuala Lumpur, 2, 2012, hlm.200-201. Menelusuri Metodologi Penafsiran Mahmud Yunus dalam Kitab Tafsir Al-Qur'an Al-Karim," dalam Tafsere, 8/1, 2020.

Al-Qur'an Solusi Masalah Kerukunan Umat Beragama di Indonesia," dalam Jurnal Kajian Aswaja, 1/2 Juli 2021, hal.33. Demokrasi dalam Perspektif Islam (Mengikuti Konsep Demokrasi melalui Al-Qur'an), di UIN Sulthan Thaha Saifuddin, 1 Juni 2018, hal.21. Wawasan Indonesia dalam Tafsir Al-Qur'an Al-Karim oleh Mahmud Yunus," dalam Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Islam, 16/1, Januari-Juni 2017, hal.34.

Tafsir Tarjuma>n al-Mustafi>d oleh "Abd al-Rauf Al-Fansuri: Wacana biografis, kontestasi politik-teologis dan metodologi penafsiran," dalam MIQOT XLII, 1, (Januari-Juni, 2018): hal.7 . Eksistensi Sastra Tafsir Nusantara-Indonesia dalam Tafsir Al-Azhar Hamka, dalam MASHDAR: Jurnal Kajian Al-Qur'an dan Hadits hal.87. Tafsir Akademik oleh Mahmud Yunus: Pola Keilmuan, Sosial dan Intelektual dalam Tafsir Al-Qur'an Al-Karim," dalam Jurnal At-Tibyan, 5/1 Juni 2020, hal.110.

Pada tahun 2018, penulis melanjutkan pendidikan S1 di Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta pada Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Al-Qur'an dan Program Studi Tafsir.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Berdasarkan identifikasi permasalahan yang telah dijelaskan di atas, maka penulis membatasi permasalahan yang ada, dan fokus yang akan diteliti dalam penelitian ini