KONSEP DASAR
PERENCANAAN JEMBATAN
KRITERIA DESAIN
DAN PEMBEBANAN JEMBATAN
MATERI BAHASAN
1. Lantai Jembatan
2. Struktur atas Jembatan 3. Kepala Jembatan
4. Pilar Jembatan
DIMENSI PELAT LANTAI JEMBATAN
Cara penulisan tulangan pelat : D 13 – 200
Artinya dipasang tulangan pelat D 13 mm sebanyak 5 buah untuk 100 cm lebar pelat. Jika 1 buah tulangan Ø 13 mempunyai luas = 133 mm2, maka D 13 -20 mempunyai luas tulangan (As )= 665 mm2.
1 0 0 c m
h
h = tebal pelat
Tebal pelat pada lantai jembatan ditentukan sbb:
h > 200 mm
h > (100 + 40 l ) mm L dalam m
LANTAI JEMBATAN
MACAM MACAM LANTAI JEMBATAN
LANTAI
JEMBATAN
Beton bertulang, untuk girder BB dan BP
Komposit plat baja gelombang dengan beton Untuk Gider Baja.
PEMBEBANAN PADA PELAT LANTAI JEMBATAN
Analisa struktur: plat dengan beban terpusat Tinjauan geser Tinjauan Momen
Beban Lalu lintas
Orang : q = 0,5 ton/m2 Bekerja pada Trotoar Beban roda kendaraan T = 11,25 tonBekerja pada Lantai jembatan
GESER PONDS PADA PELAT
RODA KENDARAAN Roda kendaraan : a1=20 cm b1=50 cm P = beban roda kendaraan
T LL=11,25 T
d
b1
a1 a1+d
b1+d
1
1
,2 6
Vc d b d a d fc
.1, 6 0.7 TLL
Vc
Vc = kemampuan beton menahan geser 1,6 = faktor beban
0.7 = faktor reduksi kekuatan
Fc’ dalam Mpa, setelah diakar dan dibagi 6, lalu dirubah dalam kg/cm2
LANTAI JEMBATAN BETON BETULANG
MOMEN PELAT AKIBAT BEBAN MERATA qDL dan qLL
TABEL MOMEN
BEBAN TERPUSAT
T
LLLANJUTANTABEL MOMEN BEBAN TERPUSAT
mak
min
Penulangan pelat harus memenuhi syarat :
TULANGAN PELAT
f y
4 , 1
min
max
0, 75.
balance
Banyak tulangan pelat :
As . B . d
B= lebar pelat diambil 1mUntuk menahan susut dan tegangan akibat perubahan
suhu, perlu dipasang tulangan susut/tulangan bagi dalam arah tegak lurus tulangan utama.
Besarnya tulangan susut/tulangan bagi :
Untuk tul ulir dg fy= 400 MPa, As. Susut = 0,0018.b.h Untuk tul dg. Fy=240 MPa, As. Susut = 0,0020.b.h
Tulangan susut dipasang maksimum dengan jarak,
s
maksusut = 450 mm atau 5 x tebal pelat
Tulangan bagi ≥ 20% tulangan pokok.
TULANGAN SUSUT dan TUL. BAGI
PENENTUAN BANYAKNYA TULANGAN
PENENTUAN BANYAKNYA TULANGAN
DIAGRAM BANYAK TULANGAN
UNTUK TULANGAN
D FORM
LANTAI JEMBATAN KOMPOSIT
PENAMPANG KOMPOSIT BONDEK SLAB
TULANGAN TUMPUAN
STRUKTUR ATAS JEMBATAN
0,1 t/m
0,9 m
0,25m
0,25m Trotoar
Lantai Kendaraan Kerb
Tiang sandaran Kerb
H
B T
T
H = min 5,1 m (jln Primer)
H = min 5,0 m (jln Seukender) T = min 1 m (jln Primer)
T = min 0,5 m (jln Seukender) B = lebar lantai kendaraan
Lebar lantai kendaraan:
3 s/d 3,5 m / lajur
KRITERIA DESIAN
Pemilihan bentuk struktur atas
Apabila tidak direncanakan secara khusus maka dapat digunakan bangunan atas jembatan standar Bina Marga sesuai bentang ekonomis dan kondisi lalu lintas air di bawahnya.
Pemilihan Tipe Main Structure & Jenis Material yang optimum. Ditentukan bersdasarkan Bentang ekonomis jembatan
A. Beban tetap - Berat mati ( DL )
- Beban Lalu lintas (LL), dengan beban kejud(DLL) dan beban Rem ( HLL )
B. Aksi Lingkungan - Beban Angin (WL)( Tew) - Beban Gempa (EL)
C. Beban Khusus - Rangkak dan Susut (CL) - Beban Sentripugal (SL)
Pembebanan
Struktur Atas Jembatan
A. Beban Tetap
Beban tetap Beban mati
Beban mati tambahan Beban hidup
Berat sendiri konstruksi, sesuai dengan BJ material pembentuk konstruksi: plat, balok, rangka, pilar
Beban yang selalu ada yang tidak termasuk struktur penahan beban lalu lintas , pipa drainasi, sandaran , tiang lampu lalu lintas , ornamen
Beban lalu lintas yang bekerja diatas jembatan: kendaraan
A.1 Beban Lalu lintas
Beban Lalu lintas
Kendaraan
Beban lajur lalu lintas (D)
Beban merata : Kendaraan kecil
Banyak diatas Lantai jembatan
q = 0,9 ton/m2
Beban garis:
Kendaraan besar ( Truk Trailler)
Diatas lantai jembatan P = 4,9 ton/m
A.2 Beban lajur lalu lintas (D)
Untuk : L 30m : q = 0,9 t/m
Ubtuk : L 30m : q = 0,9 0,5+ 15 t/m L
P = 4,9 ton/m
A.3 Beban Lajur ( D )
A.4 Beban Kejut
BMS: - Beban T dinakkan 30%
- Beban D ( P ) dinaikkan sebesar diagram dibawah
A.6 Beban q dan P Pada Jembatan Balok menerus
B. Aksi Lingkungan
Beban Angin (WL):
2
( / 2) 16
P v kg m Dimana : v = kecepatan angin = m/dt
Keadaan Dengan Beban Hidup
Jembatan girder
Keadaan Tanpa Beban Hidup TEW
TEW
Keadaan Tanpa Beban Hidup Keadaan Dengan Beban Hidup
30 % 15 % 15 % 7,5 %
100 %
2m
Jembatan Rangka
TEW TEW
Gaya Angin Bekerja Pada Pilar Jembatan b
d
Beban Angin (WL): menurut BMS
Jika tidak dilakukan pengukuran Kecepatan angin (Vw) Maka Vw dapat diambil:
• V= 30 m/dt ; dekat dengan laut ≤ 5 km
• V= 25 m/dt ; jauh dari laut > 5 km.
• V= 35 m/dt ; dekat dengan laut ≤ 5 km
• V= 30 m/dt ; jauh dari laut > 5 km.
2 2
0,0006. .( ) . (KN) ( bekerja pada jembatan ) 0,0012. .( ) . (KN/m) ( bekerja pada kendaraan)
EW W W b
EW W W
T C V A
T C V
CW untuk kendaraan = 1,2
CW untuk jembatan tergantung perbandingan antara b dan d b/d = 1,0 : Cw = 2,10
b/d = 2,0 : Cw = 1,50 b/d ≥ 6,0 : Cw = 1,25
Batas daya layan
Batas Ultimate
TAHAPAN PERENCANAAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN
a.
Data – Data yang diperlukan
- Fungsi jembatan ; berhubungan dengan syarat kenyamanan
- Umur rencana ; berhubungan dengan material yang akan digunakan dan bahan pengawetnya
- Lebar jalan dan klas jalan ; lebar jembatan dan pembebanan
- Jenis jembatan ( viaduk, aquaduk); penentuan Clearance ( sungai : tergantung jenis sungainya, jalan : 5 m, laut 15 m )
- Bahan yang akan digunakan ; berhubungan dengan kesedianaan material
- Kecepatan angin ; gaya pada struktur atas dan bawah
b. Pembuatan bentuk / arsitek jembatan
- Penempatan letak jembatan terhadap sungai/rintangan dibawahnya; tegak lurus , terpendek, perlu analisa antara memindahkan sungai, melengkungkan jalan, atau jembatan serong )
- Penentuan bentang jembatan; perlu analisa mahal mana pembuatan kepala jembatan atau struktur atas
- Penentuan perlu tidaknya pilar; mahal mana antara pembuatan pilar dengan struktur atas bentang panjang .
- Penentuan type struktur atas ( girder, box, rangka, kabel,
kombinasi rangka atau girder dengan kabel )
c. Pemodelan struktur
- Penentuan type hubungan struktur atas dan bawah ; kaku, sendi, rol - Pemodelan hubungan antar elemen pembentuk jembatan ; jepit, sendi - Pembuatan model analisa; model mekanika.
d. Preliminary design
- Penentuan ukuran struktur atas
- Penentuan / perkiraan dimensi bagian –bagian struktur atas
KONSEP PERANCANGAN
1. Kuat menahan beban berat struktur atas , beban lalu lintas ,beban angin dan beban gempa.
2. Kuat menahan tekanan air mengalir, tumbukan benda hanyutan, tumbukan kapal, dan tumbukan kendaraan
3. Memiliki dimensi yang ekonomis
4. Terletak pada posisi yang Aman, terhindar dari kerusakan akibat :Kikisan Arus air, penurunan tanah, longsoran global dan gempa
5. Memiliki tingkat kelayanan struktural yang tinggi. Tidak bergetar,dan tidak melendut .
6. Memiliki tingkat keawetan sesuai umur rencana.
7. Mudah dikonstruksi.
STRUKTUR BAWAH JEMBATAN
LANGKAH – LANGKAH PERANCANGAN
1. Menentukan letak Kepala jembatan dan pilar, berdasarkan Bentuk penampang sungai, permukaan air banjir, jenis aliran sungai, dan statigrafi tanah.
2. Menetukan bentuk dan dimensi awal kepala dan pilar jembatan yang sesuai dengan ketinggian dan kondisi sungai.
3. Menentukan bentuk pondasi yang sesuai dengan kondisi tanah dibawah kepala dan pilar jembatan
4. Menentukan beban-beban yang bekerja pada kepala dan pilar jembatan.
5. Melakukan perhitungan mekanika teknik untuk mendapatkan gaya- gaya dalam.
6. Menentukan dimensi akhir dan penulangan berdasarkan gaya-gaya dalam tersebut.
Diagram alir disain Bangunan Bawah
Jembatan
EVALUASI DATAPRADESAIN
a. Type/model struktur b Lebar jembatan c. Bentang jembatan
d. Posisi / letak Pilar/pylon dan kepala jembatan e. Bentuk Pilar/Pylon dan kepala jembatan
f. Posisi struktur atas terhadap MAB/HWS/bangunan lain yang ada dibawahnya g. Bahan Pilar/Pylon dan dan kepala jembatan
h. Ukuran pilar/Pylon dan kepala jembatan
Perhitunga n struktur Desain
akhir
Modifikasi
Gambar kostruksi
SURVEY
PENENTUAN BEBAN-BEBAN YANG BEKERJA a. Beban mati dan bean lalu lintas pada struktur atas b. Beban angin dan beban gempa pada struktur atas c. Beban air dan tumbukan pada Pilar jemabatan
PENGUMPULAN DATA a. Penampang sungai
b. Permukaan air banjir dan normal c. Data sondir, boring dan NSPT
KEPALA JEMBATAN
Bahan Kepala Jembatan : Pasangan batu kali : Type Gravitasi
: Beton bertulang:Type T dan Type T dengan penopang
PANJANG PERLETAKAN MINIMUM
KATEGORI KINERJA SEISMIK
Kriteria Desain Kepala Jembatan
• Tidak ditempatkan pada belokan luar sungai
• Tidak ditempatkan pada aliran air sungai
• Tidak ditempatkan diatas bidang gelincir lereng sungai.
• Tidak ditempatkan pada lereng sungai jika digunakan pondasi dangkal
• Pondasai kepala jembatan diupayakan untuk ditanam sampai kedalaman pengaruh
penggerusan aliran air sungai
Kepala jembatan adalah struktur penghubung antara jalan dengan jembatan dan sekaligus sebagai penopang
struktur atas jembatan.
Gaya –gaya yang bekerja
pada kepala jembatan
• Jenis : - Pilar tunggal - Pilar masif
- Pilar Portal / Perancah
PILAR JEMBATAN
Bahan : Pasangan batu kali, Beton dan Baja
Pilar tunggal Pilar masif Pilar Portal
• Fungsi : - Penopang struktur atas
- menyalurkan berat struktur atas ke tanah
Pemakaian
h : 5 ~ 15m h : 5 s/d 25 m h : 5 s/d 15 m h : 15 s/d 25 m
Kriteria Desain Pilar Jembatan
• Tidak ditempatkan ditengah aliran air sungai
• Jika pilar ditempatkan pada aliran sungai maka pilar dibuat sepipih mungkin dan sejajar dengan arah aliran air
• Bentuk disarankan bulat atau lancip
• Untuk daerah rawan gempa diupayakan untuk tidak menggunaka pilar tunggal.
• Jika menggunakan pondasi dangkal, pondasi
ditanam dibawah dasar sungai sampai batas
pengaruh gerusan aliran air sungai.
Pilar Jembatan Pasangan Batu Kali
d = 0,8 ( 0,8 + 0,12 h + 0,025 w ) d = tebal dinding bagian atas pilar Dinding semakin kebawah semakin
tebal dengan kemiringan 1:20 h = tinggi pilar dari dasar sungai
sampai tumpuan girder.
w = jarak dua tumpuan antara pilar dengan kepal jembatan atau antara pilar dengan pilar.
Permukaan air banjir
Lebar Jembatan
d
0,5m
Pilar Jembatan Beton Bertulang
Pilar Perancah Pilar Tunggal
Pilar Jembatan Baja
Pilar dari baja digunakan dengan pertimbangan:
-Aliran air sungai cukup deras -Mengurangi hambatan aliran air -Mudah dikerjakan
PEMBEBANAN
Pada Kepala dan pilar Jembatan
Kepala dan Pilar Jembatan harus diperhitungkan terhadap semua beban yang mungkin terjadi pada jembatan tersebut, termasuk tumbukan kapal pada pilar jembatan bila jembatan tersebut berada diatas selat atau laut.
A. Beban tetap
- Berat mati dan beban mati tambahan
- Beban hidup atau beban Lalu lintas termasuk beban Rem
B. Aksi Lingkungan - Beban Angin
- Beban Tumbukan Kendaraan - Beban Tumbukan Kapal
- Beban Air Mengalir
- Beban Tumbukan Benda Hanyutan - Beban Gempa
C. Beban Khusus - Beban Sentripugal
Peninjauan Beban P dan q Pada Kepala dan Pilar Jembatan
Beban P dan q pada Pilar
Beban P dan q pada Kepala Jembatan
Pilar Kepala Jembatan
P q
0,5(L1+L2)
L1 L2 L1
Pilar Kepala Jembatan
q P
0,5. L1
L1 L2 L1
Beban Rem
Pilar Kepala Jembatan
L1 L2 L1
P Rol
q
Gaya Rem Sendi
q P
Gaya Rem
Sendi Rol
SK.SNI T-02-2005 / Lajur (2.75m)
- Bekerja pada permukaan lantai /lajur lau lintas searah .
- Bekerja arah horizontal pada permukaan lantai jembatan , yang selanjudnya beban didistribusikan ke struktur penahan ( pilar dan kepala jembatan ).
- Peninjauannya harus disertakan dengan pengaruh beban lalu lintas.
- Besarnya beban rem tergantung pada bentang jembatan
= 0.15
Beban Tumbukan benda hanyutan (T EF ):
T
EF Permukaan air banjir.( )
2(KN)
a EF
T M V
d
M = massa batang kayu = 2 ton Va = Kecep air permukaan
Va = 1,4 Vs
Jika tidak diketahui ; Va = 3 m/dt
d = lendutan statis : pilar beton masif = 0,075 m pilar beton perancah = 0,150 m pilar baja/kayu perancah = 0,300 m
Beban Tumbukan Kendraan (P):
Pada Jalan Layang
Beban akibat tumbukan kendaraan pada pilar jembatan jalan layang Searah jalan : 100 ton ( tertubruk kendaraan )
Tegak luruas jalan : 50 ton ( kendaraan terguling kesamping ) Keduanya bekerja pada tinggi 1,8 m dari permukaan jalan
T
EFW= 0,5 C
D(Vs)
2A
D(kN)
Beban Tekanan air mengalir (T EFW ):
Permukaan air banjir
h 0,6h TEFW
CD = Koefisien seret : - pilar dinding lancip = 0,8
- Pilar dinding segi empat = 1,4 - Pilar dinding bulat = 0,7
- pilar bulat = 0,7 VS = kecepatan rata-rata = Va :1,4
jika tidak diketahui Va dapat diambil 3 m/dt AD = Luas bagian yang tertekan air
Proyeksi tegak lurus terhadap aliran air.
Nilai Cd dab Cl
Luas Area Cd dan Cl
Beban tumbukan kapal
• Jembatan yang menyeberangi laut, selat atau sungai yang besar yang dilewati kapal, pilar dan pylon jembatan harus diperhitungkan terhadap tumbukan kapal dari depan dan dari arah samping pilar dan pylon
tumbukan kapal dari arah samping
Untuk menahan dan meruduksi energi tumbuk kapal, maka pada pilar dan Pylon dipasang vender. Vender dapat dipasang terpisah dengan pilar/pylon atau menyatu dengan pilar/pylon.
Tumbukan kapal dari depan diperhitungkan ekuivalen dengan gaya tumbukan statis pada obyek yang kaku dengan rumus berikut :
Keterangan :
TS = gaya tumbukan kapal sebagai gaya statis ekuivalen (t) DWT = tonase berat mati muatan kapal (t) = berat kargo, bahan
bakar, air dan persediaan
V = kecepatan tumbukan kapal (m/s)
( ) (12,5
1/ 2) T
S R DWT xV
Untuk menahan
tumbukan ini diperlukan fender terpisah yang
dipasang didepan pilar atau pylon jembatan.
Untuk kapal yang membentur pilar atau pylon dari arah samping dapat digunakan rumus sebagai berikut :
E = energi kinetik Tumbuk Kapal (tm)
CH = koefisien hidrodinamis masa air yang bergerak bersama kapal, d = Tinggi bagian yang terendam dalam air (Sarat kapal)
W = tonase perpindahan kapal (t), berat total kapal pada beban penuh Lpp = Panjang bagian yang terendam dalam air
w DW T W a 0,5 ( )
2C x
HW V E g
2
3
2
1 .
4
1.03 t m
= 9.81 m
dt
p p a
a
W a d L
g
Keterangan:
E sin = Energi kenitik yang diterima oleh fender
R = Gaya statis yang didustribusikan oleh fender ke pilar atau pylon
Untuk meredam tumbukan kapal yang membentur pilar/pylon dari arah samping dapat dipergunakan fender dari karet yang terpasang pada pilar.pylon.
0,5 ( )
2C x
HW V
E g
TEBEL FENDER KARET TYPE V
Beban Gempa (T
EQ):
. . (kN) . . . (kN)
EQ h T
EQ T
T K I W T C S I W
C = Koefisien geser dasar, yang dipengaruhi oleh : - Wilayah gempa dimana bangunan didirikan - Waktu getar struktur yang ditinjau
- Jenis tanah dimana bangunan didirikan I = Faktor ke
T
pentingan S = Faktor tipe bangunan
W Beban mati di tambah beban mati tambahan (kN)
T
EQMenghitung waktu getar
2 .
TP p
T W
g K
2DL + DL tambahan + setengah berat pilar ( kN) percepatan gravitasi bumi = 9,81 (m/dt )
= Kekakuan gabungan (kN/m)
TP
P
W g K
3
3
12
= Jumlah kolom dalam satu pilar 312
P
P
K n EI h n
K EI
h
h
3
3
P
K EI
h
h
h
2h
12 3
2
K n12EI
h1 3
1
K n12EI
h1
1 2
1 1
Kp
K K
Nilai Koefesien
Dasar
Gempa (C)
Menentukan Jenis Tanah dimana bangunan didirikan
JENIS TANAH KEDALAM SIDIMEN TERHADAP TANAH KERAS ( SPT≥40)
(a) Tanah Teguh 0 ~ 3 M
(b) Tanah Sedang 3,4 ~ 24,4 M
(c) Tanah Lunak ≥ 25 M
Menentukan Nilai I ( Faktor Kepentingan )
Menentukan Nilai S ( Faktor Tipe Bangunan )
Beban Gempa Pada Pilar Jembantan Yang Tinggi
Untuk pilar jembatan yang lebih tinggi dari 10 m, nilai Kh atau nilai C.S Dikalikan dengan faktor seperti diagram dibawah
Untuk Pilar jembatan yang lebih tinggi dari 30 m diperlukan perhitungan gempa cara dinamis
GAYA SENTRIFUGAL ( T TR )
T
TRbekerja kearah luar lingkaran 0,006.
2( )
dimana : . jarak antara pilar ( )
TR R
R
T T V KN
r
T D KN
V = Kecepatan kendaraan diatas jembatan (Km /jam)
= 0,75 kecepatan rencana pada jalan.
r = jari-jari lengkung horizontal jembatan.(m)
Jembatan yang dibangun melengkung arah horizontal harus diperhitungkan adanya gaya sentrifugal kearah luar lengkung jembatan dan bekerja di permukaan lantai jembatan tanpa faktor beban dinamis. Beban ini bekerja
bersam-sama dengan beban D atau T
KOMBINASI BEBAN
Cara Batas Daya Layan (ASD)
Perhitungan berdasarkan ASD Tegangan berlebih diperbolehkan Tegangan berlebihan yang diberikan dalam Tabel dibawah adalah
sebagai prosentase dari tegangan kerja yang diizinkan.
Cara kekuatan batas (UD)
• Untuk perhitungan cara kekeutaan batas tegangan yang digunakan adalah tegangan ultimate dan bebannya dikalikan dengan faktor beban.
• Besarnya faktor beban disesuaikan dengan peraturan beton dan baja yang digunakan
NO JENIS BEBAN SIMBUL FAKTOR BEBAN
1 Beban mati (berat sendiri) DL Baja 1,1
Beton pracetak 1,2 Beton cor ditempat 1,3
Kayu 1,4
2 Beban mati tambahan DL+ 2
3 Gaya prategang Pr 1,15
4 Beban hidup lalu lintas (P,q,T,Rem, Sentrifugal) LL 1,8
5 Beban tumbukan (kendaraan, kapal) Tef 1
6 Beban tumbukan (benda hanyutan ) Tef Jemb. (khusus) 2 Jemb. Perm & semn. 1,5
7 Tekanan air mengalir Teu 1
8 Beban angin Tew 1,2
9 Beban gempa Teq 1