• Tidak ada hasil yang ditemukan

KUALITAS UDARA MIKROBIOLOGI DI PUSAT PERBELANJAAN KOTA YOGYAKARTA MENGGUNAKAN PARAMETER BAKTERI DAN JAMUR

Rudy Francisco

Academic year: 2023

Membagikan "KUALITAS UDARA MIKROBIOLOGI DI PUSAT PERBELANJAAN KOTA YOGYAKARTA MENGGUNAKAN PARAMETER BAKTERI DAN JAMUR"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

Material bangunan Malioboro Terrace 1 menggunakan struktur baja berlantai beton, terdiri dari 3 lantai dengan 1 lift. Pada teras Malioboro 1 ventilasinya sangat tinggi sehingga udara akan terus berubah sesuai dengan kondisi ruangan yang hanya bergantung pada angin yang datang dari luar dan beberapa kipas angin. Begitu pula dengan teras Malioboro 1 yang memiliki celah di setiap atapnya untuk mengalirkan udara masuk dan keluar.

Setelah dilakukan pengambilan sampel di lokasi 1 Teras Malioboro 1 dan dilakukan pengujian sampel tersebut di Laboratorium Teknik Lingkungan 1 IST AKPRIND diperoleh hasil sebagai berikut. Berdasarkan Tabel IV.3, hasil pengukuran jumlah koloni bakteri pada lokasi 1 teras Malioboro 1 sesuai titik yang telah ditentukan, titik 1 pada bagian Utilitas menunjukkan nilai 30 koloni bakteri dan 130 koloni jamur dengan suhu 32,8. oC dan kelembaban 59,4% Rh dengan tingkat penerangan 202 lux, dimana titik ini berada di lantai 1 gedung A, berdekatan dengan pintu masuk, dan kondisi ditempati oleh pengunjung serta dibawah penerangan buatan (lampu) dan cahaya matahari yang masuk melalui ruangan. ventilasi dan pintu masuk utama, sehingga dapat dikatakan cukup terang, karena penerangan dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Pada poin 3 dilakukan pada bagian pakaian sehingga diperoleh jumlah koloni jamur sebanyak 62 koloni dan bakteri sebanyak 20 koloni serta suhu 32,8 oC dengan kelembaban Rh 59,2% dan penerangan 370 Lux.

Pada titik 4 dilakukan pada lantai yang sama lantai 2 pada bagian kantong, jumlah koloni bakteri pada titik 4 sebanyak 50 koloni dan 25 koloni bakteri. Pada pengambilan sampel di titik 5, lantai 3 atas teras Malioboro 1, terjadi peningkatan jumlah koloni jamur dan paparan. Jumlah bakteri tertinggi terdapat pada titik 5 bagian souvenir lantai 3 Gedung A Teras Malioboro 1 yaitu 3849 CFU/m3 yang melebihi baku mutu menurut KEPMENKES no. 1405 Tahun 2002 tentang kebutuhan udara dalam ruangan yang diketahui standar total mikroba (bakteri dan jamur) kurang dari 700 CFU/m3.

Jumlah kapang tertinggi terdapat pada titik 1 bagian aksesori yang berada di lantai 1 gedung A Teras Malioboro 1 yaitu 4591 CFU/m3 yang melebihi baku mutu sesuai KEPMENKES No.1405 Tahun 2002 tentang udara dalam ruangan. persyaratan yang ditetapkan bahwa standar total mikroba (bakteri dan jamur) kurang dari 700 CFU/m3.

Tabel IV.1 Pencahayaan Teras Malioboro 1   Titik sampling  Pencahayaan
Tabel IV.1 Pencahayaan Teras Malioboro 1 Titik sampling Pencahayaan

Lokasi 2 Teras Malioboro 2

Berdasarkan Tabel IV.3 diatas, hasil pengambilan sampel lokasi 2 Malioboro Terrace 2 pada titik 1 bagian Aksesoris menunjukkan nilai 43 koloni bakteri dan 201 koloni jamur dengan suhu 32,8 oC, kelembaban 50,1% dan pencahayaan. sebesar 330lux. Pengambilan sampel di lokasi 2 dilakukan pada pukul 13.00 WIB dengan kondisi udara cukup panas dan gerah. Pada titik 2 bagian makanan berat diperoleh nilai 230 koloni jamur dan 53 koloni bakteri pada suhu 34,5 oC, kelembaban 46,8% dan pencahayaan 380 lux.

Pada titik 3 dilakukan pengambilan sampel pada bagian sandang dan diperoleh hasil 34 koloni bakteri dan 145 koloni jamur dengan suhu 35,2 oC, kelembaban 40,8% dan pencahayaan 340 lux. Kondisi yang cukup baik di titik 3 dengan pengunjung yang sedikit menjadi salah satu faktor berkurangnya jumlah bakteri dan jamur di titik 3 dibandingkan di titik 1 dan 2. Pada titik 4 dilakukan pengambilan sampel pada bagian tas dan hasilnya adalah 30 bakteri. koloni dan koloni jamur. sebanyak 250 koloni dengan suhu 35,4 oC, kelembaban 45,9% dan pencahayaan 160 lux.

Pada poin 5, pengambilan sampel dilakukan pada bagian oleh-oleh yang menjual bakpia dan oleh-oleh khas lainnya, Hasil penelitian menunjukkan terdapat 37 koloni bakteri dan 158 koloni jamur dengan suhu 35,4 oC, kelembaban 45,9% dan pencahayaan 228 lux. Pada lokasi pengambilan sampel dilakukan di dekat pintu keluar belakang dengan kondisi lingkungan cukup bersih dan pencahayaan yang cukup, baik alami maupun buatan (cahaya), pada area titik pengambilan sampel terdapat 7 buah kipas angin dan pada area pengambilan sampel terdapat 7 buah kipas angin. lampu berjumlah 13 buah sehingga kelembaban udara relatif rendah tergantung cuaca, suhu yang cukup panas dan terik menjadi salah satu faktor berkurangnya jumlah koloni bakteri dan jamur di titik 5 karena jamur dan bakteri dapat berkembang biak di tempat yang lembab dengan suhu rendah. suhu.

Hasil Perhitungan Jumlah Koloni Bakteri dan Jamur Lokasi 2 Teras Malioboro 2

Berdasarkan Tabel IV.7 di atas, hasil uji laboratorium pada setiap lokasi sampel menunjukkan jumlah bakteri melebihi baku mutu pada kisaran CFU/m3. Jumlah bakteri tertinggi terdapat pada poin 2 bagian souvenir yaitu 3849 CFU/m3 yang melebihi baku mutu menurut KEPMENKES no. 1405 Tahun 2002 tentang Persyaratan Udara Dalam Ruangan yang ditetapkan standar total mikroba (bakteri dan jamur) kurang dari 700 CFU/m3. Berdasarkan Tabel IV.8 di atas, hasil uji laboratorium pada setiap lokasi sampel menunjukkan jumlah jamur melebihi baku mutu pada kisaran CFU/m3.

Jumlah kapang tertinggi terdapat pada poin 5 bagian souvenir yaitu 8830 CFU/m3 yang melebihi baku mutu menurut KEPMENKES no. 1405 Tahun 2002 tentang kebutuhan udara dalam ruangan, yang ternyata standar total mikroba (bakteri) dan jamur) kurang dari 700 CFU/m3.

Tabel IV.8 Hasil Perhitungan Jumlah Jamur di Teras Malioboro 2  No  Lokasi titik
Tabel IV.8 Hasil Perhitungan Jumlah Jamur di Teras Malioboro 2 No Lokasi titik

Analisis Data dan Grafik Kualitas Fisik dan Jumlah Koloni Mikroba Udara Teras Malioboro 1 dan 2

Pengaruh suhu, kelembaban, dan Pencahayaan terhadap pertumbuhan jamur dan bakteri Teras Malioboro 1

Data penelitian menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,354 yang menunjukkan bahwa suhu pada rentang suhu yang pendek (32,70C-32,80C) mempunyai pengaruh yang sangat rendah terhadap jumlah jamur. Diduga ada faktor lain seperti pencahayaan, kelembapan, dan sumber lain di lokasi pengambilan sampel, yaitu kondisi lingkungan yang ramai pengunjung, lokasi pengambilan sampel dekat dengan pintu masuk, dan tidak adanya kipas angin. Pengaruh suhu terhadap jumlah koloni jamur dapat diamati dengan menggunakan analisis regresi menggunakan SPSS untuk menguji koefisien variabel suhu ruangan.

Berdasarkan tabel analisis korelasi dapat disimpulkan bahwa tingkat hubungan pencahayaan dengan jumlah jamur (0,641) adalah kuat dan terdapat faktor lain dari lingkungan seperti tempat yang cukup berdekatan, ramai pengunjung. dan kondisi berdebu. H1 : Tidak terdapat hubungan antara konsentrasi jamur dengan suhu, kelembaban dan pencahayaan ruangan pada lokasi teras Malioboro 1. Karena nilai signifikansinya 2550 > 0,05 maka H0 ditolak yang berarti koefisien regresinya signifikan atau tidak ada hubungan antar jamur. konsentrasi dan pencahayaan ruangan.

Untuk mengetahui hubungan jumlah koloni jamur dengan kelembaban udara, kami melakukan analisis statistik menggunakan program SPSS. Data penelitian menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,354 yang menunjukkan bahwa pada rentang suhu yang pendek (32,70C-32,80C) pengaruh suhu sangat kecil. Berdasarkan tabel analisis korelasi dapat disimpulkan bahwa derajat hubungan antara kelembaban dengan jumlah jamur (1.000) sangat kuat, namun terdapat faktor lingkungan lain seperti pencahayaan, lingkungan yang cukup kotor dan kedekatan dengan toilet umum.

Karena nilai signifikansi 1636 > 0,05 maka H0 ditolak yang berarti koefisien regresi signifikan atau tidak ada hubungan antara konsentrasi bakteri dengan suhu, kelembaban dan pencahayaan ruangan.

Tabel  IV.10 Korelasi pengaruh Suhu, kelembaban dan pencahayaan terhadap  jumlah koloni jamur di lokasi 1 Teras Malioboro 1
Tabel IV.10 Korelasi pengaruh Suhu, kelembaban dan pencahayaan terhadap jumlah koloni jamur di lokasi 1 Teras Malioboro 1

Pengaruh suhu, kelembaban, dan Pencahayaan terhadap pertumbuhan jamur dan bakteri Teras Malioboro 2

Data penelitian menunjukkan nilai koefisien korelasi (1.000) yang menunjukkan bahwa pada rentang suhu yang pendek (32,70C-32,80C), suhu yang sangat tinggi mempengaruhi jumlah jamur, dan ada faktor lain seperti pencahayaan, kelembaban dan lain-lain. . Sumber di tempat pengambilan sampel yaitu kondisi lingkungan yang ramai pengunjung, pengambilan sampel dekat dengan pintu masuk, dan tidak terdapat kipas angin. Berdasarkan tabel analisis korelasi dapat disimpulkan bahwa tingkat hubungan kelembaban udara dengan jumlah jamur adalah tinggi (0,810), serta terdapat faktor lingkungan lain seperti pencahayaan, lingkungan agak kotor dan dekat dengan toilet umum. Bakteri lebih menyukai kondisi gelap karena sinar matahari langsung dapat menghambat pertumbuhan bakteri (Brooks et. All., 2013).

Berdasarkan tabel analisis korelasi dapat disimpulkan bahwa tingkat hubungan pencahayaan dengan jumlah jamur (0,299) adalah rendah dan terdapat faktor lain. Karena nilai signifikansi 0,134 > 0,05 maka H0 diterima yang berarti koefisien regresi signifikan atau ada hubungan antara konsentrasi jamur dengan suhu, kelembaban dan pencahayaan ruangan Malioboro Terrace 2. Data penelitian menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi (1.000 ) adalah. ) yang menunjukkan bahwa pada rentang suhu yang pendek (32,70C-32,80C) terjadi suhu yang sangat tinggi.

Berdasarkan tabel analisis korelasi dapat disimpulkan bahwa tingkat hubungan pencahayaan dengan jumlah jamur (0,299) adalah rendah dan terdapat faktor lain dari lingkungan seperti tempat yang cukup berdekatan, ramai pengunjung. dan kondisi berdebu. Karena nilai signifikansi 0,448 > 0,05 maka H0 diterima yang berarti koefisien regresi signifikan jika terdapat hubungan antara konsentrasi bakteri dengan suhu, kelembaban dan pencahayaan pada ruangan Malioboro Terrace 2.

Tabel IV.16 Persamaan Regresi
Tabel IV.16 Persamaan Regresi

Hubungan Kepadatan Pengunjung dengan Jumlah Koloni Jamur dan Bakteri Teras Malioboro 1 dan 2

Hubungan Kepadatan pengunjung terhadap jumlah koloni bakteri dan jamur teras malioboro 1

Berdasarkan tabel analisis korelasi dapat disimpulkan bahwa tingkat korelasi antara jumlah pengunjung dengan jumlah koloni jamur (0,187) sangat rendah, atau terdapat faktor lingkungan lain seperti ruangan yang agak sempit. Karena nilai signifikansi 0,780 > 0,05 maka H0 diterima yang berarti koefisien regresi signifikan atau ada hubungan antara konsentrasi jamur dengan jumlah pengunjung. Berdasarkan tabel analisis korelasi dapat disimpulkan bahwa perbandingan antara jumlah pengunjung dengan jumlah koloni bakteri (0,610) cukup tinggi, atau ada faktor lain dari lingkungan seperti ruangan yang agak sempit, kelembaban ruangan. ,tempatnya berdebu, karena lantainya terbuat dari semen .

Karena nilai signifikansi 0,275 > 0,05 maka H0 diterima yang berarti koefisien regresi signifikan atau ada hubungan antara konsentrasi jamur dengan kelembaban ruangan.

Tabel IV.19 Data jumlah pengunjung titik pengambilan sampel teras Malioboro  1  No  Titik sampel  Jumlah  pengunjung  Bakteri
Tabel IV.19 Data jumlah pengunjung titik pengambilan sampel teras Malioboro 1 No Titik sampel Jumlah pengunjung Bakteri

Hubungan Kepadatan pengunjung terhadap jumlah koloni jamur dan jamur teras malioboro 2

Karena nilai signifikansi 0,987 > 0,5 maka H0 diterima yang berarti koefisien regresi signifikan atau ada hubungan antara konsentrasi jamur dengan jumlah pengunjung. Berdasarkan tabel analisis korelasi, dapat disimpulkan bahwa derajat hubungan antara jumlah pengunjung dengan jumlah koloni bakteri (0,595) sangat tinggi atau terdapat faktor lingkungan lain seperti ruangan yang cukup sempit, kelembapan di dalam ruangan. ruang. , tempat yang berdebu dan cukup kotor karena lantai batu dan faktor pencahayaan lainnya. Karena nilai signifikansi 0,290 > 0,05 maka H0 diterima yang berarti koefisien regresi signifikan atau ada hubungan antara konsentrasi bakteri dengan jumlah pengunjung.

Tabel IV.24 Persamaan Regresi
Tabel IV.24 Persamaan Regresi

Analisis Luasan antara pusat perbelanjaan Teras Malioboro 1 dan Teras Malioboro 2

Gambar

Tabel IV.3 Data Jumlah Koloni Bakteri dan Jamur dan Kondisi Lingkungan pada lokasi 1
Tabel IV.5  Hasil Perhitungan Jumlah Jamur di Teras Malioboro 1  No  Lokasi titik
Tabel IV.4 Hasil perhitungan jumlah bakteri teras Malioboro 1  No  Lokasi titik
Tabel IV.6 Data Jumlah Koloni Bakteri dan Jamur dan Kondisi Lingkungan pada lokasi 2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kelengkapan produk, harga, kenyamanan, dan kualitas pelayanan terhadap minat beli konsumen pada pusat perbelanjaan

Konsep Perencanaan dan Perancangan Penampilan dan Tata Ruang Pusat Perbelanjaan di Yogyakarta .... Tabel 3.1 Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten

Pada Pusat Perbelanjaan di Yogyakarta ini, pemilihan tekstur yang berbeda digunakan pada hampir seluruh bagian eksterior dan interior bangunan sebagai perwujudan

4.4.2 Pusat Perbelanjaan Modern Terhadap Pola Konsumsi Masyarakat Kota Malang ....

Di Kota Cimahi kualitas udara masih tergolong baik hal tersebut terlibat bahwa parameter kualitas udara ambien masih memenuhi baku mutu sesuai PP No 41 tahun 1999 tentang PPU

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji hubungan antara kualitas layanan dan kepuasan pelanggan pada pusat perbelanjaan di Kota Banda Aceh. Penelitian

Penelitian ini bertujuan mengukur kualitas udara di ruang parkir bawah tanah di Mall X di Jakarta dengan parameter CO, NO, dan total jamur dan bakteri dengan

Metode Penelitian Metode penelitian bersifat deskriptif yang menunjukkan hasil uji kualitas air minum isi ulang dengan parameter mikrobiologi dengan cara melakukan pemeriksaan air