• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kuis Desentralisasi dan Otonomi Daerah

N/A
N/A
Rianto 2

Academic year: 2024

Membagikan "Kuis Desentralisasi dan Otonomi Daerah "

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Rianto

NIM : 215120101111005

Kuis Desentralisasi dan Otonomi Daerah

1. Buatlah review tentang Desentralisasi di Indonesia!

Sejarah Desentralisasi di Indonesia dimulai setelah kemerdekaan pada tahun 1945. Pada awalnya, kekuasaan dan kewenangan sangat terpusat di pemerintah pusat yaitu di Jakarta. Namun, pada tahun 1957, dibentuk Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang bertugas untuk memberikan representasi kepada daerah-daerah di tingkat nasional, dari sanalah wujud desentralisasi di Indonesia mulai muncul. Akan tetapi desentralisasi mulai terwujud setelah masa Orde Baru yaitu pada tahun 1998. Pemerintah Indonesia mulai mempercepat proses desentralisasi yaitu diawali dengan pembentukan dan pemberlakuan Undang-Undang Otonomi Daerah pada tahun 1999. Undang-undang tersebut memberikan kewenangan yang lebih besar kepada pemerintah daerah dalam mengelola, mengatur, ataupun membuat kebijakan daerah mereka sendiri.

Kemudian pada tahun 2005, desentralisasi mulai berkembang yaitu dilakukannya sistem pemilihan langsung (Pemilu) kepala daerah di beberapa wilayah di Indonesia. Hal itu diwujudkan untuk meningkatkan kemandirian pemerintahan daerah. Disusul juga dengan peningkatan Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk mendukung pembangunan di daerah-daerah. Meskipun kebijakan desentralisasi mulai diterapkan pemerintah pusat, akan tetapi tantangan masih ada dalam mewujudkan desentralisasi yang efektif. Tantangan tersebut yaitu pada tidak meratanya sistem desentralisasi di Indonesia, masih terdapat kesenjangan antara daerah-daerah yang maju dan tertinggal dalam hal kemampuan administratif dan keuangan. Sehingga menyebabkan maraknya praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme di beberapa daerah di Indonesia

Sehingga perlu untuk mengupayakan desentralisasi yang merata di seluruh Indonesia. Melalui upaya penguatan desentralisasi, Indonesia dapat membangun dan mewujudkan negara yang lebih demokratis, merata tanpa kesenjangan, dan berkeadilan bagi seluruh rakyatnya. Dengan sistem desentralisasi yang kuat di Indonesia, masyarakat

(2)

nantinya mampu menjadi bagian penting dari upaya mencapai pembangunan yang berkelanjutan sebuah negara.

2. Kemudian jelaskan perbedaan antara Sentralisasi, Desentralisasi, dan Resentralisasi!

Sentralisasi merujuk pada kekuasaan dan pengambilan keputusan berada dan terpusat pada pemerintah pusat. Dalam sistem sentralisasi ini pemerintah pusat memiliki kontrol penuh atas berbagai aspek kebijakan dan administrasi di berbagai daerah sehingga otoritas pemerintah daerah menjadi terbatas. Misalnya di masa pemerintahan otoriter, kekuasaan sering kali terkonsentrasi di tangan pemimpin atau partai politik yang berada di pemerintah pusat. Hal tersebut terjadi pada masa Orde Baru di Indonesia dimana pada kepemimpinan Soeharto, kekuasaan dan kebijakan sangat terpusat di pemerintah pusat yaitu Jakarta. Sehingga daerah yang berada di luar Jakarta sulit berkembang karena terbatas dalam mengelola daerahnya sendiri.

Adapun, desentralisasi merujuk pada proses pembagian kekuasaan dan kewenangan dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah. Dalam sistem desentralisasi, otonomi dan tanggung jawab lebih besar diberikan kepada pemerintah daerah untuk dapat membuat kebijakan dan mengelola urusan daerah mereka sendiri sesuai dengan kebutuhan daerahnya. Misalnya diterapkannya Undang-Undang Otonomi Daerah di Indonesia pada tahun 1999. Dimana Undang-Undang tersebut memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk dapat membuat kebijakan dalam mengelola wilayah mereka sendiri. Hal itu terwujud dan dibuktikan dengan kebijakan pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur yang berbeda-beda di setiap daerah di Indonesia.

Sedangkan resentralisasi merujuk pada pengembalian kekuasaan artinya kekuasaan yang sebelumnya telah didelegasikan kepada daerah kembali dikonsolidasikan atau dipulihkan oleh pemerintah pusat. Hal tersebut dapat terjadi salah satunya karena kegagalan pemerintah daerah dalam mengelola daerah mereka sendiri atau dapat saja kebijakan yang dibuat pemerintah pusat mengenai resentralisasi. Misalnya saja ketika pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan penataan ulang Dana Alokasi Umum (DAU) yang mengarah pada resentralisasi sebagian dana ke pusat pada 2017 lalu.

Dimana kebijakan tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa penggunaan dana oleh pemerintah daerah sudah efektif dan sesuai dengan prioritas nasional.

(3)

3. Bagaimana praktik pemerintahan yang baik (good government) di desa anda? berikan contohnya!

Pemerintahan yang baik atau "good government" merupakan konsep yang penting dalam tata kelola negara yang efektif. Di Bojonegoro, Jawa Timur sendiri konsep good government telah terlaksana di beberapa wilayah meskipun belum terlaksana secara merata dan maksimal di semua wilayah atau desa di Bojonegoro. Di desa penulis sendiri yaitu Desa Sukorejo penerapan ini dapat dikatakan sudah terlaksana, hal tersebut juga didukung dengan letak desa ini yang memang ada di kota.

Praktik pemerintahan yang baik tercermin dalam berbagai kebijakan dan inisiatif yang dilakukan oleh pemerintah setempat. Misalnya partisipasi masyarakat, pelibatan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan. Salah satunya adalah melalui program anggaran partisipatif di mana warga dapat ikut serta dalam menentukan rencana pembangunan di tingkat desa. Di desa Sukorejo sendiri juga rutin diadakan forum-forum partisipatif, seperti musyawarah desa dimana hasil musyawarah tersebut nantinya akan disampaikan oleh perwakilan desa agar didengar dan diakomodasi oleh pemerintah, yang paling sering adalah mengenai pembangunan atau perbaikan fasilitas di desa seperti pembangunan atau perbaikan jalan rusak, pengelolaan sampah, dan perbaikan selokan air.

Selain itu juga, pemerintah dan komponen masyarakat bekerja sama dalam melakukan pemberdayaan masyarakat di desa, Misalnya yang terbaru adalah pemberdayaan perempuan di Desa Sukorejo terkait pengelolaan uang, pengelolaan usaha, dan pengelolaan dan pelestarian seni dan kebudayaan desa seperti hadrah, reog, tarian, arisan, dan pengajian rutin. Hal ini dilakukan sebagai upaya agar masyarakat desa dapat mengembangkan potensi lokal, meningkatkan kemandirian ekonomi, serta kesejahteraan mereka.

Melalui kegiatan tersebut dapat dilihat sistem pemerintah yang baik ada melalui kegiatan maupun kebijakan yang dibuat pemerintah bagi desa. Meskipun belum maksimal dan tidak merata, namun pemerintah berupaya untuk tetap ada pada jalurnya yaitu sebagai penyedia layanan publik, menerima aspirasi, dan menyediakan forum atau kesempatan bagi masyarakat desa untuk berkembang sehingga dapat meningkatkan kemandirian masyarakat desa dari segi ekonomi.

Referensi

Dokumen terkait

Kebijakan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal diterapkan dengan tujuan agar Pemerintah Daerah yang lebih dekat dengan masyarakat mampu mendorong masyarakat

G. Model Pembuatan Kebijakan Pemerintah Kebijakan desentralisasi dan implementasi otonomi daerah pada dasarnya menyangkut pengalihan kewenangan dan sumber daya dari pusat ke

Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan

Pengalihan pengelolaan PBB-P2 dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah merupakan suatu bentuk tindak lanjut kebijakan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal daerah

Berkenaan dengan otonomi daerah yang dikenal pula dengan desentralisasi pendidikan membuat Madrasah harus memiliki strategi-strategi baik dalam mengelola

Dengan diberlakukannya sistem otonomi daerah dan desentralisasi, dan pemerintah pusat menyerahkan daerah untuk mengelola keuangannya sendiri, maka pajak juga dipungut di

Bentuk pelaksanaan asas otonomi adalah desentralisasi,bermakna penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus

Tugas Pokok dan Fungsi Pemerintah Kota Yogyakarta adalah menyelenggarakan pemerintahan dan melaksanakan urusan otonomi daerah dalam rangka pelaksanaan